Anda di halaman 1dari 53

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN

SIRIH MERAH (Piper crocatum) DENGAN METODE


FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT POWER

KRISDIANTY

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Aktivitas Antioksidan


Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah (Piper crocatum) dengan Metode Ferric
Reducing Antioxidant Power adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2019

Krisdianty
NIM G84150032
ABSTRAK
KRISDIANTY. Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah
(Piper crocatum) dengan Metode Ferric Reducing Antioxidant Power. Dibimbing
oleh MEGA SAFITHRI dan WULAN TRI WAHYUNI.

Sirih merah (Piper crocatum) merupakan tanaman yang berperan sebagai


sumber antioksidan yang telah banyak diteliti aktivitasnya. Penelitian ini
bertujuan mengukur kandungan kuersetin dan menentukan aktivitas antioksidan
ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun sirih merah
dengan metode Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP). Ekstraksi dilakukan
dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 70%. Ekstrak etanol
difraksinasi menggunakan tiga pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya, yaitu n-
heksana, etil asetat, dan air. Pengukuran kandungan kuersetin dilakukan
menggunakan HPLC dan uji antioksidan dilakukan dengan metode Ferric
Reducing Antioxidant Power (FRAP). Fraksi etil asetat memiliki kandungan
kuersetin tertinggi sebesar 3.887 mg/g dan aktivitas antioksidan tertinggi sebesar
844.050 µmol Tr/g. Kandungan kuersetin ekstrak etanol sebesar 1.473 mg/g dan
fraksi air sebesar 1.055 mg/g. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol sebesar
433.940 µmol Tr/g, fraksi n-heksan sebesar 8.975 µmol Tr/g dan fraksi air sebesar
743.597 µmol Tr/g.

Kata kunci: antioksidan, FRAP, kuersetin, sirih merah

ABSTRACT

KRISDIANTY. Antioxidant Activity of Red Betel (Piper Crocatum) Leaf Extract


and Fraction Using Ferric Reducing Antioxidant Power. Supervised by MEGA
SAFITHRI dan WULAN TRI WAHYUNI.

Red Betel (Piper crocatum) is a plant that acts as a source of antioxidants


which has been widely investigated. This study aims to measure the content of
quercetin and determine the antioxidant activity of ethanol extract, n-hexane
fraction, ethyl acetate fraction and water fraction of red betel leaf using Ferric
Reducing Antioxidant Power (FRAP) method. Extraction used maceration method
by 70% ethanol solvent. Ethanol extract was fractionated using three solvents
based on their level of polarity namely n-hexane, ethyl acetate, and water.
Measurement of quercetin content carried out by HPLC and antioxidant tests
performed by the Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP) method. The ethyl
acetate fraction had the highest quercetin content was 3.887 mg/g and the highest
antioxidant activity was 844.050 µmol Tr/g. The quercetin content of ethanol
extract was 1.473 mg/g and the water fraction was 1.055 mg/g. The antioxidant
activity of ethanol extract was 433.940 µmol Tr/g, n-hexane fraction was 8.975
µmol Tr/g and water fraction was 743.597 µmol Tr/g.

Keywords : antioxidant, FRAP, quercetin, red betel


AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI DAUN
SIRIH MERAH (Piper crocatum) DENGAN METODE
FERRIC REDUCING ANTIOXIDANT POWER

KRISDIANTY

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Sains
pada
Departemen Biokimia

DEPARTEMEN BIOKIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2019
Judul Skripsi : Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah (Piper
crocatum) dengan Metode Ferric Reducing Antioxidant Power
Nama : Krisdianty
NIM : G84150032

Disetujui oleh

Dr Mega Safithri, SSi MSi Dr Wulan Tri Wahyuni, SSi MSi


Pembimbing I Pembimbing II

Diketahui oleh

Dr Syamsul Falah, SHut MSi


Ketua Departemen

Tanggal Lulus:
PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah Tritunggal Yang Maha Esa
yang telah memberikan kasih dan berkat-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan dengan baik Skripsi yang berjudul “Aktivitas Antioksidan Ekstrak
dan Fraksi Daun Sirih Merah (Piper crocatum) dengan Metode Ferric Reducing
Antioxidant Power” sebagai salah-satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Sains Biokimia.
Penulis menyampaikan terima kasih kepada Dr Mega Safithri, SSi MSi
selaku pembimbing utama dan Dr Wulan Tri Wahyuni, SSi MSi selaku
pembimbing II atas bimbingan, kritik dan sarannya. Ungkapan terima kasih juga
penulis sampaikan kepada Bapak Robert BL dan Ibu Elfina Frederik selaku kedua
orang tua penulis, keluarga, Shabrina Sekar Tresnannisa, mahasiswa Biokimia
angkatan 52 dan staf Pusat Studi Biofarmaka Tropika LPPM-IPB atas doa dan
dukungan yang diberikan selama penulis melaksanakan penelitian. Penulis
berharap Skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, pihak-pihak membutuhkan
maupun bagi penulis sendiri.

Bogor, Agustus 2019

Krisdianty
DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
METODE 2
Alat dan Bahan 2
Prosedur Penelitian 2
HASIL 5
Kadar Air, Rendemen Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih merah 5
Kandungan Kuersetin Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah 5
Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Sirih Merah 7
PEMBAHASAN 9
Kadar Air, Rendemen Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih merah 9
Kandungan Kuersetin Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah 10
Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Sirih Merah 11
SIMPULAN DAN SARAN 12
Simpulan 12
Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 17
RIWAYAT HIDUP 39
DAFTAR TABEL
1 Kadar air, rendemen ekstrak dan rendemen fraksi daun sirih merah 5
2 Waktu retensi dan luas daerah ekstrak dan fraksi sirih merah 7
3 Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun sirih merah 9

DAFTAR GAMBAR
1 Kandungan kuersetin ekstrak dan fraksi daun sirih merah 6
2 Aktivitas antioksidan daun sirih merah 8
3 Struktur kuersetin 11

DAFTAR LAMPIRAN
1 Bagan alir lingkup kerja penelitian 19
2 Kadar air, rendemen ekstrak dan rendemen fraksi daun sirih merah 20
3 Perhitungan kandungan kuersetin ekstrak dan fraksi daun sirih merah 21
4 Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun sirih merah 26
5 Uji Dixon 30
6 Hasil analisis ANOVA 36
PENDAHULUAN

Radikal bebas merupakan senyawa yang mengandung elektron bebas.


Radikal bebas dalam tubuh dapat menghambat proses metabolisme dan regulasi
tubuh. Paparan radikal bebas secara berlebihan akan menyebabkan kerusakan
biomolekul seperti protein, DNA dan lipid sehingga menyebabkan kerusakan sel
dan jaringan (Nelson dan Cox 2013). Radikal bebas yang terdapat dalam tubuh
dapat menyebabkan kerusakan pada asam nukleat, protein atau lipid pada
membran sel dan plasma lipoprotein. Radikal bebas dapat menyebabkan
kerusakan oksidatif sehingga terjadi kerusakan jaringan dan sel tubuh. (Rodwell et
al. 2015). Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menstabilkan radikal
bebas dengan mendonorkan elektron atau H+. Konsentrasi radikal yang lebih besar
dari konsentrasi antioksidan akan menyebabkan stress oksidatif yang dapat
memicu terjadinya kerusakan biomolekul (Sies et al. 2017). Stress oksidatif dapat
menyebabkan timbulnya penyakit-penyakit degeneratif seperti ALS (amyotropic
lateral sclerosis), Alzheimer, ataxia Friedreich dan kanker (Roberts et al. 2009).
Sirih merah merupakan tanaman yang memiliki banyak kegunaan. Daun
sirih merah juga berfungsi sebagai antidiabetogenik (Alfarabi 2010). Daun sirih
merah memiliki potensi sebagai antikanker (Wicaksono et al. 2009) dan
antiinflamasi (Fitriyani et al. 2011). Formula ekstrak daun sirih merah dan kayu
manis memiliki aktivitas SOD dan katalase serta menghambat aktivitas enzim α-
glukosidase (Safithri et al. 2011). Daun sirih merah merupakan tanaman yang
aman dikonsumsi karena hasil uji toksisitas menunjukkan air rebusan sirih merah
memiliki LC50 pada konsentrasi 544.82 ppm dan tidak menunjukkan toksisitas
hingga dosis 20 g/kg BB (Safithri et al. 2012).
Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun sirih merah telah diuji dengan
metode DPPH, rancimat dan CUPRAC. Aktivitas antioksidan daun sirih merah
telah diukur dengan berbagai metode. Aktivitas antioksidan dengan metode MDA
menunjukkan persen inhibisi sebesar 80.4% pada konsentrasi 200 ppm dan
pengukuran dengan metode DPPH sebesar 73.41% pada konsentrasi 200 ppm
(Alfarabi et al. 2010). Aktivitas antioksidan formula sirih merah dengan metode
DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil) menunjukkan fraksi etil asetat memiliki
aktivitas tertinggi dengan nilai IC50 sebesar 13.15 µg/mL (Septiani 2017).
Aktivitas antioksidan dengan metode rancimat menunjukkan aktivitas tertinggi
pada fraksi etil asetat dengan nilai Faktor Proteksi (FP) sebesar 1.38 (Wedaswari
2018). Aktivitas antioksidan dengan metode CUPRAC menunjukkan aktivitas
antioksidan tertinggi terdapat pada fraksi n-heksana dengan nilai 9.8 µmol
troloks/g (Ramadani 2018).
Aktivitas antioksidan dari ekstrak daun sirih merah telah diuji dengan
berbagai metode seperti metode MDA-TBA, DPPH, CUPRAC dan rancimat,
namun belum pernah diuji dengan metode Ferric Reducing Antioxidant Power
(FRAP). Prinsip kerja metode FRAP adalah mengukur aktivitas antioksidan dalam
mereduksi ion Fe3+ menjadi ion Fe2+ yang diukur berdasarkan perubahan warna
larutan dari kuning menjadi biru. (Benzie dan Strain 2018). Ion ferri sebagai
radikal bebas di dalam tubuh memiliki batas kelarutan sehingga mudah
mengendap. Ion ferro memiliki kelarutan yang lebih tinggi dibandingkan ion ferri
sehingga dapat dikeluarkan dari tubuh. Reduksi ion ferri menjadi ion ferro dalam
2

tubuh dapat dibantu dengan adanya senyawa-senyawa antioksidan (Wang dan


Pantopoulus 2011). Kuersetin merupakan salah satu jenis flavonoid yang memiliki
aktivitas antioksidan seperti ROS scavenging. Kuersetin memiliki aktivitas
pengkelat Fe lebih tinggi dibandingkan senyawa flavonoid lainnya (Baccan et al.
2012).
Penelitian ini bertujuan mengukur kandungan kuersetin dan menentukan
aktivitas antioksidan tertinggi dari ekstrak etanol, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat
dan fraksi air daun sirih merah dengan metode Ferric Reducing Antioxidant
Power (FRAP). Hipotesis penelitian ini adalah ekstrak etanol 70 %, fraksi n-
heksana, fraksi etil asetat dan fraksi air daun sirih merah mengandung senyawa
kuersetin yang dapat berperan sebagai antioksidan. Penelitian ini diharapkan
memberikan informasi ilmiah mengenai kandungan kuersetin dalam ekstrak dan
fraksi daun sirih merah dengan aktivitas antioksidan.

METODE

Alat dan Bahan

Bahan utama yang digunakan pada penelitian adalah simplisia daun sirih
merah ukuran 60 mesh yang diperoleh dari kebun Pusat Studi Biofarmaka Tropika
LPPM-IPB. Bahan yang diperlukan untuk ekstraksi simplisia adalah etanol 70%.
Bahan yang diperlukan untuk fraksinasi ekstrak etanol adalah etanol CAS-No: 64-
17-5 (Merck), n-heksan, etil asetat dan akuades. Bahan yang diperlukan untuk
pengukuran kandungan kuersetin adalah metanol (Merck), tert-butihydroquinone
(TBHQ), HCl (EMSURE®), potassium dihydrogen phosphate CAS-No: 7778-77-
0 (Merck), Asetonitril CAS-No:75-05-8 (Merck), kuersetin (Cayman chemical)
dan akuades. Bahan yang diperlukan untuk uji antioksidan adalah sodium acetate
trihydrate (Merck), 2.4.6 tripyridyl-S-triazine (TPTZ) (Sigma Alfrich, USA),
ferric chloride hexahydrate, ferric sulfate hepatahy, HCl (EMSURE®), asam
asetat glasial CAS-No: 64-19-7 (Merck), troloks (Sigma Aldrich, USA) dan
akuades.
Alat yang digunakan untuk pengukuran kadar air adalah oven, cawan
porselin dan neraca analitik. Alat yang digunakan untuk fraksinasi adalah corong
pisah, rotary evaporator (Buchi Labortechnik AG type R-11), dan sonikasi
(Brasonik 1510E-MT). Alat yang digunakan untuk pengukuran kandungan
kuersetin adalah refluks, High Performace Liquid Chromatography (HPLC)
(Hitachi), dan syringe filters 0.45 µm (Merck). Alat untuk pengukuran aktivitas
antioksidan adalah microplate, micropipet, vortex, inkubator, dan ELISA reader
(Epoch BioTek®).

Prosedur Penelitian

Preparasi Sampel (Alfarabi et al. 2010)


Daun sirih merah dicuci dengan air mengalir dan ditiriskan. Sampel
kemudian dikeringkan pada suhu 50 oC selama 3 hari. Daun sirih merah yang
telah kering kemudian dihaluskan dan disaring dengan penyaring ukuran 60 mesh
sehingga diperoleh simplisia.
3

Pengukuran Kadar Air Simplisia (AOAC 2007)


Cawan porselin dicuci pada air mengalir, kemudian cawan dikeringkan
pada suhu 105 oC selama 30 menit. Cawan porselin kemudian didinginkan dalam
desikator selama 30 menit dan ditimbang bobot kosongnya. Sebanyak 2 g sampel
simplisia dimasukkan ke dalam cawan kemudian dikeringkan pada suhu 105 oC
selama 3 jam. Cawan didinginkan dengan desikator dan ditimbang. Cawan
kemudian dikeringkan kembali pada suhu 105 oC sampai diperoleh bobot konstan.
Pengukuran kadar air dilakukan sebanyak 3 kali ulangan. Kadar air sampel diukur
dengan rumus:

A-
Kadar air = x 100%
Keterangan :
A : Bobot simplisia sebelum pengeringan (g)
B : Bobot simplisia setelah pengeringan (g)

Ekstraksi Simplisia (Alfarabi et al. 2010 dengan modifikasi)


Ekstraksi simplisia dilakukan dengan metode maserasi. Maserasi
dilakukan dengan pelarut etanol 70% dengan perbandingan simplisia dengan
pelarut sebesar 1:4. Total bobot simplisia yang digunakan adalah 250 g.
Sebanyak 25 g simplisia dilarutkan dengan 100 mL etanol 70% kemudian diaduk
dengan shaker kecepatan 150 rpm pada suhu ruang selama 24 jam. Ekstrak
simplisia kemudian disaring hingga diperoleh filtrat. Endapan ekstrak kemudian
diremaserasi dengan 100 mL etanol hingga 3 kali ulangan. Filtrat kemudian
dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada suhu 50 oC sehingga
diperoleh rendemen kasar. Rendemen ekstrak dinyatakan dalam persen yang
dihitung dengan rumus:

obot ekstrak
Rendemen ekstrak = x 100%
obot simplisia x -kadar air

Fraksinasi Ekstrak Etanol 70% (Firdausi et al. 2015 dengan modifikasi)


Fraksinasi etanol 70% dilakukan secara bertingkat menggunakan tiga
pelarut berdasarkan tingkat kepolarannya, yaitu pelarut n-heksana (nonpolar), etil
asetat (semipolar) dan air (polar). Fraksinasi bertingkat dilakukan dengan
perbandingan volume 1:2 untuk masing-masing pelarut.
Fraksinasi dengan n-heksana. Sebanyak 1 g ekstrak etanol 70% dilarutkan
dengan 10 mL etanol. Larutan kemudian disonikasi hingga larut. Larutan
kemudian dimasukkan ke dalam corong pisah 250 mL. Larutan ditambahkan 15
mL aquades dan 50 mL n-heksana lalu diaduk dengan arah horizontal selama 5
menit. Kran corong sesekali dibuka untuk mengeluarkan udara yang terperangkap
dalam corong dan menurunkan tekanan. Campuran kemudian didiamkan sehingga
terbentuk dua fase yang terpisah, yaitu fase n-heksana dan air. Lapisan n-heksana
dan air dipisahkan ke dalam botol yang terpisah. Fraksinasi dengan n-heksana
dilakukan sebanyak 3 kali ulangan.
Fraksinasi dengan etil asetat. Fraksi air atau fraksi tidak terlarut dalam n-
heksana dimasukan ke dalam corong pisah 250 mL dan ditambahkan 50 mL etil
asetat lalu diaduk dengan arah horizontal selama 5 menit. Kran corong sesekali
4

dibuka untuk mengeluarkan udara yang terperangkap dalam corong dan


menurunkan tekanan. Campuran kemudian didiamkan sehingga terbentuk dua fase
yang terpisah, yaitu fase etil asetat dan air. Lapisan etil asetat dan air dipisahkan
ke dalam botol yang terpisah. Fraksinasi dengan etil asetat dilakukan sebanyak 3
kali ulangan.
Fraksi air. Fraksi air diperoleh dari fraksi sisa atau fase air dari fraksi etil
asetat. Fraksi n-heksana, etil asetat dan air kemudian dipekatkan dengan rotary
evaporator suhu 50 oC. Rendemen fraksi yang dinyatakan dalam persen dihitung
dengan rumus:

obot fraksi
Rendemen fraksi (%) = x rendemen ekstraksi x 100%
obot ekstrak

Identifikasi kandungan kuersetin dengan High Performance Liquid


Chromatography (HPLC) (Hertog et al 1992 dengan modifikasi)
Identifikasi kuersetin dengan HPLC menggunakan kuersetin sebagai
standar. Fase gerak yang digunakan yaitu 25% asetonitril dan 75% KH2PO4 0.025
M (pH 2.4) dengan laju alir 1 mL/menit. Puncak peak diidentifikasi dengan UV-
VIS pada panjang gelombang 370 nm. Konsentrasi kuersetin yang digunakan
adalah 10 µg/mL. Identifikasi standar dilakukan dengan menginjeksi 10 µL
kuersetin 10 ppm kedalam kolom HPLC dengan suhu kolom 30 oC
Sampel yang digunakan adalah ekstrak etanol 70%, fraksi n-heksan, fraksi
etil asetat dan fraksi air. Sampel di timbang sebanyak 0.5 g, kemudian
ditambahkan 20 mL tert-butihydroquinone (TBHQ) konsentrasi 2 g/L dalam
metanol 62.5% dan 5 mL HCl 6 M. Larutan direfluks selama 2 jam pada suhu 90
o
C. Larutan hasil refluks dimasukkan ke dalam labu takar 25 mL dan ditepatkan
volumenya dengan tert-butihydroquinone (TBHQ) konsentrasi 2 g/L dalam
metanol 62.5%. Larutan disaring dengan syringe filters 0.45 µm dan diinjeksi 10
µL kedalam kolom HPLC. Kadar kuersetin diidentifikasi dengan membandingkan
waktu retensi dan luas area sampel dengan standar kuersetin.

Uji Antioksidan dengan metode Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP)


(Benzie dan Devaki 2018)
Pembuatan reagen FRAP. Reagen FRAP dibuat dengan cara
mencampurkan 10 mL buffer asetat 300 mmol/L pH 3.6, 1 mL larutan TPTZ 10
mmol/L dalam HCl 40 mmol/L dan 1 mL larutan FeCl3 20 mmol/L. Reagen
FRAP berwarna kuning, apabila terdapat warna biru menandakan reagen
terkontaminasi Fe.
Kurva standar troloks. Larutan troloks konsentrasi 1000, 800, 600, 500,
400, 300, dan 200 µmol/L. Larutan dipipet sebanyak 10 µL ke dalam microplate
dan ditambahkan 300 µL reagen FRAP yang telah diinkubasi pada suhu 37oC.
Microplate diinkubasi pada suhu 37oC selama 4 menit kemudian diukur dengan
ELISA reader pada panjang gelombang 593 nm.
Uji antioksidan Sampel. Sampel yang digunakan adalah ekstrak etanol
70%, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun sirih merah. Larutan
sampel dibuat berdasarkan deret konsentrasi 1000, 800, 600, 500, 400, 300, dan
200 ppm. Larutan dipipet sebanyak 10 µL ke dalam microplate dan ditambahkan
300 µL reagen FRAP yang telah diinkubasi pada suhu 37oC. Microplate
5

diinkubasi pada suhu 37oC selama 4 menit kemudian diukur dengan ELISA
reader pada panjang gelombang 593 nm.

Analisis data
Analisis data hasil penelitian menggunakan aplikasi SPSS 21.0 dengan
menggunakan analisis varian (ANOVA) one way .

HASIL

Kadar Air, Rendemen Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih merah

Ekstraksi simplisia dilakukan dengan metode maserasi yaitu melarutkan


simplisia dalam etanol 70% dan dihomogenkan dengan shaker kecepatan 150 rpm
selama 24 jam. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan 25 g simplisia dan
dilarutkan dalam 100 mL etanol 70%. Endapan hasil maserasi tahap awal
dimaserasi kembali dengan pelarut yang sama. Total simplisia yang digunakan
pada proses maserasi adalah 250 g. Rendemen ekstrak daun sirih merah diperoleh
sebesar 19.49% (Tabel 1). Ekstrak etanol 70% yang diperoleh kemudian
difraksinasi.
Fraksinasi dilakukan secara bertingkat menggunakan pelarut yang memiliki
kepolaran yang berbeda. Pelarut yang digunakan pada fraksinasi adalah n-heksan
(nonpolar), etil asetat (semipolar) dan air (polar). Fraksinasi diawali dengan
penggunaan pelarut n-heksan kemudian dilanjutkan dengan pelarut etil asetat.
Fraksi air merupakan fraksi yang tidak terlarut pada n-heksan dan etil asetat.
Fraksinasi dilakukan dengan menggunakan corong pisah dan larutan fraksi
dipekatkan dengan rotary evaporator pada suhu 50 oC. Berdasarkan Tabel 1,
rendemen tertinggi fraksinasi diperoleh pada fraksi air, yaitu sebesar 3.85 % dan
rendemen terendah diperoleh pada fraksi n-heksan sebesar 1.72%.

Tabel 1 Kadar air, rendemen ekstrak dan rendemen fraksi daun sirih merah
Pengujian Hasil rerata (%)
Kadar air simplisia 8.13 ± 0.25
Rendemen ekstrak etanol 70% 19.49
Rendemen fraksi :
n-heksan 1.72 ± 1.40
Etil asetat 2.87 ± 1.34
Air 3.85 ± 4.24

Kandungan Kuersetin Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah

Pengukuran kandungan kuersetin ekstrak dan fraksi sirih merah dilakukan


dengan menggunakan High Performace Liquid Chromatography (HPLC).
Pengukuran kandungan kuersetin menggunakan kuersetin 10 ppm sebagai standar.
Sampel yang digunakan dalam pengukuran kandungan kuersetin adalah ekstrak
etanol 70%, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun sirih merah. Fase
gerak yang digunakan ada 2 jenis, yaitu asetonitril dan KH2PO4 0.025 M pH 2.4.
6

Perbandingan antara kedua eluen adalah 25% asetonitril dan 75% KH2PO4. Laju
alir yang digunakan adalah 1 mL/menit dengan suhu kolom 30 oC. Sampel dan
standar dianalisis selama 30 menit dan diukur puncak peak pada panjang
gelombang 370 nm.
Kandungan kuersetin sampel diukur berdasarkan perbandingan luas area
sampel dengan luas area kuersetin. Kandungan kuersetin tertinggi terdapat pada
fraksi etil asetat dan terendah terdapat pada fraksi air (Gambar 1). Luas area
terluas terdapat pada ekstrak etanol dikarenakan fraksi etil asetat diencerkan
sebanyak 10 kali. Kandungan kuersetin fraksi etil asetat sebesar 3.887 mg/g.
Kandungan kuersetin terendah terdapat pada pada fraksi air sebesar 1.055 mg/g.
Fraksi n-heksan tidak mengandung kuersetin dikarenakan tidak adanya peak yang
terdeteksi. Berdasarkan analisis anova (Lampiran 6) menunjukkan fraksi etil
asetat berbeda nyata dengan fraksi air dan ekstrak etanol dan fraksi air tidak
berbeda nyata dengan ekstrak etanol.

6
Kandungan kuersetin (mg/g)

5
3.887 ±
0.94b
4

1.473 ±
2
0.12a 1.055 ±
0.40a
1
0
0
Fraksi etil Ekstrak etanol Fraksi air Fraksi n-
asetat 70% heksan
Sampel

Gambar 1 Kandungan kuersetin ekstrak dan fraksi sirih merah. Huruf yang sama pada
diagram yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata pada taraf
kepercayaan 95%

Waktu retensi kuersetin terdeteksi pada menit ke 11.110 dan 11.080.


Ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi air mengandung kuersetin ditunjukkan
oleh terbentuknya peak pada menit ke-11. Luas area terbesar terdapat pada ekstrak
etanol yaitu 6183659. Fraksi n-heksan tidak mengandung kuersetin ditunjukkan
dengan tidak terdeteksi peak pada waktu retensi kuersetin. Hasil uji statistik
menunjukkan luas daerah standar kuersetin tidak berbeda nyata dengan luas
7

daerah fraksi etil asetat dan berbeda nyata dengan luas area fraksi air dan ekstrak
etanol (Tabel 2).

Tabel 2 Hasil HPLC ekstrak dan fraksi daun sirih merah


Bobot sampel Waktu Retensi
Sampel Ulangan Luas Area
(g) (menit)
1 0.5072 11.117 6545614
Ekstrak 2 0.5100 11.297 6256489
Etanol 70% 3 0.5100 11.233 5748875
Rata-rata 6183659 ± 403331.6b
1 0.5004 - -
Fraksi n- 2 0.5059 - -
heksan 3 0.5059 - -
Rata-rata -
1 0.5020 11.117 1177584
Fraksi Etil 2 0.5208 11.183 1932902
Asetat 3 0.5208 11.223 1906170
Rata-rata 1672219 ± 428574.7a
1 0.5009 11.123 2475519
2 0.5100 11.243 5467201
Fraksi Air
3 0.5100 11.233 5494220
Rata-rata 4478980 ± 1735101b
1 - 11.110 2091555
Standar 2 - 11.110 2059308
kuersetin 3 - 11.080 2091086
Rata-rata 2080650 ± 18483.91a
Ket : Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil tidak berbeda nyata
pada taraf kepercayaan 95%

Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Sirih Merah

Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun sirih merah diukur dengan
metode Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP). Aktivitas antioksidan semua
sampel menunjukkan semakin tinggi konsentrasi maka semakin tinggi aktivitas
antioksidan. Aktivitas antioksidan tertinggi semua sampel terdapat pada
konsentrasi 1000 ppm. Aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada fraksi etil
asetat konsentrasi 1000 ppm sebesar 935.778 µM Troloks. Aktivitas antioksidan
terendah terdapat pada fraksi n-heksan. Uji statistik aktivitas antioksidan antar
konsentrasi untuk ekstrak etanol, fraksi etil asetat dan fraksi air menunjukkan
hasil berbeda nyata untuk semua konsentrasi pada taraf kepercayaan 95%. Uji
statistik aktivitas antioksidan antar konsentrasi fraksi n-heksan menunjukkan hasil
tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%.
8

1000 100
Aktivitas antioksidan (µM Trolox)

488.370 ± 25.05g
900

Aktivitas antioksidan (µM Trolox)


90
800 80

352.444 ± 9.09f
700 70

268.370 ± 5.01e
243.185 ± 5.70d

25.407 ± 18.74a
600 60
500 122.074 ± 7.80b
50
178 ± 4.01c
64.667 ± 1.92a

400
40

7.259 ± 4.49a
1.889 ± 2.34a
300
30
200
20
100
10
0
0
600 800 1000
Konsentrasi sampel (ppm) Konsentrasi sampel (ppm)
(a) (b)

1600
935.778 ± 8.82g

1400
1400
Aktivitas antioksidan (µM Trolox)

Aktivitas antioksidan (µM Trolox)

1200
696.519 ± 9.45f

583.926 ± 11.35g
1200

508.741 ± 1.28f
529.481 ± 3.39e

1000
439.481 ± 1.28e
416.148 ± 1.70d
1000
400.222 ± 10.18d

342.074 ± 2.57c
330.963 ± 3.90c

800
245.778 ± 0.00b

800
149.481 ± 0.64a
153.926 ± 2.13a
248 ± 1.11b

600 600

400 400

200 200

0 0

Konsentrasi sampel (ppm) Konsentrasi sampel (ppm)


(c) (d)
Gambar 2 Aktivitas antioksidan (a) ekstrak etanol (b) fraksi n-heksan (c) fraksi etil asetat
(d) fraksi air. Huruf yang sama pada diagram yang sama menunjukkan hasil
tidak berbeda nyata pada taraf kepercayaan 5%

Aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada fraksi etil asetat (Tabel 3).
Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat adalah 844.050 µmol Troloks/g. Aktivitas
antioksidan terendah terdapat pada fraksi n-heksan sebesar 8.975 µmol Troloks/g.
Aktivitas antioksidan fraksi air sebesar 743.597 µmol Troloks/g dan ekstrak
etanol sebesar 433.940 µmol Troloks/g. Uji statistik menunjukkan bahwa
9

perbandingan aktivitas antioksidan setiap sampel berbeda nyata pada taraf


kepercayaan 95%.

Tabel 3 Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi sirih merah


Sampel Aktivitas antioksidan (µmol Tr/g)
Ekstrak etanol 433.940 ± 55.07b
Fraksi n-heksan 8.975 ± 6.07a
Fraksi etil asetat 844.050 ± 52.67d
Fraksi air 743.597 ± 97.77c
Keterangan : Huruf yang sama pada kolom yang sama menunjukkan hasil yang tidak
berbeda nyata pada taraf kepercayaan 95%

PEMBAHASAN

Kadar Air, Rendemen Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih merah

Simplisia merupakan serbuk yang berasal bahan-bahan alam yang telah


melalui proses pengeringan. Simplisia perlu diukur kadar airnya untuk
mengetahui kualitas dan daya simpan. Syarat kadar air simplisia berdasarkan
BPOM 2014 adalah dibawah 10%. Pengukuran kadar air sangat penting untuk
menentukan kualitas suatu simplisia. Kadar air yang terlalu tinggi dapat
mempercepat pembusukan dan kerusakan simplisia oleh air yang terkandung pada
simplisia. Pengukuran kadar air pada penelitian ini menggunakan metode
gravimetri, yaitu pengeringan pada suhu 105 oC hingga bobot konstan. Faktor-
faktor yang mempengaruhi pengukuran kadar air dengan metode gravimetri
adalah ukuran sampel, suhu dan waktu pengeringan (Sulistiawati et al. 2015).
Kadar air simplisia yang diperoleh pada penelitian yaitu sebesar 8.13%
(Tabel 1). Kadar air sirih merah penelitian ini lebih rendah dari 10% sehingga
tergolong simplisia dengan kualitas baik untuk digunakan. Kadar air dibawah
10% dapat menghambat pertumbuhan mikroba dan reaksi enzimatis yang dapat
mendegradasi kandungan senyawa kimia dalam simplisia. Kadar air tersebut
lebih tinggi dibandingkan kadar air sirih merah pada penelitian Wendaswari
(2018) sebesar 6.75, Ramadani (2018) sebesar 6.85 dan Suhermanto (2013)
sebesar 6.25%, tetapi lebih rendah dibandingkan penelitian Safithri et al (2012)
sebesar 9.27%.
Proses ekstraksi pada penelitian ini menggunakan metode maserasi dengan
pelarut etanol 70%. Kelebihan metode maserasi adalah tidak dilakukan
pemanasan sehingga senyawa-senyawa yang tidak tahan terhadap panas tidak
mengalami kerusakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi rendemen ekstrak
adalah lama maserasi, jenis pelarut, suhu, cahaya, pH dan jenis pelarut yang
digunakan (Wahyuni dan Widjanarko 2015). Pelarut yang digunakan pada
penelitian ini adalah etanol 70% karena dapat menarik senyawa aktif nonpolar dan
polar yang lebih banyak karena kepolarannya dibawah kepolaran air (Weni 2014).
Ekstraksi simplisia sirih merah dengan etanol menghasilkan ekstrak yang
mengandung metabolit sekunder seperti tanin, flavonoid dan alkaloid lebih tinggi
dibandingkan dengan pelarut air (Suhermanto 2013). Ekstraksi simplisia diperoleh
sebanyak 44.78 g ekstrak pasta dari 250 g simplisia. Rendemen ekstrak pada
10

penelitian ini dihitung berdasarkan perbandingan bobot ekstrak yang diperoleh


dengan bobot simplisia yang digunakan pada proses ekstraksi. Rendemen ekstrak
yang diperoleh adalah 19.49%, hasil ini lebih tinggi dibandingkan penelitian yang
dilakukan Wedaswari (2018) sebesar 9.21% dan Weni (2014) sebesar 17.84%.
Fraksinasi yang digunakan pada penelitian ini adalah fraksinasi bertingkat
menggunakan pelarut dengan kepolaran yang berbeda. Pelarut yang digunakan
adalah n-heksan (nonpolar), etil asetat (semipolar) dan air (polar). Fraksinasi
bertujuan mengikat senyawa pada ekstrak etanol berdasarkan tingkat
kepolarannya. Prinsip fraksinasi adalah like dissolve like dimana senyawa akan
cenderung larut dalam pelarut yang memiliki kepolaran yang sama dengan
senyawa tersebut (Stroker 2016). Rendemen fraksi yang diperoleh berturut-turut
1.72% untuk fraksi n-heksan, 2.87% untuk etil asetat dan 3.85% untuk air.
Rendemen tertinggi terdapat pada fraksi air dikarenakan ekstraksi menggunakan
etanol 70% yang memiliki sifat lebih polar dari etanol 96% dan lebih rendah dari
kepolaran air sehingga senyawa semipolar dan nonpolar juga dapat terekstrak.
Hasil rendemen lebih tinggi dibandingkan dengan hasil fraksinasi pada penelitian
Wendaswari (2018) yaitu sebesar 0.30% untuk etil asetat tetapi lebih rendah pada
fraksi n-heksan 4.26% dan fraksi air sebesar 48.50%.

Kandungan Kuersetin Ekstrak dan Fraksi Daun Sirih Merah

Pengukuran kandungan kuersetin ekstrak dan fraksi sirih merah dilakukan


dengan menggunakan High Performace Liquid Chromatography (HPLC).
Pengukuran menggunakan kuersetin konsentrasi 10 ppm sebagai standar. Sampel
yang digunakan dalam pengukuran kandungan kuersetin adalah ekstrak etanol
70%, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air daun sirih merah. Fase gerak
yang digunakan ada 2 jenis, yaitu asetonitril dan KH2PO4 0.025 M pH 2.4.
Perbandingan antara kedua eluen adalah 25% asetonitril dan 75% KH2PO4. Laju
alir yang digunakan adalah 1 mL/menit dengan suhu kolom 30 oC. Sampel dan
standar dianalisis selama 30 menit dan diukur peak pada panjang gelombang 370
nm.
Flavonoid merupakan salah-satu senyawa metabolit sekunder yang banyak
terdapat pada tumbuhan dan terkandung di seluruh bagian tumbuhan baik daun,
akar, batang, biji dan bunga. Sirih merah telah diuji secara kualitatif mengandung
senyawa flavonoid Septiani 20 7, Suhermanto 20 3 . Kuersetin 3,3’,4,5,7-
penta-hidroksi flavon) merupakan bioflavonoid yang banyak ditemukan pada
tumbuhan. Metode pengukuran kandungan kuersetin menggunakan metode HPLC
dengan fase gerak berupa KH2PO4 dan asetonitril. Fase gerak asetonitril bertujuan
untuk kuantifikasi senyawa dan fase gerak KH2PO4 bertujuan untuk
mengidentifikasi peak kuersetin (Hertog et al. 1992).
Kuersetin 3,3’,4,5,7-penta-hidroksi flavon) merupakan senyawa flavon
dengan keaktifan yang tinggi dibandingkan senyawa lainnya. Kuersetin banyak
terkandung pada daun, buah dan bunga tanaman. Kuersetin diperoleh dari
hidrolisis rutin baik secara alami maupun sintetik. Kuersetin merupakan sumber
antioksidan yang kuat karena kemampuannya mengikat ion logam-logam transisi.
Kuersetin juga mampu menghambat pembentukan peroksidasi lipid. Kuersetin
dapat berperan sebagai antioksidan dengan cara mendonorkan atom hidrogen.
11

Struktur kuersetin (Gambar 3) mengandung gugus hidroksi yang dapat


menstabilkan radikal bebas (Baghel et al. 2012).

Gambar 3 Struktur kuersetin (Song et al. 2009)

Kandungan kuersetin tertinggi diperoleh pada fraksi etil asetat sebesar


3.887 mg/g, kemudian ekstrak etanol sebesar 1.473 mg/g dan fraksi air sebesar
1.055 mg/g. Kromatogram n-heksan (Lampiran 3) menunjukkan bahwa fraksi n-
heksan tidak mengandung senyawa flavonoid. Pengukuran total flavonoid ekstrak
dan fraksi yang dilakukan Septiani (2017) dengan metode AlCl 3 juga
menunjukkan hasil tertinggi terdapat pada ekstrak etil asetat yaitu sebesar
107.5415 mg QE/g. Senyawa-senyawa fenol akan mudah terlarut pada pelarut etil
asetat. Total fenolik dan total flavonoid tertinggi terdapat pada fraksi etil asetat
(Wendaswari 2018). Kandungan kuersetin fraksi air dan ekstrak etanol lebih
tinggi dibandingkan pengukuran kandungan kuersetin dengan HPLC oleh Mustafa
et al. (2009) yang menunjukkan kandungan kuersetin sirih merah sebesar 122.17
mg/100 g atau setara dengan 1.2217 mg/g.

Aktivitas Antioksidan Ekstrak dan Fraksi Sirih Merah

Radikal bebas merupakan senyawa yang memiliki satu atau lebih elektron
yang tak berpasangan tetapi tetap dapat bertahan (bebas). Terbentuknya radikal
bebas dalam tubuh dapat disebabkan oleh reaksi-reaksi kimia (Rodwell et al.
2015). Salah satu radikal bebas yang terdapat dalam tubuh adalah ion Fe3+ (ferri).
Ion ferri dalam tubuh memiliki batas kelarutan sehingga akan lebih mudah
mengendap. Senyawa yang memiliki kemampuan antioksidan akan mengubah ion
ferri menjadi ion ferro. Ion ferro memiliki kelarutan yang lebih tinggi sehingga
dapat larut dan dikeluarkan dari tubuh (Wang dan Pontopaulus 2011).
Aktivitas antioksidan diukur menggunakan metode FRAP. Prinsip metode
FRAP adalah pembentukan garam ferric tripyridyltriazine FeTPTZ23+ pada pH
3.6 yang berperan sebagai radikal bebas pada proses pengukuran antioksidan.
Pembentukan kompleks garam FeTPTZ23+ pada reagen TPTZ ditunjukkan dengan
terbentuknya warna kuning. Senyawa memiliki kemampuan antioksidan apabila
mampu mereduksi ion ferri menjadi ion ferro ditunjukkan dengan terjadinya
perubahan warna reagen FRAP yang berwarna kuning menjadi warna biru
(Benzie dan Devaki 2018). Optimasi metode FRAP yang dilakukan Benzie dan
Devaki (2018) menunjukkan pengukuran aktivitas antioksidan terbaik pada pH
3.6 dengan waktu inkubasi selama 4 menit dan pengukuran absorbansi pada
panjang gelombang 593 nm. Kelebihan metode FRAP adalah mudah, cepat,
12

reagen tergolong stabil, toksisitas rendah, sensitif dan presisi tinggi, reaksi
stokiometri konstan dan perbedaan kecil pada kondisi reaksi tidak memberikan
efek yang signifikan terhadap hasil pengukuran.
Pengukuran aktivitas antioksidan menggunakan troloks sebagai standar
pengukuran. Troloks merupakan antioksidan yang sangat kuat dan memiliki
aktivitas yang baik dalam pengukuran dengan berbagai macam metode. Troloks
telah banyak digunakan sebagai pembanding aktivitas antioksidan dengan metode
FRAP. Troloks (6-hydroxy-2,5,7,8-ttetramethylchromane-2-carbolic acid)
merupakan vitamin E yang larut air yang digunakan sebagai pengukuran aktivitas
antioksidan dalam bentuk troloks ekivalen. Troloks mampu mereduksi berbagai
jenis radikal bebas diantaranya radikal yang berasal dari logam-logam transisi,
•OH, •OOH, •OCH3 dan •OOCHCH2 (Alberto et al. 2013)
Aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada fraksi etil asetat yaitu sebesar
844.050 µmol Tr/g. Hasil pengukuran aktivitas antioksidan seusai dengan
penelitian Septiani (2017) dengan metode DPPH (2,2-difenil-1-pikrilhidrazil)
menunjukkan fraksi etil asetat memiliki aktivitas tertinggi dengan nilai IC50
sebesar 13.15 µg/mL. Aktivitas antioksidan dengan metode rancimat
menunjukkan aktivitas tertinggi pada fraksi etil asetat dengan nilai Faktor Proteksi
(FP) sebesar 1.38 (Wedaswari 2018). Aktivitas antioksidan dengan metode FRAP
fraksi etil asetat sirih merah menunjukkan hasil yang lebih tinggi dibandingkan
ekstrak kedelai sebesar 102 µmol Tr/g dan ekstrak wijen sebesar 152 µmol Tr/g
(Camatri et al. 2016). Fraksi etil asetat mengandung senyawa-senyawa metabolit
sekunder seperti alkaloid, flavonoid, tanin, steroid dan saponin yang dapat bersifat
sebagai antioksidan (Septiani 2017).

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Ekstrak etanol 70%, fraksi n-heksan, fraksi etil asetat dan fraksi air memiliki
aktivitas antioksidan. Kandungan kuersetin tertinggi terdapat pada fraksi etil
asetat sebesar 3.887 mg/g. Aktivitas antioksidan tertinggi terdapat pada etil asetat
sebesar 844.050 µmol Tr/g.

Saran

Ekstrak dan fraksi sirih merah perlu pengukuran total flavonoid dengan
HPLC, pemurnian dengan KLT, pengukuran aktivitas antioksidan ekstrak dan
fraksi sirih merah dengan metode ORAC dan FTC, serta analisis senyawa-
senyawa yang terdapat pada kromatogram HPLC ekstrak dan fraksi.
13

DAFTAR PUSTAKA

[AOAC] Association of Official Analytical Chemistry. 2007. Official Method Of


Analysis of AOAC International. 18th ed. Gaithersburg (US) : AOAC
International.
[BPOM RI]. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2014.
Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12 Tahun
2014 tentang Persyaratan Mutu Obat Tradisional. Jakarta (ID) : BPOM RI
Alberto ME, Russo N, Grand A, Galano A. 2013. A physicochemical examination
of the free radical scavenging activity of trolox : mechanism, kinetics and
influence of the environment. Physicochem. 15 : 4642-4650.
Alfarabi M, Bintang M, Suryani, Safithri M. 2010. The comparative ability of
antioxidant activity of Piper crocatum in inhibiting fatty acid oxidation
and free radical scavenging. Hayati J Biosci. 17 (4) : 201-204.
Alfarabi M. 2010. Kajian antidiabetogenik ekstrak daun sirih merah (Piper
crocatum) in vitro [tesis]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Baccan MM, Neto OC, Pereira RMS, Esposito BP. 2012. Quercetin as a shuttle
for labile iron. J Inorg Biochem. 107 : 34-39.
Baghel SS, Shrivastava N, Baghel RS, Argawal P, Rajput S. 2012. A review of
quercetin : antioxidant and anticancer properties. JPPS. 1 (1) : 146-160.
Benzie IFF, Devaki M. 2018. The ferric reducing antioxidant power (FRAP) assay
for non-enzymatic antioxidant capacity : concept, procedures, limitations
and applications. Di dalam : Apak R, Capanoglu E, Shahidi F (editor).
Measurement of Antioxidant Activity and Capacity. 1st ed. New York
(US) : John Wiley & Sons Ltd.
Camatari FOS, Lopes KH, Valentim BP, Xavier JA, Santana AEG, Goulard
MOF. 2016. Antioxidant potential of flours from cereal, tuber, beans and
seeds chemical profile of Curcuma longa flour. J Nutr Food Sci. 6 (2) : 1-
8.
Firdausi I, Retnowati R, Sutrisno. 2015. Fraksinasi ekstrak metanol daun mangga
kasturi (Mangifera casturi Kosterm) dengan pelarut n-butanol. J Kim Stud.
1 (1) : 785-790.
Fitriyani A, Winarti L, Muslichah S, Nuri. 2011. Uji antiinflamasi ekstrak metanol
daun sirih merah (Piper Crocatum Ruiz & Pav) pada tikus puih. Trad Med
J. 16 (1) : 34-42.
Hertog MGL, Hollman PCH, Venema DP. 1992. Optimization of a quantitative
HPLC determination of potentially anticarcinogenic flavonoids in
vegetables and fruit. J Agric Food Chem. 40 : 1591-1598.
Kumar, S., Pandey, A. 2013. Chemistry and biological activities of flavonoids: An
overview. Sci World J. 2013: 1-17. doi: 10.1155/2013/162750.
14

Mustafa RA, Hamid A, Mohamed S, Bakar FA. 2009. Total phenolic compounds,
flavonoid, and radical scavenging activity of 21 selected tropical plants. J
Food Sci. 75 (1) : 28-35.
Nelson DL, Cox MM. 2013. Lehninger : Principles Of Biochemistry. 6th ed. New
York (US) : W. H. Freeman and Company.
Ramadani F. 2018. Aktivitas antioksidan, total tanin ekstrak dan fraksi daun sirih
merah (Piper crocatum) dan identifikasi dengan LC-MS [skripsi]. Bogor
(ID) : Institut Pertanian Bogor.
Roberts RA, Laskin DL, Smith CV, Robertson FM, Allen EMG, Doom JA,
Slikkerk W. 2009. Nitrative and oxidative stress in toxicology and disease.
J Tox Sci. 112 : 4-16.
Rodwell VW, Bender DA, Botham KM, Kennelly PJ, Weil PA. 2015. Harpper’s :
Illustrated Biochemistry.30th ed. New York (US) : The Mc-Graw-Hill
Education.
Safithri M, Yasni A, Bintang M, Ranti AS. 2012. Toxicity study of antidiabetics
functional drink of Piper crocatum dan Cinnamomum burmanni. Hayati J
Biosci. 19 (1) : 31-36. doi : 10.4308/hjb/19.1.31.
Safithri M, Yasni S, Bintang M, Ranti AS. 2012. Aktivitas antioksidan dan
inhibitor enzim α-glukosidase minuman fungsional sirih merah (Piper
crocatum) dan kayu manis (Cinnamon burmanni). Di dalam : Montolalu R,
Andarwulan N, Ijong FG, Tooy D, Djarkasi GSS, Mentang F, Makapedua
DM, editor. Peran Teknologi dalam Perkembangan Pangan yang Aman,
Bermutu dan Terjangkau bagi Masyarakat, Seminar Nasional
Perhimpunan Ahli Teknologi Pangan Indonesia . 25-27 September 2011;
Manado, Indonesia. Manado (ID) : Universitas Sam Ratulangi. hlm 282-
287.
Septiani R. 2017. Ekstrak dan fraksi daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz &
Pav) sebagai antioksidan dengan metode 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil
[skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Sies H, Berndt C, Jones DP. 2017. Oxidative stress. Ann Rev Biochem. 86 : 715-
748.
Song X, Li J, Wang J, Chen L. 2009. Quercetin molecularly imprinted polymers :
preparation, recognition, characteristics and properties as sorbent for solid-
phase extraction. Talanta. 80 : 694-702.
Stoker HS. 2016. General, Organic, and Biological Chemistry. 7th ed. Boston
(US): Cangage Learning.
Suhermanto. 2013. Profil flavonoid, tanin dan alkaloid dari ekstrak daun sirih
merah (Piper crocatum) [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Sulistiawati E, Santosa I, Rizka Y, Saka AA. 2015. Pengaruh suhu pada
pengeringan tepung kimpul (Xanthasoma sagittifolium). J Chemica. 2 (2) :
57-60.
15

Wahyuni DT, Widjanarko SB. 2015. Pengaruh jenis pelarut dan lama ekstraksi
terhadap ekstrak karotenoid labu kuning dengan metode gelombang
ultrasonik. JPA. 3 (2) : 309-401.
Wang J, Pantopoulos K. 2011. Regulation of cellular iron metabolism. J Biochem.
434: 365-381.
Wedasari IAI. 2018. Aktivitas antioksidan ekstrak etanol dan fraksi daun sirih
merah (Piper crocatum) dengan metode rancimat dan identifikasi dengan
LC-MS [skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Weni M. 2014. Aktivitas penghambatan ekstrak sirih merah (Piper crocatum)
terhadap pembentukan malondialdehida (MDA) dan enzim tirosinase
[skripsi]. Bogor (ID) : Institut Pertanian Bogor.
Wicaksono BD, Handoko YA, Arung ET, Kusuma IW, Yulia D, Pancaputra AN,
Sandra F. 2009. Antiproliferative effect of the methanol extract of Piper
crocatum Ruiz & Pav leaves on human breast (T47D) cells in-vitro. TJPR.
8 (4) : 345-352.
16
17

LAMPIRAN
18
19

Lampiran 1 Bagan alir lingkup kerja penelitian

Daun Sirih Merah

Simplisia Daun Sirih


Pengukuran kadar air
Merah

Ekstraksi Simplisia dengan


metode maserasi

Fraksinasi bertingkat
ekstrak

Kandungan kuersetin Aktivitas antioksidan


dengan HPLC dengan metode FRAP
20

Lampiran 2 Kadar air simplisia, rendemen ekstrak dan rendemen fraksi daun sirih
merah
Perhitungan kadar air simplisia
Pengulangan Bobot sampel (g) Kadar Air (%)
Sebelum dikeringkan Setelah dikeringkan
1 2.0037 1.8389 8.22
2 2.0036 1.8367 8.33
3 2.0007 1.8434 7.86
Rata-rata 8.13 ± 0.25

Contoh Perhitungan kadar air ulangan 1:


obot awal - obot simplisia setelah pengeringan
Kadar Air (%) = x 100%
obot awal
2.0037 - .8389
= x 100%
.8389
= 8.22 %

Rendemen ekstrak etanol 70%


Pengulangan Bobot awal sampel (g) Bobot akhir ekstrak (g) Rendemen (%)
1 250 44.78 19.49
Contoh Perhitungan :
obot ekstrak
Rendemen ekstrak = x 100%
obot simplisia x -kadar air
44.78
= x 100%
250 x -0.08 3
= 19.49%

Rendemen fraksi n-heksan, etil asetat dan air


Bobot awal Bobot total Bobot akhir Rendemen
Fraksi Ulangan
ekstrak (g) ekstrak (g) fraksi (g) (%)
1 1.0086 16.3351 2.2746 2.71
n-heksan 2 1.0700 17.9510 0.6692 0.73
Rata-rata 1.72 ± 1.40
1 1.0086 16.3351 3.1909 3.81
Etil
2 1.0700 17.9510 1.7718 1.92
Asetat
Rata-rata 2.87 ± 1.34
1 1.0086 16.3351 5.7397 6.85
Air
2 1.0700 17.9510 0.7828 0.85
Rata-rata 3.85 ± 4.24
Contoh Perhitungan :
obot fraksi
Rendemen fraksi (%) = x rendemen ekstraksi x 100%
obot ekstrak
2.2746
= x 19.49 x 100%
6.335
= 2.71 %
21

(a) (b) (c) (d)


(a) Ekstrak etanol (b) Fraksi n-heksan (c) fraksi etil asetat (d) fraksi air

Lampiran 3 Perhitungan total kuersetin ekstrak dan fraksi daun sirih merah
Kromatogram HPLC standar kuersetin, ekstrak etanol 70% dan fraksi daun sirih
merah
Profil kromatogram standar kuersetin
Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3
22

Profil kromatogram ekstrak etanol 70%


Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3

Profil kromatogram fraksi n-heksan


Ulangan 1
23

Ulangan 2

Ulangan 3

Profil kromatogram fraksi etil asetat


Ulangan 1

Ulangan 2
24

Ulangan 3

Profil kromatogram fraksi air


Ulangan 1

Ulangan 2

Ulangan 3
25

Perhitungan kandungan kuersetin ekstrak dan fraksi sirih merah


Waktu
Bobot [Kuersetin sampel]
Sampel Ulangan Retensi Luas Area
sampel (g) (mg/g)
(menit)
1 0.5072 11.117 6545614 1.592
Ekstrak 2 0.5100 11.297 6256489 1.474
Etanol 70% 3 0.5100 11.233 5748875 1.354
Rata-rata 1.473 ± 0.12
1 0.5004 - - -
Fraksi n- 2 0.5059 - - -
heksan 3 0.5059 - - -
Rata-rata -
1 0.5020 11.117 1177584 2.803
Fraksi Etil 2 0.5208 11.183 1932902 4.459
Asetat 3 0.5208 11.223 1906170 4.398
Rata-rata 3.887 ± 0.94
1 0.5009 11.123 2475519 0.590
2 0.5100 11.243 5467201 1.288
Fraksi Air
3 0.5100 11.233 5494220 1.287
Rata-rata 1.055 ± 0.40
1 - 11.110 2091555 -
2 - 11.110 2059308 -
Standar
kuersetin 3 - 11.080 2091086 -
2080650 ±
Rata-rata -
18483.91

Contoh perhitungan kandungan kuersetin (ekstrak etanol 70% ulangan 1):


Konsentrasi sampel yang diinjek :
uas Area Sampel
[Injek] = uas Area Standar Kuersetin x [standar kuersetin]

65456 4
= x 10 µg/mL
2080650

= 31.459 µg/Ml
Kandungan kuersetin dalam sampel ekstrak etanol 70% :
njek x volume x fp
[kuersetin sampel] =
obot sampel
3 .459 g m x 25 m x
=
0.5072 g
32.295 x 0 mg m x 25 m x
=
0.5072 g
= 1.592 mg/g ekstrak
26

Lampiran 4 Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun sirih merah


Kurva standar troloks
Konsentrasi Larutan Absorbansi
(µmol/L)
200 0.187
350 0.291
400 0.405
500 0.467
600 0.561
800 0.734
1000 0.907

1.000
0.900 y = 0.0009x + 0.0268
0.800 R² = 0.9976
0.700
Absorbansi

0.600
0.500
0.400
0.300
0.200
0.100
0.000
0 200 400 600 800 1000 1200
Konsentrasi (µmol/L)
27

Perhitungan antioksidan
28
29
30

Lampiran 5 Uji Dixon


Tabel uji Dixon

Dhitung > Dtabel maka data dibuang


31

Ekstrak etanol 70%


Data antioksidan ekstrak etanol
Konsentrasi Aktivitas antioksidan Data uji Dixon
Ulangan
(ppm) (µmol Tr/g) (µmol Tr/g)
1 328.889 328.889
200 2 312.222 312.222
3 328.889 328.889
1 404.647 404.647
300 2 382.413 382.413
3 434.291 434.291
1 447.778 447.778
400 2 433.889 433.889
3 453.333 453.333
1 489.333 489.333
500 2 473.778 473.778
3 496.000 496.000
1 455.470 455.470
600 2 438.820 438.820
3 446.220 446.220
1 430.833 430.833
800 2 453.056 453.056
3 437.778 437.778
1 512.444 512.444
1000 2 462.444 462.444
3 490.222 490.222

Perhitungan:
N = 21, Dtabel = 0.478
Nilai terendah = 312.222
3-
Dhitung = n-2 -
328.889 - 3 2.222
=
490.222 - 3 2.222
= 0.094
Dhitung < Dtabel maka data tidak dibuang
Nilai tertinggi = 512.444
n - n-2
Dhitung = n- 3
5 2.444 – 490.222
=
5 2.444 – 3 2.222
= 0.111
Dhitung < Dtabel maka data tidak dibuang
32

Fraksi n-heksan
Konsentrasi Aktivitas antioksidan Data Uji Dixon
Ulangan
(ppm) (µmol Tr/g) (µmol Tr/g)
1 NA NA
200 2 NA NA
3 NA NA
1 NA NA
300 2 NA NA
3 NA NA
1 NA NA
400 2 NA NA
3 NA NA
1 NA NA
500 2 NA NA
3 NA NA
1 5.902 5.902
600 2 NA NA
3 0.369 0.369
1 3.056 3.056
800 2 10.000 10.000
3 14.167 14.167
1 46.889
1000 2 12.444 12.444
3 16.889 16.889

Perhitungan:
N = 8, Dtabel = 0.608
Nilai terendah = 0.369
2-
Dhitung =
n- -
3.056 - 0.368
=
6.889 - 0.368
= 0.163
Dhitung < Dtabel maka data tidak dibuang
Nilai tertinggi = 46.889
n - n-
Dhitung = n- 2
46.889 – 6.889
=
46.889 – 3.056
= 0.615
Dhitung > Dtabel maka data dibuang
33

Fraksi n-heksan
Konsentrasi Aktivitas antioksidan Data uji Dixon
Ulangan
(ppm) (µmol Tr/g) (µmol Tr/g)
1 NA NA
200 2 NA NA
3 NA NA
1 NA NA
300 2 NA NA
3 NA NA
1 NA NA
400 2 NA NA
3 NA NA
1 NA NA
500 2 NA NA
3 NA NA
1 5.902 5.902
600 2 NA NA
3 0.369 0.369
1 3.056 3.056
800 2 10.000 10.000
3 14.167 14.167
1
1000 2 12.444 12.444
3 16.889 16.889

Perhitungan:
N = 7, Dtabel = 0.569
Nilai terendah = 0.369
2-
Dhitung =
n-
3.056 - 0.369
=
6.889 - 0.369
= 0.163
Dhitung < Dtabel maka data tidak dibuang
Nilai tertinggi = 16.889
n - n-
Dhitung = n-
6.889 – 4. 67
=
6.889 – 0.369
= 0.165
Dhitung < Dtabel maka data tidak dibuang
34

Fraksi etil astetat


Konsentrasi Aktivitas antioksidan Data uji Dixon
Ulangan
(ppm) (µmol Tr/g) (µmol Tr/g)
1 756.667 756.667
200 2 773.333 773.333
3 778.889 778.889
1 827.078 827.078
300 2 830.800 830.800
3 834.522 834.522
1 817.222 817.222
400 2 836.667 836.667
3 828.333 828.333
1 822.667 822.667
500 2 796 796
3 782.667 782.667
1 874.867 874.867
600 2 878.533 878.533
3 867.533 867.533
1 857.222 857.222
800 2 875.278 875.278
3 879.444 879.444
1 929.111 929.111
1000 2 945.778 945.778
3 932.444 932.444

Perhitungan:
N = 21, Dtabel = 0.478
Nilai terendah = 756.667
3-
Dhitung =
n-2 -
778.889 - 756.667
=
929. - 756.667
= 0.129
Dhitung < Dtabel maka data tidak dibuang
Nilai tertinggi = 945.778
n - n-2
Dhitung = n- 3
945.778 – 929.
=
945.778 – 778.889
= 0.099
Dhitung < Dtabel maka data tidak dibuang
35

Fraksi air
Konsentrasi Aktivitas antioksidan Data uji Dixon
Ulangan
(ppm) (µmol Tr/g) (µmol Tr/g)
1 745.556 745.556
200 2 745.556 745.556
3 751.111 751.111
1 820.898 820.898
300 2 820.898 820.898
3 820.898 820.898
1 847.778 847.778
400 2 858.889 858.889
3 858.889 858.889
1 829.333 829.333
500 2 836 836
3 831.556 831.556
1 730.769 730.769
600 2 730.769 730.769
3 727.080 727.080
1 635 635
800 2 635 635
3 637.778 637.778
1 575.778 575.778
1000 2 579.111 579.111
3 596.889 596.889

Perhitungan:
N = 21, Dtabel = 0.478
Nilai terendah = 575.778
3-
Dhitung = n-2 -
596.889 - 575.778
=
847.778 - 575.778
= 0.071
Dhitung < Dtabel maka data tidak dibuang
Nilai tertinggi = 858.889
n - n-2
Dhitung = n- 3
858.889 – 847.778
=
858.889 – 596.889
= 0.042
Dhitung < Dtabel maka data tidak dibuang
36

Lampiran 6 Hasil analisis one way ANOVA


Luas area kuersetin
Source Df Sum of square Mean Square F Sig
Between Groups 3 4.042E+13 1.347E+13 16.052 .001
Within Groups 8 6.716E+12 8.393E+11
Total 11 4.713E+13

Duncan
N Subset for alpha = 0.05
Sampel
1 2
Fraksi etil asetat 3 1672218.667
Standar kuersetin 3 2080649.667
Fraksi air 3 4478980
Ekstrak etanol 3 616836559.333
Sig. .006 .052

Kandungan kuersetin ekstrak dan fraksi


Source Df Sum of square Mean Square F Sig
Between Groups 2 14.018 7.009 19.873 .002
Within Groups 6 2.116 .353
Total 8 16.134

Duncan
N Subset for alpha = 0.05
Sampel
1 2
Fraksi air 3 1.05500
Ekstrak etanol 3 1.47333
Fraksi etil asetat 3 3.88667
Sig. .421 1

Aktivitas antioksidan ekstrak etanol 70%


Source Df Sum of square Mean Square F Sig
Between Groups 6 370325.996 61720.999 509.161 .000
Within Groups 14 1697095 121.221
Total 20 372023.092

Duncan
Subset for alpha = 0.05
Konsentrasi N
1 2 3 4 5 6 7
200 ppm 3 66.667
300 ppm 3 122.074
400 ppm 3 178
500 ppm 3 243.185
600 ppm 3 268.371
800 ppm 3 352.444
1000 ppm 3 488.370
Sig. 3 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
37

Aktivitas antioksidan fraksi n-heksan


Source Df Sum of square Mean Square F Sig
Between Groups 2 806.991 403.496 2.697 .160
Within Groups 5 747.962 149.592
Total 7 154.954

Duncan
Subset for alpha = 0.05
Konsentrasi N
1
600 ppm 2 1.889
800 ppm 3 7.529
1000 ppm 3 25.507
Sig. 3 .088

Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat


Source Df Sum of square Mean Square F Sig
Between Groups 6 1335543.558 222590.593 5123.445 .000
Within Groups 14 608.237 43.445
Total 20 1336151.795

Duncan
Subset for alpha = 0.05
Konsentrasi N
1 2 3 4 5 6 7
200 ppm 3 153.926
300 ppm 3 248
400 ppm 3 330.963
500 ppm 3 400.222
600 ppm 3 529.481
800 ppm 3 696.519
1000 ppm 3 935.778
Sig. 3 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000
38

Aktivitas antioksidan fraksi air


Source Df Sum of square Mean Square F Sig
Between Groups 8 406510.855 67751.809 3340.447 .000
Within Groups 14 283.952 20.282
Total 20 406794.807

Duncan
Subset for alpha = 0.05
Konsentrasi N
1 2 3 4 5 6 7
200 ppm 3 149.481
300 ppm 3 245.778
400 ppm 3 342.074
500 ppm 3 416.148
600 ppm 3 439.481
800 ppm 3 508.741
1000 ppm 3 583.962
Sig. 3 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000 1.000

Aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi daun sirih merah


Source Df Sum of square Mean Square F Sig
Between Groups 3 4704249.450 1568083.150 336.531 .000
Within Groups 66 307530.619 4659.555
Total 69 5011780

Duncan
N Subset for alpha = 0.05
Sampel
1 2 3 4
Fraksi n-heksan 7 8.975
Ekstrak etanol 21 433.940
Fraksi air 21 743.597
Fraksi etil asetat 21 844.050
Sig. 1.000 1.000 1.000 1.000
39

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Paladan, Sulawesi Barat pada tanggal 21 Februari


1998. Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari bapak Robert dan ibu
Elvina. Penulis lulusan SMAN 1 Polewali, Sulawesi Barat pada tahun 2015 dan
pada tahun yang sama penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB)
melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN) dan
diterima di Departemen Biokimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Alam. Penulis merupakan mahasiswa penerima Beasiswa Bidikmisi periode 2015-
2019.
Penulis mengikuti kegiatan Praktik Lapang di Pusat Penelitian dan
Pengembangan Hasil Hutan dengan judul makalah “Pembuatan Pupuk Organik
Cair dari Limbah Produksi Bioetanol dengan Penambahan Effective
microorganism 4 (EM4) dan Daun Lamtoro (Leucaena leucocephala L.). Penulis
aktif mengikuti kegiatan dan kepanitian di kampus seperti anggota divisi
Pemerhati PMK IPB tahun 2016-2017, anggota divisi K4 Pesta Sains Nasional
2017 dan anggota divisi Koordinator Lapangan Revolution In Art Bogor 2016.
Prestasi yang diraih penulis adalah Juara 1 Voli putri tingkat Fakultas 2018, Juara
1 Voli putri tingkat Fakultas 2019, Juara 1 Aerobik tingkat Fakultas 2017, Juara 1
Aerobik tingkat Fakultas 2018, Juara 1 Aerobik tingkat IPB 2017, Juara 1 Aerobik
tingkat IPB 2018 dan Juara 2 Aerobik tingkat IPB 2019.

Anda mungkin juga menyukai