Abstrak
Tanaman katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.) mengandung senyawa metabolit sekunder seperti flavonoid
dan polifenol yang dapat berpotensi sebagai antioksidan. Antioksidan diketahui dapat berperan sebagai
fotoprotektor sehingga dapat diformulasi menjadi sediaan krim tabir surya. Pemilihan basis krim sangat penting
karena basis tidak hanya sebagai pembawa bahan aktif saja, namun juga dapat mempengaruhi sifat fisik dan
efektivitas sediaan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi formula optimum basis krim
dan evaluasi sediaan krim ekstrak daun katuk dengan variasi konsentrasi asam stearat, TEA, dan gliserin.
Optimasi formula dilakukan melalui pendekatan metode Simplex Lattice Design dengan jumlah formula
sebanyak 13. Hasil evaluasi uji sifat fisik basis krim diolah dengan perangkat lunak Design Expert. Hasil
penelitian ini diperoleh formula optimum dengan konsentrasi asam stearat, gliserin, dan TEA secara berturut-
turut sebesar 13,16%, 12%, dan 3,84%. Hasil evaluasi krim ekstrak daun katuk dengan formula optimum
diperoleh daya sebar 4,89 cm, daya lekat 0,56 detik, dan pH 6,1. Hasil uji akseptabilitas menunjukkan bahwa
sediaan krim ekstrak daun katuk dapat diterima dengan sangat baik oleh konsumen.
Kata kunci: Daun katuk; Krim; Simplex Lattice Design; Design Expert
Abstract
Sauropus androgynus (L.) Merr.) contain secondary metabolite compounds: flavonoids and polyphenols which
has bioactivity as antioxidants. Antioxidants act as photoprotector, so it can be formulated into sun protection
product. The selection of cream base is very important due to it’s not only as vehicle of active ingredients but
also affecting cream’s physical properties and effectiveness. This study aims to determine the composition of the
optimum base formula and evaluation formula cream of extract katuk leaves with variations concentration of
stearic acid, TEA, and glycerin. Formula optimization was conducted through the Simplex Lattice Design
methode with 13 formulas. The results of evaluation were processed with Design Expert software. The optimum
formula was respectively at 13.16% stearic acid, 12% glycerin, and 3.84% TEA. The optimum formula cream
evaluation was spreadability in 4.89 cm, 0.56 s stickiness power, and pH 6,1. Acceptability test results showed
that the cream could accepted by society very well.
Keyword: Katuk leave; Cream; Simplex Lattice Design; Design Expert
110
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(2):110-119
111
Optimasi Formula Krim Ekstrak Daun Katuk...(Febia Arien Lestari, dkk)
klorofil. Ampas yang diperoleh kemudian dengan suhu 70ᵒC. Fase minyak
dimaserasi menggunakan etanol 96% dimasukkan ke dalam mortar panas dan
(1:7,5) selama 1 hari dengan remaserasi ditambahkan fase air kemudian digerus
sebanyak 2 kali.4,13 Filtrat yang diperoleh sampai terbentuk massa krim. Basis krim
dikumpulkan dalam satu wadah dan yang telah dibuat dievaluasi daya sebar,
diuapkan pelarutnya menggunakan rotary daya lekat, dan pH. Hasil evaluasi diolah
evaporator dengan suhu 40-50ᵒC.14 menggunakan Design Expert.
Ekstrak kental yang diperoleh dilakukan
evaluasi berupa identitas dan organoleptis Formulasi dan evaluasi sediaan krim
ekstrak. ekstrak daun katuk
Krim ekstrak daun katuk dibuat
Deklorofilasi berdasarkan formula basis yang optimum.
Proses deklorofilasi mengikuti metode Konsentrasi ekstrak daun katuk sebesar 3%
Pebriana dkk yang dimodifikasi. Ekstrak ditambahkan ke dalam formula basis krim
kental daun katuk dilarutkan dengan etanol yang optimum. Sediaan krim ekstrak daun
96% (1:10) kemudian diekstraksi cair-cair katuk dilakukan evaluasi berupa uji
menggunakan n-heksan.15 Kedua fase organoleptis, daya sebar, daya lekat, dan
dipisahkan. Fase etanol diuapkan sehingga pH.
diperoleh ekstrak kental untuk digunakan Pengujian organoleptis dilakukan
dalam formulasi krim. dengan mengamati warna secara visual,
konsistensi, dan bau krim. Pengujian pH
Skrining fitokimia dilakukan menggunakan pH meter.
Skrining fitokimia ekstrak dilakukan Pengujian daya sebar dilakukan dengan
menggunakan uji tabung yang terdiri dari meletakkan krim diatas kaca. Kaca lainnya
uji alkaloid,16 flavonoid,17 saponin,18 tanin, yang telah diketahui beratnya kemudian
dan polifenol.19 diletakkan tepat di atasnya dan dibiarkan
selama 1 menit. Diameter yang dibentuk
Formulasi dan optimasi basis krim oleh sediaan krim diukur menggunakan
Sebanyak 13 formula dibuat penggaris. Selanjutnya diberi beban 100 g
berdasarkan hasil pengolahan data Design selama 1 menit dan diukur kembali
Expert sebagaimana tertera pada tabel 1. diameter yang terbentuk.20
Asam stearat, TEA, dan setil alkohol (fase Pengujian daya lekat dilakukan
minyak) dilebur di atas penangas air pada dengan mengoleskan krim di atas kaca
suhu 70ᵒC. Gliserin dan metil paraben objek yang sudah diketahui luasnya.
(fase air) dilarutkan dalam air panas
112
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(2):110-119
Kaca objek yang lain diletakkan pada krim tertinggi ditunjukkan pada area berwarna
tersebut kemudian ditekan dengan beban 1 merah. Respon yang semakin rendah
kg selama 5 menit. Kaca objek tersebut ditunjukkan dengan area berwarna kuning,
dipasang pada alat uji kemudian diberi diikuti area berwarna hijau dan area
beban seberat 80 g dan dicatat waktu berwarna biru dengan respon yang paling
hingga kedua gelas objek terpisah.20 rendah. Pada contour plot dapat terlihat
pula bahwa ketiga respon dipengaruhi
Uji akseptabilitas krim ekstrak daun katuk oleh komponen asam stearat, gliserin, dan
Uji akseptabilitas dilakukan terhadap TEA.
20 orang responden dengan menggunakan Tabel 2. Hasil evaluasi respon daya sebar,
angket. Pengujian dilakukan dengan daya lekat dan pH
meminta tanggapan responden setelah Respon
menggunakan krim ekstrak daun katuk. Run Daya sebar Daya lekat
pH
Tanggapan yang diminta berupa warna, (cm) (detik)
aroma, tekstur, kemudahan dicuci, dan 1 3,25 2,82 7,6
2 4,525 0,34 7,6
kesan lengket.21 Penarikan kesimpulan 3 4,475 1 7,6
akseptabilitas dilihat dari persentase nilai 4 5,325 0,27 7,7
yang diperoleh dengan rumus sebagai 5 4,275 0,79 7,6
berikut. 6 3,2 2,09 7,6
7 4 0,86 7,6
8 3,975 0,79 7,5
9 3,975 2,79 7,6
N = Nilai yang dicari 10 8,725 0,82 7,7
11 4,125 0,53 7,7
Sp = Rata-rata total skor 12 8,3 0,92 7,6
Sm = Skor maksimum 13 3,875 1,91 7,5
Nilai persentase yang diperoleh selanjutnya Berdasarkan hasil analisis dan pengolahan
dikatakan memiliki nilai akseptabilitas: data dengan software Design Expert®
a. Sangat baik, jika persentase ≥80% versi 10.0.1, dapat diketahui persamaan
b. Baik, jika persentase 60-80% SLD untuk masing-masing respon (Tabel
c. Cukup baik, jika persentase 40- 60% 3). Hasil persamaan menunjukkan
d. Kurang baik, jika persentase 20- 40% pengaruh masing-masing komponen
e. Tidak baik, jika persentase ≤20% faktor maupun interaksinya terhadap nilai
daya sebar, daya lekat, dan pH. Tanda
positif (+) pada persamaan menunjukkan
HASIL DAN PEMBAHASAN
bahwa komponen asam stearat, gliserin,
Optimasi dan verifikasi formula basis dan TEA meningkatkan nilai daya sebar,
krim daya lekat, dan pH. Begitu pula
Optimasi formula basis krim dilakukan sebaliknya, tanda negatif (-) pada
dengan membuat 13 basis krim berdasarkan persamaan menunjukkan bahwa
rancangan formula dengan variasi asam komponen yang ada dapat menurunkan
stearat, gliserin, dan TEA. Basis krim yang nilai daya sebar, daya lekat dan pH.
telah dibuat dievaluasi sifat fisiknya, Respon komponen TEA
meliputi: daya sebar, daya lekat, dan pH memberikan pengaruh paling besar
(Tabel 2). Ketiga sifat fisik tersebut terhadap daya sebar (Tabel 3), sejalan
dijadikan parameter respon untuk dengan penelitian Gyawali dkk dimana
memperoleh formula optimum. TEA dapat menurunkan konsistensi krim
Berdasarkan nilai respon yang sehingga krim menjadi lebih encer dan
dihasilkan oleh masing-masing run formula menyebabkan daya sebar meningkat.22
maka diperoleh contour plot pada masing-
masing respon (Gambar 1). Respon
113
Optimasi Formula Krim Ekstrak Daun Katuk...(Febia Arien Lestari, dkk)
3.2 0.27
X1 = A: Asam Stearat 2
X1 = A: Asam Stearat
X2 = B: Gliserin X2 = B: Gliserin
X3 = C: TEA X3 = C: TEA
1.5
2 12 2 0.5 12
1
4
7
8
2 2
2 2
15 12 5
15 12 5
B: Gliserin C: TEA
B: Gliserin C: TEA
Daya sebar (cm) Daya lekat (detik)
(a) (b)
Design-Expert® Software A: Asam Stearat
Component Coding: Actual 15
pH 2
Design Points
7.7
7.5
7.6
X1 = A: Asam Stearat
X2 = B: Gliserin
X3 = C: TEA
2 12
7.6
7.65
7.55
7.7
2 2
15 12 5
B: Gliserin C: TEA
pH
(c)
Gambar 1. Contour plot parameter (a) daya sebar, (b) daya lekat, (c) pH
Tabel 3. Persamaan SLD masing-masing respon untuk formula basis krim
Respon Persamaan SLD
Daya sebar Y = 3,63(A)+4,02(B)+8,44(C)-1,62(A)(B)-6,69(A)(C)-8,25(B)(C)+26,29(A)(B)(C)
Daya lekat Y = 2,75(A)+1,31(B)+0,89(C)-0,56(A)(B)-3,57(A)(C)-2,43(B)(C)-16,18(A)(B)(C)
pH Y = 7,60(A)+7,50(B)+7,66(C)+0,18(A)(B)-0,072(A)(C)+0,53(B)(C)-0,96(A)(B)(C)
Keterangan: Y= respon; A = konsentrasi asam stearat; B= konsentrasi gliserin; C= konsentrasi TEA
Pada respon daya lekat, asam stearat Verifikasi formula optimum ini dilakukan
memberikan pengaruh paling besar. Asam untuk mengetahui adanya perbedaan
stearat dapat meningkatkan konsistensi bermakna antara respon yang diprediksi
krim dan membuat krim tampak lebih oleh software dengan respon yang
kaku, sehingga daya lekat krim dihasilkan pada percobaan. Analisis
meningkat.22,23 Pada respon pH, TEA perbedaan dilakukan menggunakan
memberikan pengaruh paling besar karena analisis statistik One sample t-test (Tabel
mengandung gugus basa yang membuat 4)
pH sediaan menjadi lebih tinggi seperti
dilaporkan pada penelitian sebelumnya.24 Tabel 4. Hasil One Sample t-test formula
Berdasarkan hasil analisis data, prediksi dibandingkan formula
komposisi formula optimum yang optimum percobaan
diperoleh dari software Design Expert® Respon Prediksi Percobaan p-value
versi 10.0.1 adalah 13,16% asam stearat,
12% gliserin, dan 3,84% TEA dengan Daya sebar (cm) 5,000 5,69 ± 0,45 0,056a
desirability sebesar 0,720. Adapun prediksi Daya lekat
0,762 0,66 ± 0,18 0,336a
(detik)
respon daya sebar sebesar 5 cm, respon
pH 7,617 7,60 ± 0,08 0,705a
daya lekat sebesar 0,762 detik, dan respon
pH sebesar 7,617. Keterangan: a= analisis One sample t-test (p>0,05)
Hasil optimasi formula prediksi
software selanjutnya dilakukan verifikasi.
114
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(2):110-119
115
Optimasi Formula Krim Ekstrak Daun Katuk...(Febia Arien Lestari, dkk)
Formulasi dan evaluasi krim ekstrak ketika diaplikasikan pada permukaan kulit.
daun katuk Semakin lama daya lekat krim, maka
Konsentrasi ekstrak daun katuk yang semakin lama juga penetrasi zat aktif ke
digunakan yaitu 3% berdasarkan Nurdianti dalam kulit sehingga terapi menjadi lebih
dan Lilis yang menyatakan bahwa optimal.30 Hasil pengukuran menunjukkan
konsentrasi tersebut memberikan aktivitas bahwa daya lekat krim ekstrak daun katuk
antioksidan sangat kuat dengan IC50 adalah sebesar 0,56 detik. Hasil tersebut
sebesar 55,85 ppm.4 Dilakukan evaluasi menunjukkan bahwa sediaan krim ekstrak
sediaan terhadap formula krim ekstrak daun daun katuk memiliki daya lekat rendah,
katuk yang meliputi: uji organoleptis, daya sehingga dibutuhkan pengulangan
31
sebar, daya lekat, pH, dan akseptabilitas. pengaplikasian krim. diharapkan dengan
Uji organoleptis meliputi pengamatan bau, daya lekat yang rendah akan menambah
warna, dan konsistensi sediaan (Tabel 6). nilai akseptabilitas dari sediaan krim karena
lebih nyaman diaplikasikan pada kulit.31
Tabel 6. Hasil uji organoleptis sediaan krim Evaluasi pH dilakukan untuk
ekstrak daun katuk mengevaluasi keamanan krim yang
Parameter Hasil dihasilkan sehubungan dengan iritasi kulit.
Bau lemon dengan sedikit aroma Nilai pH untuk sediaan krim ekstrak daun
Bau
khas ekstrak daun katuk katuk ini adalah sebesar 6,1. Menurut
Warna Hijau kekuningan Safitri dkk pH sediaan harus berada pada
Konsistensi Kental
rentang 6,0-7,0 untuk mencegah terjadinya
Evaluasi daya sebar (Tabel 7) bertujuan iritasi kulit.32 pH sediaan krim ekstrak daun
untuk mengetahui daya menyebar krim saat katuk berada pada rentang yang tidak
dioleskan pada kulit dengan mengukur luas mengiritasi kulit.
area penyebaran krim.28 Kemampuan daya Evaluasi terakhir yang dilakukan pada
sebar dilihat dari diameter yang terbentuk sediaan krim ekstrak daun katuk ini adalah
setelah pemberian beban 100 g pada uji akseptabilitas. Uji ini dilakukan untuk
sediaan krim. Menurut Garg dkk daya sebar mengetahui seberapa besar sediaan krim
untuk sediaan semisolid dibagi menjadi ekstrak daun katuk yang dibuat dapat
dua, yaitu semistiff dan semifluid. Pada diterima (acceptable) oleh konsumen. Uji
semistiff syarat daya sebar yang ditetapkan akseptabilitas ini meliputi: penilaian warna,
adalah 3-5 cm, sedangkan untuk semifluid aroma, kesan lengket, tekstur, dan
adalah 5-7 cm.29 kemudahan dicuci dengan air.
Sebanyak 20 responden diminta untuk
Tabel 7. Hasil evaluasi daya sebar, daya menilai krim ekstrak daun katuk dengan
lekat,dan pH krim ekstrak daun katuk skala penilaian 1-5 (Gambar 2).
Berdasarkan persentase nilai akseptabilitas
Evaluasi Hasil
Parameter organoleptis warna, aroma,
Daya sebar 4,89 ± 0,33 cm
Daya lekat 0,56 ± 0,14 detik tekstur, dan kesan lengket dapat diterima
pH 6,1 ± 0,08 dengan baik oleh konsumen.
Nilai akseptabilitas dari parameter
Hasil evaluasi daya sebar diperoleh kemudahan dicuci dapat diterima dengan
daya sebar krim ekstrak daun katuk sebesar sangat baik oleh responden. Hal ini
4,89 cm. Sediaan krim ekstrak daun katuk disebabkan karena krim yang dibuat
memenuhi persyaratan daya sebar sediaan merupakan krim tipe M/A sehingga krim
semisolid untuk semistiff. Semistiff adalah mudah dicuci dengan air.33
sediaan semisolid yang memiliki viskositas
yang tinggi.29
Evaluasi daya lekat (Tabel 7) bertujuan
untuk mengetahui waktu sediaan melekat
116
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(2):110-119
KESIMPULAN
Formula basis krim optimum
berdasarkan metode Simplex Lattice Design
diperoleh variasi komposisi asam stearat,
Gambar 2. Hasil uji akseptabilitas gliserin, dan TEA secara berturut-turut
krim ekstrak daun katuk sebesar 13,16%, 12%, dan 3,84%. Hasil
evaluasi krim ekstrak daun katuk diperoleh
Dari kelima parameter uji daya sebar 4,89 cm, daya lekat 0,56 detik,
akseptabilitas, parameter aroma memiliki dan pH 6,1.
nilai akseptabilitas paling rendah, yaitu
sebanyak 73% responden dapat menerima
aroma sediaan. Hal ini disebabkan karena UCAPAN TERIMA KASIH
pada sediaan krim, masih terdapat sedikit Ucapan terimakasih penulis sampaikan
aroma dari ekstrak daun katuk. Nilai kepada seluruh civitas akademika Program
akseptabilitas secara keseluruhan Studi Farmasi Universitas Mataram yang
menunjukkan sediaan krim ekstrak daun telah membantu dalam penelitian ini.
katuk dapat diterima dengan sangat baik
oleh konsumen dengan nilai akseptabilitas
sebesar 80,08%. DAFTAR RUJUKAN
1. Hidayat R, Safitri RAA, Umar TP,
Tabel 8. Hasil One sample t-test basis krim Maretzka A. The efficacy of sauropus
dengan krim ekstrak daun katuk androgynus leaves extract to improve
Krim
cognitive function in wistar rats induced
Respon
Basis
ekstrak p-value alzheimer’s. Bioscientia Medicina.
krim 2018;2(3):35–44.
daun katuk
Daya sebar 2. Bunawan H, Bunawan SN, Baharum SN,
5,000 4,89 ± 0,33 0,541a Noor NM. Sauropus androgynus (L.) Merr.
(cm)
Daya lekat
0,762 0,56 ± 0,14 0,060a
induced bronchiolitis obliterans: from
(detik) botanical studies to toxicology. Evidence-
pH 7,617 6,1 ± 0,08 0,000b Based Complementary and Alternative
Keterangan: a= analisis One sample t-test (p>0,05), Medicine. 2015 Aug;2015(714158):1–7.
b= analisis One sample t-test (p<0,05) 3. Majid TS, Muchtaridi. Aktivitas
farmakologi ekstrak daun katuk (Sauropus
Hasil evaluasi sediaan krim ekstrak androgynus (L.) Merr). Farmaka.
daun katuk (daya sebar, daya lekat, dan pH) 2018;16(2):398–405.
ini dianalisis secara statistik menggunakan 4. Nurdianti L, Tuslinah L. Uji efektivitas
One sample t-test. Analisis secara statistik antioksidan krim ekstrak etanol daun katuk
ini dilakukan untuk mengetahui adanya (Sauropus androgynus ( L ) Merr) terhadap
perbedaan sifat fisik antara basis krim DPPH (1,1-diphenyl-2-picrylhydrazil).
optimum hasil pengolahan software dengan Jurnal Kesehatan Bakti Tunas Husada.
2017;17(1):87–96.
krim ekstrak daun katuk.
5. Diah FN. Formulasi krim ekstrak daun
Hasil analisis (Tabel 8) menunjukkan katuk (Sauropus androgynus (L.) Merr.)
terdapat pengaruh penambahan ekstrak sebagai antioksidan dengan variasi
terhadap nilai pH sediaan yang ditunjukkan emulgator anionik dan nonionik [skripsi].
117
Optimasi Formula Krim Ekstrak Daun Katuk...(Febia Arien Lestari, dkk)
118
Jurnal Kefarmasian Indonesia. 2020;10(2):110-119
119