FISIOLOGY
EFFECT
(RESPIRATION)
ON FISH
Oleh
Latar Belakang
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
Sumber: fishbase.se
Kerajaan: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Actinopterygii
Ordo: Siluriformes
Famili: Clariidae
Genus: Clarias
Spesies: Clarias gariepinus
Ikan lele memiliki kepala yang berbentuk mirip seperti persegi panjang
dan runcing di garis punggung. Ikan lele memiliki sirip perut yang letaknya dekat
moncong. Ikan lele memiliki sirip dada yang memanjang dari operkulum hingga
di bawah sinar sirip punggung pertama. Ikan lele memiliki moncong yang
membulat lebar. Ikan lele memiliki sungut pada bagian hidung dan rahang atas.
Sistem respirasi yaitu sistem yang memasukkan gas oksigen dari perairan
ke dalam tubuh ikan melalui beberapa tahapan respirasi dengan prinsip difusi. Gas
oksigen dapat masuk ke dalam tubuh ikan melalui insang sebagai organ
pertukaran gas dalam respirasi. Gas oksigen kemudian didistribusikan melalui
kapiler menuju seluruh tubuh terutama sel mitokondria. Pertukaran gas yang
melibatkan oksigen ini mengakibatkan sistem respirasi memiliki hubungan
dengan sistem sirkulasi (Hillman et al. 2013).
Frekuensi gerakan operculum sebagai respon fisiologi diamati untuk
mendeteksi kadar racun secara cepat pada hewan vertebrata terutama pada ikan.
Peningkatan daya racun di perairan dapat mengakibatkan penurunan konsentrasi
oksigen terlarut dalam air, sehingga mengakibatkan peningkatan jumlah gerakan
operculum ikan (Inayah 2011). Natrium hipoklorit termasuk salah satu bahan
kimia yang banyak ditemukan di perairan. Garam-garam NaOCl umumnya
terdapat pada produk-produk pemutih dan desinfektan termasuk detergen. NaOCl
yang bereaksi dengan air akan menghasilkan organoklor yang bersifat racun bagi
organisme akuatik seperti mengganggu proses fosforilasi oksidatif pada respirasi
sel sehingga dapat menghambat proses pembentukan ATP. Selain itu, masuknya
garam-garam NaOCl akan menghambat sinar matahari yang masuk sehingga akan
mengakibatkan terjadinaya penurunan kadar DO di perairan (Inayah 2011).
METODE
Alat yang digunakan antara lain, yaitu akuarium sebagai wadah ikan, DO
meter untuk mengukur kadar oksigen terlarut dalam air, kertas milimeter block
untuk mencatat hasil pengamatan, dan 3 buah gelas cup (400 mL). Bahan yang
digunakan antara lain, yaitu ikan sebagai biota uji dan larutan NaCLO (5%) yang
telah diencerkan menjadi 0,1 % dan 1% sebagai bahan untuk perlakuan terhadap
biota uji.
Prosedur Kerja
Analisis Data
Pengenceran
Pengenceran yaitu suatu proses yang dilakukan untuk menurunkan
konsentrasi larutan dengan cara mengencerkan larutan dengan mencampurkan
beberapa pelarut seperti air maupun akuades, dengan rumus perhitungan :
C1 × V1 = C2 × V2
Keterangan:
C1 : Konsentrasi 1
C2 : Konsentrasi 2
V1 : Volume 1
V2 : Volume 2
Jumlah selisih DO
Konsumsi Oksigen =
Jumlah bobot total ikan × Lama pengamatan
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
SIMPULAN
SARAN
Aldo D. 2019. Pemilihan bibit lele unggul dengan menggunakan metode weighted
product. Jurnal Teknologi dan Open Source. 2(1): 15–23.
Arifin MY. 2016. Pertumbuhan dan survival rate ikan nila (Oreochromis. Sp)
strain merah dan strain hitam yang dipelihara pada media bersalinitas.
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi. 16 (1): 159–166.
Inayah. 2011. Pengaruh Detergen Terhadap Respon Fisiologi, Laju Pertumbuhan
dan Tingkat Kelangsungan Hidup Benih Ikan Nila pada Skala
Laboratorium. Ternate(ID): Universitas Khairun.
Hilman SS, Hancock T V, Hedrick MS. 2013. A comparative meta-analysis of
maximal aerobic metabolism of vertebrates: Implications for respiratory
and cardiovascular limits to gas exchange. Journal of Comparative
Physiology B. 183(2): 167–179.
Malini DM, Maulina R. 2016. Konsumsi oksigen ikan pelagis di muara segara
anak, Taman Nasional Alas Purwo. Bioeksperimen. 2(2): 111–118.
Poerwanto E, Rasmana ST, Wibowo MC. 2014. Pengontrol kualitas air tambak
menggunakan metode fuzzy logic untuk budidaya udang windu. Journal of
Control and Network Systems. 31: 46–53.
Rahman A. 2012. Study of the seasonal variations in Turag river water quality
parameters. African Journal Pure Application Chemistry. 6(10): 1–9.
Sahetapy JM. 2013. Pengaruh perbedaan volume air terhadap tingkat konsumsi
oksigen ikan nila (Oreochromis sp.). Jurnal Triton. 9(2): 127–130.
Sakagami N, Nishida K, Misumi K, Hirayama Y, Yamashita S, Hoshi H, Misawa
H, Akiyama K, Suzuki C, Yoshioka K. 2016. The relationship between
oxygen consumption rateand viability of in vivo-derived pig embryos
vitrified by the micro volume air cooling method. Production Science.
164: 40–46.
Saparuddin, Yanti, Salim, Muhammad H. 2020. Hematological response of tilapia
(Oreochromis niloticus) in laundry wastewater. Journal Biogenesis. 8(1):
69–78.
Sudaryati D, Heriningsih S, Rusherlistyani. 2017. Peningkatan produktivitas
kelompok tani ikan lele dengan teknik bioflok. Jurnal Pengabdian dan
Pemberdayaan Masyarakat. 1(2): 109–115.
Soetopo RS, Purwati S, Setiawan Y, Septiningrum K. 2007. Tingkat toksisitas air
limbah proses pemutihan pulp kertas terhadap ikan mas (Cyprinus carpio
L.). Junal Selulosa. 42(1): 35–41.
Suwandi R, Nugraha R, Novila W. 2012. Penurunan metabolisme ikan nila
(oreochromis niloticus) pada proses transportasi menggunakan ekstrak
daun jambu biji (psidium guajava var. pyrifera). JPHPI. 15(3): 1–9.
LAMPIRAN
Dokumentasi
Contoh perhitungan
Perhitungan tingkat konsumsi oksigen
Jumlah selisih DO
Konsumsi Oksigen =
Jumlah bobot total ikan × Lama pengamatan
0,7
=
2,6 × 60
= 0,0045
Penentuan konsentrasi Lc
a = 28,1633
b = 1,1156
y = a+bx
50 = 28,1633 + 1,1156 x
50 – 28,1633 = 1,1156 x
21,3867 = 1,1156 x
X = 19,5732