Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN

JUMLAH LEUKOSIT PADA HEWAN


Tanggal : 5 April 2022

Dosen Pengampu
Dr. Wulan Christijanti, M. Si.

Disusun oleh
Fira Putri Nur Awwalia (4411420027)
Kelompok 1
Biologi 4A 2020

PROGAM STUDI BIOLOGI


JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2022
JUMLAH LEUKOSIT PADA HEWAN

I. TANGGAL PRAKTIKUM
5 April 2022

II. TUJUAN PRAKTIKUM


Tujuan praktikum ini yaitu untuk mengetaui jumlah leukosit pada tikus.

III. DASAR TEORI


Leukosit merupakan sel darah putih yang dapat melakukan gerakan amuboid
dan dapat meninggalkan kapiler dengan menerobos antara sel-sel endotel dan
menembus kedalam jaringan penyambung melalui proses diapedesis (Harahap &
Pahutar, 2018). Leukosit terbentuk di sumsum tulang dan sebagiannya di jaringan
limfa. Leukosit berperan dalam sistem pertahanan tubuh terhadap agen infeksi
penyakit yang berfungsi sebagai pelindung tubuh dari berbagai penyakit dengan
cara fagosit dan menghasilkan antibody (Indriani, 2017). Ciri-ciri dari leukosit yaitu
memiliki inti sel (nucleus), dapat bergerak seperti amoeba, dapat menembus
dinding kapiler, tidak berwarna (bening), bentuk tidak tetap (amoeboid) berinti, dan
ukurannya lebih besar dari eritrosit.
Leukosit dibagi menjadi 2 kategori yaitu granulosit dan agranulosit.
Granulosit merupakan sel yang memiliki segmen/lobus pada inti, granul pada
sitoplasma, dan terdiri dari neutrophil, basophil, dan eosinophil. Sedangkan
agranulosit merupakan sel yang tidak memiliki segmen/lobus pada inti, tidak ada
granul pada sitoplasma, dan terdiri dari limfosit dan monosit (Mami et al., 2021).
Neutrophil merupakan jenis dari leukosit yang paling banyak ditemukan
yaitu 60% dari total seluruh leukosit. Berukuran 10µ-15µ dengan ciri warna ungu
pada inti , sitoplasma agak merah bergranula. Berfungsi untuk perlindungan dari
infeksi bakteri, melindungi tubuh dari ancaman berbagai penyakit (Siswanto et al.,
2020).
Basophil persentase ditemukannya 0-6% dari jumlah leukosit. Berukuran 8µ-
15µ dengan ciri warna biru tua, inti tertutupi granula. Berfungsi untuk pertahanan
terhadap alergi, menghancurkan parasit-parasit besar (Siswanto et al., 2020).
Eosinophil Paling sedikit ditemukan yaitu <2% dari jumlah keseluruhan
leukosit. Berukuran 10µ-20µ dengan ciri warna kemerahan, sitoplasma dipenuhi
granula besar. Berfungsi sebagai anti alergi, membantu penyembuhan, dan
memperbaiki luka (Siswanto et al., 2020).
Limfosit jenis leukosit yang paling banyak kedua yang ditemukan yaitu 15-
45% dari total leukosit. Berukuran 6µ - 8µ / 8µ - 18µ dengan ciri warna biru ungu
tua, sitoplasma tidak bergranula. Berfungsi untuk membentuk antibody,
mengaktifkan sistem kekebalan tubuh, dan menghancurkan patogen. Berdasarkan
fungsinya dibagi menjadi sel B dan sel T
Monosit persentase ditemukannya 0-10% dari total jumlah leukosit.
Berukuran 16µ - 20µ dengan ciri Warna biru ungu, ada vakuola dan seperti girus
otak. Berfungsi untuk menghancurkan sel-sel asing, mengangkat jaringan yang
telah mati, membunuh sel kanker, dan pembersih dari fagositosis (Siswanto et al.,
2020).
Jumlah leukosit normal pada tikus yaitu 2.000-10.000/µL, sedangkan pada
manusia yang telah dewasa jumlah leukosit normalnya yaitu 4.000-11.000 /µL.
Perbedaan jumlah leukosit normal dikarenakan adanya perbedaan usia. Jika
seseorang yang memiliki jumlah leukosit dalam tubuh yang melebihi angka tersebut
maka dapat dikatakan mengalami leukositosis. Sedangkan jika jumlah leukosit
dalam tubuh kurang dari angka tersebut maka dapat dikatakan mengalami
leukopenia. Leukositosis/peningkatan jumlah leukosit dapat disebabkan karena
adanya proses infeksi/peradangan sepertinya penyakit pneumonia, meningitis,
apesdiksitis, tuberculosis, atau lainnya. Sementara leukopenia/penurunan jumlah
leukosit dapat disebabkan karena adanya infeksi tertentu terutama malaria, virus,
alkoholik, atau lainnya. Pengaruh obat-obatan juga dapat mempengaruhi jumlah
leukosit mengalami peningkatan atau penurunan tergantung pada jenis obat tersebut
(Gita & Mardina, 2019).
Perhitungan jumlah leukosit dilakukan menggunakan hemositometer yang
terdiri dari kamar hitung, kaca penutup, dan dua macam pipet. Leukosit dihitung
pada empat bidang besar pada sudut-sudut seluruh permukaan (Marianti et al.,
2020).
IV. ALAT DAN BAHAN
 Alat :

No. Nama Alat Kegunaan


1. Mikroskop Untuk mempermudah dalam mengamati leukosit
sehingga dapat dihitung jumlahnya.
2. Hemositometer Untuk menghitung sel darah dengan cepat.
3. Mikrohematokrit Untuk mengambil sampel darah yang akan
digunakan pada daerah sinus orbitalis.
4. Kamera Untuk mendokumentasikan hasil dari
pengamatan.
5. Pelat tetes Sebagai wadah menampung larutan
EDTA/heparin, hayem, dan sampel darah
sebelum dihisap.
6. Pipet tetes Untuk mengambil larutan dalam jumlah kecil.

 Bahan :

No. Nama Bahan Kegunaan


1. Darah tikus/mencit Sebagai smapel yang akan dihitung jumlah
leukositnya.
2. EDTA/Heparin Supaya darah tidak menggumpal/tetap dalam
kondisi cair.
3. Larutan turk Untuk pengenceran, mencegah koagulasi darah,
pewarna leukosit, dan melisiskan sel darah selain
leukosit.
4. Alkohol 70% Sebagai antiseptic/untuk membersihkan deck
glass/mensterilkan daerah yang akan diambil
darahnya.
5. Tisu Untuk mengelap/meneteska beberapa tetes cairan
kelebihan dari pipet darah sebelum diteteskan ke
bilik hitung.
V. CARA KERJA

Pipet kater penghisap


Darah tikus/mencit
Darah dihisap dilepaskan, diletakkan
diambil sesuai
menggunakan pipet di atas meja dalam
prosedur pengambilan
darah sampai tanda 11 posisi sejajar dan
darah.
diguling-gulingkan.

Larutan darah
Dilakukan dengan Beberapa tetes cairan
diteteskan ke kamar
hati-hati supaya cairan darah dibuang dengan
hitung neubauer yang
yang ada dalam pipet menempelkannya pada
sudah ada kaca
tidak tumpah. kertas tissue.
penutupnya.

Dihitung sel darah


Larutan dipastikan putih dengan cara
tidak luber ke kanal dipilih 4 bujur sangkar
Dilihat di bawah
hemositometer atau di keempat sudut
mikroskop pada kotak
terbnetuk gelembung neubauer (daerah
sel darah putih mula-
udara di bawah kaca hitung sel darah
mula dengan
penutupnya. Apabila putih). Keempat bujur
perbesaran lemah,
larutan darah luber sangkar tersebut
kemudian dengan
maka dihisap sedikit masing-masing terdiri
perbesaran kuat.
demi sedikit dengan dari 16 bujur sangkar
kertas saring. kecil, dihitung dengan
mengikuti pola.

VI. PENYAJIAN DATA HASIL PRAKTIKUM


Kelompok Jumlah Leukosit (𝑚𝑚3 )
1 2.475 𝑚𝑚3
2 9.700 𝑚𝑚3
3 7.250 𝑚𝑚3
4 7.425 𝑚𝑚3
5 4.450 𝑚𝑚3
6 5.450 𝑚𝑚3
7 4.175 𝑚𝑚3
8 3.875 𝑚𝑚3

Kiri Kanan
Nama Kiri atas Kanan atas Total (L)
bawah bawah
Kelompok 7 65 26 24 52 167
VII. PENGOLAHAN DATA
o Rumus hitung leukosit
𝐿
Jumlah leukosit = 64 𝑥160𝑥10 (pengenceran)

Keterangan :
L = Jumlah leukosit terhitung pada bujur sangkar kecil
64 = 64 bujur sangkar (4x16 bujur sangkar) yang ada di 4 sudut Neubauer
160 = Volume bujur sangkar kecil 1/160 𝑚3
10 = Besarnya pengenceran
o Perhitungan jumlah leukosit kelompok 7
𝐿
Jumlah leukosit = 64 𝑥160𝑥10
167
= 𝑥160𝑥10
64

= 4.175 𝑚𝑚3
o Rata-rata jumlah leukosit satu rombel

2.475+9.700+7.250+7.425+4.450+5.450+4.175+3.875
= 8
44.800
= 8

= 5.600 𝑚𝑚3

VIII. PEMBAHASAN
Pada praktikum mengenai jumlah leukosit pada hewan uji coba/tikus, namun
saat praktek menggunakan darah salah satu praktikan. Adapun tujuan dari
praktikum ini yaitu untuk mengetahui jumlah leukosit pada tikus.
Alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya yaitu mikroskop,
hemositometer, mikrohematokrit, plat tetes, pipet tetes, kamera untuk dokumentasi.
Hemositometer yaitu alat untuk menghitung sel secara cepat dan dapat digunakan
pada konsentrasi sel yang rendah dengan prinsip kerja langsung mengamati dan
menghitung jumlah sel di bawah perbesaran mikroskop.
Sementara bahan yang diperlukan dalam praktikum ini diantaranya darah,
EDTA/heparin, larutan turk, alkohol 70%, dan tisu. EDTA digunakan karena
berfungsi mencegah koagulasi, sebagai chelating agent yang dapat mengikat ion
Ca2+ yang bebas dalam darah sehingga tidak dapat berperan aktif dalam proses
selanjutnya, dapat mempertahankan morfologi sel, dan menghambat agregasi
trombosit, namun EDTA bersifat hipertonik terhadap sel darah sehingga
konsentrasinya harus tepat (Darmadi & Permatasari, 2018). Larutan turk digunakan
karena mengandung asam asetat glasial, gantian violet, dan aquades. Asam asetat
glasial berfungsi melisiskan eritrosit dan trombosit sehingga hanya leukosit yang
bisa diamati. Gantian violet berfungsi untuk memberi warna ungu muda pada inti
dan sitoplasma granula leukosit sehingga hanya leukosit yang bisa diamati dan
mempermudah perhitungan.
Prosedur mengamati dan menghitung jumlah leukosit yaitu dilakukan dengan
menghitung 4 bujur sangkar yang terletak dibagian pojok dari hasil foto praktikum
hasil pengamatan. Kelompok 7 mendapatkan hasil pada kotakan pertama (kiri atas)
hasilnya sebanyak 65, kotakan kedua (kanan atas) didapatkan hasil sebanyak 26,
kotakan ketiga didapatkan hasil sebanyak 24 (kiri bawah), kotakan keempat (kanan
bawah) didapatkan hasil sebanyak 52. Sehingga total dari jumlah leukosit yang
ditemukan kelompok 7 yaitu 167. Hasil perhitungan tersebut kemudian dimasukkan
kedalam rumus untuk mengetahui jumlah leukosit pada praktikan kelompok 7,
hasilnya adalah 4.175 𝑚𝑚3 . Jumlah tersebut menunjukkan bahwa praktikan
kelompok 7 dalam keadaan normal. Hal ini sesuai dengan teori dari Jeyaratnam,
dkk pada tahun 2010 dalam bukunya yang berjudul Buku Ajar Praktik Kedokteran
Kerja halaman 126 yang menyebutkan bahwa jumlah leukosit normal pada manusia
adalah 4.000-11.000 𝑚𝑚3 .
Leukosit merupakan komponen darah yang berperan penting dalam tubuh,
sehingga bila jumlahnya berlebihan/kurang maka akan dapat menimbulkan
gangguan/penyakit yang akan menyerang tubuh. Fungsi leukosit adalah untuk
mempertahankan dari invansi benda asing (bakteri dan virus) yang dilakukan dalam
dua cara yaitu dengan menelan dan mencerna benda asing melalui fagositosis dan
melalui respon imun seperti produksi antibody.
Apabila jumlah leukosit dalam tubuh berlebihan (lebih dari 10.000
butir/𝑚𝑚3 ), maka akan menyebabkan penyakit leukimia karena produksi produksi
leukosit secara terus menerus sehingga jumlah leukosit menjadi lebih tinggi
daripada jumlah eritrosit. Sedangkan apabila jumlah leukosit dalam tubuh
kekurangan (kurang dari 5000 butir/𝑚𝑚3 ), maka akan menyebabkan penyakit
leukopenia sehingga tubuh rentan terkena infeksi dan serangan virus, hal ini dapat
terjadi karena sedikitnya jumlah leukosit yang berperan dalam pertahanan tubuh
terhadap virus dan bakteri.
Faktor-faktor yang dapat menyebabkan perbedaan jumlah leukosit antar
individu diantaranya karena kondisi lingkungan, kandungan nutrisi, kondisi tubuh,
ketinggian tempat tinggal, jenis kelamin, dan umur. Pada umur yang lebih tua,
kemampuan memproduksi leukosit akan lebih rendah daripada yang berumur lebih
muda. Kandungan nutrisi menjadi faktor yang paling penting karena protein sangat
dibutuhkan dalam proses pembentukan leukosit.
Sementara faktor-faktor yang menyebabkan jumlah leukosit yang didapatkan
tiap kelompok berbeda disebabkan karena sulitnya perhitungan sel darah putih
menggunakan Neubauer dalam mengontrol/mendapatkan akurasi dan presisinya,
disebabkan sel darah putih bercampur dengan kotoran pada object glass maka saat
menghitung memerlukan waktu yang lama dan tingkat ketelitian yang cukup tinggi
agar memperoleh hasil yang maksimal. Sehingga perbedaan tingkat ketelitian
dalam mengamati dan menghitung ini memengaruhi perhitungannya. Faktor
tersebut menjadi kekurangan dalam menghitung dengan cara manual menggunakan
Neubauer. Faktor kesalahan lainnya diantaranya:
- Pra analitik, yaitu dalam memakai pipet basah, kamar hitung/ penutupnya kotor,
letak kaca penutup salah.
- Analitik, yaitu tidak menghisap larutan turk hingga garis 11, adanya gelembung
udara dalam pipet saat menghisap larutan turk, terbuang sedikit cairan pipet saat
mengocok pipet, tidak mengocok pipet sebentar sebelum mengisi kamar hitung,
kaca penutup bergeser karena bersentuhan dengan lensa mikroskop.
- Pasca analitik, yaitu menyinggung garis-garis batas dalam proses menghitung
jumlah leukosit.

IX. KESIMPULAN
Hasil perhitungan jumlah rata-rata total perhitungan leukosit yang didapat dari
praktikum kali ini yaitu sebesar 4.175 𝑚𝑚3 . Jumlah tersebut menunjukkan bahwa
kadar leukosit dalam kategori normal. Perbedaan jumlah leukosit antar kelompok
disebabkan faktor karena perbedaan tingkat ketelitian dalam proses menghitung,
sedangkan perbedaan kadar leukosit tiap individu karena perbedaan kondisi
lingkungan, kandungan nutrisi, kondisi tubuh, ketinggian tempat tinggal, jenis
kelamin, dan umur.
X. DAFTAR PUSTAKA
Indriani, M. (2017). Pengaruh Konsentrasi PH Buffer Giemsa Terhadap Morfologi
Leukosit Pada Preparat Sumsung Tulang (Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah Semarang).
Darmadi, & Permatasari, D. (2018). PERBEDAAN JUMLAH LEUKOSIT
DARAH EDTA DIPERIKSA SEGERA DAN DITUNDA 2 JAM. JURNAL
ANALIS KESEHATAN, 30–36.
http://jurnal.univrab.ac.id/index.php/klinikal
Gita, C. R. N., & Mardina, V. (2019). Pemeriksaan Jumlah Leukosit, Laju Endap
Darah Dan Bakteri Tahan Asam (Bta) Pada Pasien Penyakit Tuberculosis
Paru Di Rsud Langsa. Pemeriksaan Jumlah Leukosit, Laju Endap Darah
Dan Bakteri Tahan Asam (Bta) Pada Pasien Penyakit Tuberculosis Paru
Di Rsud Langsa, 1(2), 6–15.
Harahap, N. S., & Pahutar, U. P. (2018). Pengaruh Aktifitas Fisik Aerobik Dan
Anaerobik Terhadap Jumlah Leukosit Pada Mahasiswa Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Medan. Sains Olahraga : Jurnal Ilmiah Ilmu
Keolahragaan, 1(2), 33. https://doi.org/10.24114/so.v1i2.7785
Mami, O. L., Suwiti, N. K., & Setiasih, L. E. (2021). Histomorfometri Granulosit
Bibit Sapi Bali di Nusa Penida. Buletin Veteriner Udayana, 21, 224.
https://doi.org/10.24843/bulvet.2021.v13.i02.p15
Marianti, A., Isnaeni, W., & Christijanti, W. (2020). Petunjuk Praktikum Daring
Fisiologi Hewan.
Siswanto, A., Fadlil, A., & Yudhana, A. (2020). Ekstraksi Ciri Metode Gray Level
Co-Occurrence Matrix Untuk Identifikasi Sel Darah Putih. JOINTECS
(Journal of Information Technology and Computer Science), 5(2), 71.
https://doi.org/10.31328/jointecs.v5i2.1334

XI. DISKUSI
1. Berapakah jumlah leukosit yang saudara hitung? Adakah perbedaannya dengan
kelompok lain? Terangkan mengapa hal ini terjadi?
Jawab :
Perhitungan jumlah leukosit kelompok kami yaitu 4.175 𝑚𝑚3 . Jumlah yang
kami temukan berbeda dengan kelompok lain. Beberapa kelompok memiliki
perbedaan perhitungan yang sangat signifikan dan ada pula yang hampir sama.
Hal ini dikarenakan area hitung tiap kelompok berbeda dan tingkat kejelian
dalam menghitung tiap orang juga berbeda, sehingga hasil yang didapatkan pun
akan berbeda.

2. Apa fungsi leukosit bagi tubuh hewan? Jika jumlah leukosit melebihi normal
(leukositosis) apa artinya? Jelaskan!
Jawab:
Leukosit memiliki fungsi yang sangat penting bagi tubuh hewan karena
berperan penting dalam sistem pertahanan tubuh hewan. Leukosit memiliki
fungsi utama yaitu menghasilkan antibody dan memfagositosis agen-agen
infeksi penyebab penyakit dan zat toksik yang masuk dalam tubuh hewan. Jika
jumlah leukosit melebihi normal (leukositosis) maka artinya dalam tubuh
tersebut terjadi penambahan keseluruhan sel darah putih dalam darah yakni
melebihi 1000 butir/𝑚𝑚3 . Leukositosis artinya suatu respon normal terhadap
infeksi/peradangan. Maka peningkatan jumlah leukosit menandakan adanya
infeksi dalam tubuh, alergi, reaksi obat-obatan, atau gangguan sistem imun.

3. Apa fungsi larutan turk?


Jawab:
Larutan ini merupakan larutan yang isotonis dengan sitoplasma sel darah putih
sekaligus memberikan pewarnaan (ungu muda) dan dapat menghemolisiskan
eritrosit. Larutan Turk berfungsi untuk mengencerkan darah, melisiskan sel
darah selain leukosit sehingga memudahkan perhitungan.
LAMPIRAN

Proses Praktikum

Hasil Penampakan Leukosit

Laporan Sementara

Anda mungkin juga menyukai