Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PEMBUATAN PREPARAT RENTANG MESENTERIUM


Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Mikroteknik
Dosen pengampu
Ir. Nur Rahayu Utami, M.Si

Disusun oleh

1. Nur Asiyah 4411415039


2. Sakdiyah 4411415046
3. Dhanang Priambodo 4411415054
4. Pramita Lulu F. P. 4411415056

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2018
PEMBUATAN PREPARAT RENTANG MESENTERIUM
A. TUJUAN
1. Membuat preparat rentang mesenterium tikus (Rattus Sp.) dengan
metode rentang dengan metode rentang dan pewarnaan ganda
(Hematoxylin-Eosin) .
2. Mengamati dan menganalisis struktur jaringan mesenterium tikus (Rattus
sp.)
B. Landasan Teori
Rudiyatmi (2015), menyatakan bahwa Jaringan-jaringan tipis seperti
pericardium dapat langsung diamati di bawah mikroskop tanpa pewarnaan dan
juga tanpa fiksasi lebih dulu. Tetapi pembuatan sediaan rentang dengan cara
tersebut tentu saja tidak tahan lama, karena jaringan tidak difiksasi lebih dulu.
Untuk membuat sediaan rentang yang dapat tahan lama dan dapat diamati
sewaktu-waktu, maka sediaan tersebut harus difiksasi terlebih dahulu sebelum
diwarnai.
Preparat jaringan hewan sementara maupun permanen dapat menggunakan
beberapa metode diantaranya dengan metode rentang (spread). Metode rentang
adalah suatu metode diantaranya dengan cara merentangkan objek yang akan
diamati diatas objeck glass sehingga diperoleh lapisan tipis yang dapat teramati di
bawah mikriskop. Pada umumnya jaringan yang dibuat preparat adalah jaringan
tipis, misalnya pleura, mesenterium, pericardium dan sebagainya (Khayasar,
2012)
Handari (1983), menyatakan bahwa Zat warna yang dapat digunakan dalam
membuat preparat ini antara lain hematoxilin, eosin, dan methylen blue. Pewarna
hematoxilin dengan pelarut aquades sangat baik digunakan untuk mewarnai inti
yang akan berwarna biru. Pewarna eosin dengan pelarut alcohol 70% sangat baik
untuk mewarnai sitoplasma dengan warna merah, sedangkan methylen blue
digunakan pada preparat sementara dengan cara meneteskan langsung ke jaringan
kemudian diamati di bawah mikroskop yang mana methylen blue akan mewarnai
butir-butir pada “mast cell” yang mewarnai dengan warna biru. Metode rentang
juga dapat digunakan ntuk tujuan sitologi dan histology serta juga dapat
digunakan untuk tujuan sitokimiawi seperti penelitian phosphatase dan
hyaluroidase.
C. ALAT DAN BAHAN
Alat : Objec glass Bahan : Kultur ptozoa
Derk glass Giemsa
Pipet Canada Balsam
Mikroskop Aquades
Rak pewarnaan Albumin
D. PROSEDUR KERJA

Melakukan pembedahan
Membius tikus dengan pada hewan uji (Rattus
cloroform sp.), untuk diambil bagian
mesenteriumnya

Mengfiksasi dengan cara


Menyiapkan objek glas yang Merentangkan dimasukkan kedalam
terbebas dari lemak, dan mesenterium pada objek
staining jar berisi 60 ml
dilapisi menggunakan albumin glas tadi, dengan bantuan
layer. gunting dan sonde. methyl alkohol selama 5
menit

Mencuci dengan cara


memasukkan kedalam
staining jar yang berisi 60 ml Mesenterium diwarnai
dengan zat hematoxylin Mencuci dengan air
alkohol 50% lalau
selama 5 menit
mencelupkan ke aquades
beberapa kali selama 2 menit

Mendehidrasi dengan Mencuci dengan alkohol


memasukkan objek glas 70%, dan mendehidrasi
Mewarnai dengan eosin
pada staining jar yang berisi pada staining jar yang
selama 2-5 menit
alkohol 30 %, 50% dan berisi alkohol 80%, 90 %,
70% secara berurutan. dan absolut.

Mendealkoholisasi dengan memasukkan Menetesi objek glas tepat pada


objek glas pada staining jar yang berisi bagain yang ada preparatnya
campuran alkohol dan xilol dengan dengan canada balsam dan tutup
perbandingan 3:1, 1:1, 1:3 dilanjutkan segera dengan derk glass,
dengan xilol murni 1 dan 2 menunggu sampai kering
E. Hasil Pengamatan

Serabut darah

Serabut fibrosa

Berdasarkan hasil pengamatan, hanya terlihat serabut fibrosa dan jaringan


darah, sedangkan mast sel tidak terlihat jelas. Sel masih saling bertumpuk
sehingga mast cell tidak dapat diamati. Tetapi berdasarkan teori mast cell
mempunyai inti, berbentuk ovoid dan berwarna lebih terang dibandingkan bagian
mesenterium di sekitarnya. Preparat kurang jelas untuk diamati. Perbesaran
10x10

F. Pembahasan

Metode rentang (spread) adalah suatu metode sediaan dengan cara


merentangkan suatu jaringan pada gelas benda sedemikian rupa sehingga dapat
diamati di bawah mikroskop. Pada umumnya jaringan-jaringan yang dapat dibuat
preparat rentang adalah jaringan-jaringan yang tipis, misalnya pleura,
mesenterium, peritoneum, plarachnoidea, pericardium,dll. Jaringan tipis seperti
pericardium dapat langsung diamati di bawah mikroskop tanpa pewarnaan dan
juga tanpa fiksasi lebih dulu. Tetapi pembuatan sediaan rentang dengan cara
tersebut tentu saja tidak tahan lama, karena jaringan tidak difiksasi lebih dulu.
Untuk membuat sediaan rentang yang dapat tahan lama dan dapat diamati
sewaktu-waktu, maka sediaan tersebut harus difiksasi terlebih dahulu sebelum
diwarnai.
Zat warna yang dapat digunakan dalam membuat preparat ini antara lain
hematoxilin, eosin, dan methylen blue. Pewarna hematoxilin dengan pelarut
aquades sangat baik digunakan untuk mewarnai inti yang akan berwarna biru.
Pewarna eosin dengan pelarut alcohol 70% sangat baik untuk mewarnai
sitoplasma dengan warna merah, sedangkan methylen blue digunakan pada
preparat sementara dengan cara meneteskan langsung ke jaringan kemudian
diamati di bawah mikroskop yang mana methylen blue akan mewarnai butir-butir
pada “mast cell” yang mewarnai dengan warna biru. Metode rentang juga dapat
digunakan untuk tujuan sitologi dan histology serta juga dapat digunakan untuk
tujuan sitokimiawi seperti penelitian phosphatase dan hyaluroidase.
Larutan yang digunakan untuk melakukan fiksasi pada percobaan ini antara
lain: Methyl Alkohol 3%, Alkohol Absolut, Alkohol 96%, Alkohol 90%, Alkohol
80%, Alkohol 70%, Eosin, dan kembali di fiksasi lagi menggunakan larutan yang
sama namun konsentrasi berkebalikan dari rendah ke tinggi yaitu Alkohol 70%,
Alkohol 80%, Alkohol 90%, Alkohol 96%, Alkohol Absolut, dan Xylol dengan
masing-masing waktu 1-3 menit saat melakukan fiksasi dengan larutan tersebut
diatas. Fungsi alcohol dalam fiksasi yaitu untuk mengeraskan jaringan dan
menghilangkan kandungan air dalam sel, sedangkan fungsi xylol untuk
dealkoholisasi, yaitu menghilangkan kandungan alcohol dalam sel.
Sampel yang digunakan pada praktikum ini adalah salah satu hewan
vertebrata yaitu tikus (Rattus norvegicus L.). Bagian abdomen dibedah secara
vertikal dari bawah ke atas. Kemudian pada jaringan yang akan di amati diambil
secukupnya, lalu direntangkan setipis mungkin pada object glass.
Dari hasil pengamatan di bawah mikroskop tentang preparat rentang dengan
menggunakan sampel dari tikus (Rattus norvegicus L.) ditemukan adanya jaringan
ikat padat tak beraturan pada bagian penggantung usus (mesenterium) dan
jaringan ikat longgar pada bagian bawah kulit (subkutan).
Dalam praktikum ini dikatakan berhasil karena preparat atau sediaan
rentang dari tikus (Rattus norvegicus L.) yang dibuat dapat diamati dengan jelas
morfologi bagian sel-sel nya seperti pada bagian penggantung usus (mesenterium)
ditemukan jaringan ikat padat tak beraturan. Keberhasilan itu dapat terjadi karena
dalam melakukan metode rentang sudah sesuai, yaitu dengan cara merentangkan
suatu jaringan dari salah satu bagian pada tikus (Rattus norvegicus L.) sedemikian
rupa (setipis mungkin) sehingga dapat diamati dibawah mikroskop dengan jelas
bagian morfologinya. Oleh karena itu untuk pengamatan ini yang berpengaruh
penting adalah teknik pada saat merentangkan jaringan pada object glass. Semakin
tipis jaringan yang direntangkan, maka semakin nampak jelas bagian morfologi
dan yang akan diamati dibawah mikroskop.
Berdasarkan hasil preparat yang telah dibuat yaitu preparat rentang
mesenterium tikus dengan menggunakan metode rentang (Spread) menggunakan
pewarnaan ganda yaitu hematoxilin dan eosin, dapat diketahui bahwa preparat
terlihat cukup jelas. Preparat rentang jaringan tikus dibuat dengan cara
merentangkan bahan pada gelas benda sehingga diperoleh gambaran dari
bahan/objek secara lengkap, tidak saling menumpuk dan teramati di bawah
mikroskop. Preparat yang akan dibuat difiksasi terlebih dahulu dengan methanol
dan diwarnai dengan pewarna ganda hematoxylin dan eosin. Hematoxylin
digunakan untuk mewarnai inti, sedang eosin digunakan untuk mewarnai
sitoplasma sehingga bagian dalam dari jaringan tersebut dapat terlihat dan dapat
ditentukan jaringan penyusunnya.
Pada preparat rentang mesenterium setelah diamati dibawah mikroskop
yang teramati yaitu terdapat benang-benang, jaringan darah, jaringan lemak,
nukleus, jaringan fibrosa, sel-sel bulat, dan sel-sel ovoid.
Sel-sel ovoid berinti tersebut adalah mast cell sesuai cirinya yaitu sel
berbentuk ovoid dengan butir-butir yang terdapat pada sitoplasma. Mast cell dapat
terwarna dengan jelas karena menggunakan pewarnaan ganda yaitu zat warna
hematoxylin dan eosin. Zat warna hematoxylin akan mewarnai butir-butir
(ganula) dan inti sedangkan zat warna eosin mewarnai sitoplasma. Struktur
jaringan hewan pada preparat tersebut terlihat dengan utuh karena sediaan diambil
langsung sesaat setelah hewan mati sehingga sel atau jaringan tubuh masih hidup
dan belum berubah bentuk. Dengan fiksasi menggunakan larutan methanol maka
struktur tidak berubah.
Pembuatan preparat rentang mesenterium pada tikus, tidak boleh
menagalami pencucian atau penambahan zat kimia apapun pada mesenterium
yang akan dibuat peraparat, sebab apabila mesenterium mendapat perlakuan dulu
sebelum dibuat rentang maka akan dapat merusak struktur jaringan
mesenteriumnya.
Metode rentang menghasilkan preparat berupa lapisan yang tipis sehingga
mesenterium lebih mudah diamati. Dengan pewarnaan ganda, sel-sel pada
mesenterium terlihat dengan lebih jelas karena masing-masing pewarna
mempunyai fungsi spesifik. Mesenterium merupakan suatu alat yang berfungsi
untuk pengikat atau pengantung usus. Pembuluh darah pada mesenterium Rattus
norvegicus nampak bewarna merah lebih gelap dengan bentuk seperti garis tebal.
Selain pembuluh darah dapat terlihat serabut-serabut kecil dan lembut seperti
benang halus yang merupakan jaringan ikat, dalam pengamatan mikroskop
tampak terwarna lebih terang dibandingkan dengan pembuluh darah yang
terwarna merah kuat. Pada preparat mesenterium ini teramati pula adanya sel-sel
lemak, akan tetapi pewarnaan kurang sempurna sehingga kurang terlihat
kontrasnya. Pada preparat juga ditemukan adanya Mast Cell yang terlihat
berbentuk ovoid dengan warna agak terang cenderung transparan bila
dibandingkan dengan bagian jaringan mesenterium yang lain.
G. Simpulan
1. Pembuatan preparat mesenterium dapat dilakukan dengan metode rentang
dan dengan pewarnaan ganda hematoxylin dan eosin.
2. Pewarnaan ganda hematoxylin dan eosin dapat memberi warna yang kontras.
3. Pada preparat jaringan mesenterium bagian yang teramati yaitu mast cell,
benang-benang kolagen, sel-sel bulat, jaringan darah, dan jaringan lemak.
H. Saran
1. Untuk memperoleh hasil pewarnaan yang baik, sebaiknya digunakan
pewarnaan ganda yaitu hematoxilin dan eosin.
2. Agar tidak terjadi penumpukan bagian pada jaringan, sebaiknya dilakukan
perentangan dengan baik.
3. Pengambilan gambar menggunakan perbesaran kuat sehingga bagian-bagian
jaringan mesenterium Rattus norvegicus dapat dilihat lebih jelas.

1. Daftar Pustaka
Handari, S. Suntoro. 1983. Metode Pewarnaan. Jakarta : Bhatara Karya Aksara

Rudyatmi, Ely. 2015. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi


FMIPA Unnes.
Subowo. 2002. Histologi Umum. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai