Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH CERA ALBA DAN VASELIN ALBUM TERHADAP SIFAT

FISIS KRIM EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper Crocatum)

Mega Ayu, Yetti Oktavianingtyas

INTISARI

Daun sirih merah (piper crocatum) memiliki kandungan flavonoid, saponin,


tannin dan minyak atsiri berfungsi sebagai tanaman obat yang berkhasiat untuk
mengobati jerawat. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi
basis cera alba dan vaselin album terhadap sifat fisis krim daun sirih merah (Piper
crocatum).
Jenis penelitian yang digunakan yaitu penelitian eksperimental. Penelitian ini
meliputi ekstraksi daun sirih merah menggunakan metode maserasi. Krim dibuat
dalam 3 formula. Formula I dengan konsentrasi cera alba 4 g dan vaselin album 2 g,
formulasi II konsentrasi cera alba 3 g dan vaselin album 3 g, formulasi III
konsentrasi cera alba 2 g dan vaselin album 4 g. Krim yang telah dibuat kemudian
dilakukan uji kontrol kualitas yang meliputi uji organoleptis, uji pH, uji daya
lengket, uji daya sebar, dan uji daya proteksi
Kesimpulan penelitian menunjukkan bahwa formulasi krim ekstrak daun sirih
merah yang paling memenuhi standar sifat fisis krim setelah di lakukan uji kontrol
kualitas sedian krim adalah formula I dengan konsentrasi cera alba 4 g dan vaselin
album 2 g . Ditunjukan dengan hasil organoleptis konsistensi Lunak, pH 6, daya
lengket 366, daya sebar 4,38 cm, dan krim mampu memproteksi dari KOH 0,1 N.
Kata Kunci : Formulasi Krim, Daun Sirih Merah, Jerawat

Mega Ayu, dkk., Dosen Prodi DIII Farmasi STIKES Muhammadiyah Klaten
CERATA Journal Of Pharmacy Science 57
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

I. PENDAHULUAN
Salah satu penyakit kulit yang merisaukan remaja dan dewasa saat ini
adalah jerawat karena dapat mengurangi kepercayaan diri seseorang. Jerawat
adalah penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan menahun kelenjar
polisebasia yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul, nodul, dan kista
pada tempat predileksi. Jerawat merupakan kelainan kulit yang bersifat umum
menyerang hampir semua remaja yang berusia 16-19 tahun, bahkan bisa berlanjut
hingga usia 30 tahun (Henny, 2002). Ada beberapa penyebab munculnya jerawat ,
misalnya, memakai make up yang tidak sesuai jenis kulit, jarang mengganti
pakaian, handuk,sarung bantal, kosmetik rambut, stress (Susetya, 2013).
Pengobatan jerawat di klinik kulit biasanya menggunakan antibiotik yang
menghambat inflamasi dan membunuh bakteri, contohnya tetrasiklin, eritromisin,
doksisiklin, dan klindamisin. Selain dari itu sering juga digunakan benzoil
peroksida, asam azelat dan retinoid namun obat ini memiliki efek samping dalam
penggunaannya sebagai anti jerawat antara lain iritasi, sementara antibiotik
jangka panjang selain memberikan resistensi juga dapat menimbulkan kerusakan
organ. Oleh karena alasan inilah maka dicari alternatif lain dalam mengobati
jerawat yaitu dengan menggunakan bahan bersifat antioksidan, antidiabetik, anti
kanker, dan anti inflamasi. Senyawa alkaloid mempunyai sifat antineoplastik yang
mampu menghambat pertumbuhan sel kanker. Daun sirih merah dapat
menyembuhkan jenis penyakit seperti diabetes militus, hepatitis, radang liver,
batu ginjal, menurunkan kolesterol, mencegah stroke, asam urat, hipertensi,
radang prostat, radang mata, keputihan, maag, kelelahan, nyeri sendi, kanker
tertentu, dan memperhalus kulit (Agoes, 2010). Daun sirih merah mengandung zat
styptic yang dapat membunuh bakteri sehingga banyak digunakan sebagai
antibakteri dan antijamur. Hal ini disebabkan oleh turunan fenol yaitu if
dibandingkan fenol biasa (Hidayat, 2013). Dengan antiseptiknya, daun sirih
merah dapat digunakan untuk menyembuhkan jerawat pada muka dan luka luar.
Hal ini bisa terjadi karena zat antiseptik yang terdapat pada sirih merah mampu
menghentikan terjadinya pendarahan pada luka (Jatmika, 2013).
Pada penelitian ini daun sirih merah ingin dimanfaatkan dalam bentuk
sediaan krim. Menurut ummu arifah pada pembuatan formulasi krim ekstrak
etanol buah strowbery dengan variasi basis cera alba dan vaselin album dibuat
perbandingan basis cera alba 2 g : 3 g : 4 g sedangkan vaselin album 4 g : 3 g : 4g.
Maka dalam pembuatan formulasi krim anti jerawat ekstrak daun sirih merah ini
peneliti akan membuat perbandingan variasi basis cera alba dan vaselin album
dengan perbandingan cera alba 4 g : 3 g : 2 g dan vaselin album 2 g : 3 g : 4 g.
Dipilih variasi basis cera alba dan vaselin album karena cera alba memiliki fungsi
sebagai stabilisator emulsi dalam sediaan krim dan vaselin album berfungsi
sebagai pelicin dalam sediaan krim. Pada penelitian ini daun sirih merah akan
diekstraksi menggunakan metode maserasi.
58 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

Untuk menyediakan informasi tentang formula sediaan krim daun sirih


merah (Piper crocatum). Serta menambah wacana dan pengetahuan yang
berkaitan dengan formula sediaan krim yang menggunakan daun sirih merah
(Piper crocatum) sebagai anti jerawat. Maka penelitian ini perlu dilakukan untuk
mengetahui pengaruh variasi basis cera alba dan vaselin album pada sediaan krim
ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) terhadap uji sifat fisisnya.

II. METODE PENELITIAN


Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental. Dalam
penelitian eksperimental peneliti sengaja membangkitkan timbulnya suatu kejadian
atau keadaan, kemudian diteliti bagaimana akibatnya. Penelitian eksperimental
adalah suatu cara untuk mencari hubungan sebab akibat antara dua faktor yang
sengaja ditimbulkan (Arikunto, 2002).
Variabel dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu formulasi krim daun sirih merah.
Sedangkan variabel terikatnya adalah kualitas sediaan krim daun sirih merah.
Alat: Seperangkat alat maserasi, seperangkat alat uji daya sebar, seperangkat
alat uji daya lengket, seperangkat alat uji daya proteksi, timbangan digital,
stopwatch, pot krim, alat-alat gelas kualitas farmasetis (pyrex), dan blender. Bahan:
Daun sirih merah (Piper crocatum) yang diperoleh dari pekarangan Bapak
Wagimin yang terletak di Desa Jatipuro, Trucuk, Klaten, etanol 70%, Acidi
Stearinici, Cerae albi, Vaselini albi, Triethanolamini, Propylene gylcoli, Aqua
destilata, nipagin.
Jalannya Penelitian
1. Determinasi tanaman
Tahap pertama dalam penelitian ini adalah melakukan determinasi tanaman dan
deskripsi tanaman. Determinasi dan diskripsi tanaman ini dimaksudkan untuk
menetapkan kebenaran sampel yang digunakan dalam penelitian.
2. Ekstraksi
Daun segar dicuci bersih dengan air mengalir, kemudian di tiriskan dan diangin-
anginkan. Daun segar dihaluskan dengan menggunakan blender. Daun yang
telah halus dimaserasi dengan menggunakan pelarut etanol 96% sebanyak
500ml dalam gelas kimia. Kemudian digoyangkan dan diaduk untuk mencapai
kondisi homogen. Larutan direndam selama 3 hari dalam gelas kimia pada suhu
kamar dengan sesekali diaduk, kemudian larutan difiltrasi dengan kertas saring
sehingga diperoleh filtrat I dan ditampung dalam beker glas I dengan ditutup
alumunium foil. Ampas dilakukan remaserasi ulang ditambah pelarut etanol
96% selama 2 hari, kemudian disaring sehingga diperoleh filtrate II. Filtrat I dan
II digabung, kemudian diuapkan menggunakan cawan porselin diatas penangas
air hingga diperoleh ekstrak kental.
CERATA Journal Of Pharmacy Science 59
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

3. Formulasi
Formula standar krim (Anief, 2008) :
R/ Acidi Stearinici 15,0
Cerae albi 2
Triethanolamini 1,5
Propylene gylcoli 8
Aq. dest 65
Berdasarkan formula di atas maka dibuat variasi basis cera alba dan
vaselin album yang bertujuan untuk mengetahui formulasi mana yang
memenuhi kualitas sifat fisis krim. Pengembangan formula krim berdasarkan
pada konsentrasi cera alba 0,2 g 4 g dalam 20 g sediaan dan vaselin album 2
g 6 g dalam 20 g (Lieberman, 1996). Pemilihan kadar ekstrak daun sirih
merah sebagai krim anti jerawat yang digunakan berdasarkan pada penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Rina Septiana S (2011) yaitu dengan
penambahan ekstrak daun sirih merah dengan konsentrasi 5% sehingga dapat
membunuh bakteri yang dapat menyebabkan jerawat yaitu bakteri S. aureus.

Tabel 3.1. Formula Krim ekstrak Daun Sirih Merah


Ekstrak F1 F2 F3
Ekstrak Daun Sirih Merah 2,5 g 2,5 g 2,5 g
Acidi Stearinici 3g 3g 3g
Cerae Albi 4g 3g 2g
Vaselini albi 2g 3g 4g
Triethanolamini 0,3 g 0,3 g 0,3 g
Propylene gylcoli 1,6 g 1,6 g 1,6 g
Nipagin 0,75 g 0,75 g 0,75 g
Aq dest ad 20 g ad 20 g ad 20 g

4. Cara Pembuatan Krim


Vaselinum dan Acidi Stearinicum menggunakan cawan porselen di atas
waterbath (campuran 1). Tambahkan larutan Trietanolamin, nipagin, Propylene
glycolum dalam air hangat dan campurkan pada lelehan tersebut diatas
masukkan dalam campuran 1. Ekstrak dimasukkan dalam mortar hangat,
kemudian ditambahkan campuran sebelumnya diaduk ad homogen. Masukkan
dalam wadah. Pengujian Fisik Krim Dari Daun Sirih Merah
Pengujian sifat fisik krim dari daun sirih merah meiputi: Pengujian
organoleptis, Pengujian pH, Uji Daya Lengket, Uji daya sebar krim, Daya
Proteksi.
60 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

Metode Pengolahan dan Analisis Data


Data yang digunakan adalah data hasil uji organoleptis, uji pH, uji daya
sebar, uji daya lengket dan uji daya proteksi. Hasil uji organoleptis, uji pH dan
daya proteksi dianalisis secara deskriptif sedangkan hasil uji daya lengket dan daya
sebar dianalisa dengan ANOVA satu jalan.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
1. Hasil Determinasi
Daun sirih merah (Piper crocatum) diperoleh dari kebun daun sirih
merah milik Bapak Wagiman, Sumyang, Jatipura, Trucuk, Klaten . Untuk
mengetahui keaslian dan kebenaran tanaman dilakukan determinasi di
Laboratorium Sistematik Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada. Hasil
determinasi tanaman menunujukkan bahwa tanaman yang digunakan dalam
penelitian ini benar tanaman daun sirih merah (Piper crocatum). Hasil
determinasi dapat dilihat pada lampiran 2.
2. Hasil Ekstraksi
Ekstraksi ekstrak daun sirih merah dilakukan dengan metode maserasi
selama 5 hari dihasilkan ekstrak.
Tabel 4.1: Hasil ekstraksi maserasi daun sirih merah.
Hasil Bau Warna Rasa
11,72 g Aroma daun sirih merah Hijau pekat Pahit
Sumber: Data Primer, 2014.
Ekstraksi daun sirih merah dilakukan sebanyak 1 kali. Ekstrak yang
dihasilkan memiliki aroma daun sirih merah, berwarna hijau pekat dan berasa
pahit.
3. Hasil Uji Kontrol Kualitas
a. Hasil Uji Organoleptis
Uji organoleptis dilakukan bertujuan untuk mengetahui pemerian krim
yang dibuat. Hasil uji organoleptis dapat dilihat pada tabel 4.2 :
Tabel 4.2: Hasil uji organoleptis krim ekstrak daun sirih merah.
Formula Pemerian Konsistensi
Bentuk Warna Bau
I Massa krim Hijau Kehitaman Aroma sirih merah Lunak
II Massa krim Hijau Kecoklatan Aroma sirih merah Lebih encer
III Massa krim Hijau Kecoklatan Aroma sirih merah Lebih encer
Sumber: Data Primer, 2014.
Berdasarkan dari hasil uji organoleptis diketahui bahwa krim
ekstrak daun sirih merah tidak memenuhi standar sifat fisis krim semua
karena berwarna hijau kehitaman dan hijau kecoklatan dikarenakan
penambahan ekstrak daun sirih merah namun krim tidak berbau tengik.
CERATA Journal Of Pharmacy Science 61
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

b. Hasil Uji pH
Uji pH dilakukan untuk mengetahui sediaan krim yang sesuai dengan pH
kulit (4-6,5) agar sediaan krim tidak mengiritasi kulit saat digunakan.
Hasil uji pH krim ekstrak etanol daun sirih merah dapat dilihat pada tabel
4.3 :
Tabel 4.3: Hasil uji pH krim ekstrak daun sirih merah.
Formula Derajat keasaman (pH)
Percobaan1 Percobaan 2 Percobaan 3
I 6 6 6
II 6 6 6
III 6 6 6
x 6 6 6
Sumber: Data Primer, 2014.
Berdasarkan tabel 4.3 diketahui pH rata-rata krim adalah 6. Hal
ini menunjukkan bahwa krim yang dibuat memenuhi syarat pH kulit.
c. Hasil Uji Daya Lengket
Hasil uji daya lengket dapat dilihat pada tabel 4.4 :
Tabel 4.4: Hasil uji daya lengket krim ekstrak daun sirih merah.
Percobaan FI F II F III
1 372 137 065
2 402 111 052
3 325 123 062
X 366 123 059
SD 0,388 0,130 0,680
Sumber: Data Primer, 2014.
Berdasarkan tabel 4.4 diketahui formula I memiliki daya lengket
krim dengan rata-rata 366 detik, formula II 124 dan formula III 059,
sehingga dapat diketahui formula I mampu memenuhi standar sifat fisis
krim yang baik, karena hampir mendekati syarat daya lengket yang baik
adalah 4 (Susanti dan Kusmiyarsih, 2011). Sedangkan formula II dan III
tidak mampu memenuhi standar sifat fisis krim. Berdasarkan tabel 4.4
dilakukan uji normalitas dan homogenitas, didapatkan hasil seperti pada
tabel 4.5 :
Tabel 4.5: Hasil uji normalitas, homogenitas dan uji anova daya lengket
krim ekstrak daun sirih merah.
Normalitas Homogenitas P F
0,884 0,122 0,000 136.784

Sumber: Data Primer, 2014.


Berdasarkan tabel 4.5 diketahui normalitas didapatkan harga
signifikansi 0,416> 0,05 artinya data terdistribusi normal dan hasil uji
homogenitas didapatkan harga signifikansi 0,122 > 0,05 artinya data
homogen. Dilanjutkan dengan uji anova satu jalan yang hasilnya dapat
dilihat pada lampiran 8.
62 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

Berdasarkan hasil uji anova diperoleh P Value 0,000 < 0,05 atau F
hitung 136,784 yang berarti ada perbedaan yang bermakna dari daya
lengket krim ekstrak etanol daun sirih merah. Berdasarkan uji anova
dilanjutkan ke uji Tukey HSD dengan hasil dapat dilihat pada tabel 4.6 :
Tabel 4.6: Hasil Uji Tukey HSD daya lengket krim ekstrak daun sirih merah.

Formula P Value Hasil Uji Tukey HSD


I-II 0,000 Berbeda Signifikan
I-III 0,000 Berbeda Signifikan
II-III 0,039 Tidak Berbeda Signifikan
Sumber: Data Primer, 2014.
Dari data tersebut diketahui bahwa daya lengket krim ekstrak daun
sirih merah formula I-II dan I-III terdapat perbedaaan yang signifikan.
Sedangkan formula II-III tidak terdapat perbedaan yang signifikan.
d. Hasil Uji Daya Sebar
Hasil uji daya sebar dapat dilihat pada tabel 4.7 :
Tabel 4.7: hasil uji daya sebar krim ekstrak daun sirih merah.
Formula I Formula II Formula III
Replikasi
(mm) (mm) (mm)
1 44,5 58,5 58,0
2 44,7 57,9 58,3
3 42,3 55,8 58,3
x 43,8 57,4 58,2
SD 01,3317 01,4177 00,1732
Sumber: Data Primer, 2014
Berdasarkan tabel 4.7 diketahui krim formula I memiliki daya
sebar rata-rata 43,8 mm, formula II 57,4 mm dan formula III 58,2 mm,
sehingga diketahui formula II dan III mampu memenuhi standar daya
sebar krim yang baik.
Sedangkan formula I tidak mampu memenuhi standar sifat fisis
krim yang baik. Berdasarkan tabel 4.7 dilakukan uji normalitas dan
homogenitas. Didapatkan hasil seperti pada tabel 4,8.
Tabel 4.8: Hasil uji normalitas, homogenitas dan uji anova daya
sebar krim ekstrak daun sirih merah.

Normalitas Homogenitas P F
0,940 0,055 0,000 153,850
Sumber: data primer, 2014.
Hasil uji normalitas didapatkan harga signifikansi 0,940 > 0,05
artinya data terdistribusi normal dan dari hasil uji homogenitas didapatkan
harga signifikansi 0,055 > 0,05 yang berarti data homogen. Setelah data
CERATA Journal Of Pharmacy Science 63
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

diketahui terdistribusi normal dan homogen dilanjutkan dengan uji anova


satu jalan yang hasilnya dapat dilihat pada lampiran 10. Berdasarkan hasil
uji anova diperoleh P Value 0,000 < 0,05 atau F hitung 153,850 yang
berarti ada perbedaan yang bermakna dari daya sebar krim ekstrak etanol
daun sirih merah. Berdasarkan uji anova dilanjutkan ke uji Tukey HSD
dengan hasil dapat dilihat pada tabel 4.9 :
Tabel 4.9: Hasil Uji Tukey HSD daya sebar krim ekstrak daun sirih merah.

Formula P Value Hasil Uji Tukey HSD


I-II 0,000 Berbeda Signifikan
I-III 0,000 Berbeda Signifikan
II-III 0,678 Berbeda Signifikan
Sumber: Data Primer, 2014.

Dari data tersebut diketahui bahwa daya sebar krim ekstrak etanol
daun sirih merah semua formulasi terdapat perbedaaan yang signifikan.

e. Hasil Uji Daya Proteksi


Uji daya proteksi bertujuan untuk mengetahui kemampuan krim
melindungi kulit dari pengaruh luar seperti sinar matahari dan polusi.
Hasil uji daya proteksi krim dapat dilihat pada tabel 4.10 :
Tabel 4.10 : Hasil uji daya proteksi krim ekstrak daun sirih merah.
Waktu
Formula
15 detik 30 detik 45 detik 60 detik 3 menit 5 menit
I - - - - - -
II - - - - - -
III - - - - - -
Sumber: Data Primer, 2014.
Keterangan:
- : Tidak ada noda merah.
+ : Ada noda merah.

Berdasarkan tabel diketahui bahwa semua krim ekstrak daun sirih merah
mampu memproteksi dari KOH 0,1 N.

PEMBAHASAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi basis krim
yaitu cera alba dan vaselin album. Sediaan krim diformulasi menggunakan
variasi basis cera alba dan vaselin album yang merupakan salah satu basis untuk
sediaan krim dengan tipe m/a ( minyak dalam air ). Sediaan krim tipe m/a
memiliki berbagai keuntungan yaitu krim mudah menyebar rata, praktis dalam
pemakaiannya, mudah dibersihkan atau dicuci, cara kerja berlangsung pada
jaringan setempat, dan tidak lengket dalam penggunaannya (Ansel, 1989).
64 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

Krim memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai pembawa substansi obat,


bahan pelumas kulit dan mencegah kontak permukaan kulit dengan larutan
berair. Krim ekstrak daun sirih merah memiliki fungsi untuk menghilangkan
jerawat pada wajah.
1. Determinasi
Daun sirih merah (Piper crocatum) diperoleh dari kebun daun sirih
merah milik Bapak Wagiman, Sumyang, Jatipura, Trucuk, Klaten. Untuk
mengetahui keaslian dan kebenaran tanaman dilakukan determinasi di
Laboratorium Sistematik Fakultas Biologi Universitas Gajah Mada. Hasil
determinasi tanaman menunujukan bahwa tanaman yang digunakan dalam
penelitian ini benar tanaman daun sirih merah (Piper crocatum).
2. Ekstraksi
Ekstraksi daun sirih merah dilakukan menggunakan metode maserasi
karena maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana dan cocok
digunakan untuk simplisia segar ( Ansel, 1989). Maserasi dilakukan dengan
pelarut etanol 96 % yang bertujuan agar pada saat dilakukan ekstraksi
maserasi selama 5 hari tidak ditumbuhi jamur dan senyawa dengan kepolaran
rendah dapat terlarut dalam pelarut. Hasil ekstrak yang diperoleh dari 250 g
daun sirih merah segar dengan 1 kali ekstraksi yaitu ekstraksi 11,72 g.
Dibandingkan dengan penelitian sebelumnya (Arifah, 2013) dengan
penambahan asam sitrat 1% yang berfungsi sebagai tambahan pemutih pada
saat maserasi dapat mempengaruhi warna hasil ekstraksi.
3. Pembuatan Formula Krim Ekstrak Daun Sirih Merah
Krim dibuat dengan melelehkan cera alba sebagai emulgator krim,
vaselin album dan acidi stearinicum menggunakan cawan porselen diatas
waterbath agar campuran dapat meleleh dengan cepat . Kemudian
tambahkan larutan Trietanolamin, nipagin sebagai pengawet, Propylene
glycolum dalam air hangat dan campurkan pada lelehan tersebut diatas
masukkan dalam campuran lelehan. Ekstrak dimasukkan dalam mortir
hangat, menggunakan mortir hangat supaya lelehan tidak membentuk kerak,
tidak lengket pada wadah dan menjaga kestabilan massa krim. kemudian
ditambahkan campuran sebelumnya diaduk ad homogen. Masukkan dalam
wadah.
4. Hasil Uji Kontrol Kualitas
a. Hasil Uji Organoleptis
Krim yang baik adalah krim yang memiliki ciri organoleptis warna
putih, tidak berubah warna basis dan bau dalam penyimpanan (Ansel,
1989). Berdasarkan uji organoleptis dari ketiga formulasi krim ekstrak
daun sirih merah yang dilakukan formula I, II dan III memiliki warna
hijau kehitaman dan hijau kecoklatan. Dari ciri organoleptis yang baik
maka sediaan krim daun sirih merah tidak memenuhi standar sifat fisis
CERATA Journal Of Pharmacy Science 65
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

krim karena krim tidak berwarna putih.Warna hijau kehitaman dan hijau
kecoklatan dari sediaan diakibatkan oleh penambahan ekstrak daun sirih
merah dikarenakan senyawa alkaloid yang terkandung dalam daun sirih
merah yang membuat warna ekstrak menjadi hitam pada saat dibuat krim
dan solusinyaekstrak daun sirih merah dibuat sediaan lain berupa sabun .
b. Uji pH
Krim yang baik harus memiliki pH yang sesuai dengan pH kulit
yaitu 4-6,5 (Yosipovitch, et al, 2003). Krim yang memiliki pH terlalu
asam akan menimbulkan iritasi kulit pada saat digunakan sedangkan pH
krim yang terlalu basa akan menyebabkan kulit kering.
Berdasarkan uji derajat keasaman (pH) dari ketiga formulasi krim
ekstrak etanol daun sirih merah yang dilakukan ketiga formula
memenuhi standar kualitas pH krim yaitu 6.
c. Uji Daya Lengket
Uji daya lengket krim dilakukan menggunakan alat
rheoviskometer. Uji daya lengket bertujuan untuk mengetahui
kemampuan krim melekat pada kulit. Krim yang baik harus memiliki
daya lengket yang lama dengan kulit karena semakin lama ikatan antara
krim dengan kulit semakin baik sehingga absorbsi obat oleh kulit akan
semakin tinggi. Sebaliknya jika ikatan antara krim dengan kulit kurang
optimal obat akan mudah terlepas dari kulit. Adapun syarat waktu daya
lengket yang baik adalah tidak kurang dari 4 detik (Susanti dan
Kusmiyarsih, 2011).
Berdasarkan uji daya lengket dari ketiga formulasi krim ekstrak
daun sirih merah formula I 366, formula II 123, dan formula III 059,
sehingga dapat diketahui bahwa hanya formulasi I yang memdekati
syarat standar daya lengket krim yang baik yaitu minimal 4 detik
sedangkan formulasi II dan III tidak memenuhi standar daya lengket
yang baik. Faktor yang mempengaruhi perbedaan formulasi adalah
perbedaan basis cera alba dan vaselin album. Pada hasil uji Tukey HSD
daya lengket krim antara formula II dan III tidak terdapat perbedaan
yang signifikan karena tidak adanya keterkaitan antara formula II dan III

d. Uji Daya Sebar


Pengujian daya sebar krim dilakukan menggunakan extensiometer.
Krim diharapkan mampu menyebar dengan mudah tanpa tekanan yang
berarti sehingga mudah dioleskan dan tidak menimbulkan rasa sakit saat
dioleskan sehingga tingkat kenyamanan pengguna dapat meningkat.
Daya sebar sediaan semisolid yang baik adalah 50-70 mm sehingga
nyaman saat digunakan (Voigt, 1994).
66 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

Berdasarkan uji daya sebar dari ketiga formulasi krim ekstrak


daun sirih merah yang dilakukan formula II dan III memiliki daya sebar
yang baik sedangkan formulasi I tidak dapat menyebar dengan baik
karena penambahan basis vaselin album yang kurang yaitu 2 g.
e. Uji Daya Proteksi
Pengujian daya proteksi krim dilakukan untuk mengetahui
kemampuan krim melindungi kulit dari pengaruh luar seperti debu,
polusi dan sinar matahari. Berdasarkan hasil uji daya proteksi dari ketiga
formulasi krim ekstrak daun sirih merah yang dilakukan semua formula
mampu memproteksi kulit. Hal ini ditunjukkan dari tidak adanya noda
merah yang terlihat pada kertas saring saat ditetesi menggunakan KOH
0,1 N.
Hasil penelitian ini dihasilkan formula krim ekstrak daun sirih merah
yang memenuhi standar fisis krim adalah formula I dengan memiliki
organoleptis, pH, daya lengket, daya proteksi, dan daya sebar yang hampir
memenuhi standar sifat fisis krim. Formula II memiliki pH, daya sebar dan daya
proteksi yang memenuhi standar krim namun memiliki daya lengket yang tidak
memenuhi standar. Formula III memiliki organoleptis, pH, daya sebar dan daya
proteksi yang memenuhi standar krim namun memiliki daya lengket yang tidak
memenuhi standar sifat fisis krim.
Keterbatasan dalam penelitian ini adalah ekstrak daun sirih merah tidak
cocok dibuat krim, lebih cocok dibuat sabun karena tidak memenuhi syarat fisis
krim yaitu hasil krim yang berwarna hijau kehitaman dan hijau kecoklatan
karena terdapat senyawa alkaloid yang terkandung dalam daun sirih merah.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Perbedaan variasi basis cera alba dan vaselin album berpengaruh terhadap
sifat fisis krim ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) setelah dilakukan
uji control kualitas sediaan krim ekstrak daun sirih merah (Piper
crocatum).

SARAN
Perlu dilakukan optimasi penggunaan variasi basis cera alba dan vaselin
album terhadap krim ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum) serta uji
aktivitas anti jerawat setelah di buat formulasi krim. Dan Perlu dilakukan
penambahan asam sitrat 1% pada saat maserasi ekstrak daun sirih merah
(Piper crocatum) agar dihasil warna ekstrak yang lebih putih.
CERATA Journal Of Pharmacy Science 67
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

DAFTAR PUSTAKA

Agoes, A. 2010. Tanaman Obat Indonesia. Buku 1. Jakarta : Salemba Medika.


Agusetyani, C. 2012 .Uji Aktivitas Antibakteri Kombinasi Antara Ekstrak Etanolik
Daun Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) dan Lendir Bekicot
(Achatina fulica Ferr) terhadap Streptococcus muntans:Universitas Setia
Budi
Anggraini, D, Malik, M dan Susilawati M. 2001. Formulasi krim serbuk getah buah
pepaya (Carica papaya L) sebagai anti jerawat.Universitas Hasanudin:
Makasar
Anief M. 2008. Ilmu Meracik Obat. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Anonim. 1971. Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia, Formularium Medicamentorum
Selectum. Cetakan IV. Surabaya.
Anonim. 1978. Formularium Nasional Edisi II. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta
Anonim. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Anonim. 1982. Formularium Kosmetik Indinesia. Departemen Kesehatan Republik
Indonesia. Jakarta.
Arifah, U. Z. 2013. Formulasi Krim Ekstrak Etanol Buah Strawberry (Fragaria Sp.).
Stikes Muhammadiyah Klaten
Ansel H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Edisi IV. Diterjemahkan oleh
Farida Ibrahim. Jakarta : University Indonesia Press.
Arikunto, S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek Edisi V. PT.
Rineka Putra. Jakarta
Atmaja, S. 1997. Penuntun Ilmu Kosmetik Medik. Jakarta: UI Press.
Carter, J. S. 1975. Dispensing for Pharmaucetical Student. 12 Edition. Pitman
Medical. London
Charunia, D. 2009. Formulasi Salep Minyak Atsiri Rimpang Temugiring (Curcuma
heyneana Val. dan V. zilp.) dan Uji Aktivitas Candida albicans In Vitro
Menggunakan Basis PEG 4000 dan PEG 400. Skripsi Universitas
Muhammadiyah Surakarta. Surakarta
Doloksaribu, R. 2009. Isolasi Senyawa Flavonoid Dari Daun Tumbuhan
Harimonting. Medan: Universitas Sumatera Utara.
Henny. 2002. Prinsip Penanganan Jerawat. Jakarta: Medikal Kalbe Farma

Hidayat, T. 2013. Sirih Merah Budidaya & Pemanfaatan untuk Obat. Yogyakarta:
Pustaka baru Press.
68 CERATA Journal Of Pharmacy Science
Mega Ayu, dkk., Pengaruh Cera Alba Dan Vaselin

Jatmika, Y.N. 2013.Tanaman-tanaman hias ajaib untuk kecantikan dan kesehatan.


PTm Buku Biru.
Juliantina R, Farida, Citra D. A, Nirwani B, Nurmasitoh T, Bowo E.T. 2009.
Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai agen Anti Bakterial
Terhadap Bakteri Gram positif dan Gram Negatif. Jurnal kedokteran dan
Kesehatan Indonesia.
Lachman L, Liberman H.A, Kanig J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi Industri.
Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Edisi III. Skripsi Universitas Indonesia
Press: Jakarta
Lieberman, H. A. 1996. Pharmaceutical Dosage Form: Dispere System. Volume 2.
Marcel Dekker Inc. New York.
Martin, M. G. 2010. Perbedaan Efek Antifungi Minyak atsiri Daun Sirih Hijau
(Piper betle L), Minyak Atsiri Minyak Atsiri Daun Sirih Merah (Piper
crocatum) dan Resik-V Sabun Sirih terhadap pertumbuhan Candida albicans
secara In vitro. Surakarta: Universitas Sebelas Maret
Manoi, F. 2007.Sirih Merah Sebagai Tanaman Multi Fungsi. Warta Penelitian
Dan Pengembangan Tanaman Industri. Volume 13 Nomor 2. Agustus 2007.
Septiana, S R. 2011. Identifikasi Dau uji aktivitas antibakteri Fraksi Teraktif Daun
Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav.). Surakarta: universitas sebelas
Maret.
Sofyan, A, Jayanegara A. 2008. Penentuan Aktivitas Biologis Tanin Beberapa
Hijauan secara In vitro Menggunakan Hohenheim Gas Test dengan
Polietilen Glikon sebagai Determinan. Jurnal Media Peternakan Vol. 31
No. 1 tahun 2008.
Sudewo, B. 2010.Basmi Penyakit Dengan Sirih Merah. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Susanti, L dan Kusmiyarsih P. 2011. Formulasi dan Uji Stabilitas Krim Ekstrak
Etanolik Daun Bayam Duri (Amaranthus spinosus L.). Universitas Setia
Budi. Surakarta.
Susetyo, D. 2013. Khasiat dan manfaat daun ajaib binahong. Penerbit Pustaka baru
press.
Syamsuni. 2006. Ilmu Resep. Penerbit Buku Kedokteran. Jakarta

Voigt, R. 1994. Buku Pelajaran Teknologi Farmasi. Universitas Gadjah Mada Press.
Yogyakarta.
Wasistaatmadja, Syarif M. 1997. Penuntun Kosmetik Medik. Universitas Indonesia
Jakarta
Yosipovitch G, Greaves MW and Schmelz M. 2003. The Importance Of
SkinpH(http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed?term=yosipovitch%202003%2
0lancet

Anda mungkin juga menyukai