NIM : 202204009
MITRA KELUARGA
BEKASI
2023
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................
BAB III PENUTUP..................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu bahan alam yang bisa dipergunakan sebagai antiaging adalah
daun kelor (Moringa oleifera). Dalam penelitian sebelumnya dilaporkan bahwa
daun kelor mengandung vitamin C tujuh kali lebih besar daripada jeruk, vitamin A
sepuluh kali lebih besar daripada wortel, kalsium tujuh belas kali lebih besar
dibanding susu, protein sembilan kali lebih besar daripada yoghurt, kalium lima
belas kali lebih besar daripada pisang dan besi dua kali lebih besar daripada
bayam. Kandungan asam askorbat, ßkaroten, asam tocopherol, flavonoid, fenolat,
karotenoid, derivat asam hidroksinamit, dan flavonoid menyebabkan daun kelor
dapat digunakan sebagai sumber bahan alami antioksidan. Aktivitas antioksidan
tersebut menyebabkan daun kelor dapat digunakan sebagai antiaging
Pada dasarnya daun kelor dijadikan sebagai bahan makanan yang biasa
dikonsumsi oleh masyarakat banyak. Namun, daun kelor juga kini banyak
digunakan untuk bahan pengobatan salah satunya adalah dalam krim. Biasanya
krim-krim menggunakan ekstra daun kelor sebagai bahan pendukung krim
terseebut. Dalam formulasi makalah ini berfokus pada penggunaan daun kelor
yang berasal dari dua wilayah yaitu wilayah Makawanpur dan wilayah Rupandehi.
Kedua wilayah tersebut berada di negara Nepal yang dimana masyarakatnya
banyak menggunakan daun kelor sebagai sumber makanan dan sumber
pengobatan.
Selanjutnya setelah ekstrak daun kelor telah siap, langkah selanjutnya yang dapat
dilakukan adalah dengan melakukan skrining fitokimia. Tahapan ini dilaukan
untuk menggolongkan kadar karbohidrat, tanin, fenolik, flavonoid, glikosida dan
terpenoid yang dilakukan dengan menggunakan metode-metode standar.
Melalui proses tersebut yang dilakukan terhadap dua sampel daun kelor
yaitu yang berasal dari wilayah Makawanpur dan wilayah Rupandehi maka
menunjukkan bahwa: