Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA


Disusun guna memenuhi tugas laporan praktikum mikroteknik

Dosen pengampu :
Dra. Ely Rudyatmi,M.Si
Disusun oleh :
Arif Bayu Satria

4411412017

ROMBEL 1

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG


2014

PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA

A. TANGGAL PRAKTIKUM
Selasa, 11 November 2014
B. TUJUAN
1. Membuat preparat whole mount protozoa dengan menggunakan zat warna
giemsa, hematoxylin, dan eosin.
2. Menganalisis hasil pembuatan preparat whole mount protozoa dengan
menggunakan zat warna giemsa, hematoxylin, dan eosin.
C. LANDASAN TEORI
Protozoa merupakan phylum yang masuk dalam kingdom protista, disebut
juga sebagai protista mirip hewan. Protozoa merupakan protista mirip hewan yang
uniselluler atau bersel satu dan bersifat mikroskopis. Makhluk hidup uniselluler
dapat diartikan sebagai makhluk hidup yang melakukan semua fungsi fisiologis
yang essensial dalam satu sel tersebut. Ciri-ciri umum dari protozoa diantaranya
mikroskopis, uniselluler, hidup soliter atau berkoloni, bentuk sel sangat bervariasi.
(Dalam Diktat Taksonomi Hewan, 2011).
Preparat whole mount adalah preparat yang objeknya merupakan
keseluruhan bagian objek secara utuh tanpa mengurangi atau melakukan pengirisan.
Tujuan pembuatan preparat whole mount adalah untuk dapat menyediakan preparat
mikroskopis yang dapat memperlihatkan struktur secara keseluruhan dari bahan atau
objek yang bersangkutan. Misalnya Preparat Whole Mount Paramaecium sp untuk
memperlihatkan sel protozoa tersebut dengan bagian- bagiannya seperti cilia,
vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan lainnya (Rudyatmi,2013). Protista dibagi
ke dalam :
1. Sub phylum sarcodina
Memiliki karakteristik tubuh seperti agar-agar dengan bentuk tubuh tidak tetap,
tidak berwarna dan transparan, umumnya berukuran 0,6 mm. Contohnya Amoeba
sp, Rotalia sp, Entamoeba sp.
2. Sub phylum Ciliata (Infusiora)

Memliki karakteristik alat berak berupa cilia yang berguna untuk pengambilan
makanan, bentuk tubuh tetap dan setiap species memiliki bentuk tersendiri.
Contohnya Vorticella sp, Spirostomum sp.
3. Sub phylum Mastigophora atau flagelata
Bergerak dengan satu atau lebih flagella seperti cambuk, beberapa memiliki
plastida berupa klorofil (disebut Pritsta mirip tumbuhan). Contohnya Volvox sp,
Noctiluca sp.
4. Sub phylum Amplicomplexa
Merupakan protista parasit, bersifat sporozoik. Contohnya Plasmodium sp,
Eimeria sp.
Karena ukuran mikroskopis dari protozoa maka pengamatan dapat
dilakukan dengan menggunakan mikroskop. Dalam pembuatan preparat whole
mount Protozoa dapat menggunakan pewarnaan rangkap dua, yaitu pewarnaan
yang menggunakan dua macam zat warna. Misalnya pewarnaan Hematoxylin
Ehrlich-eosin, zat warna yang digunakan adalah hematoxilin dan eosin.
D. PROSEDUR KERJA
Membuat kultur protozoa dengan dengan cara mengambil sampel Protozoa
dalam genangan air untuk diinkubasikan dalam botol bening dengan kondisi tutup
terbuka.. Pengecekan jumlah protozoa yang ada dalam sampel dengan menggunakan
mikroskop. Sampel dapat digunakan untuk proses praktikum bila terdapat jumlah
protozoa yang banyak maka sampel air ini dapat diproses untuk menjadi preparat.
Menyiapkan gelas benda bersih dan bekas lemak yang kemudian dilapisi albumin
mayer dengan cara meneteskan sedikit perekat pada sisi gelas benda dan diratakan
ke seluruh permukaan menggunakan jari telunjuk sampai terasa lengket. Meletakkan
gelas benda pad arak pewarnaan dengan posisi mendatar dan meneteskan 1-2 tetes
cara meneteskan beberapa tetes methanol pada g kultur protozoa menggunakan pipet
tetes dan mengeringkannya tetapi jangan sampai kering. Protozoa difiksasi dengan
cara meneteskan beberapa methanol pada gelas benda yang terdapat obyek sampai
merata dan menunggu sampai kering. Sampel dihidrasi dengan memasukkan gelas
benda ke dalam staining jar berisi 60 ml alcohol 50%, 30 %, dan aquades masingmasing beberapa celupan selama 2 menit. Selanjutnya proses pewarnaan preparat
protozoa dengan cara memasukkan gelas benda ke dalam staining jar yang berisi 60
ml hematoxylin selama hitungan 15 hitungan atau 5 detik. Setelah diwarnai,

preparat dicuci dengan air mengalir dalam staining jar perlahan sampai terlihat
warna biru cerah. Preparat di dehidrasi dengan memasukkan gelas benda ke dalam
staining jar yang berisi 60 ml alcohol bertingkat, yaitu 50%, 70%, 80%, 90% dan
absolut masing-masing selama 2 menit. Pendealkoholisasian dengan cara preparat
protozoa dimasukkan dalam staining jar berisi 60 ml campuran alkohol:xilol
3:1,1:1,1:3, dan clearing dalam xilol murni I dan II masing-masing pencelupan
selama 2 menit. Proses maunting dengan meneteskan 1-2 tetes (secukupnya) Canada
balsam pada obyek dan menutupnya dengan gelas penutup dengan bantuan jarum
pentul agar tidak terbentuk gelembung udara. Proses terakhir yaitu labeling dengan
memberikan keterangan sesuai identitas preparat kemudian mengamati preparat di
bawah mikrosokop dengan perbesaran kuat, mengambil foto, dan menganalisis
hasilnya.
E. HASIL PENGAMATAN

1
3

Keteranagn :
W.M Protozoa
Hematoxilin
Perbesaran 40 x 10
1. Membran sel
2. Sitoplasma
3. Inti sel
F. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil pengamatan di bawah mikroskop menggunakan perbesaran
40 x 10 dapat terlihat bagian-bagian dari protozoa yaitu membrane sel, sitoplasma,
dan inti selnya hanya terlihat samar. Sedangkan organela lain tidak terlihat. Hal ini
mungkin disebabkan karena perbesaran yang digunakan kurang kuat. Protozoa yang
ditemukan pada saat pengamatan berupa jenis protozoa paramaecium sp. Yang
bentuknya terlihat memanjang seperti bentuk sandal, namun alat geraknya sudah
tidak terlihat mungkin telah mereduksi selama proses pembuatan preparat. Jenis

protozoa yang teramati hanya satu jenis saja, hal tersebut dapat disebabkan kultur
protozoa yang rombel kami buat hanya terdapat sedikit protozoa sehingga kelompok
kami sedikit kesulitan untuk mendapatkan protozoa, sehingga pada preparat yang
kami buat hanya didapatkan satu jenis saja.
Dengan pewarnaan dengan menggunakan zat warna hematoxilin ini
menyebabkan protozoa terwarnai coklat dengan membrane sel terwarnai lebih
kontras jika dibandingkan sitoplasma dan inti sel. Pemberian albumin mayer pada
permukaan gelas benda bertujuan untuk melekatkan protozoa sehingga dapat
dilanjutkan untuk proses selanjutnya. Protozoa yang teramati tidak menunjukkan
terjadinya plasmolysis. Bagian inti dari protozoa dan membrane selnya terwarnai
legih gelap, hal tersebut dikarenakan inti sel terwarna oleh zat warna hematoxilin.
Tidak banyak protozoa yang teramati mungkin disebabkan karena kultur
protozoa yang dibuat hanya ada sedikit protozoa saja, selain itu juga dapat
disebabkan dari proses pembuatan diantaranya pemberian albumin mayer pada gelas
benda melebihi kapasitas yang ditentukan sehingga perekatan dari albumin mayer
kurang sempurna karena masih bersifat licin ( tidak lengket atau kesat ) akibatnya
protozoa dapat hilang atau terbawa larutan selama proses pembuatan berlangsung.
G. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil, pembahasan, dan analisis preparat whole maunt protozoa
ini dapat disimpulkan bahwa :
1. Preparat whole mount protozoa dapat dibuat dengan menggunakan zat warna
hematoxilin
2. Jenis protozoa yang ditemukan yaitu Paramaecium sp
3. Pemberian hematoxilin menyebabkan protozoa terlihat berwarna coklat dengan
inti yang gelap dibandingkan dengan sitoplasma
H. SARAN
1. Pada saat perekatan albumin mayer pada gelas benda hendaknya dilakukan
sampai terasa benar-benar lengket dan kesat agar sediaan protozoa menempel
erat pada gelas benda dan mencegah protozoa hilang saat pemprosesan.
2. Air sampel yang digunakan sebaiknya merupakan air yang telah dikultur
sehingga jumlah protozoa yang teramati jumlahnya dapat banyak.
I. DAFTAR PUSTAKA

Rudyatmi, Ely. 2014. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi


FMIPA UNNES.
Soemadji.1995. Zoologi. Jakarta: Debdikbud, Drijen Dikdasmen.
Tim Pengampu. 2011. Taksunomi Hewan. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.

Anda mungkin juga menyukai