Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA

Dosen Pengampu

Ibu Dra. Ely Rudyatmi, M.Si

oleh:

Nur Hidayati Puspita Sari

4401413056

Rombel 1 Pendidikan Biologi

JURUSAN BIOLOGI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROTEKNIK

PREPARAT WHOLE MOUNT PROTOZOA

31 Mei 2016

A. Tujuan
1. Membuat preparat whole mount protozoa
2. Menganalisis hasil pembuatan preparat whole mount protozoa

B. Landasan Teori

Protozoa merupakan philum yang masuk dalam kingdom protista, disebut juga
sebagai protista mirip hewan. protozoa merupakan protista mirip hewan yang uniselluler
atau bersel satu dan bersifat mikroskopis. Makhluk hidup uniselluler dapat diartikan
sebagai makhluk hidup yang melakukan semua fungsi fisiologis yang essensial dalam
satu sel tersebut. ciri ciri umum dari protozoa diantaranya mikroskopis, uniselluler, hidup
soliter atau berkoloni, bentuk sel sangat bervariasi.(Dalam Diktat Taksonomi hewan,
2011). Preparat whole mount adalah preparat yang objeknya merupakan keseluruhan
bagian objek secara utuh tanpa mengurangi atau melakukan pengirisan.

Paramecium sp

untuk memperlihatkan sel protozoa tersebut dengan bagian- bagiannya seperti


silia,vakuola kontraktil, vakuola makanan, dan lainnya (Rudyatmi,2016). Protista dibagi
kedalam :

1.Sub phylum sarcodina. Memiliki karakteristik tubuh seperti agar-agar dengan bentuk
tubuh tidak tetap,tidak berwarna dan transparan. Contohnya : Amoeba sp, Rotalia sp,
Entamoeba sp.

2.Sub phylum siliata

Memliki karakteristik alat berak berupa silia yang berguna untuk pengambilan makanan,
bentuk tubuh tetap dan setiap spesies memiliki bentuk tersendiri. Contohnya: Vorticella
sp, Spirostomum sp.

3. Sub phylum Mastigophora atau flagelata

bergerak dengan satu atau lebih flagella seperti cambuk, beberapa memiliki plastida
berupa klorofil (disebut protista mirip tumbuhan. Contohnya : Volvox sp, Noctiluca sp.

4.Sub phylum sporozoa

Merupakan protista parasit, bersifat sporozoik. Contohnya: Plasmodium sp, Eimeria sp.

Karena ukuran mikroskopis dari protozoa maka pengamatan dapat dilakukan dengan
menggunakan mikroskop. Dalam pembuatan preparat whole mount protozoa dapat
menggunakan pewarnaan rangkap dua, yaitu pewarnaan yang menggunakan dua macam
zat warna. Misalnya pewarnaan hematocylin ehrlich-eosin, zat warna yang digunakan
adalah hematoxcylin dan eosin.

C. Prosedur

Kultur protozoa dibuat dengan menggunakan air sedap malam yang didiamkan dan
diberi gula dan nasi selama dua hari. Kultur diamati dengan mikroskop, jika jumlah
protozoa yang terlihat sudah sangat banyak maka proses dapat dilanjutkan. Gelas benda
dilapisi albumin meyer, dengan menggunakan dua jari diratakan keseluruh permukaan
secara berulang hingga terasa kesat atau lengket. Gelas benda diletakkan pada rak
pewarnaan, kultur protozoa diteteskan satu tetes diatas gelas benda dengan menggunakan
pipet dengan jarak 1,5cm dari sisi kiri gelas benda. Kultur yang telah diteteskan ditunggu
hingga sedikit kering. Kultur pada gelas benda difiksasi dengan menggunakan metanol,
dan ditunggu hingga kering. Gelas benda dicuci dengan cara dimasukkan dalam stainning
jar berisi alkohol 50%, 30%, dan aquades yang masing-masing 60ml beberapa celupan.
Protozoa diwarnai dengan memasukkan kedalam stainning jar berisi hematoxilin 60ml
selama 5 menit. Protozoa dicuci dengan menggunakan air mengalir hingga protozoa
berwarna biru cerah. Protozoa diamati dengan mikroskop, jika tidak ada protozoa yang
teramati maka diulang pembuatannya, jika ada dan jumlahnya banyak maka proses
dilanjutkan. Protozoa didehidrasi dengan memasukkan dalam stainning jar berisi alkohol
50%, 70%, 80%, 90%, dan absolut yang masing-masing volumenya 60ml selama beberapa
celupan. Protozoa didelkoholisasi dengan memasukkan gelas benda kedalam stainning jar
bersis alkohol: xilol, 3:1 1:1 dan 1:3 dan dilanjutkan dalam xilol murni I dan II, yang
masing-masing volumenya 60ml selama 2 menit. Gelas benda diangkat ditiriskan dan
ditetsi entelan pada tempat yang terdapat protoza, tutup dengan gelas penutup
menggunakan bantuan jarum untuk menurunkan perlahan dan gelembung dapat dihindari.

D. Hasil dan Pembahasan


Perbesaran 40 x 10
1. Membran sel

Berdasarkan hasil pengamatan di bawah


mikroskop menggunakan perbesaran40x10 dapat
terlihat bagian-bagian dari protozoa yaitu membrane sel, sitoplasma,dan inti selnya hanya
terlihat samar. Sedangkan organela lain tidak terlihat. Hal ini mungkin disebabkan karena
perbesaran yang digunakan kurang kuat. Protozoa yang ditemukan pada saat pengamatan
berupa jenis protozoa paramaecium sp. Yang bentuknya terlihat memanjang seperti bentuk
sandal, namun alat geraknya sudah tidak terlihat mungkin telah mereduksi selama proses
pembuatan preparat.

Dengan pewarnaan dengan menggunakan zat warna hematoxilin ini menyebabkan


protozoa terwarnai coklat dengan membrane sel terwarnai lebih kontras jika dibandingkan
sitoplasma dan inti sel. Pemberian albumin mayer pada permukaan gelas benda bertujuan
untuk melekatkan protozoa sehingga dapat dilanjutkan untuk proses selanjutnya. Protozoa
yang teramati tidak menunjukkan terjadinya plasmolysis. Bagian inti dari protozoa dan
membrane selnya terwarnai lebih gelap, hal tersebut dikarenakan inti sel terwarna oleh zat
warna hematoxilin.

E. Kesimpulan
1. Preparat whole mount protozoa dapat dibuat dengan menggunakan zat warna
hematoxilin.
2. Jenis protozoa yang ditemukan yaitu Paramecium sp.
F. Saran
1. Pastikan kultur protozoa sudah sangat banyak protozoanya.
2. Hati-hati dalam melakukan proses untuk meminimalisir lepasnya protozoa dari gelas
benda.
G. Daftar Pustaka

Rudyatmi, Ely. 2016. Bahan Ajar Mikroteknik. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA
UNNES.

Anda mungkin juga menyukai