Anda di halaman 1dari 13

Tanggal Praktikum : 30 Oktober 2019

Kelompok Praktikum: 3
Dosen Pembimbing : Drs. Pudji Achmadi,
M.Si
Asisten :

DARAH

Oleh :

1. Lathifah Yasmin (B04180154) ……………

2. Jasmine Electra Alicia W. (B04180161) ……………


3. M. Hilman Azkandhiya (B04180166) ……………
4. Muklas Setia A. (B04180062) …………....

DEPARTEMEN ANATOMI, FISIOLOGI, DAN FARMAKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2019
PENDAHULUAN
Dasar Teori

A. SEDIAAN NATIF DARAH


Dengan sediaan natif (darah segar) dapat diamati bentuk sel darah
ataupun mikroorganisme dalam darah. Rouleaux ialah suatu formasi eritrosit
yang saling berdekatan satu sama lain membentuk deretan seperti deretan
uang logam (Wiratma dan Situmorang 2016). Bentuk ini sering terlihat pada
darah kuda, babi, anjing dan kucing yang sehat, sedang pada darah sapi,
kambing, dan domba jarang terdapat. Mikroorganisme dalam darah juga
dapat dilihat dalam darah natif, misalnya larva Dirofilaria immitis pada
anjing, Trypanosoma pada vertebrata berenang di antara sel-sel darah.

B. KADAR HEMOGLOBIN (METODA SAHLI)


Metode pemeriksaan hemoglobin paling sederhana adalah metode Sahli,
pada metode Sahli hemoglobin dihidrolisis dengan HCL menjadi asam
hematin yang berwarna coklat, warna yang terbentuk dibandingkan dengan
warna standar. Perubahan warna asam hematin dibuat dengan cara
pengenceran, sehingga warna sama dengan warna standar. Cara ini kurang
baik karena tidak semua hemoglobin dapat diubah menjadi asam hematin
misalnya karboksihemoglobin, methemoglobin dan sulfhemoglobin. Hasil
pemeriksaan dipengaruhi oleh faktor subjektivitas, warna standar pudar,
penyinaran, faktor kesalahan mencapai 5%-10 % ( Norsiah 2015 ).

C. HEMATOKRIT (% VOLUME BDM)


Hematokrit adalah persentase voliume seluruh eritrosit yang ada dalam
darah dan diambil dalam volume eritrosit yang dipisahkan dari plasma
dengan cara memutarnya di dalam tabung khusus dalam waktu dan
kecepatan tertentu yang nilainya dinyatakan dalam persen (%), nilai untuk
pria 40-48 vol % dan untuk wanita 37-43 vol % (Sadikin, M 2008). Darah
yang tercampur dengan antikoagulan dipusing dengan alat “centrifuge”
sehingga terbentuk lapisan-lapisan. Kolom atau lapisan yang terdiri atas
butir-butir darah merah atau eritrosit diukur dan dinyatakan sebagai %
volume dari keseluruhan darah.

D. MENGHITUNG JUMLAH BUTIR DARAH MERAH DAN


JUMLAH BUTIR DARAH PUTIH
Dengan menggunakan pipet eritrosit/lekosit, darah dicampur dengan larutan
pengencer. Kemudian dengan menggunakan Hemositometer (kamar hitung),
banyaknya butir darah per mm3 dihitung di bawah mikroskop dan setelah
dikoreksi terhadap faktor pengenceran, jumlah BDM/BDP per mm3 darah dapat
ditentukan.

Tujuan Praktikum

A. SEDIAAN NATIF DARAH


Praktikum bertujuan mengamati darah tanpa diproses lebih lanjut.
Dengan cara memperhatikan bentuk-bentuk sel-sel darah ada tidaknya
sel eritrosit yang mengalami krenasi (pengerutan), bentuk ”rouleaux” sel-
sel eritrosit, perbedaan antara eritrosit dan leukosit dan mengamati ada
tidaknya mikro organisme di dalam darah. Pemeriksaan darah yang rutin
dilakukan di laboratorium klinik veteriner ialah pemeriksaan darah natif,
kadar hemoglobin, hematokrit, menghitung jumlah eritrosit (sel darah
merah), leukosit (sel darah putih), trombosit, menghitung waktu beku.
Dengan memilih beberapa macam pemeriksaan rutin tersebut di atas
dapat digunakan sebagai prosedur ”screening”. Hasil yang didapatkan ini
digabung dengan hasil pemeriksaan klinik dan etiologi dapat
memberikan informasi diagnostik yang sangat berharga, juga dapat
dipakai sebagai indikasi jika diperlukan pemeriksaan lebih lanjut, lebih
teliti dan spesifik. Disamping itu pemeriksaan darah dapat digunakan
untuk mendapatkan gambaran kemampuan tubuh pasien untuk
memerangi penyakit yang dideritanya, juga dapat merupakan indikator
parah tidaknya keadaan penyakit.

B. KADAR HEMOGLOBIN (METODA SAHLI)


Praktikum bertujuan untuk mengamati darah yang akan membentuk
hematin. Darah dengan larutan HCl 0.1 N akan membentuk hematin yang
berwarna coklat. Warna disamakan dengan warna standar sahli dengan
menambahakan aquadestilata sebagai pengencer

C. HEMATOKRIT (% VOLUME BDM)


Praktikum bertujuan menentukan nilai hematokrit (%volume eritrosit) di
dalam darah dengan metoda mikrohematokrit.

D. MENGHITUNG JUMLAH BUTIR DARAH MERAH DAN


JUMLAH BUTIR DARAH PUTIH
Praktikum bertujuan menghitung jumlah butir darah merah dan butir
darah putih. Dengan menggunakan pipet eritrosit/lekosit, darah dicampur
dengan larutan pengencer. Kemudian dengan menggunakan Hemositometer
(kamar hitung), banyaknya butir darah per mm3 dihitung di bawah
mikroskop dan setelah dikoreksi terhadap faktor pengenceran, jumlah
BDM/BDP per mm3 darah dapat ditentukan
METODE PRAKTIKUM

Alat dan Bahan


A. SEDIAAN NATIF DARAH
Alat dan bahan yang dibutuhkan pada praktikum ini adalah jarum
penusuk pembuluh darah/alat pengambil darah lainnya, alkohol 70%
larutan fisiologis NaCl 0.9 %, kapas, kaca benda (object glass) dan kaca
penutup (cover glass), mikroskop, dengan objektif 10x dan 40x, dan
okuler 10x, dan gunting (kalau perlu)

B. KADAR HEMOGLOBIN (METODA SAHLI)


Alat yang dibutuhkan adalah
a. Hemoglobinometer Sahli, terdiri atas :
- Tabung Sahli berskala (% atau gr %)
- Pipet Sahli 0.020 ml. (20 cmm) dan aspirator.
- standar warna Sahli
Alat pengaduk
- Pengukur waktu (tidak selalu tersedia)
b. HCl 0.1 N
c. Aquadestilata
d. Jarum penusuk pembuluh darah (lanset, franke, atau lainnya).
e. Gunting (bila perlu)
f. Alkohol 70 % dan kapas

C. HEMATOKRIT (% VOLUME BDM)


Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah Pipet mikrokapiler yang dilapisi
heparin (heparinized microcapilary tube), alat pemusing (centrifuge)
mikrokapiler, alat untuk membaca hematokrit mikrokapiler (micro
capilary reader), Crestaseal (penyumbatan pipa kapiler ) atau
microburner (api) , perlengkapan untuk mengambil darah : jarum
penusuk pembuluh darah atau lancet, alkohol 70%, kapas dan gunting
bila perlu.
D. MENGHITUNG JUMLAH BUTIR DARAH MERAH DAN
JUMLAH BUTIR DARAH PUTIH
Alat dan bahan yang dibutuhkan adalah Hemositometer Neubauer atau merk
lainnya, yang terdiri atas :
a. Kamar hitung dan kaca penutupnya.
b. Pipet (pengencer) eritrosit, dengan ciri di dalamnya terdapat butiran
berwarna merah dan skala pada pipet tersebut :0.5-1.0-101.
c. Pipet (pengencer) lekosit, dengan ciri di dalamnya terdapat butiran
berwarna putih, dan skala pada pipet ini :0.5-1.0-11. kedua pipet tersebut
dilengkapi dengan aspirator.
d. Mikroskop biasa, dengan objektif 10x dan 45x. Okuler : 10x Larutan
pengencer (dapat dipilih) : Untuk eritrosit misalnya, larutan Hayem : Untuk
lekosit pada mamalia, misalnya larutan Turk. Lekosit aves : modifikasi Rees
dan Ecker (larutan BCB 0.3 %).
e. Alat pengambil darah : lanset/jarum Franke : alkohol 70% kertas atau kain
penyerap yang halus (kertas tissue): gunting kalau perlu.
f. Cawan/mangkok kecil (2) untuk tempat larutan pengencer.
g. Alat untuk menghitung (hand tally).

Prosedur Pengerjaan
A. SEDIAAN NATIF DARAH
Pemeriksaan dimulai dengan membersihkan alat-alat yang akan
dipakai lalu daerah pengambilan darah dibersihkan dengan alkohol 70%,
bila daerah tersebut berbulu, bulunya dihilangkan terlebih dahulu
dengan gunting. Kaca benda ditetesi 1-2 tetes larutan fisiologis NaCl.
Pengambilan darah dilakukan dengan menusuk pembuluh darah,
mengambil darah dan meneteskannya pada kaca benda tadi yang telah
ada larutan fisiologisnya. Hati hati dicampur dan ditutup dengan kaca
penutup lalu diletakkan di bawah mikroskop yang telah disediakan dan
diamati dengan cermat dengan menggunakan pembesaran 100x
kemudian 400x. Setelah selesai, mikroskop dibersihkan lagi.

B. KADAR HEMOGLOBIN (METODA SAHLI)


Tabung Sahli diisi dengan larutan HCl 0.1 N sampai angka 10 (garis
paling bawah pada tabung) lalu tempat pengambilan darah dibersihkan
menggunakan kapas beralkohil dan dibiarkan kering. Bila daerahnya berbulu,
bulu digunting dahulu. Pembuluh darah ditusuk menggunakan franke/lancet
dan darah diisap dengan pipet Sahli sampai batas 20 (0.02 ml) perlahan-lahan.
Ujung pipet dibersihkan dan darah segera dimasukkan ke dalam tabung Sahli
dan diletakkan diantara kedua bagian standar warna dalam alat
hemoglobinometer. Selama 3 menit dibiarkan sampai terbentuk asam hematin
yang berwarna cokelat.
Pipet tetes digunakan untuk menambahkan aquadestilata setetes demi
stetes sambil diaduk sampai warna sama dengan warna standar. Tinggi
oermukaan cairan pada tabung Sahli dibaca dengan melihat skala jakur gr %,
yang berarti banyaknya hemoglobin dalam gram per 100 ml darah. Jalur skala
lainnya pada tabung Sahli kalau ada yang menunjukan % Hemoglobin
terhadap nilai hemoglobin normal 15.6% gr atau nilai normal lainnya yang
tertera pada alat hemoglobinometer.

C. HEMATOKRIT (% VOLUME BDM)


Daerah pengambilan darah dibersihkan lalu ditusuk pembuluh
darahnya dan setelah darah keluar, ujung mikrokapiler yang bertanda
merah atau biru ditempelkan pada tetesan darah tadi. Darah mengalir
dibiarkan mengisi 4/5 bagian pipa kapiler. Pipa ujung kapiler bertanda
disumbat dengan cretaseal atau ujung pipa dibakar dengan hati hati. Pipa
kapiler ditempatkan dalam alat pemusing, bagian yang tersumbar
ditempatkan menjauhi alat pemusing. Pusing dengan alat pemusing
mikrokapiler (microcentrifuge) selama 5 menit dengan kecepatan
11.500-15000 RPM atau 15 menit dengan kecepatan 2500 - 4000 RPM.
Setelah dipusing, terbentuk lapisan lapisan yang terdiri atas
lapisan plasma yang jernih dibagian teratas, kemudian lapisan putih abu-
abu (buffy coat) ialah trombosit dan leukosit dan lapisan merah yang
terdiri atas eritrosit. Nilai Hematokrit ditentukan dengan mengukur %
volume eritrosit (lapisan merah) dari darah dengan menggunakan alat
baca mikrohematokrit (microcapilary hematoksit reader). Ada beberapa
macam alat pengukuran, yang sederhana cara memakainya adalah:
a. Dasar lapisan merah diletakkan pada pipa kapiler tepat pada
garis (pipa tegak lurus) dan permukaan lapisan plasma (pertemuan
antara plasma dan udara) memotong garis horizontal 100%.
b. Hematokrit dapat dibaca pada bagian kanan yang bertepatan
dengan tinggi kolom eritrosit dalam pipa kapiler.
Pipa mikrokapiler yang berlapis heparin setelah diisi darah dan
dipusing dengan alat microcentrifuge terbentuk lapisan lapisan berikut:

D. MENGHITUNG JUMLAH BUTIR DARAH MERAH DAN


DARAH PUTIH
Kamar hitung disiapkan. Dengan hati-hati kain dibersihkan dengan
kain yang bersih dan lunak, juga mikroskop disiapkan. Kamar hitung
diperiksa dibawah mikroskop dengan pembesaran 100x (objektif 10x dan
okuler 10x), maka akan terlihat gambar kotak kotak seperti gambar 7.
Ukuran-ukuran kamar hitung:
a. Panjang seluruh kamar hitung : 3mm
b. Lebar seluruh kamar hitung : 3mm
c. Kamar hitung dibagi dalam 9 butir sangkar besar, yang masing-
masing mempunyai luas 1mm2 .
d. Empat bujur sangkar yang terletak di keempat sudut kamar hitung,
masing-masing terdiri atas 16 buah bujur sangkar yang luasnya 1/16
mm2.
e. Satu dari 9 bujur sangkar yang besar, yang terletak ditengah-tengah,
terdiri atas 25 buah bujur sangkar kecil (dibatasi oleh garis tebal).
Setiap bujur sangkar yang kecil ini dibagi dalam 16 bujur sangkar
yang lebih kecil lagi (terkecil), dengan ukuran luas(1/20 x 1/20) mm2
= 1/400mm2
f. Kedalaman kamar hitung (tinggi) ialah jarak antara dasar kamar
hitung dan kaca penutupnya = 1/10 mm.

Teknik menghitung
a. Untuk menghitung butir darah putih digunakan 4 kotak yang terletak
di keempat sudut kamar hitung (yang masing-masing terdiri atas 16
bujur sangkar, pada gambar diberi tanda huruf W). Satu kotak
mempunyai luas 1mm2 dan dalamnya 1/10 mm, jadi ruangan untuk
menghitung jumlah butir darah putih seluruhnya mempunyai ukuran
isi = (4x1x1/10)mm3 = 4/10 mm3.
b. Untuk menghitung butir darah merah digunakan 5 kotak kecil (R)
yang terletak di bagian tengah kamar hitung, ialah 4 buah yang
terletak di sudut, dan sebuah terletak di tengahtengah. Masing-
masing kotak kecil ini terdiri atas 16 kotak dengan ukuran terkecil
yang berukuran 1/20 mm x 1/20 mm = 1/400 mm2 luasnya, dan
kedalamanya 1/10 mm. (ukuran ini yang biasanya tercantum pada
alat Hemositometer).
c. Satu kotak kecil mempunyai luas (16 x 1/400) mm2 dan dalamnya
1/10 mm, sehingga jumlah isi ruangan yang dihitung eritrositnya = 5
x (16x1/400x1/10) mm3 = 80/4000 mm3 = 1/50 mm3.
d. Semua butir darah yang terletak di dalam kotak yang telah ditentukan
dihitung jumlahnya. Bila ada butir-butir darah yang terletak pada
garis-garis tepi bujur sangkar, maka yang dimasukkan dalam
perhitungan ialah yang terletak pada dua buah garis (sisi) yang
membentuk sebuah sudut, misalnya garis (sisi) atas dan samping kiri,
dan ini harus konsisten. Lihatlah gambar di bawah.

Teknik mengisi kamar hitung:


Untuk menghitung butir darah merah (eritrosit) :
a. Pasang aspirator pada ujung pipet eritrosit
b. Setelah dibersihkan daerah tempat pengambilan darah, tusuk pembuluh
darahnya. Darah yang pertama keluar dihapus dulu, dengan menggunakan
aspirator pada pipet, isaplah darah yang keluar berikutnya, sampai batas angka
0.5 atau 1.0 pada pipet eritrosit.
c. Bersihkanlah ujung pipet dengan kertas atau kain yang halus (kertas tissue)
d. Dengan cepat dan hati-hati, isaplah larutan pengencer Hayem sampai tanda
101 yang tertera pada pipet. Harus diperhatikan pada saat mengisap darah atau
larutan pengencer, tidak boleh ada gelembung udara. Bila hal ini terjadi, harus
diulang , juga bila terdapat bekuan. Bila kelebihan sedikit larutan yang diisap,
dengan hati-hati singgungkanlah ujung pipet pada kertas tissue. Jangan ditiup.
e. Lepaskan aspirator dengan hati-hati dari pipetnya. Harus dijaga agar tidak ada
cairan yang keluar dari pipet.
f. Dengan menutup kedua ujung pipet dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan
kanan, kocoklah isi pipet dengan cara membuat gerakan angka (8) atau gerakan,
agar yang tercampur hanyalah yang terdapat dibagian pipet yang membesar saja
(1.0-101)
g. Buang cairan pada ujung pipet yang tidak ikut terkocok.
h. Masukkan dengan hati-hati setetes cairan kedalam kamar hitung dengan cara
menempelkan ujung pipet pada tempat pertemuan antara dasar kamar hitung dan
kaca penutup. Jangan ditutup!
i. Biarkan butir-butir darah yang ada di dalam kamar hitung mengendap.
j. Hitung jumlah butir darah merah dengan menggunakan teknik yang telah
dikemukakan tadi.

Teknik untuk menghitung jumlah butir darah putih (leukosit) sama dengan
menghitung butir darah merah, perbedaanya terdapat pada macam pipet, larutan
pengencer, dan ruang hitungnya.
- Dengan pipet leukosit, darah diisap sampai tanda 0.5 atau sampai 1.0 -
Kemudian larutan pengencer Turk diisap sampai tanda 11 pada ujung lain pipet
ini.
- Selanjutnya caranya sama dengan untuk BDM. Perhitungan :
Norsiah, Wahdah. 2015. Perbedaan kadar hemoglobin metode sian methomoglobin dengan
dan tanpa sentrifugasi pada sampel leukotosis. Medical Laboratory Technology Journal. 1
(2): 72-83

Wiratma, D W, Ariustika S. 2016. Pengaruh perbedaan metode pemeriksaan laju endap


darah (LED) terhadap nilai LED pasien tersangka penderita tuberculosis paru di upt.
Kesehatan paru masyarakat dinas kesehatan provinsi Sumatera Utara Medan tahun 2015.
Jurnal Analis Laboratorium Medik. 1 (1): 24-31\

Sadikin, M., 2008.BiokimiaDarah, Widyamedika, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai