Anda di halaman 1dari 10

Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 26-33 Karmilah

FORMULASI KRIM ANTIJERAWAT EKSTRAK AMPAS TEH HIJAU


(Camellia sinensis L.)

Karmilah, Musdalipah
Politeknik Bina Husada Kendari, Program D-III Farmasi

Email: karmilahakfar@gmail.com

ABSTRAK

Ampas teh hijau (Camellia sinensis L.) merupakan salah satu bahan alam
yang dapat dimanfaatkan sebagai terapi pengobatan jerawat karena mengandung
flavonoid, tanin dan alkaloid. Untuk mempermudah penggunaannya ekstrak dibuat
dalam bentuk sediaan krim. Penelitian ini bertujuan untuk membuat sediaan krim
antijerawat ekstrak ampas teh hijau dan mengetahui konsentrasi terbaik dari ekstrak
ampas teh hijau yang dibutuhkan untuk membuat sediaan krim. Ekstraksi ampas teh
hijau dilakukan dengan maserasi menggunakan pelarut etanol 96% kemudian
difraksinasi menggunakan pelarut air, n-heksan dan etil asetat. Fraksi etil asetat
dipekatkan menggunakan rotary vacum evaporator. Evaluasi sediaan dilakukan
pada 4 formula krim dengan variasi konsentrasi 0,5%, 1%, 1,5% dan 1 formula
sebagai blanko. Hasil uji organoleptik menunjukkan sediaan yang dibuat stabil,
homogen, pH berkisar 6,39-6,91 dengan rata-rata nilai viskositas 150-220 dPa.S
dan sediaan tidak menimbulkan iritasi. Hasil uji stabilitas (cycling test)
menunjukkan ketiga formula tetap homogen, tidak mengalami inversi fase dengan
tipe emulsi minyak dalam air, terjadi perubahan pH, formula B dan C mengalami
perubahan bentuk dari semi padat menjadi sedikit encer yang dipengaruhi oleh
konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi. Formula terbaik adalah formula A dengan
menggunakan ekstrak 0,5%..
.Kata Kunci: Ampas teh hijau, Antijerawat, Ekstrak, Krim.

ABSTRACT

Green tea dregs (Cameliia sinensis L.) is one of the natural ingredients that
can be used as antiacne treatment theraphy because it contains flavonoids, tannin,
and alkaloids. To easy the use of extracts made in the form of cream preparations.
The study purpose to make an antiacne cream preparation green tea dregs extract
and know the best concentration of green tea dregs extract required to make
cream .Extraction of green tea dregs was performed by maceration using ethanol
96% solvent then fractionated using water solvent, n-heksanae and ethyl acetate.
Ethyl acetate fraction is preparation using a rotary vacum evaporator. Evaluation
of preparation was performed on 4 formulas cream with concentration variation of
0,5%, 1%, 1,5% and 1 as blank. The result of the organoleptic test showed stable,
homogeneous, pH preparation ranging from 6,39-6,91 with an average viscosity of
150-220 dPa.S and the preparation don’t cause irritation. The result of the stability
test (cycling test) showed that the three formulas remained homogeneous, did not

Artikel diterima : 04 April 2018


Diterima untuk diterbitkan :04 Mei 2018 26
Diterbitkan :26 Mei 2018
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 26-33 Karmilah

undergo a phase inversion with an oil in water emulsion type, pH change


occurate, B dan C formulas were change from semi solid to sligthtly dilute,
which was influenced by higher concentrations of extracts. The best formula is
formula A by using a 0,5% extract.
Keywords: Green tea dregs, Antiacne, Extract, Cream

PENDAHULUAN
Jerawat (Acne vulgaris) adalah dikonsumsi dengan cara diseduh
gangguan yang ditandai dengan sehingga menghasilkan ampas teh
adanya peradangan yang disertai yang tidak dimanfaatkan lagi. Ampas
penyumbatan saluran kelenjar minyak teh merupakan salah satu bahan alam
dalam kulit1. Jerawat dapat yang dapat dimanfaatkan sebagai
disebabkan oleh bakteri terapi pengobatan jerawat.
Propionibacterium acnes dan Hasil penelitian
menunjukkan Staphylococcus aureus. Salah satu bahwa aktivitas
antibakteri fraksi etil studi pada pasien yang berjerawat asetat ampas teh
hijau pada dosis 750 menunjukkan bahwa 4,3% penderita hingga 3000 µg
atau setara dengan terinfeksi kolonisasi bakteri 0,075 hingga 0,3
mg terhadap bakteri Staphylococcus aureus2. Staphylococcus
aureus tergolong
Pengobatan yang lazim kuat dan hasil skrining fitokimia
digunakan untuk mengobati jerawat fraksi etil asetat ampas teh hijau
adalah dengan menggunakan menggunakan reagen spesifik positif
antibiotik. Selain itu, pengobatan mengandung alkaloid, kumarin,
jerawat juga dapat menggunakan flavonoid, tanin, saponin, sterol, dan
benzoil peroksida, asam azelat dan triterpen5. Senyawa kimia seperti
retinoid3. Namun obat-obat tersebut alkaloid, flavonoid dan tanin dapat
memiliki efek samping seperti iritasi menghambat pertumbuhan bakteri
dan dapat menyebabkan resistensi Propionibacterum acnes6. Untuk
antibiotik4. memudahkan penggunaanya
dibuat
Teh merupakan minuman yang dalam bentuk sediaan krim.
sudah dikenal dengan luas di dunia. Oleh karenanya, pemanfaatan
Minuman teh banyak disukai oleh ampasteh hijau dalam bentuk sediaan
semua kalangan usia dan biasanya krim kedepannya diharapkan dapat

27
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 26-33 Karmilah

memberikan manfaat bagi Sediaan krim diformulasikan


dengan perkembangan dunia farmasi. variasi konsentrasi 0,5%,
1%, 1,5% Pada penelitian ini ekstrak dan 1 formula sebagai blanko
(tanpa ampas teh hijau diperoleh zat aktif). Penelitian ini
bertujuan menggunakan metode maserasi untuk membuat
sediaan krim dengan etanol 96% sebagai pelarut. antijerawat ekstrak
ampas teh hijau Etanol merupakan pelarut yang lebih yang memenuhi
evaluasi sediaan selektif, tidak mudah ditumbuhi krim dan
mengetahui konsentrasi mikroorganisme, tidak toksik dan terbaik dari
ekstrak ampas teh hijau absorbsinya baik7. Ekstrak hasil yang
dibutuhkan untuk membuat
maserasi difraksinasi menggunakan sediaan krim.
pelarut air, etil asetat dan n-heksan.
METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan dimaserasi dengan menggunakan
Alat yang digunakan seperti alat-alat pelarut etanol 96% sebanyak 3750
gelas (Pyrex), bejana maserasi, mL selama 3 x 24 jam dengan
sesekali lumpang dan alu, pH meter,
diaduk8. Maserat cair diserkai dan viskometer (Rion VT-
06F), dipekatkan dengan rotary vacum sedangkan bahan-bahan
yang evaporator pada suhu 60oC hingga digunakan ialah aquadest,
asam diperoleh ekstrak kental. Ekstrak stearat, ekstrak ampas
teh kental difraksinasimenggunakan air
hijau,gliserin, propil paraben, metil 50 mL, n-heksan 100 mL dan etil
paraben, setil alkohol, tokoferol dan asetat 300 mL sebagai pelarut. Fraksi
TEA. etil asetat yang terkumpul dipekatkan
Prosedur penelitian dengan rotary vacum evaporator
1. Ekstraksi Ampas Teh Hijau pada suhu 40oC hingga diperoleh
Ampas teh hijau yang telah ekstrak kental
diolah ditimbang sebanyak 500 gram
2. Formulasi Krim Antijerawat air (aquadest, gliserin, triethanolamin
Formula krim ekstrak ampas teh dan metil paraben) dipanaskan pada
hijau dapat dilihat pada Tabel 1. Fase suhu 70oC diatas hot plate. Fase

28
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 26-33 Karmilah

minyak (asam stearat, setil alkohol, terbentuk massa krim. Tokoferol


propil paraben) dilebur ditambahkan kedalam massa krim
pada suhu 70oC diatas hot plate. digerus hingga homogen dan
Kedua campuran fase tersebut ditambahkan ekstrak ampas teh hijau
dimasukkan kedalam lumpang secara digerus hingga homogen. Masing-
bersamaan dan digerus hingga masing formula dibuat triplo.

Tabel 1. Formula Krim Antijerawat Ekstrak Ampas Teh Hijau


Tiap 20 gram mengandung:
No Komposisi Formula Krim (%) Kegunaan
A B C D
Ekstrak
1 0,5 1 1,5 - Zat aktif
Ampas Teh hijau
2 Asam stearat 13 13 13 13 Basis minyak
3 Gliserin 12 12 12 12 Humektan
4 Nipagin 0,15 0,15 0,15 Pengawet
5 Nipasol 0,15 0,15 0,15 0,15 Pengawet
6 Triethanolamin 0,15 3 3 3 Emulgator
7 Setil alcohol 3 3 3 3 Emulgator
8 Tokoferol 3 0,025 Antioksidan
9 Aquadest 0,025 0,025 0,025 ad 100 Pelarut
ad 100 ad 100 ad 100

3. Evaluasi Fisik dan Uji Stabilitas dengan cara mempercepat evaluasi


Sediaan penyimpanan selama
beberapa Evaluasi fisik sediaan periode (waktu) pada suhu
yang lebih
dilakukan untuk mengetahui apakah tinggi dari normal.
sediaan masker krim dapat memenuhi
syarat dilakukan uji evaluasi fisik HASIL DAN PEMBAHASAN
sediaan meliputi uji organoleptik, uji Penelitian mengenai formulasi
homogenitas, uji pH, uji tipe emulsi, krim antijerawat ekstrak ampas teh
uji viskositas selama 4 minggu dan hijau (Camellia sinensis L.) bertujuan
dilakukan uji iritasi serta uji stabilitas untuk membuat krim antijerawat
sediaan (cycling test) meliputi uji ekstrak ampas teh hijau
yang
organoleptik, uji homogenitas, memenuhi evaluasi fisik sediaan dan
uji tipe
mengetahui konsentrasi terbaik dari
emulsi dan uji pH. Pengujian cycling
test merupakan salah satu cara untuk ekstrak ampas teh hijau yang
melakukan uji stabilitas sediaan krim
29
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 26-33 Karmilah

dibutuhkan untuk membuat sediaan Gliserin 12% digunakan


krim. sebagai humektan. Nipagin 0,15%
Sampel yang digunakan dalam dan nipasol 0,15% digunakan sebagai
penelitian ini adalah ekstrak ampas pengawet karena sediaan krim terdiri
teh hijau yang mengandung senyawa atas campuran minyak dan air yang
kimia seperti seperti alkaloid, mudah ditumbuhi mikroorganisme.
flavonoid dan tanin yang dapat Metil paraben paling
umum mengambat pertumbuhan bakteri digunakan karena efektif
terhadap Propionibacterium acnes6 Sediaan bakteri. Kombinasi dua
paraben dapat krim menggunakan ekstrak ampas teh memperpanjang
spektrum dan efektif hijau dengan variasi konsentrasi terhadap bakteri
dan jamur daripada 0,5%, 1%, 1,5% dan 1 formula ketika digunakan
sendiri9. Tokoferol sebagai blanko. 0,025%
digunakan sebagai Asam stearat 13% digunakan antioksidan dan
aquadet digunakan
sebagai basis krim karena dapat sebagai pelarut.
menjadikan krim lunak sehingga Hasil Uji Evaluasi Fisik Dan Uji
viskositas krim menjadi rendah. Setil Stabilitas Sediaan Krim
alkohol 3% dan triethanolamin 3% Evaluasi sediaan krim adalah
digunakan sebagai emulgator yang parameter yang telah ditetapkan
berfungsi untuk menurunkan untuk mengetahui kestabilan sediaan
tegangan permukaan antara fase air krim diantaranya uji organoleptik, uji
dan fase minyak. Dalam emulsi homogenitas, uji pH, uji tipe krim,
minyak dalam air setil alkohol uji viskositas, uji iritasi dan uji
meningkatkan stabilitas krim jika stabilitas sediaan (cycling test). Hasil
dikombinasikan dengan zat uji evaluasi fisik dan uji stabilitas
pengemulsi yang larut dalam air dapat dilihat pada Tabel 2.
seperti triethanolamin.

Tabel 2. Rata-rata hasil uji evaluasi fisik dan uji stabilitas sediaan krim

30
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 26-33 Karmilah

Evaluasi fisik Uji


stabilita
Formul Tipe
a Organolepti Homogenita viskosita Uji iritasi s
emuls pH
k s s (cycling
i
test)
Coklat muda, Tidak
6,6
A semi padat, Homogen M/A 210 mengiritas Stabil
0
khas teh i
Coklat, semi Tidak
6,6 Tidak
B padat, khas Homogen M/A 175 mengiritas
5 stabil
teh i
Coklat tua, Tidak
6,7 157,5 Tidak
C semi padat, Homogen M/A mengiritas
5 stabil
khas teh i
Putih, semi Tidak
6,5
D padat, tidak Homogen M/A - mengiritas Stabil
1
berbau i
Keterangan:
A= Formula A (ekstrak ampas tehhijau 0,5%)
B= Formula B (ekstrak ampas teh hijau 1%)
C= Formula C (ekstrak ampas teh hijau 1,5%)
D= Formula D (tanpa zat aktif)
Hasil uji organoleptik Hasil pengamatan yang
menunjukkan semua sediaan semi dilakukan terhadap keempat formula
padat, aroma khas teh, terdapat sediaan krim menunjukkan bahwa
perbedaan warna yakni formula A keempat formula tersebut bertipe
berwarna coklat muda, formula B emulsi minyak dalam air (M/A) dan
berwarna coklat, formula C berwarna tidak terjadi inversi fase sehingga
coklat tua, dan formula D tidak memenuhi syarat evaluasi fisik
berwarna. Perbedaan warna tersebut sediaan krim. Perbedaan konsentrasi
dipengaruhi oleh jumlah konsentrasi zat aktif mempengaruhi pH sediaan.
zat aktif dalam suatu sediaan krim. Nilai pH dari keempat formula krim
Hasil uji homogenitas menunjukkan masih dalam kisaran rentang pH yang
semua sediaan homogen yang dipersyaratkan yaitu 3,5-810.
ditandai dengan tidak adanya Hasil pengukuran
viskositas partikel-partikel kasar pada sediaan. menunjukkan viskositas
pada formula

31
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 26-33 Karmilah

A lebih tinggi dibandingkan uji homogenitas semua sediaan


viskositas pada formula B dan C yang homogen dan hasil uji tipe emulsi
disebabkan oleh perbedaan sediaan krim bertipe emulsi M/A dan
konsentrasi ekstrak dari tiap formula tidak terjadi inversi fase. Pengamatan
jadi semakin kecil konsentrasi pH sediaan terhadap keempat formula
ekstrak
yang digunakan viskositas sediaan sediaan menunjukkan terjadinya
semakin tinggi atau sediaan semakin peningkatan nilai pH
yang kental. nilai viskositas dari ketiga dipengaruhi oleh suhu
penyimpanan
formula masih berada pada rentang dan pengaruh jumlah ekstrak.
nilai viskositas yang dipersyaratkan KESIMPULAN
untuk sediaan krim yaitu lebih dari Ekstrak ampas teh hijau dengan
50
dPa.S11. Hasil uji iritasi variasi konsentrasi 0,5%, 1% dan
menunjukkan sediaan tidak 1,5% dapat dibuat dalam sediaan
krim menyebabkan iritasi pada kulit yang memenuhi evaluasi
fisik sehingga aman dalam sediaan. Konsentrasi terbaik
dari penggunaannya. ektrak ampas teh hijau
yang Pengujian cycling test yang dibutuhkan untuk membuat sediaan
dilakukan untuk mengetahui krim yang baik adaalah
0,5%
kestabilan sediaan krim. Hasil (Formula A).
pengujian organoleptik menunjukkan UCAPAN TERIMA KASIH
tidak terjadi perubahan warna dan Ucapan terima kasih kami ucapkan
aroma. Namun terjadi perubahan pada Kepala laboratorium
bentuk yakni pada formula B dan dari farmaseutika dan teknologi farmasi
semi padat menjadi sedikit cair yang yang telah memberikan ijin
dipengaruhi oleh jumlah konsentrasi melaksanakan penelitian.
zat aktif yang lebih tinggi
dibandingkan pada formula A. Pada
DAFTAR PUSTAKA Pharmaceutical and Biosciences,
3(1):1-16.2013
1. Ray C., Trivedi, P. and Sharma,
2. Khorvash, F., Abdi F., Kashani
V, Review Article: Acne and Its
H.H., Naenini F.F., dan Narimani
Treatment Lines, International
T., Staphylococcus aureus in
Journal of Research in
Acne Phatogenesis: A Case-
32
Jurnal Insan Farmasi Indonesia, 1(1) 26-33 Karmilah

Control Study, North American, kesehatan bakti tunas husada,


Journal of Medicine Sciences, 14(1) : 158 – 161.2015
New York.2012 9. Mirsonbol, S,Z., Issazadeh, K.H.,
3. Oprica C., Emtestam L., Lapins Pahlaviani, M.R.M.K. dan
J., Borglund E., Nyberg F. dan Momen, N. Antimicrobial
Stenlund K. dkk., Antibiotic Efficacy of the Methylparaben
Resistant Propionibacterium and Benzoate Sodium Against
acnes on The Skin of Patient Selected Standard
with Moderate to Severe Microorganisms, Clinical and
Acne. Journal of Environmental Isolates In Vitro,
Pharmacology, 10(3): 155- Indian Journal of Fundamental
164.2004 and Applied Life Science, 4(S4):
4. Muhammad M., Rosen T., A 363-367.2014
Controversial Proposal: No More 10. Yunilawati, R., Yemirta dan
Antibiotics for Acne! Skin Komalasari, Y. Penggunaan
Therapy Letter: Indexed by the Emulsifier Stearil Alkohol
US National Library of Medicine Etoksilat Derivat Minyak Kelapa
and PubMed. 18:1-4.2013 Sawit pada Produk Lotion dan
5. Soetjipto, H., Martomo, Y., dan Krim, Jurnal Kimia dan
Setiawan, T. H, ‘Potensi kemasan, 33(1) : 83 – 89.
Pemanfaatan Ekstrak Ampas Teh 11. Gozali, D., Abdassah, M.,
Hijau Fraksi Etil Asetat sebagai Subghan, A., & Lathiefah, S.,
Agensia Formulasi Krim
Antibakteri’,Seminar Nasional Pelembab Wajah yang
Kimia dan Pendidikan Kimia Mengandung Tabir Surya
IV, Surakarta, Universitas Nanopartikel Zink
Kristen Satya Wacana.2012 Oksida Salut Silikon, Jurnal
6. Rahmi, H.A., Cahyanto, T., Farmaka, 7 (1): 37 – 47.2009
Sujarwo, T. Dan Lestari, R.I., Uji
Aktivitas Antibakteri Ekstrak
Daun Beluntas (Pluchea indica
L.) terhadap
Propionibacteriumacnes
Penyebab Jerawat, Jurnal
kesehatan, IX (1) : 141 –
161.2015
7. Ritna, A., Anam, S., Khumaidi,
A, Identifikasi Senyawa
Flavonoid pada Fraksi Etil asetat
Benalu Batu (Begonia sp.) Asal
Kabupaten Morowali
Utara, GALENIKA Journal
of pharmacy, 2(2):83-
89.2016
8. Yulianti, R., Formulasi Krim
Antijerawat Kombinasi Ekstrak
Daun Sirsak (Annona muricata
L.) dan Daun Jambu biji
(Psidium guajava L.), Jurnal

33

Anda mungkin juga menyukai