ABSTRAK
Tumbuhan memiliki zat kimia aktif yang memiliki potensi besar salah
satunya adalah membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu
tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah tanaman sambiloto
(Andrographis paniculata Nees) yang mempunyai berbagai macam manfaat bagi
kesehatan manusia,berbagai aktivitas farmakologi dari sambiloto adalah
antiinflamasi,antibakteri,antipiretik dan antioksidan.Sampel dalam penelitan ini
adalah koloni Staphylococcus aureus dan ekstrak kental tanaman sambiloto
(Andrographis paniculata Nees) . Ekstraksi dengan metode maserasi Salanjutnya
di rotary dengan menggunakan Rotary evaporator dan dilakukan uji susut
pengeringan. Kemudian ekstrak dibagi menjadi lima perlakuan yaitu 10 g/ml, 50
g/ml, 100 g/ml, 500 g/ml, 1000 g/ml dibuat kontrol posistif dan negatif lalu
dilakukan pembuatan media NA dan NB. Selanjutnya dibuat peremajaan bakteri
dan pembuatan larutan uji lalu dilalukan pengujian daya hambat dengan metode
cakram lalu diikubasi dan diukur diameter zona hambat.Dari hasil pengujian
menunjukan bahwa semua konsentrasi ekstrak sambiloto memiliki daya hambat
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Daya hambat ekstrak
sambiloto ditunjukkan dengan adanya zona bening disekitar cakram. Diketahui
bahwa pada dosis 100 g/mL, 1000 g/mL memiliki daya hambat lemah dan
dilanjutkan dengan analisa SPSS diperoleh hasil yang tidak berbeda secara
signifikan.
Kata kunci : Sambiloto, Staphylococcus aureus, daya hambat
ABSTRACT
Plants have active chemicals that have great potential one of them is to kill
or inhibit the growth of bacteria. One of the plants used as traditional medicine is
bitter plant (AndrographispaniculataNees) that have various benefits for human
health, various pharmacological activity of bitter is anti-inflammatory,
antibacterial, antipyretic and antioxidant.The sample in this research was a colony
of Staphylococcus Aureus and viscous plant extracts bitter
(AndrographispaniculataNees). Extraction by maceration method using a rotary
next in Rotary evaporator and drying shrinkage test. Then extract is divided into
five treatments, 10 g/mL, 50 g/mL, 100 g/mL, 500 g/mL, 1000 g/mL created
positive and negative controls and conducted media creation NA and NB.
Subsequently made rejuvenation of bacteria and manufacturing test solution and
the test is passed inhibition with discs and incubations method and measured the
diameter of inhibition zone.
Test results showed that all concentrations of bitter extracts have inhibitory
effect on the growth of Staphylococcus aureus. Paniculata extract inhibitory
indicated by a clear zone around the disc. It is known that at a dose of 100 g/mL,
1000 g/mL had a weak inhibitory and continued with SPSS analysis obtained
results that did not differ significantly.
PENDAHULUAN
Salah satu tanaman yang dengan tinggi 50-90 cm, batang yang
digunakan sebagai obat tradisional disertai dengan banyak cabang
adalah tanaman sambiloto berbentuk segi empat. Daun tunggal,
(Andrographis paniculata Nees) bertangkai pendek, letak berhadapan
kandungan utama dari daun bersilang, bentuk lanset, pangkal
sambiloto adalah andrographolide, runcing, ujung meruncing, tepi rata,
dan flavonoid. Kandungan yang permukaan atas daun berwarna hijau
dapat dipercaya melawan penyakit tua, bagian bawah daun berwarna
adalah andrographolide. Disamping hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1-
itu daun sambiloto mengandung 3 cm. Bunga tumbuh dari ujung
saponin,alkaloid, dan tanin batang atau ketiak daun, berbentuk
(Dalimunthe,2009) tabung, kecil-kecil, warnanya putih
Tumbuhan sambiloto bernuda ungu. Memiliki buah kapsul
merupakan tumbuhan semusim, berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5
159
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti
cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung HIV, pengobatan sidrom nefrotik,
tajam, bila masak akan pecah koleretik, perlindungan membran
membujur menjadi 4 keping. Biji eritrosit, aktivitas kardiovaskuler,
gepeng, kecil-kecil, warnanya antialergi, antiflu, dan industri
cokelat muda.Tumbuhan ini dapat fagositosis(Kardono,Artanti,Dewiya
dikembangbiakkan dengan biji atau nti, & Basuki, 2003).
stek batang (Yuniarti, 2008). Staphylococus aureus
Kegunaan dari sambiloto yang merupakan Gram positif berbentuk
didukung dari data klinis antara lain bulat biasanya tersusun dalam bentuk
sebagai profilaksis dan pengobtan kluster yang tidak teratur seperti
gejala infeksi pernafasan atas, seperti anggur. Staphylococus aureus
flu dan sinusitis, bronkitis, dan tumbuh dengan cepat pada beberapa
faringotonsilits, infeksi saluran tipe media dan dengan aktif
kemih, dan diare akut. Sedangkan melakukan metabolisme, melakukan
penggunaan sambiloto untuk fermentasi karbohidrat dan
pengobatan tradisional meliputi menghasilkan bermacam-macam
pengobatan disentri basiler, kolitus, pigmen dari putih hingga kuning
batuk, dispepsia, demam, hepatitis, gelap. Staphylococus aureus yang
malaria, ulser pada mulut, luka, patogen sering menghemolisa darah,
tuberkulosis, gigitan ular berbisa, mengkoagulasi plasma dan
otitis media, vaginitis, penyakit menghasilkan berbagai enzim
radang panggul, cacar air, eksim, dan ekstraseluler dan toksin (Jawetz,
luka bakar (WHO, 2002). dkk., 2005).
Aktivitas lain dari sambiloto Staphylococus aureus mudah
antara lain sebagai antimikroba, tumbuh pada berbagai media
antifungi,antihipertensi,antiinflamas bakteriologik di bawah suasana
i,antirombin,analgesik,antipiretik,hi aerobik atau mikroaerobik.
poglekemik,antispasmodik,antifertili Stafilokokus tumbuh paling cepat
tas,eratogenik,antitumor,hepatoprote pada suhu kamar 37C, namun
ktif, sitotoksik, antileishmaniasis, pembentukan pigmen yang terbaik
stimulan pertumbuhan rambut, anti pada suhu kamar (20-35C) dan pada
160
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti
161
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti
162
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti
163
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti
a. Organoleptik
Konsistensi Ekstrak Kental
Warna Hijau Pekat
Khas
Bau Pahit
Rasa
b. Rendemen 5,1%
164
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti
165
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti
166
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti
167
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti
168