SISTEM SIRKULASI
Rahmah Aulia Azzahrah, Rimbi Brahma Cari
Program Studi Biologi, FMIPA Universitas Negeri Jakarta (UNJ).
Jl. Pemuda No.10 Rawamangun, Jakarta Timur, Indonesia: Telp: +62 21 4894909
Email addres: azzahrah38@gmail.com , rimbibrahmac1@gmail.com
Pembuluh Darah
Kapiler
Pembuluh Darah
Pembuluh Darah
Venula
Arteriol
Pada katak normal arah arteriol keluar jantung, venula masuk ke jantung dan
kapiler keluar jantung. Dilihat dari diamternya bahwa arteriola lebih besar
dibandingkan dengan venula dan kapiler. Seta jumlah sel lebih banyak arteril
dibandingkan dengan arteriol dan venula. Hal ini disebabkan karena katak masih
belum diberikan perlakuan sama sekali sehingga tidak ada perubahan dari keadaan
normal (Sherwood, 2001).
Dari hasil percobaan terdapat kesalahan kecepatan aliran darah pada pembuluh
darah. Seharusnya kecepatan aliran jika diurutkan dari yang tercepat sampai yang
terlambat yaitu arteriol, kapiler dan venula. Selain itu, arah aliran darah pada
kapiler darah seharusnya tidak hanya keluar jantung, tetapi ada juga kapiler darah
yang menuju jantung dan meninggalkan organ. Kesalahan dan kekurangan
disebabkan kurang teliti dalam pengamatan, serta mikroskop yang jumlah nya
sedikit sehingga tidak banyak waktu dalam melihat objek.
K a p i l e r a d a l a h p e m b u l u h b e r d i n d i n g t i p i s ya n g t e r d i r i d a r i s e l a p i s s e l
e n d o t e l p i p i h . L u m e n n ya p u n s a n g a t s e m p i t d i b a n d i n g k a n p e m b u l u h
l a i n n ya , h a l i n i d a p a t d i k a i t k a n d e n g a n f u n g s i n ya s e b a g a i l o k a s i
p e r t u k a r a n g a s d a n n u t r i s i ya n g d i d i s t r i b u s i k a n o l e h e r i t r o s i t . P a d a
k e c e p a t a n a l i r a n d a r a h ya n g p a l i n g c e p a t a d a l a h a r t e r i o l , d a n ya n g
paling lambat adalah venula. Kemungkinan hal ini karena arteriol
m e n g a l i r k a n d a r a h d a r i j a n t u n g , d a r a h ya n g d i p o m p a o l e h j a n t u n g
m e m p u n ya i k e c e p a t a n ya n g t i n g g i . S e d a n g k a n v e n u l a a l i r a n d a r a h n ya
d a r i o r g a n ya n g t i d a k d i p o m p a . A r a h a l i r a n d a r a h p a d a k a p i l e r a d a l a h
k e l u a r d a n m a s u k o r g a n , h a l i n i d a p a t d i k a i t k a n d e n g a n f u n g s i n ya
s e b a g a i l o k a s i p e r t u k a r a n g a s d a n n u t r i s i ya n g d i d i s t r i b u s i k a n o l e h d a r a h
( N u r h a ya t i , dkk. 2011)
Sampel Nacl
0,4 % 0,7% 0,9% 1%
SDM Katak
SDM Menggembung Bulat halus Pinggiran Krenasi
Manusia tidak rata
Gambar 4. Preparat SDM Darah Manusia pada Konsentrasi 0,4% (A), 0,7% (B),
0,9% (C) dan 1% (D).
Pada praktikum digunakan sel darah merah katak dan sel darah merah manusia
dengan berbagai konsentrasi garam yaitu 0,4 %, 0,7%, 0,9% dan 1 %. Hal yang
ingin diperhatikan adalah apakah pada sel terjadi krenasi atau lisis.
Pada SDM darah katak yang didapat pada hasil praktikum yaitu pada konsentrasi
0,4 % dan 0,7% dimana konsentrasi lingkungan lebih hipotonik dibandingkan
dengan konsentrasi darah sehingga pada keadaan ini sel diamati terlihat
membengkak. Hal ini sesuai dengan teori Cormack (200) yang mengatakan
bahwa hemolisis adalah rusaknya jaringan darah akibat lepasnya hemoglobin dari
stroma eritrosit. Hemolisis dapat disebabkan karena penurunan tegangan
permukaann membrane sel dan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti pelarut
organik, saponin, garam empedu, sabun, enzim dan faktor lain yang merusak
komplek lemak-protein dari stroma. Desplasmolisis adalah proses kembalinya ke dalam
bentuk semula apabila lingkungan sel tersebut diganti dengan larutan yang hipotonik (lebih
encer dari larutan sel. Proses ini disebut dengan plasmolisis keadaan ini dapat kembali ke
keadaan semula apabila lingkungan tersebut diganti dengan larutan hipertonik. Proses ini
disebut dengan desplasmolisis (Salisbury, 1995).
Pada konsentrasi 0,9 % tidak terjadi krenasi ataupun lisis. Karena konsentrasi 0,9% ini
merupakan konsentrasi yang isotonis atau mempunyai konsentrasi yang sama dengan plasma
darah. Hal ini sesuai dengan teori pada Salisbury (1995) yang menyatakan bahwa Sel darah
merah yang berada di luar plasma darah dapat mempertahankan bentuknya bila berada dalam
larutan isotonik dengan sitoplasmanya.
4. Fibrinogenesis
Pada percobaan fibrin darah yang diteteskan ke objek glass dibiarkan membeku. Hal ini
bertujuan agar fibrin dapat diamati di bawah mikroskop karena fibrin merupakan protein
non-globular yang terlibat dalam proses pembekuan darah. Untuk mempermudah
pengamatan, diteteskan zat warna yaitu metil violet. Pada sel darah katak terdapat benang-
benang halus berwarna keunguan yang disimpulkan benang-benang halus tersebut adalah
fibrin. Fibrin adalah hasil dari pembekuan darah. Proses pembekuan darah , fibrinogen
diubah menjadi fibrin. Fibrinogen adalah suatu protein plasma yang larut dalam plasma,
diproduksi oleh hati secara normal dan selalu ada dalam plasma. Fibrin merupakan suatu
molekul berbentuk benang dan tidak larut dalam plasma. Perubahan fibrinogen menjadi
fibrin dikatalisis oleh enzim trombin yang muncul pada pembuluh yang luka. Molekul
fibrin melekat pada permukaan pembuluh yang rusak, membentuk suatu saringan seperti
jaringan untuk menahan elemen-elemen seluler darah. Masa hasilnya berupa gumpalan
berwarna merah, sebab banyak eritrosit yang terperangkap. Jaringan fibrin yang asli agak
lemah, sebab benang fibrin menyatu sangat longgar. Oleh sebab itu zat kimia yang
mempautkan secra cepat antara benag yang berdekatan akan menguatkan dan menstabilkan
jaringan bekuan.
5. Kristal Hemin
Hemoglobin merupakan suatu senyawa yang tersusun dari empat gugus heme dan empat
gugus protein globin, heme sendiri merupakan suatu senyawa kompleks yang terdiri dari
porfirin dan Fe.3,12 Satu senyawa porfirin terdiri dari 4 cincin pirol (Gambar 5.1 a) yang
akan berikatan dengan Fe sehingga membentuk satu molekul heme (Gambar 5.1 b) ikatan
yang terbentuk dari porfirin dan Fe merupakan suatu ikatan kimia kovalen yaitu suatu ikatan
yang dibentuk oleh sharing pasangan elektron dari atom atom yang bergabung. Ikatan
kovalen merupakan ikatan kimia yang paling kuat diantara ikatan-ikatan kimia lainnya, atom
atom didalam ikatan kovalen tidak dapat dipisahkan tanpa menggunakan reaksireaksi
kimia.13,14
Fe yang terdapat didalam heme sangat mudah mengalami oksidasi (pelepasan elektron) ketika Fe
tidak berikatan dengan O2, dan akan tereduksi (menangkap elektron) saat berikatan dengan O2.
DAFTAR PUSTAKA