DIGESTI
Disusun oleh
4411419041
JURUSAN BIOLOGI
2021
DIGESTI
A. TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah untuk mengetahui :
Mengetaui adanya karbohidrat dan lemak yang terkandung dalam berbagai bagian usus
hewan.
B. LANDASAN TEORI
Efektor merupakan hasil tanggapan biologis. Efektor menghasilkan tanggapan yang sangat
bervariasi, mulai dari tanggapan yang dapat terlihat jelas oleh mata, misalnya gerakan tubuh yang
dihasilkan oleh jaringan otot dengan kemampuan kontraksinya hingga tanggapan yang tidak
terlihat oleh panca indra, misalnya sekresi hormone oleh organ endokrin dan perubahan
metabolisme tubuh akibat aktivitas hormone (A’tourrohman, 2019).
Proses pencernaan merupakan proses penguraian bahan makanan kedalam zat-zat makanan
agar dapat diserap dan digunakan oleh jaringan-jaringan tubuh. Sistem pencernaan makanan
terdiri dari alat-alat pencernaan yang berhubungan langsung membentu saluran pencernaan.
Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran
pencernaan akan mencerna makanan, memecahnya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap
bagian tersebut menuju pembuluh darah. Saluran pencernaan meliputi: mulut, kerongkongan
(esofagus), lambung (gaster), usus halus (intestinum tenue), usus besar (kolon) dan anus. Pada
sistem pencernaan makanan direduksi secara fisis, reduksi yang lebih lanjut berlangsung secara
kimia, menyerap hasil pencernaan, bahan buangan yang tidak dapat dicerna ditahan dan dibuang
keluar tubuh (Waluyo, 2016).
Secara umum pencernaan unggas meliputi tiga aspek, yaitu digesti yang terjadi pada paruh,
tembolok, proventikulus, ventrikulus (empedal/ guisar), usus halus, usus besar dan ceca, absorbsi
yang terjadi pada usus halus (small intestinum) melalui vili-vili (jonjot usus), metabolisme yang
terjadi pada sel tubuh yang kemudian disintesis menjadi protein, glukosa dan hasil lain untuk
pertumbuhan badan, produksi telur atau daging, pertumbuhan bulu, penimbunan lemak, dan
menjaga atau memelihara tubuh dari proses kehidupannya (Yuwanta, 2004).
Organ pencernaan unggas terdiri dari mulut, esofagus, tembolok, proventrikulus, ampela, usus
halus, usus buntu, usus besar, dan anus. Organ pelengkap yang juga tidak kalah penting adalah
hati, empedu, pankreas dan limpa (Moreng dan Avens, 1985). Organ pencernaan terdiri atas
saluran yang memanjang mulai dari mulut melanjut ke usus dan berakhir di lubang pelepasan atau
anus (Akoso, 1998).
Alat Kegunaan
Penumbuk
Untuk menumbuk bahan yang akan diuji
Pengaduk
Untuk mengaduk bahan yang akan diuji
Rak
Untuk tempat tabung reaksi
2. Bahan
Bahan Kegunaan
Uji Lemak
F. ANALISIS DATA
Uji Kabrohidrat
1. Dari 4 pengamatan menunjukan bahwa 4 dari 4 percobaan uji karbohidrat terhadap
nasi menunjukan hasil positif (+++).
2. Dari 4 pengamatan menunjukan bahwa 2 dari 4 percobaan uji karbohidrat terhadap isi
duodenum menunjukan hasil positif (++).
3. Dari 4 pengamatan menunjukan bahwa 3 dari 4 percobaan uji karbohidrat terhadap isi
jejunum menunjukan hasil positif (+).
4. Dari 4 pengamatan menunjukan bahwa 4 dari 4 percobaan uji karbohidrat terhadap isi
colon menunjukan hasil negatif (-).
Uji Lemak
1. Dari 4 pengamatan menunjukan bahwa 4 dari 4 percobaan uji lemakterhadap
minyak menunjukan hasil positif (+++).
2. Dari 4 pengamatan menunjukan bahwa 4 dari 4 percobaan uji lemakterhadap
duodenum menunjukan hasil positif (++).
3. Dari 4 pengamatan menunjukan bahwa 4 dari 4 percobaan uji lemakterhadap
jejunum menunjukan hasil positif (+) .
4. Dari 4 pengamatan menunjukan bahwa 4 dari 4 percobaan uji lemakterhadap
colon menunjukan hasil negatif (-)
G. PEMBAHASAN
Usus terdiri atas usus halus (intestinum tennue) dan usus tebal (intestinum
Crassum). Usus halus terdiri atas duodenum (usus 12 jari), jejunum dan ileum.
Dalam gelung duodenum terdapat gld. pankreas. Usus halus merupakan bagian
saluran pencernaan yang sangat penting, karena di dalamnya diselesaikan
pencernaan bahan pakan dan hasil akhirnya diserap (Siswanto, 2017).
Duodenum terdapat pada bagian paling atas dari usus halus dan panjangnya
mencapai 24 cm. Pada bagian ini terjadi pencernaan yang paling aktif dengan
proses hidrolisis dari nutrien kasar berupa pati, lemak, dan protein. Penyerapan
hasil akhir dari proses ini sebagian besar terjadi di duodenum. Duodenum
merupakan tempat sekresi enzim dari pankreas dan getah empedu dari hati.
Getah empedu mengandung garam empedu dan lemak dalam bentuk
kholesitokinin-pankreosimin berisi kolesterol dan fosfolipid (Yuwanta, 2004).
Duodenum berbentuk loop melingkari pancreas berakhir di saluran dari hati
dan pankreas masuk ke usus halus.
Jejunum/ileum merupakan kelanjutan dari duodenum. Pada bagian ini
proses pencernaan dan penyerapan zat makanan yang belum diselesaikan pada
duodenum dilanjutkan sampai tinggal bahan yang tidak dapat tercerna
(Yuwanta, 2004). Diantara jejenum dan ileum terdapat suatu pembatas yang
berbentuk seperti kutil yang disebut dengan micele divertikum. Ileum
merupakan bagian usus halus yang paling banyak melakukan absorbsi.
Sepanjang permukaan ileum terdapat banyak vili. Permukaan vili terdapat
mikrovili yang berfungsi untuk mengabsorbsi hasil pencernaan (Suprijatna et
al., 2005).
Pakan yang telah diserap dalam usus halus masuk ke dalam coecum/colon.
Coecum pada unggas ada 2, yaitu pada bagian kiri dan kanan. Di dalam terjadi
pencernaan secara mikrobiologik karena dalam sekum/kolon terdapat mikrobia
yang mampu membantu pencernaan terutama pencernaan serat kasar. Menurut
Yuwanta (2004 beberapa nutrient yang tidak tercerna mengalami dekomposisi
oleh mikrobia sekum, tetapi jumlah dan penyerapannya kecil sekali. Pada
bagian sekum juga terjadi digesti serat kasar yang dilakukan oleh bakteri
pencerna serat kasar.
Secara garis besar dalam penyerapan, mukosa usus mempunyai permukaan
absorpsi yang luas karena adanya villi (villus = jonjot). Villi itu tetap utuh
karena regenerasi sel-sel dalam crypte (kripte) yang merayap ke arah puncak
villi dan dilepaskan ke dalam lumen bila siklus hidupnya telah habis. Tiap
villus terdiri atas selapisan luar sel-sel epitel kolumner yang meliputi sejumlah
pembuluh-pembuluh darah dan limfe atau lakteal. Sel-sel epitel kolumner itu
mempunyai permukaan dasar yang rata serta halus dan bertumpu pada
membrana dasar dan sebuah batas bergaris yang terdiri dari sejumlah besar
mikrovilli. Mikrovilli merupakan juluran-juluran permukaan sel yang sangat
memperluas permukaan absorpsi mukosa usus (Siswanto, 2017).
Pengujian adanya karbohidrat dilakukan dengan menggunakan betadin atau
yodium, yang diteteskan minimal 5-10 tetes pada isi setiap bagian usus
(duodenum, ileum, dan colon). Nasi juga ditetesi betadine atau yodium yang
mana akan digunakan sebagai kontrol. Sedangkan untuk uji lemak,
menggunakan kertas HVS dengan cara mengoleskan isi setiap bagian usus
(duodenum, ileum, dan colon) pada kertas HVS dengan luas olesan kira-kira
satu lingkaran koin mata uang Rp.500,00 lalu diangin- anginkan, kemudian
diterawangkan. Minyak goreng juga dioleskan pada kertas HVS yang mana
akan digunakan sebagai kontrol atau pembanding. Kandungan lemak
diindikasikan dengan adanya noda-noda minyak pada kertas yang akan
membuat kertas transparan dan mengkilap. Hasil praktikum uji karbohidrat
yang saya lakukan yaitu pada nasi (kontrol) sebelum ditetesi betadin berwarna
putih, sesudah ditetesi berwarna ungu. Nasi sudah jelas mengandung
karbohidrat, sehingga keberadaan karbohidrat diindikasikan dengan adanya
perubahan warna ungu pada saat setelah perlakuan (ditetesi betadin). Pada
duodenum sebelum ditetesi berwarna kuning cerah, sesudah ditetesi berwarna
keunguan tapi tidak pekat, hal ini menandakan bahwa terdapat karbohidrat
pada isi duodenum. Pada ileum sebelum ditetesi berwarna kuning pekat agak
hijau, sesudah ditetesi berwarna kuning keunguan, yang menandakan bahwa
terdapat sedikit kandungan karbohidrat pada isi illeum/jejunum. Pada colon
sebelum ditetesi berwarna hijau tua, sesudah ditetesi masih tetap berwarna
hijau tua, yang menandakan bahwa tidak ditemukan kandungan karbohidrat
sama sekali pada isi bagian colon.
Pada uji lemak digunakan kertas hvs. Indikasi adanya lemak bila kertas
menjadi trasnparan atau buram, minyak tidak akan hilang dari kertas karena
minyak tidak menguap. Pada duodenum dan ileum/jejunum memberikan hasil
yang positif, yaitu adanya noda pada kertas HVS sedangkan pada colon tidak
terdapat noda (negative). Pada duodenum terdapat muara dari duktus
koledokus dan duktus pankreatikus. Cairan empedu dari kantung empedu
dikeluarkan lewat duktus koledokus. Cairan pankreas lewat duktus
pankreatikus. Cairan pankreas mengandung enzim lipase, amylase,
trypsinogen dan chemotrypsinogen. Lipase untuk memecah lemak (setelah
diemulsifikasikan oleh empedu) menjadi asam lemak dan gliserol.
H. SIMPULAN
Berdasarkan praktikum reseptor dapat disimpulkan sebagai berikut :
Pada praktikum percobaan digesti dapat ditarik kesimpulan bahwa pada usus
bagian duodenum terdapat karbohidrat, hal tersebut ditandai dengan warna zat
uji yang menjadi lebih gelap setelah ditetesi dengan iodine/betadine (+). Bagian
usus duodenum dan jejunum terdapat lemak, hal tersebut ditandai dengan
adanya noda-noda minyak yang membuat kertas HVS terlihat transparan.
I. DISKUSI
1. Bagian isi usus hewan mana, yang paling banyak mengandung
karbohidrat dan lemak?Mengapa? Jelaskan!
Jawab:
Usus halus bagian Duodenum , karena pada bagian ini merupakan
bagian awal dari usus yang akan mencerna makanan dari lambung
sehingga kandungan karbohidrat dan lemaknya masih tinggi karena
belum dicerna oleh usus halus.
2. Bagian isi usus hewan mana, yang sedikit mengandung karbohidrat dan
lemak?Mengapa? Jelaskan!
Jawab:
Pada Colon, karena pada bagian usus ini merupakan bagian akhir
penyerapan sari-sari makanan yang tidak dapat diserap pada bagian
usus sebelumnya sehingga jumlah kandungan karbohidrat dan
lemaknya sedikit.
3. Jelaskan reaksi kimia yang terjadi sehingga bahan yang mengandung
karbohidrat menghasilkan warna biru tua jika direaksikan dengan
reagen lugol/yodium !
Jawab:
Uji Iodine digunakan untuk memisahkan amilum atau pati yang
terkandung dalam larutan. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya
perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
Iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi Iodin kemudian dipanaskan,
warna yang dihasilkan sebagai hasil darireaksi yang positif akan
menghilang. Dan sewaktu didinginkan warna biru akan muncul
kembali.
J. DAFTAR PUSTAKA
Hamsah. 2013. Respon Usus dan Karakteristik Karkas pada Ayam Ras
Pedaging dengan Berat Badan Awal Berbeda yang Dipuasakan Setelah
Menetas. Skripsi. Fakultas Peternakan Universitas Hasanuddin,
Makassar.
Isnaeni, wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Kanisius.
Marianti, A dan Christijanti,W. 2020. Petunjuk Praktikum Fisiologi Hewan.
Semarang: UNNES.
Murtidjo, B. A. 1992. Pedoman Beternak Ayai Broiler. Yogyakarta: Kanisius.
Priatna, D. R. 2009.Biologi umum. Bumi Aksara, Jakarta.
Widyanata, R. A. 2013. Respon Lemak Abdominal Dan Saluran Pencernaan
Ayam Kampung Dan Ayam Arab Terhadap Ransum Berserat Kasar
Tinggi Dengan Daun Katuk. Skripsi. Fakultas Peternakan. Insitut
Pertanian Bogor.