Anda di halaman 1dari 6

Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2548-6667 Volume 3 Nomor 2, Desember 2019

FORMULASI KRIM ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH KURMA (Phoenix dactylivera L.)


DENGAN VARIASI KONSENTRASI BASIS KRIM

Ester Dwi Antari

Program Studi D3 Farmasi Politeknik Indonusa Surakarta


Jl. Palem No. 8, Jati, Cemani, Sukoharjo, Surakarta
Email: esterdwiantari@gmail.com

Abstrak

Kurma (Phoenix dactylifera L.) termasuk famili Palmae memiliki berbagai macam kandungan
nutrisi dan dapat berfungsi sebagai obat. Kandungan antioksidan terbesar kurma adalah flavonoid
yang dapat berfungsi sebagai anti-karsinogenik, antimikroba, anti-mutagenik, anti-inflamasi, anti
diabetes dan mengurangi resiko kardiovaskular. Krim lebih acceptable karena mudah diaplikasikan ke
kulit. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui formulasi sediaan krim ekstrak buah kurma
dalam penelitian ini yang memberikan sifat fisik yang paling baik. Buah kurma dipotong-potong dan
dimaserasi untuk menarik senyawa-senyawa yang terkandung dalam bauh kurma, ekstrak yang
diperoleh dipekatkan agar ekstrak lebih awet. Dilakukan formulasi krim ekstrak buah kurma dengan
variasi basis krim yaitu cera alba dan vaselin album. Krim yang telah selesai diformulasikan kemudian
diuji sifat fisiknya yang meliputi uji organoleptis, uji homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji
pH, dan uji daya proteksi. Hasil dari ekstrak buah kurma diperoleh rendemen sebesar 40,97%. Untuk
hasil uji sifat fisik krim diperoleh krim yang homogen dengan warna putih kecoklatan dengan bau
khas buah kurma. Krim memiliki nilai daya sebar terbesar pada formula 1, dan uji daya lekat yang
paling baik pada formula 3. Sedangkan untuk uji pH semua krim memasuki rentang pH yang baik
untuk kulit. Uji daya proteksi semua krim memenuhi syarat yaitu tidak menimbulkan warna merah
selama 5 menit.

Kata kunci: antioksidan, kurma, krim, maserasi

PENDAHULUAN
Perubahan pola hidup masyarakat saat pemakaian produk yang mengandung
ini menjadi salah satu faktor penyebab penuaan antioksidan seperti polifenol (Pojsak &
dini dan senyawa yang perlu diwaspadai Dahmane, 2011).
adalah senyawa radikal bebas, yang dapat Nama ilmiah dari buah kurma adalah
merusak molekul dan menjadi penyebab dari Phoenix dactylifera L yang berasal dari bahasa
berbagai penyakit degeneratif dan kronik, yaitu Yunani yaitu Phoenix, yang memiliki arti buah
salah satu contoh penyakit degeneratif adalah yang berwarna merah atau ungu, dan juga
kanker. Sehingga tubuh kita sangat dactylifera dalam bahasa Yunani disebut
membutuhkan antioksidan untuk menangkal dengan “daktulos” yang memiliki arti jari
radikal bebas (Depkes RI; Prabawati dkk., (Munawwarah, 2015).
2015). Antioksidan sintetik saat ini telah Kurma (Phoenix dactylifera) termasuk
dibatasi penggunaannya, karena jika famili Palmae memiliki berbagai macam
dikonsumsi dalam jangka waktu yang panjang kandungan nutrisi dan dapat berfungsi sebagai
dapat bersifat karsinogenik. Sehingga sumber obat (Rakhmawan, 2006). Kurma mengandung
antioksidan alami banyak dicari dan karbohidrat presentase tinggi (total gula 44-
dikembangkan, dimana salah satu buah yang 88%), lemak (0,2-0,5%), 15 jenis garam dan
mengandung antioksidan alami tinggi adalah mineral, protein (2,3-5,6%), vitamin dan serat
kurma (Ramdani dkk., 2013). presentase tinggi (6,4-11,5%). Daging kurma
Perawatan utama untuk mencegah mengandung 0,2-0,5% minyak, sedangkan
aging kulit karena stres okidatif adalah bijinya mengandung 7,7-9,7% minyak (Al-
pemakaian produk pelindung matahari Shahib and Marshall, 2003). Zaman dahulu,
sedangkan untuk perawatan sekunder adalah buah kurma dikonsumsi secara sederhana.

5
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2548-6667 Volume 3 Nomor 2, Desember 2019

Namun, seiring berkembangnya teknologi sebagai zat pengental dan penstabil untuk
pangan, buah kurma diolah lebih lanjut untuk sediaan minyak dalam air (Ansel, 1989).
dijadikan aneka ragam pangan dan juga Oleh karena itu, penelitian ini
kosmetik seperti krim antioksidan yang dapat bermaksud melakukan formulasi sediaan krim
berfungsi sebagai antiaging. Kandungan antioksidan dengan bahan aktif ekstrak buah
antioksidan terbesar kurma adalah flavonoid kurma yang berkhasiat sebagai antiaging.
yang dapat berfungsi sebagai anti- Perlu basis krim yang bersifat larut dengan air
karsinogenik, antimikroba, anti-mutagenik, agar krim lebih nyaman diaplikasikan, tanpa
anti-inflamasi, antidiabetes dan mengurangi mengurangi kandungan antuoksidan yang
resiko kardiovaskular (Anisa, 2015). terkandung dalam krim tersebut. Sediaan krim
Krim adalah bentuk sediaan setengah yang dihasilkan akan diuji sifat fisiknya yang
padat mengandung satu atau lebih bahan obat meliputi warna, rasa, bau, pH, homogenitas,
terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar daya proteksi, uji daya lekat, uji daya sebar, uji
yang sesuai. Istilah ini secara tradisional telah aseptabilitas.
digunakan untuk sediaan setengah padat yang
mempunyai konsistensi relatif cair diformulasi METODE PENELITIAN
sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak Alat dan Bahan
dalam air. Sekarang batasan tersebut lebih Alat yang digunakan dalam penelitian
diarahkan untuk produk yang terdiri dari ini adalah alat-alat gelas, penangas air, mortar,
emulsi minyak dalam air atau dispersi stemper, batang pengaduk, evaporator, wadah
mikrokristal asam-asam lemak atau alkohol krim, pH meter, kertas saring, gelas obyek,
berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci cawan petri, dan kertas grafik.
dengan air dan lebih ditujukan untuk Bahan yang digunakan dalam
penggunaan kosmetika dan estetika. Krim penelitian ini adalah ekstrak buah kurma,
dapat digunakan untuk pemberian obat melalui etanol 70%, fenolftalein, KOH, asam stearat,
vaginal (Anonim, 2014). cera alba, vaselin album, trietanolamin,
Krim merupakan salah satu bentuk propilenglikol, nipagin dan aquadest.
sediaan topikal umumnya digunakan untuk
terapi yang bersifat lokal (Nugroho, 2013). Cara kerja
Bentuk sediaan krim lebih disukai oleh Bahan aktif yang digunakan pada
masyarakat karena mudah dibersihkan dan penelitian ini adalah buah kurma yang
mudah menyebar(Ansel, 1989). Penggunaan dimaserasi terlebih dahulu selama 5 hari
sediaan krim juga dapat memberikan efek dengan etanol 70%. Ekstrak yang didapat
dingin, mengkilap dan melembabkan kulit. dipekatkan dengan evaporator.
Sediaan krim tipe M/A dibuat dengan cara Selanjutnya disiapkan bahan-bahan
mendispersikan minyak dan air. Keunggulan yang digunakan untuk pembuatan krim seperti
kim tipe M/A yaitu memberikan efek yang yang tertera pada Tabel 1. Bahan tersebut
optimum karena mampu menaikkan gradien dibuat dalam 3 formula dengan variasi pada
konsentrasi zat aktif yang menembus kulit cera alba dan vaselin album.
sehingga absorbsi perkutan menjadi meningkat Ketiga formula diformulasikan
(Engelin, 2013). sehingga menghasilkan 3 sediaan krim. Krim
Penggunaan asam stearat sebagai yang telah jadi kemudian dilakukan uji kualitas
emulgator dalam sediaan krim tipe M/A dapat fisik yang terdiri dari uji organoleptis, uji
menjadikan krim lebih lunak sehingga nilai homogenitas, uji daya sebar, uji daya lekat, uji
viskositasnya menjadi rendah. Basis dengan pH, dan uji daya proteksi. Selanjutnya
nilai viskositas yang tinggi akan menyebabkan dianalisis secara deskriptif untuk menarik
nilai koefisien difusi obat dalam basis memiliki kesimpulan hasil penelitian.
nilai yang rendah, sehingga obat yang terlepas
dari basis akan kecil (Lachman et al., 1989).
Pada sediaan krim digunakan bahan pengental
untuk mengatur kekentalan dan stabilitas
poduk. Setil alkohol merupakan alkohol
dengan bobot molekul tinggi yang berfungsi

6
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2548-6667 Volume 3 Nomor 2, Desember 2019

Tabel 1. Formula Krim Antioksidan Ekstrak Buah Kurma


Bahan Formula I Formula II Formula III
Ekstrak buah kurma 5% 5% 5%
Asam stearat 3g 3g 3g
Cera Alba 0,4 g 0,6 g 0,8 g
Vaselin album 1,6 g 1,4 g 1,2 g
Trietanolamin 0,3 g 0,3 g 0,3 g
Propilenglikol 1,6 g 1,6 g 1,6 g
Nipagin 0,04 g 0,04 g 0,04 g
Aquadest ad 20 g ad 20 g ad 20 g

HASIL DAN PEMBAHASAN juga memberikan aroma khas buah kurma, dan
Uji Organoleptis memiliki disebabkan karena ekstrak buah kurma
Sediaan krim dari ketiga formula yang berwarna coklat pekat. Hasil uji
memberikan hasil ketiganya memiliki organolepris krim antioksidan buah kurma dapat
konsistensi krim yang tidak mudah mengalir, dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Hasil Uji Organoleptis


Formula Bau Bentuk Warna
1 Khas Kurma Semi solid Putih kecoklatan
2 Khas Kurma Semi solid Putih kecoklatan
3 Khas kurma Semi solid Putih kecoklatan
Uji Homogenitas dengan viskositas sediaan, dimana viskositas
Sediaan krim yang baik harus homogen sediaan dipengaruhi oleh konsistensi basis krim.
dan bebas dari pertikel-partikel yang masih Hasil uji daya sebar sediaan krim
mengumpal (Wibowo, Budiman, & Dwi, 2017). antioksidan ekstrak buah kurma mendapatkan
Untuk memastikannya, dilakukan uji hasil yang kurang baik dikarenakan nilai daya
homogenitas. Hasil uji homogenitas pada sebar krim buah kurma tidak masuk pada
sediaan krim ekstrak buah kurma pada ketiga rentang 5–7 cm. Hal ini terjadi karena sediaan
formula dikatakan stabil dalam parameter krim yang dibuat memiliki konsistensi yang
homogenitas. Dikatakan homogen karena tidak kental dikarenakan adanya cera alba. Semakin
terdapat butiran kasar pada sediaan krim, serta tinggi konsentrasi cera alba maka menyebabkan
tidak ada yang menggumpal atau warna yang krim akan semakin kental sehingga
tidak merata pada sediaan krim. Hasil uji menyebabkan daya sebar krim juga akan
homogenitas dapat dilihat pada Tabel 3. semakin kecil, hal ini terbukti dalam sediaan
Tabel 3 Hasil Uji Homogenitas krim antioksidan ekstrak buah kurma yang diuji.
Formula Uji homogenitas Hasil uji daya sebar dapat dilihat pada Tabel 4.
1 Homogen Tabel 4. Hasil Uji Daya Sebar
2 Homogen Formula Replikasi Nilai daya sebar (cm)
3 Homogen 1 2,3
1 2 2,5
Uji Daya Sebar 3 2,2
Uji daya sebar bertujuan untuk mengetahui 1 2,3
konsistensi massa krim sehingga dapat dilihat 2 2 2,1
kemudahan pengolesan krim pada kulit. Daya 3 2,1
sebar yang baik menyebabkan kontak antara 1 2,1
obat dengan kulit menjadi luas dan merata, 3 2 2,1
sehingga absorpsi obat ke kulit berlangsung 3 2
cepat dan lebih optimal. Persyaratan daya sebar
untuk sediaan topikal adalah 5-7 cm (Rachmalia Uji Daya Lekat
et al., 2016). Daya sebar sangat berhubungan Daya lekat yang baik memungkinkan
obat tidak mudah lepas dan semakin lama

7
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2548-6667 Volume 3 Nomor 2, Desember 2019

melekat pada kulit, sehingga dapat memiliki pH sama seperti dengan ph kulit yaitu
menghasilkan efek yang diinginkan. Persyaratan pada pH sekitar 4,5 – 6,5. Apabila pH kulit
daya lekat yang baik untuk sediaan topikal terlalu asam maka akan menyebabkan kulit
adalah lebih dari 4 detik (Rachmalia et al., 2016 menjadi iritasi dan apabila pH kulit terlalu basa
dalam Wibowo et al., 2017). Daya lekat sangat maka akan menyebabkan kulit menjadi bersisik
dipengaruhi oleh konsistensi sampel krim. (Draelos & Thaman, 2006).
Konsistensi sampel semakin kental maka waktu Sediaan krim antioksidan ekstrak buah
yang diperlukan untuk memisahkan kedua gelas kurma yang dihasilkan ini memiliki pH yang
obyek akan semakin lama. Sebaliknya, semakin bisa diterima untuk kulit karena dalam
encer konsistensi sampel maka waktu yang formulanya mengkombinasikan triethanolamin
diperlukan untuk memisah akan semakin cepat (TEA) yang bersifat basa yang kemudian
(Susanti, 2012 dalam Adi & Zulkarnain, 2015). dinetralkan dengan adanya asam stearat pada
Hasil pengujian daya lekat menunjukkan sediaan krim. Hasil uji pH dapat dilihat pada
bahwa semakin tinggi konsentrasi cera alba Tabel 6.
maka waktu perlekatan sediaan krim pada kaca Tabel 6. Hasil Uji pH
objek juga semakin besar. Hasil uji daya lekat Formula Replikasi Nilai pH Rata-rata
dapat dilihat pada Tabel 5. Formula 3 memiliki 1 7,45
waktu lekat yang paling lama dibandingkan 1 2 6,21 6,37
dengan formula 1 dan 2. Daya lekat dari semua 3 5,45
formula formula krim lebih rendah dibandingkan 1 6,15
dengan syarat daya lekat sediaan topikal yang 2 2 5,22 6,02
baik hal ini dikarenakan keberadaan cera alba 3 6,70
yang berfungsi sebagai basis. Cera alba mampu 1 4,81
meningkatkan konsistensi dari krim dikarenakan 3 2 5,49 5,58
cera alba memiliki jumlah rantai karbon yang 3 6,43
panjang sekitar 24 hingga 36, rantai karbon yang
panjang memiliki sifat yang padat karena Uji Daya Proteksi
molekulnya besar (Rowe, Sheskey, & Cook, Uji daya proteksi dilakukan untuk
2009). Molekul yang besar menyebabkan cera mengetahui apakah krim dapat memberikan
alba juga berbentuk padat dan dapat perlindungan terhadap kulit. Uji daya proteksi
meningkatkan konsistensi sediaan. Konsistensi kurma ini menunjukkan bahwa krim
sediaan yang padat menyebabkan sediaan memberikan proteksi terhadap larutan basa
menjadi padat dan melekat menjadi satu bagian, NaOH karena pada uji proteksi yang baik krim
sehingga menyebabkan daya lekat sediaan tidak memberikan warna merah atau merah
menjadi tinggi. muda, hal ini menunjukkan bahwa dari semua
Tabel 5. Hasil Uji Daya Lekat formula sediaan krim ekstrak buah kurma dapat
Formula Replikasi Waktu Rata-rata memberikan proteksi. Uji daya proteksi untuk
(detik) (detik) mengetahui apakah krim yang dihasilkan
1 0,51 memberikan proteksi terhadap pengaruh asam,
1 2 0,78 0,62 basa dan sinar matahari (Parmadi, Rejeki, &
3 0,57 Hatuti, 2019). Pada percobaan ini memberikan
1 1,32 hasil bahwa pada formula 1,2, dan 3 tidak
2 2 1,57 1,55 mengalami perubahan warna menjadi merah
3 1,75 dalan waktu lebih dari menit, hal ini dapat
1 3,84 dikatakan bahwa krim ekstrak buah kurma ini
3 2 2,31 3,01 memiliki hasil uji proteksi yang memenuhi
3 2,88 syarat.

Uji pH KESIMPULAN DAN SARAN


Uji pH dilakukan dengan tujuan untuk a. Kesimpulan
menetahui pH krim sehingga apabila krim Dari hasil penelitian ini dapat ditarik
digunakan pada kulit tidak menimbulkan kesimpulan bahwa buah kurma dapat dibuat
masalah. Krim yang baik adalah krim yang sediaan krim yang hasilnya memenuhi syarat
hasil uji fisik yaitu orgoleptis, homogenitas,

8
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2548-6667 Volume 3 Nomor 2, Desember 2019

daya proteksi dan uji pH, sedangkan pada hasil M.A Zahran., A.J. Willis. (2009). The
daya sebar dan daya lekat tidak memenuhi Vegetation of Egypt. Springer.
syarat.
Munawwarah HA. (2015). Hubungan pemberian
kurma (phoenix dactylifera L.) ajwa
b. Saran
terhadap kadar kolesterol total darah.
Penelitian ini sebaiknya dilakukan uji
Skripsi. Jakarta: Universitas
disolusi dan uji in vivo pada hewan uji dan
Hidayatullah.
dilanjutkan uji kepada probandus.
Nugroho & Akhmad K. (2013). Sediaan
DAFTAR PUSTAKA transdermal: solusi masalah terapi obat.
Adi, W., & Zulkarnain, A. K. (2015). Uji SPF in Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
vitro dan sifat fisik beberapa produk Pinnel, S. (2003). Cutaneous 11. Photodamage,
tabir surya yang beredar di pasaran. oxidative stress, and topical antioxidant
1745(965): 275–283. protection. retrieved from american
Almeida, I., Valentao, P., Andrade, P. 1. (2008). academy of
In vivo skin irritation potential of a Poljsak, B., Dahmane, R.(2012). Free 12.
Castanea sativa (chesnut) leaf extract, a radicals and extrinsic skin aging.
putative natural antioxidant for topical Dermatol Research and Practice.
application. Basic Clinical Website: http://dx.doi.org/10.1155/2012/
Pharmacology Toxicology, 103(5): 461-
135206.
467.
Prabawati, Susy Yunita. dkk. (2015). Sintesis
Al-Shahib, W., Marshall, R.J. (2003). The fruit Senyawa 1,4-Bis [(2-Hidroksi-3-
of the date palm: its possible use as the Metoksi-5-Formaldehid-Fenil)-Metil]
best food for the future. International Piperazin dari Bahan Dasar Vanilin dan
Journal of Food Sciences and Nutrition, Uji Aktivitasnya Sebagai Zat
54(4): 247-259. Antioksidan. Kaunia Jurnal Sains dan
Anisa, Fitria Nur. (2015). Hubungan Pemberian Teknologi V. VIII: 30-43. Yogyakarta:
Kurma (Phoenix dactylifera L.) Varietas Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Ajwa Terhadap Kadar HDL Darah. Sunan Kalijaga.
Skripsi. Jakarta: Fakultas Kedokteran Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. (2015).
dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Stop Kanker. Jakarta.
Negeri Syarif Hidayatullah.
Rachmalia, N., Mukhlishah, I., Sugihartini, N.,
Bernatoniene, J., Masteikova, R., 2. Davalgiene, Yuwono T. (2016). Daya iritasi dan sifat
J., Peciura, R., Gauryliene, R., fisik sediaan salep minyak atsiri bunga
Bernatoniene, R. (2011). Topical cengkih (Syzigium aromaticum) pada
apllication of calendula officinalis (L.); basis hidrokarbon. Maj. Farmaseutik,
Formulation and evaluation of 12: 372-376.
hydrophilic with antioxidant activity.
Journal of Medicinal Plants Research, Rahmani, A.H., Aly, S.M., Ali, H., Babiker,
5(6): 868-877. A.Y., Srikar, S., & Amjad, A. (2014).
Therapeutic effects of date fruits
Draelos, Z.D. & Thaman, L.A. (2006). Cosmetic (Phoenix dactylifera) in the prevention
formulation of skin care products. New of diseases via modulation of anti-
York: Informa Healthcare USA Inc. tumour activity, 7(3): 483–491.
Engelin. (2013). Optimasi krim sarang burung Ramdani, Fitria Apriliani. dkk. (2013).
walet putih tipe m/a dengan variasi penentuan aktivitas antioksidan buah
emulgator sebagai pencerah kulit pepaya (Carica papaya L.) dan produk
menggunakan simplex lattice design. olahannya berupa manisan pepaya.
Skripsi. Fakultas Kedokteran: Jurnal Sains dan Teknologi Kimia, Vol.
Universitas Tanjungpura Pontianak. 4: 115-124. Jurusan Pendidikan Kimia
Fakultas Pendidikan Matematika dan

9
Jurnal FARMASINDO Politeknik Indonusa Surakarta ISSN : 2548-6667 Volume 3 Nomor 2, Desember 2019

Ilmu Pengetahuan Alam Universitas


Pendidikan Indonesia.
Ratnam, D., Ankola, D., Bhardjaw, V., 14.
Sahana, D., Kumar, M. (2006). Role of
antioxidant in prophylaxis and therapy:
A pharmaceutical prespective. Journal
Control Release, 113(3): 189-207.
Rowe, R.C.R., Sheskey, P.J.S., & Cook, W.
(2009). Handbook Pharmaceutical
Excipients, Sixth Edition. pp. 1064.
Thornfeldt, C., Bourne, K. (2010). 16. The new
ideal in skin health: separating fact from
fiction practical application of the
science of skin care. USA: Allured
Business Media. Carol Stream.
Vyawahare, N., Pujari, R., Khsirsagar, A.,
Ingawale, D., Patil, M. & Kagathara, V.
(2009). Phoenix dactylifera: an update
of its indegenous uses, phytochemistry
and pharmacology, The Internet Journal
of Pharmacology, 7(1): 1-9.
Wibowo, S. A., Budiman, A., & Dwi, H. (2017).
Formulasi dan aktivitas anti jamur
sediaan krim m/a ekstrak etanol buah
takokak (Solanum torvum Swartz)
terhadap Candida albicans. Jurnal Riset
Sains Dan Teknologi, 1(1): 22–36.

10

Anda mungkin juga menyukai