Anda di halaman 1dari 9

ARTIKEL ASLI

Formulasi Krim Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai Sediaan


Antiaging

(Formulation Cream of Extract Moringa oleifera Leave as Antiaging)

Nining Sugihartini, Evi Nuryanti


Laboratorium Teknologi Farmasi, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

ABSTRAK
Latar Belakang: Daun kelor merupakan bahan alam yang berpotensi untuk melindungi kulit karena kandungan antioksidan
yang terdapat didalamnya. Pengembangan bentuk sediaan dalam bentuk krim antiaging diperlukan agar dapat dimanfaatkan
oleh masyarakat. Tujuan: Mengetahui konsentrasi ekstrak daun kelor yang dapat memberikan kemampuan antiaging yang
baik. Metode: Ekstrak daun kelor diperoleh dengan metode maserasi dengan pelarut etanol 70%. Ekstrak kemudian
diformulasikan dalam bentuk sediaan krim antiaging dengan variasi konsentrasi yaitu formula I (0%), formula II (3%),
formula III (6%) dan formula IV (9%). Krim dievaluasi dengan parameter moisture, evenness, pore, spot, wrinkle pada
probandus manusia yang telah menggunakan krim selama 14 hari. Hasil: Uji menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi
ekstrak daun kelor menyebabkan penurunan evenness (p<0.05) yang efektif pada konsentrasi 3%. Simpulan: Konsentrasi
ekstrak daun kelor yang dapat digunakan sebagai antiaging yaitu mengurangi evenness adalah 3%.

Kata kunci: antiaging, antioksidan, kelor, Moringa oleifera, krim.

ABSTRACT
Background: Moringa oleifera leaf as natural material has the activity to protect skin because it contains antioxidants.
Therefore, the development of dosage forms in the form of a antiaging cream is required to be used by the human. Purpose:
To determine the concentration of extract moringa oleifera leaf which will provide the ability as antiaging. Methods:
Extract of moringa oleifera leaf was obtained by maceration methods by ethanol 70% as solvent. Then extract was
formulated in dosage forms an antiaging cream with concentration of variations are formula I (0%), formula II (3%), formula
III (6%) and the formula IV (9%). After that cream was evaluated with parameters moisture, evenness, pore, spot and
wringkle on human probandus whom have used the cream for 14 days. Results: Increasing the concentration of Moringa
oleifera leaf extract led to a decreasing evenness (p<0.05) which efective on concentration 3%. Conclusion: The
concentration of Moringa oleifera leaf extract that can be used as antiaging which decreasing evenness was 3%.

Key words: antiaging, antioxidant, cream, moringa oleifera.

Alamat korespondensi: Nining Sugihartini, Fakultas Farmasi Universitas Ahmad Dahlan, Kampus III, Jl. Prof. Dr. Soepomo,
Janturan, Umbulharjo, Yogyakarta 55164, Indonesia. Telepon: 081291136034, e-mail: nining.sugihartini@pharm.uad.ac.id

PENDAHULUAN matahari, sebagai peraba dan perasa, serta pertahanan


Kulit sebagai organ terluar dan terluas terhadap tekanan infeksi dari luar.1-3
merupakan pembatas dari lingkungan sekitar yang Kulit bisa mengalami penuaan terutama pada
berfungsi untuk melindungi otot, ligamen, dan organ daerah-daerah yang sering terpapar sinar matahari
internal dari radiasi sinar ultraviolet (UV), dehidrasi, secara langsung seperti wajah, leher, bagian atas
dan mikroorganisme. Fungsi perlindungan tersebut lengan, dan tangan. Lapisan kulit akan semakin
terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti menipis (sekitar 10% per 10 tahun), sehingga kulit
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus akan semakin mudah mengalami iritasi dan rapuh.
(keratinisasi dan pelepasan sel-sel yang sudah mati), Jumlah produksi proteoglikan dan natural
respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum moisturizing factor (NMF) berkurang, sehingga kulit
dan keringat, dan pembentukan pigmen melanin akan semakin kering. Jumlah pembuluh darah kulit
untuk melindungi kulit dari bahaya sinat ultraviolet juga berkurang dan terjadi perpanjangan pergantian

1
Formulasi Krim Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai
Artikel Asli Sediaan Antiaging

sel kulit sehingga kulit akan tampak kusam. Oleh METODE


karena itu diperlukan suatu tambahan perlindungan Penelitian ini merupakan penelitian
bagi kulit yang salah satunya adalah kosmetik eksperimental dengan menggunakan 12 sukarelawan
antiaging.4 Kosmetik untuk antiaging sebagian besar sehat baik sebagai kelompok kontrol maupun
bekerja dengan cara mencegah kerusakan akibat perlakuan. Lokasi penelitian untuk pengukuran
radiasi sinar UV atau memperbaiki kerusakan yang parameter kulit dilakukan di Rumah Sakit Umum
sudah terjadi. Antioksidan sering ditambahkan karena Pemeliharaan Kesejahteraan Umat (PKU)
dapat mengurangi kerusakan oksidatif yang Muhammadiyah Yogyakarta. Kriteria inklusi meliputi
ditimbulkan oleh peningkatan reactive oxygen species subjek berumur 19–25 tahun, subjek tidak
(ROS) akibat radiasi UV.5 mengkonsumsi vitamin kulit atau suplemen mineral,
Salah satu bahan alam yang bisa dipergunakan semua subjek dalam kondisi baik berdasarkan riwayat
sebagai antiaging adalah daun kelor (Moringa kesehatan. Kriteria eksklusi yaitu subjek dengan
oleifera). Dalam penelitian sebelumnya dilaporkan penyakit kulit, penyakit inflamasi, atau mengonsumsi
bahwa daun kelor mengandung vitamin C tujuh kali obat-obatan, antioksidan, vitamin, atau suplemen
lebih besar daripada jeruk, vitamin A sepuluh kali kesehatan, subjek yang sedang hamil atau menyusui,
lebih besar daripada wortel, kalsium tujuh belas kali telah didiagnosis diabetes mellitus. Kriteria drop out
lebih besar dibanding susu, protein sembilan kali apabila subjek tidak bersedia lagi menggunakan krim
lebih besar daripada yoghurt, kalium lima belas kali ekstrak daun kelor.
lebih besar daripada pisang dan besi dua kali lebih Bahan yang digunakan adalah daun kelor yang
besar daripada bayam.6 Kandungan asam askorbat, ß- diperoleh dari daerah Pati yang dipanen pada bulan
karoten, asam tocopherol, flavonoid, fenolat, Januari 2016. Selain itu juga digunakan bahan untuk
karotenoid, derivat asam hidroksinamit, dan flavonoid basis krim dengan derajat farmasetik meliputi: asam
menyebabkan daun kelor dapat digunakan sebagai stearate (bratachem), metil paraben (bratachem),
sumber bahan alami antioksidan.7-9 Aktivitas propil paraben derajat farmasi (bratachem), pottasium
antioksidan tersebut menyebabkan daun kelor dapat hydroxide derajat farmasi (bratachem), gliserin,
digunakan sebagai antiaging.8-10 propilenglikol derajat farmasi (bratachem), parfum,
Pengembangan bentuk sediaan untuk etanol 70%, dan aquades. Alat yang digunakan dalam
mengoptimalkan pemanfaatan khasiat daun kelor juga penelitian ini adalah oven (binder), rotary evaporator
telah dilaksanakan. Hasil penelitian menunjukkan (buchi), alat gelas (pyrex), waterbath (memmerth),
bahwa ekstrak daun kelor dapat diaplikasikan dalam skin analyzer.
bentuk topikal untuk pencegahan dan pengobatan Prosedur penelitian dimulai dengan identifikasi
penyakit stres oksidatif dan antiaging. Selain itu daun tanaman daun kelor diperoleh dari daerah Cluwak,
kelor memiliki toleransi yang baik terhadap kulit Pati, Jawa Tengah pada bulan Januari 2016 dan
setelah dilakukan patch test, sehingga semakin dilakukan identifikasi tanaman di Laboratorium
membuktikan bahwa ekstrak daun kelor dapat Biologi, Universitas Ahmad Dahlan. Kemudian
digunakan sebagai antioksidan topikal yang di pembuatan ekstrak daun kelor yang diperoleh dengan
formulasikan kedalam basis topikal yang aman dan menggunakan metode maserasi pada perbandingan
tepat. Salah satu bentuk sediaan yang dapat simplisia dan pelarutnya berupa etanol 70% sebesar
diaplikasikan adalah krim.11 1:6. Serbuk simplisia direndam dalam pelarut selama
Berdasarkan uraian di atas maka penelitian ini 72 jam pada suhu kamar. Setelah difiltrasi residu
bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh variasi dimaserasi kembali dengan 500 mL etanol 70%
konsentrasi ekstrak daun kelor dalam krim sebagai selama 24 jam. Maserat yang diperoleh dipekatkan
sediaan antiaging berdasarkan parameter mostuire, dengan vacuum rotary evaporator pada suhu 60°C,
evenness, pore, spot, dan wrinkle pada kulit. kemudian diuapkan diatas waterbath sampai didapat
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan akan ekstrak kental.12 Ekstrak daun kelor diformulasikan
diperoleh informasi konsentrasi ekstrak daun kelor dalam bentuk sediaan krim dengan formula mengacu
dalam sediaan krim yang dapat meningkatkan pada hasil penelitian sebelumnya yang sudah
moisture dan menurunkan evenness, pore, spot, dan dimodifikasi.13 Formulasi krim dapat dilihat pada
wrinkle sehingga pada akhirnya dapat dipergunakan Tabel 1.
oleh masyarakat untuk menjaga kesehatan kulit. Sediaan krim ekstrak daun kelor dibuat dengan
metode peleburan. Bahan yang larut air yaitu terdiri punggung tangan selama 15 hari. Kemudian bagian
dari potasium hidroksida, metilparaben, gliserin, dan kulit yang diolesi krim tersebut diuji dengan
propilenglikol dicampur dan dipanaskan dalam menggunakan alat skin analyzer. Parameter yang
aquades pada suhu 70°C. Fase minyak terdiri dari diukur yaitu moisture, evenness, elasticity, pore, spot,
asam stearat, setil alkohol, dan propilparaben wrinkle, yang dilakukan oleh dokter di Rumah Sakit
dipanaskan pada suhu yang sama. Setelah itu fase air PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Sebagai kontrol
ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam campuran maka sehari sebelum pelaksanaan uji bagian kulit
fase minyak sambil diaduk hingga terbentuk masa tersebut juga sudah diperiksa dengan menggunakan
krim yang homogen. Setelah itu ekstrak daun kelor alat tersebut. Prosedur penelitian telah mendapatkan
dimasukkan dan dicampur sampai homogen. 13 Uji surat keterangan dari Komite Etik Penelitian
efektifitas krim dilakukan dengan menggunakan Universitas Ahmad Dahlan No. 011604072. Data
probandus manusia sebanyak 12 orang. Probandus dianalisis dengan SPSS statistic 16.0., dengan
yang dipilih berjenis kelamin perempuan dan laki-laki Oneway anova dan Uji t berpasangan untuk
dengan rentang usia 19–25 tahun. Pelaksanaan uji mengetahui perbedaan yang bermakna pada tiap
dilakukan, setiap pagi dan malam hari probandus formula.14
mengoleskan krim ekstrak daun kelor pada bagian
Tabel 1. Formulasi krim antiaging dengan variasi
konsentrasi ekstrak daun kelor
Komposisi Formula I Formula II
(%)
Asam stearat 15 15
Setil alkohol 6 6
Potasium hidroksida 0,7 0,7
Metil paraben 0,3 0,3
Propil paraben 0,06 0,
0
6
Gliserin 5,0 5,0
Propilen glikol 3,0 3,0
Ekstrak daun kelor - 3,0
Aquades (g) Add 100 Add 100

HASIL vitamin E yang tinggi pada


Parameter pertama ekstrak daun kelor.
yang dievaluasi adalah Semakin banyak jumlah
moisturizer atau ekstrak yang ditambahkan
kelembaban. Hasil dalam basis krim maka
pengukuran disajikan semakin banyak juga
pada Gambar 1. Nilai kandungan vitamin E
kelembaban kulit pada dalam krim ekstrak daun
kelompok kontrol diukur kelor. vitamin E mampu
sehari sebelum menjaga ikatan air di kulit,
pemakaian atau hari ke-0. sehingga kekenyalan dan
Data menunjukkan kelenturan kulit terjaga.
bahwa kelembabannya Selain itu vitamin E juga
masuk pada kategori memberikan perlindungan
kelembaban yang normal kepada kulit dari pengaruh
yaitu antara 30-45.15 Data buruk sinar ultraviolet,
selanjutnya menunjukkan sehingga kelembabannya
bahwa peningkatan terjaga dan kulit tidak
konsentrasi ekstrak daun kering.3 Penelitian lain
kelor meningkatkan juga menunjukkan bahwa
kelembaban kulit. Hal kandungan vitamin B
tersebut dapat terjadi dalam ekstrak daun kelor
karena kandungan berfungsi sebagai
3
humektan sehingga kepercayaan 95% nilai
mampu meningkatkan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa
kadar air dalam kulit.16 dengan Uji t dengan p<0,05. Hal ini berarti
dua sampel sebelumnya
bahwa pemakaian krim
berpasangan pada taraf mengevaluasi efektivitas
ekstrak daun kelor telah
kepercayaan 95% ekstrak daun kelor
menurunkan nilai
menunjukkan bahwa sebagai sediaan
kehalusan secara
nilai p>0,05. Hal itu antiaging selama 3
signifikan, yang berarti
berarti pemberian krim bulan. Hasil penelitian
meningkatkan kehalusan
ekstrak daun kelor tersebut menunjukkan
kulit. Namun demikian
selama 15 hari bahwa kandungan
tingkat kehalusan kulit
memberikan perbedaan senyawa fenolik dalam
masih dalam kategori
yang tidak signifikan ekstrak daun kelor
normal.15 Hal itu
demikian juga mampu melindungi
kemungkinan disebabkan
pengaruh variasi kolagen dan elastin
waktu evaluasi yang
konsentrasi tidak sehingga kemudaan
kurang lama sehingga
memberikan perbedaan kulit dapat terjaga.16
efek menghaluskan kulit
yang signifikan pada belum terlihat. Penelitian
kemampuan menjaga
kelembaban kulit. Hal
ini kemungkinan 60
4
disebabkan waktu
350 3
evaluasi yang kurang 8
3
moisture

lama sehingga
3 efek
5 3 40
melembabkan6 atau 0
moisture belum 30
terlihat. Penelitian
20
sebelumnya
mengevaluasi 10
efektivitas ekstrak
daun kelor sebagai 0
sediaan antiaging Kontrol Basis F II F III F IV
selama 3 bulan.16 Gambar 1. Grafik rata-rata nilai moisture pada
Parameter kedua kelompok kontrol dan krim
adalah evennes atau ekstrak daun kelor pada
nilai kehalusan yang konsentrasi 0% (basis), 3%
datanya disajikan pada (FII), 6% (FIII) dan 9% (FIV).
Gambar 2. Data pada
kelompok kontrol
menunjukkan bahwa 5 36,6
3 0 7
kulit memiliki tingkat
8 4 3
kehalusan yang halus
5 31,6 7
yaitu antara
27,6 0-31.15
4 7
Semakin7 kecil nilai
0
evennes menunjukkan
3
kulit semakin halus.
evenness

5
Data menunjukkan
3
bahwa pemakaian krim
0
ekstrak daun kelor
2
selama 15 hari pada
5
setiap formula justru
2
menurunkan kehalusan
0
kulit. Hasil Uji t
1
dengan dua sampel 5
berpasangan pada taraf
4
1
0
5
0
Kontrol Basis F II F III

Gambar 2. Grafik rata-rata nilai evenness pada


kelompok kontrol dan krim ekstrak
daun kelor pada konsentrasi 0%
(basis), 3% (FII), 6% (FIII) dan
9% (FIV).

Parameter ketiga sinar ultraviolet, asap


yaitu nilai pore atau kendaraan bermotor,
jumlah pori yang debu, dan kotoran lain
datanya disajikan pada yang dapat menempel
Gambar 3. Data pada kulit. Radikal
menunjukkan bahwa bebas seperti sinar
pada kelompok kontrol matahari (ultra violet)
memiliki tingkat pori- merupakan faktor
pori dalam kategori utama dalam penuaan
sedang yaitu antara 20- dini karena hampir
39. Semakin kecil nilai setiap hari manusia
pore maka semakin dapat terpapar oleh
bagus kualitas sinar matahari saat
kulitnya.15 Pemakaian menjalankan
krim ekstrak daun kelor aktivitasnya. Pada
selama 15 hari daerah yang sering
menunjukkan adanya terkena paparan sinar
perubahan nilai matahari secara
pengukuran pore pada langsung akan
setiap formula. menimbulkan
Pemakaian krim ekstrak perubahan yang
daun kelor ternyata nampak seperti kerutan
menyebabkan dan hilangnya
peningkatan nilai pore. elastisitas kulit
Kenaikan nilai pore sehingga kulit
tersebut kemungkinan mengendur dan tampak
disebabkan pengaruh tertarik ke bawah yang
aktivitas sukarelawan mengakibatkan pori-
seperti aktivitas diluar pori melebar.17 Hasil
ruangan yang dapat uji statistik Uji t
terpapar radikal bebas dengan dua sampel
secara berlebihan seperti berpasangan pada taraf
kepercayaan 95% pada
data nilai pore atau
pori

5
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017

menunjukkan bahwa nilai p>0,05 yang berarti melindungi dari kerusakan akibat oksidasi pada sel
pemberian krim ekstrak daun kelor selama 15 hari kulit, menangkap radikal bebas yang sangat reaktif
memberikan perbedaan yang tidak signifikan. Hal ini dan melindungi sel dari kerusakan. 3 Selain itu
berarti pemberian krim ekstrak daun kelor tidak Vitamin E juga dapat menjaga pigmentasi kulit,
merubah kondisi kulit yaitu dengan tingkat pore pada membantu mengaktifkan kembali regenerasi sel-sel
tingkatan sedang. kulit serta melindungi kulit dari bahaya radiasi sinar
Parameter keempat adalah nilai spot atau noda matahari karena dapat menyerap sinar UV sehingga
dengan data yang disajikan pada gambar 4. Data spot pada kulit dapat berkurang. 18,19 Hasil uji statistik
menunjukkan bahwa kelompok kontrol memiliki rata- dengan Uji t dengan dua sampel berpasangan pada
rata nilai spot yang masuk kategori banyak. Semakin data nilai spot dengan taraf kepercayaan 95%
kecil nilai spot maka kulit semakin baik yaitu pada menunjukkan bahwa nilai p>0,05. Hal ini berarti
skala 0-19.15 Pemakaian krim ekstrak daun kelor bahwa rata-rata nilai spot kulit sebelum dan sesudah
selama 15 hari pada setiap formula mampu pemakaian krim ekstrak daun kelor tidak berbeda
menurunkan nilai spot kulit. Aktivitas ini secara signifikan. Hal ini berarti pemberian krim
kemungkinan karena kandungan vitamin E yang dapat ekstrak daun kelor tidak merubah kondisi kulit yaitu
berfungsi sebagai antioksidan sehingga dapat dengan tingkat spot pada tingkatan banyak.
80 Kontrol Basis F II F
III F IV
70 43,6
7 5 Gambar
36,3 3. Grafik4rata-rata nilai pore pada
60 3 3 kelompok
3 kontrol dan krim ekstrak
50 daun kelor pada konsentrasi 0%
32,5
pore

6 (basis), 3% (FII), 6% (FIII) dan 9%


40
(FIV).
30
20 8
0 4
54,9 49,6
10 3
2 7 7
0 0 43,6
7
6 32,6
0 7
5
spot

0
4
0
3
0
2
0
1
0
0
Kontrol Basis F II F III F IV
Gambar 4. Grafik rata-rata nilai spot pada
kelompok kontrol dan krim
ekstrak daun kelor pada
konsentrasi 0% (basis), 3%
(FII), 6% (FIII) dan 9% (FIV).

Parameter kelima disajikan pada Gambar 5.


yaitu wrinkle atau keriput Data menunjukkan bahwa
dengan data seperti pada kelompok kontrol
5
Formulasi Krim Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera) sebagai
Artikel Asli Sediaan Antiaging
memiliki rata-rata nilai berkeriput. Kulit yang
wrinkle yang masuk sel dan melindungi sel- data nilai kerutan
baik memiliki nilai sel jahat dari gangguan menunjukkan bahwa
pada kategori wrinkle pada skala stress akibat kehidupan nilai p>0,05. Hal ini
antara 0-19. Semakin sehari-hari.20 Selain berarti pemberian krim
kecil nilai wrinkle zeatin, kandungan ekstrak daun kelor
maka kualitas kulit fenolik menyebabkan selama 15 hari
semakin baik.15 ekstrak daun kelor memberikan perbedaan
Pemakaian krim dapat melindungi yang tidak signifikan.
ekstrak daun kelor kolagen dan β karoten Hal ini kemungkinan
selama 15 hari dapat meningkatkan disebabkan waktu
menunjukkan jumlah kolagen. evaluasi yang kurang
adanya perubahan nilai Diketahui bahwa lama sehingga efek
0
pengukuran wrinkle kolagen sangat menghaluskan kulit
wrinkle

2 berkaitan erat dengan belum terlihat.


pada setiap formula. 5
Penurunan nilai wrinkle timbulnya kerutan atau Penelitian sebelumnya
tersebut menunjukkan 2 wrinkle.16 Hasil uji mengevaluasi efektivitas
bahwa penggunaan krim
0 statistik dengan uji t ekstrak daun kelor
ekstrak daun kelor 1 dua sampel sebagai sediaan
mampu menurunkan 5 berpasangan pada taraf antiaging selama 3
tingkat wrinkle menjadi kepercayaan 95% pada bulan.16
1
kategori tidak Kontrol Basis F II F III F IV
0
berkeriput.
5 Gambar 5. Grafik rata-rata nilai wrinkle pada
Formula yang
kelompok kontrol dan krim
paling banyak 0
ekstrak daun kelor pada
menurunkan nilai
konsentrasi 0% (basis), 3%
wrinkle adalah formula
(FII), 6% (FIII) dan 9% (FIV).
III. Hal tersebut diduga
karena kandungan zeatin
Berdasarkan hasil dipergunakan dalam
dalam ekstrak daun
analisis diatas dapat sediaan antiaging untuk
kelor. Zeatin merupakan
diketahui bahwa kehalusan kulit.
antioksidan kuat
pemberian sediaan krim
tertinggi dengan sifat
daun kelor ternyata tidak KEPUSTAKAAN
antipenuaan. Zeatin
memberikan pengaruh 1. Bal S, Ding Z, Elly V,
memperlambat proses Jiskoot W, Bouwstra J.
yang signifikan pada
penuaan dengan Advances in
parameter moisture, pore,
membantu mengantikan transcutaneous vaccine
spot dan wrinkle.
sel-sel tubuh pada delivery: Do all
Perbedaan signifikan
tingkat yang lebih cepat always lead to Rome?
setelah penggunaan krim
daripada usianya, JCR 2010;148:266–
daun kelor diperoleh pada
sehingga memberikan 82.
paramenter evennes.
penampilan yang lebih
Peningkatan konsentrasi 2. Fox L, Gerber M,
muda pada kulit. Plessis J, Hamman J.
ekstrak menyebabkan
Berdasarkan penelitian Transderma drug
nilai evennes meningkat
zeatin diketahui mampu delivery
yang berarti tingkat
meningkatkan enhancement by
kehalusan kulit menurun.
antioksidan yang
Meski demikian tingkat
bertindak melawan
kehalusan masih masuk
kerusakan akibat radikal
kategori normal. Oleh
bebas selama proses
karena itu konsentrasi 3%
penuaan
esktrak daun kelor dalam
3 sediaan krim merupakan
5 1
konsentrasi yang15,3
2 9
3 direkomendasikan untuk3
0
6 14,3 12,6
3 7
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017
compounds of Kelor Super
natural origin. Nutrisi. Pusat
Molecules Informasi dan
2011;16:10507– Pengembangan
40. Tanaman Kelor
3. Basler, K., Indonesia
Bergmann, S., Lembaga Swadaya
Heisig, M., Masyarakat Media
Naegel, A., Zom- Peduli
Kruppa, M and Lingkungan.
Brandner, J.M., Blora: 2013.
The role of tight [Cited 2013
junction in skin
barrier function
and dermal
absorption. JCR
2016;242:105-
18.
4. Lephart, E.D.
Skin aging and
oxidative stress:
Equol’s anti-
aging effects via
biochemichal
and molecular
mechanisms.
Ageing Research
Reviews
2016:31: 36-54.
5. McDaniel DH,
Nuadecker BA,
DiNardo JC,
Lewis JA,
Maibach HI.
Clinical efficacy
assessment in
photodamaged
skin of 0,5% and
1,0%
Indeboneno. JCD
2005;4:167-73.
6. Gopalakrishnan
L, Doriya K,
Kumar DS.
Moringa
oleifera: A
review on
nutritive
importance and
its medicinal
application. Food
Science and
Human Wellness
2016;5:49-56.
7. Krisnadi AD.
7
Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology and Venereology Vol. 29 / No. 1 / April 2017

June 5]. Available from: URL: Moringa Oleifera Lam (Family-Moringaceae) oil
http://www.kelorina.com/ sunsreen cream. IJPPS 2011;3(4):371-5.
8. Ramabulana T, Mavunda RD, Steenkamp PA, 14. Jones DS, Ramadaniati HU, Rivai HH. Statistik
Piater LA, Dubery IA, Madala NE. Perturbation farmasi. Jakarta: ECG 2010.
of pharmacologically relevant polyphenolic 15. Aramo. Skin and hair diagnostic system.
compounds in Moringa oleifera against photo- Sungnam: Aram Huvis Korea; 2012.
oxidative damages imposed by gamma radiation. 16. Ali A, Akhtar N, Chowdhary F. Enhancement of
JPPB Biology 2016;156:79-86. human skin facial revitalization by Moringa Leaf
9. Jadoon S, Karim S, Asad MHHB, Akram MR, extract cream. Postep Derm Alergue
Khan AK, Malik A, et al. Anti-aging potential of 2014;31(2):71-6.
phytoextract loaded-pharmaceutical creams for 17. Krieg T, Aumailley M, Koch M, Chu M, Uitto J.
human skin cell longetivity. Oxidative Medicine Collagen, elastic fiber, and extracellular matrix of
and Celluler Longetivity 2015;709628-45. the dermis. In: Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest
10. Ndhlala AR, Mulaudzi R, Ncube B, Adelgadir BA, Paller AS, Leffell DJ, Wolf K, editors.
HA, Duplooy CP, Staden JV. Antioxidant, Fitzpatrick’s dermatology in general medicine 8th
antimicrobial and phytochemical variation in ed. New York: McGraw-Hill companies: 2012. p.
thirteen Moringa oleifera Lam. Cultivars, 1242-85.
Molecules 2014;19(7):10480-94. 18. Radice M, Manfredini S, Ziosi P, Dissette V,
11. Ali A, Naveed A, Ahmad MM, Muhammad SK, Buw P, Fallacara A, et al. Herbal extracts, lichens
Furqan MI, Syed SZ. In vivo skin irritation and biomolecules as natural photo-protection
potential of a cream containing Moringa oleifera alternative to synthetic UV Filters. A Systematic
leaf extract. AJPP 2013:7(6):289-93. Review. Fitoterapia 2016;114:144-62.
12. Vongsak B, Sithisarn P, Mangmool S, 19. Burke KE, Clive J, Combs GF, Commissi J, Keen
Thongpraditchote S, Wongkrajang Y, CL, Nakamura RM. Effects of topical and oral
Gritsanapan W. Maximizing total phenolics, total vitamin E on pigmentation and skin cancer
flavonoids contents and antioxidant activity of induced by ultraviolet irradiation. Nutr Cancer.
Moringa oleifera leaf extract by the appropriate 2000; 38(1):87-97.
extraction method. JICP 2012;44:566-71. 20. Kurniasih. Khasiat dan manfaat daun kelor untuk
13. Gaikwad M, Shantanu K. Formulation and in penyembuhan berbagai penyakit. Yogyakarta:
vitro evaluation for sun protection factor of Pustaka Baru Press. 2013.

Anda mungkin juga menyukai