Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL


DAUN SAMBILOTO (Andrographis paniculata Nees)
TERHADAP BAKTERI Staphylococus aureus

Yuska Novi Yanti, Sucia Mitika


Akademi Farmasi Yayasan Al-Fatah Bengkulu
Email : yuskanoviyanty@gmail.com

ABSTRAK

Tumbuhan memiliki zat kimia aktif yang memiliki potensi besar salah
satunya adalah membunuh atau menghambat pertumbuhan bakteri. Salah satu
tanaman yang digunakan sebagai obat tradisional adalah tanaman sambiloto
(Andrographis paniculata Nees) yang mempunyai berbagai macam manfaat bagi
kesehatan manusia,berbagai aktivitas farmakologi dari sambiloto adalah
antiinflamasi,antibakteri,antipiretik dan antioksidan.Sampel dalam penelitan ini
adalah koloni Staphylococcus aureus dan ekstrak kental tanaman sambiloto
(Andrographis paniculata Nees) . Ekstraksi dengan metode maserasi Salanjutnya
di rotary dengan menggunakan Rotary evaporator dan dilakukan uji susut
pengeringan. Kemudian ekstrak dibagi menjadi lima perlakuan yaitu 10 g/ml, 50
g/ml, 100 g/ml, 500 g/ml, 1000 g/ml dibuat kontrol posistif dan negatif lalu
dilakukan pembuatan media NA dan NB. Selanjutnya dibuat peremajaan bakteri
dan pembuatan larutan uji lalu dilalukan pengujian daya hambat dengan metode
cakram lalu diikubasi dan diukur diameter zona hambat.Dari hasil pengujian
menunjukan bahwa semua konsentrasi ekstrak sambiloto memiliki daya hambat
terhadap pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus. Daya hambat ekstrak
sambiloto ditunjukkan dengan adanya zona bening disekitar cakram. Diketahui
bahwa pada dosis 100 g/mL, 1000 g/mL memiliki daya hambat lemah dan
dilanjutkan dengan analisa SPSS diperoleh hasil yang tidak berbeda secara
signifikan.
Kata kunci : Sambiloto, Staphylococcus aureus, daya hambat

Artikel diterima: 27 Februari 2017 158


Diterima untuk diterbitkan: 23 Maret 2017
Diterbitkan: 30 Maret 2017
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

ABSTRACT
Plants have active chemicals that have great potential one of them is to kill
or inhibit the growth of bacteria. One of the plants used as traditional medicine is
bitter plant (AndrographispaniculataNees) that have various benefits for human
health, various pharmacological activity of bitter is anti-inflammatory,
antibacterial, antipyretic and antioxidant.The sample in this research was a colony
of Staphylococcus Aureus and viscous plant extracts bitter
(AndrographispaniculataNees). Extraction by maceration method using a rotary
next in Rotary evaporator and drying shrinkage test. Then extract is divided into
five treatments, 10 g/mL, 50 g/mL, 100 g/mL, 500 g/mL, 1000 g/mL created
positive and negative controls and conducted media creation NA and NB.
Subsequently made rejuvenation of bacteria and manufacturing test solution and
the test is passed inhibition with discs and incubations method and measured the
diameter of inhibition zone.
Test results showed that all concentrations of bitter extracts have inhibitory
effect on the growth of Staphylococcus aureus. Paniculata extract inhibitory
indicated by a clear zone around the disc. It is known that at a dose of 100 g/mL,
1000 g/mL had a weak inhibitory and continued with SPSS analysis obtained
results that did not differ significantly.

Keywords:Sambiloto,Staphylococcus aureus, inhibition

PENDAHULUAN
Salah satu tanaman yang dengan tinggi 50-90 cm, batang yang
digunakan sebagai obat tradisional disertai dengan banyak cabang
adalah tanaman sambiloto berbentuk segi empat. Daun tunggal,
(Andrographis paniculata Nees) bertangkai pendek, letak berhadapan
kandungan utama dari daun bersilang, bentuk lanset, pangkal
sambiloto adalah andrographolide, runcing, ujung meruncing, tepi rata,
dan flavonoid. Kandungan yang permukaan atas daun berwarna hijau
dapat dipercaya melawan penyakit tua, bagian bawah daun berwarna
adalah andrographolide. Disamping hijau muda, panjang 2-8 cm, lebar 1-
itu daun sambiloto mengandung 3 cm. Bunga tumbuh dari ujung
saponin,alkaloid, dan tanin batang atau ketiak daun, berbentuk
(Dalimunthe,2009) tabung, kecil-kecil, warnanya putih
Tumbuhan sambiloto bernuda ungu. Memiliki buah kapsul
merupakan tumbuhan semusim, berbentuk jorong, panjang sekitar 1,5

159
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

cm, lebar 0,5 cm, pangkal dan ujung HIV, pengobatan sidrom nefrotik,
tajam, bila masak akan pecah koleretik, perlindungan membran
membujur menjadi 4 keping. Biji eritrosit, aktivitas kardiovaskuler,
gepeng, kecil-kecil, warnanya antialergi, antiflu, dan industri
cokelat muda.Tumbuhan ini dapat fagositosis(Kardono,Artanti,Dewiya
dikembangbiakkan dengan biji atau nti, & Basuki, 2003).
stek batang (Yuniarti, 2008). Staphylococus aureus
Kegunaan dari sambiloto yang merupakan Gram positif berbentuk
didukung dari data klinis antara lain bulat biasanya tersusun dalam bentuk
sebagai profilaksis dan pengobtan kluster yang tidak teratur seperti
gejala infeksi pernafasan atas, seperti anggur. Staphylococus aureus
flu dan sinusitis, bronkitis, dan tumbuh dengan cepat pada beberapa
faringotonsilits, infeksi saluran tipe media dan dengan aktif
kemih, dan diare akut. Sedangkan melakukan metabolisme, melakukan
penggunaan sambiloto untuk fermentasi karbohidrat dan
pengobatan tradisional meliputi menghasilkan bermacam-macam
pengobatan disentri basiler, kolitus, pigmen dari putih hingga kuning
batuk, dispepsia, demam, hepatitis, gelap. Staphylococus aureus yang
malaria, ulser pada mulut, luka, patogen sering menghemolisa darah,
tuberkulosis, gigitan ular berbisa, mengkoagulasi plasma dan
otitis media, vaginitis, penyakit menghasilkan berbagai enzim
radang panggul, cacar air, eksim, dan ekstraseluler dan toksin (Jawetz,
luka bakar (WHO, 2002). dkk., 2005).
Aktivitas lain dari sambiloto Staphylococus aureus mudah
antara lain sebagai antimikroba, tumbuh pada berbagai media
antifungi,antihipertensi,antiinflamas bakteriologik di bawah suasana
i,antirombin,analgesik,antipiretik,hi aerobik atau mikroaerobik.
poglekemik,antispasmodik,antifertili Stafilokokus tumbuh paling cepat
tas,eratogenik,antitumor,hepatoprote pada suhu kamar 37C, namun
ktif, sitotoksik, antileishmaniasis, pembentukan pigmen yang terbaik
stimulan pertumbuhan rambut, anti pada suhu kamar (20-35C) dan pada

160
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

media dengan pH 7,2-7,4. Koloni oven, rotary evavorator, lampu


pada media padat berbentuk bulat, spritus, erlemeyer (pirex), beker gelas
lembut, dan mengkilat (Jawetz, dkk., (pirex), gelas ukur (pirex), dan jarum
2001). ose.
Salah satu infeksi yang Bahan-bahan yang digunakan
disebabkan oleh bakteri dalam penelitian ini adalah daun
Staphylococcus aureus yaitu infeksi sambiloto (Andrographis paniculata
nosokomial. Infeksi nosokomial Nees), etanol 70%, Aquades, Nutrien
adalah infeksi yang diperoleh atau Agar (NA), Nutrien Broth (NB),
terjadi di Rumah Sakit. Dimana biakan murni Staphylococus aureus,
infeksi ini dapat terjadi pada pembuatan Dimetil Sulfoksida
penderita, tenaga kesehatan, dan juga (DMSO), kapas, aluminium foil, dan
setiap orang yang datang kerumah kloramfenikol sebagai kontrol positif.
sakit. Infeksi yang dapat ditularkan Pembuatan Ekstrak Etanol Daun
atu diperoleh melalui petugas Sambiloto
kesehatan, orang sakit, pengunjung Dalam metode ini, peneliti
yang berstatus karier atau karena menggunakan metode ekstraksi
kondisi rumah sakit (Jawets et al, dengan cara maserasi yang kemudian
2005). dievaporasikan dengan alat rotary
METODE PENELITIAN evaporator. Serbuk daun sambiloto
Penelitian dilakukan pada bulan (Andrographis paniculata Nees)
Januari Mei 2016 yang bertempat di ditimbang kemudian direndam dalam
Laboratorium Farmakognosi dan botol kaca berwarna gelap dengan
Mikrobiologi Akademi Farmasi Al- menggunakan pelarut etanol 70%,
Fatah Bangkulu. lalu tutup botol dan lakukan sesering
Alat-alat yang digunakan dalam mungkin pengocokan atau
penelitian ini adalah cawan petri, pengadukan pada suhu ruangan
kertas saring, kapas, batang selama 7 hari, kemudian ekstrak
pengaduk, tabung reaksi, pipet dikumpulkan dan dievaporasikan
volume, mikro pipet, inkubator dengan rotary evaporator dengan
(memmert), autoklaf, botol gelap, tekanan 70 rpm dan suhu 60C. Hasil

161
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

ekstraksi disimpan dalam lemari Nutrient Agar (NA) dilarutkan dalam


pendingin (Voight, 1994). aquadest dan dimasukkan kedalam
Sterilisasi Alat Erlenmeyer dan panaskan sampai
Alat-alat yang digunakan dicuci mendidih. Selanjutnya media tersebut
bersih dengan menggunakan detergen disterilkan dalam autoklaf pada suhu
dan dibilas dengan aquadest. Alat-alat 121C selama 15 menit pada tekanan
yang tahan terhadap pemanasan 2 atm.
tinggi disterilkan dengan autoklaf Pembuatan Media Nutrien Broth
selama 15 menit pada suhu 121C (NB)
pada tekanan 2 atm (FI ED IV). Alat- Media agar cair (NB) Nutrien
alat logam disterilkan dengan Borth digunakan untuk pembuatan
pemanasan langsung pada lampu larutan inokulum bakteri. Media cair
spritus hingga memijar. Sedangkan dibuat dengan cara NB dilarutkan
alat-alat yang tidak tahan terhadap dalam aquadest, lalu di masukkan
pemanasan tinggi disterilkan dengan dalam erlemeyer dan di tutup dengan
menggunakan etanol 70%. kapas.Kemudian suspensi dipanaskan
Pembuatan Larutan Uji sampai mendidih lalu didinginkan
Pada penelitian ini konsentrasi dalam suhu ruangan, media
ekstrak etanol daun sambiloto disterilkan dalam autoklaf selama 15
(Andrographis paniculata Nees) yang menit dengan suhu 121C dan
digunakan adalah 10 g/mL, 50 tekanan 2 atm.
g/mL, 100 g/mL, 500 g/mL, dan Pembuatan larutan DMSO
1000 g/mL dalam pelarut DMSO. Larutan DMSO dibuat dengan
Kontrol negatif dibuat dari DMSO konsentrasi 10% dengan cara
10% dan pembanding yang melarutkan DMSO dengan aquadest.
digunakan adalah kloramfenikol Peremajaan Bakteri
0,3%. Peremajaan bakteri dilakukan
Pembuatan Media Nutrien Agar dengan menggunakan metode gores.
(NA) Biakan murni bakteri Stapylococcus
Media pembenihan Nutrient aureus diambil satu ose kemudian di
Agar (NA) dibuat dengan cara inokulasikan dengan cara digoreskan

162
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

pada media NA secara aseptik. ditambahkan NA steril. Lalu


Kemudian di inkubasi pada suhu 37C dihomogenkan dan dibiarkan hingga
selama 24 jam. memadat. Letakkan paper disc
Pembuatan larutan Bakteri dengan menggunakan pinset.
Pembuatan Larutan Standar Kontrol Negatif : ditetesi larutan
Suspensi Bakteri dilakukan dengan DMSO 10 %
cara ambil satu ose bakteri hasil Kontrol Positif : Kloramfenikol 0,3%
peremajaan lalu disuspensikan Ekstrak Etanol daun sambiloto 10
kedalam media NB sampai tingkat g/ml, 50 g/ml, 100 g/ml, 500
kekeruhannya sama dengan standar. g/ml, 1000 g/ml.
Kekeruhannya dilihat pada latar Selanjutnya diinkubasi pada suhu
belakang kertas putih yang digaris 37C selama 18 24 jam dan amati
dengan menggunakan spidol. Jika pertumbuhan bakteri lalu ukur zona
kurang keruh ditambah koloni bakteri hambat dengan menggunakan jangka
dan apabila terlalu keruh maka sorong ( Lay, 1994 ).
ditambahkan media NB. Analisa Data
Satu ose hasil peremajaan Data dari hasil pengujian daun
biakan murni di biakan dalam 10 ml sambiloto ( Andrographis paniculata
media cair NB dan di homogenkan. Nees) terhadap diameter zona hambat
Larutan ini berfungsi sebagai biakan pertumbuan bakteri Staphylococus
aktif. aureus dianalisa secara statistik
Pengujian Daya Hambat menggunakan metode One Way
Ambil suspensi bakteri Anova pada program SPSS dengan
Stapylococcus aureus kemudian menggunakan tingkat kepercayaan 95
masukkan kedalam cawan petri dan % atau = 0,05
Tabel I. Diameter Zona Hambat

Diameter Zona Hambat Respon Hambat Pertumbuhan


5 mm Lemah
6-10 mm Sedang
11-20 mm Kuat
21 Sangat Kuat

Sumber : Riska F dan Puguh S (2014).

163
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

HASIL DAN PEMBAHASAN adalah sambiloto (Andrographis

Hasil Verifikasi Tanaman paniculata Nees). Verifikasi

Hasil verifikasi tanaman yang dilakukan agar tidak terjadi

dilakukan di Laboratorium Fakultas kesalahan dalam pengambilan bahan

Biologi Universitas Bengkulu, utama yang akan digunakan pada uji

menunjukan bahwa tumbuhan uji efektivitas antibakteri.

yang digunakan dalam penelitian


Tabel II. Hasil pemeriksaan karakteristik ekstrak etanol daun sambiloto
Ekstrak etanol
Karakteristik ekstrak daun sambiloto

a. Organoleptik
Konsistensi Ekstrak Kental
Warna Hijau Pekat
Khas
Bau Pahit
Rasa

b. Rendemen 5,1%

c. Susust Pengeringan 27%

Hasil pengujian efektivitas dan diameter daya hambat antibakteri


Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2016 di Laboratorium Mikrobiologi
Akademi Farmasi Al-Fatah Bengkulu, metode yang digunakan adalah Metode
Difusi Cakram.
Tabel III. Hasil Uji efektivitas Dan Diameter Daya Hambat Ekstrak daun sambiloto
Terhadap Bakteri Staphylococus aureus

164
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

Sampel yang digunakan dalam g/mL). Selanjutnya kertas cakram


penelitian ini adalah daun sambiloto ditempelkan pada media bakteri
(Andrographis paniculata Nees) yang dengan pinset kemudian dilakukan
diambil dikota Bengkulu. Verifikasi inkubasi selama 24 jam pada suhu 37
tanaman dilakukan di Fakultas C.
Biologi Universitas Bengkulu. Pembuatan larutan uji ekstrak
Verifikasi dilakukan agar tidak daun sambiloto dilarutkan dengan
terjadi kesalahan dalam pengambilan Dimethyl-sulfoxide (DMSO) 10%
bahan utama yang akan digunakan yang sekaligus sebagai kontrol
pada uji efektivitas antibakteri. negatif. Penggunaan DMSO 10%
Pengujian aktivitas antibakteri dipilih karena berdasarkan penelitian
dilakukan dengan menggunakan yang telah dilakukan sebelumnya
metode difusi cakram. Hal ini untuk menunjukan bahwa DMSO tidak
mengetahui ada tidaknya pengaruh menghambat pertumbuhan bakteri
ekstrak daun sambiloto dalam pada konsentrasi kurang dari 15%.
menghambat pertumbuhan bakteri Sebagai kontrol positif digunakan
Staphylococus aureus. kloramfenikol karena antibiotik
Cara pengujian efektivitas ini golongan ini berspektrum luas yaitu
dilakukan dengan cara kertas cakram efektif untuk bakteri gram positif dan
di celupkan ke dalam 5 konsentrasi negatif mikroorganisme lain.
ekstrak yaitu (10 g/mL, 50 g/mL, Berdasarkan hasil pengujian
100 g/mL, 500 g/mL, 1000 dengan metode difusi kertas cakram

165
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

terhadap bakteri menunjukan bahwa menghambat pertumbuhan bakteri


konsentrasi 10 g/ml, 50 g/ml, 100 Stapylococcus aureus baik pada awal
g/ml, 500 g/ml, dan 1000 g/ml hingga akhir perlakuan.
ekstrak daun sambiloto yang diuji Pada konsentrasi 100 g/ml,
pada bakteri Staphylococus aureus 500 g/ml dan 1000 g/ml terjadi
memiliki pengaruh terhadap peningkatan dan penurunan zona
pertumbuhan bakteri Staphylococus hambat hal ini dikarenakan
aureus yang ditunjukan dengan kandungan bahan kimia dalam
adanya zona bening disekitar kertas ekstrak daun sambiloto dapat
cakram. dipengaruhi oleh beberapa hal antara
Menurut Riska dan Puguh lain dalah lokasi tanaman,pemilihan
(2014) jika zona hambat yang bagian tanaman sambiloto (akar,
terbentuk pada uji difusi lempeng batang, ranting, daun, bunga, buah)
agar berukuran kurang dari 5 mm, memiliki kandungan yang tidak sama.
maka respon zona hambat Pada proses pengeringan derajat daun
dikategorikan kedalam lemah. Jika sambiloto dapat berpengaruh
zona hambat yang terbentuk 6-10 terhadap kualitas dan kuantitas
mm, maka respon zona hambat masuk kandungan bahan kimia yang terdapat
kedalam kategori sedang, sedangkan dalam daun (Cendranata 2012).
11-20 mm kuat, dan 20 mm sangat Peneliti mengambil daun sambiloto
kuat. tidak memperhatikan usia tanaman,
Hasil pengukuran zona hambat ini juga memungkinkan komponen
pada Tabel II menunjukkan bahwa zat yang terdapat pada tanaman daun
ekstrak etanol daun sambiloto 10 sambiloto tidak optimal seharusnya
g/ml, 50 g/ml, 100 g/ml, 500 pengambilan daun sambiloto pada
g/ml, 1000 g/ml memiliki respon saat tanaman akan berbunga (umur
penghambatan yang lemah (5 sambiloto 2-3 bulan).
mm)dan kontrol positif memliki Menurut Dwidjoseputro dan
respon penghambatan yang kuat (11- Hidayati (dalam Lamapaha dan
20 mm), sedangkan DMSO 10 % Rupilu,2008) bahwa pada waktu
sebagai kontrol negatif tidak dapat pendedehan medium tertentu, suhu

166
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

dan temperatur dapat menurunkan konsentrasi yang digunakan (p >


aktifitas konsentrasi ekstrak. 0,05) meskipun dari nilai hambat
Selanjutnya, menurut Elifah (dalam terlihat bahwa 100 g/ml adalah
Ariyanti, 2012) bahwa diameter zona konsentrasi terbaik.
hambat tidak selalu naik sebanding Hasil analisa data kontrol
dengan naiknya konsentrasi positif kloramfenikol memiliki sig
antibakteri, ini terjadi karena (0,000)<p (0,05) terhadap semua
perbedaan kecepatan difusi senyawa kontrol uji. Hal ini menunjukan
antibakteri pada media agar serta jenis bahwa kloramfenikol memiliki
dan konsentrasi senyawa antibakteri kemampuan daya hambat paling baik
yang berbeda juga memberikan terhadap pertumbuhan bakteri
diameter zona hambat yang berbeda. Staphylococcus aureus, dan
Secara statistik hasil daya konsentrasi10 g/ml, 50 g/ml, 100
hambat yang diperoleh terlebih g/ml, 500 g/ml, dan 1000 g/ml
dahulu dilakukan uji normalitas ekstrak etanol daun sambiloto tidak
menggunakan Kolmogorov- berbeda secara signifikan.
Sminornov. Dari hasil uji normalitas Pada penelitian yang dilakukan
menggunakan uji didapatkan nilai oleh (Sikumalay dkk 2014) mengenai
signifikansi 7,93 yang artinya data efek antibakteri dari rebusan daun
terdistribusi normal. Dari hasil uji sambiloto (Andrographis paniculata
homogenitas didapat hasil Nees) dan produk herbal sambiloto
(0,041)<p(0,05) yang berarti varians terhadap Staphylococcus aureus,
data tidak bersifat homogen, maka didapatkan hasil rebusan daun
dilanjutkan dengan analisis non sambiloto (Andrographis paniculata
parametik Kruskal-Wallis, uji Nees) dan produk herbal sambiloto
didapatkan nilai signifikan tidak mempunyai efek antibakteri
(0,02)<p(0,05) yang artinya terdapat terhadap Staphylococcus aureus.
pengaruh ekstrak terhadap KESIMPULAN
pertumbuhan bakteri. Namun Ekstrak etanol daun sambiloto
berdasarkan uji duncan tidak ada (Andrographis paniculata Nees)
perbedaan yang bermakna pada tiap tidak memiliki kemampuan dalam

167
Jurnal Ilmiah Ibnu Sina, 2 (1), 158-168 Yuska Novi Yanti

menghambat pertumbuhan bakteri Moringa oleifera Leaf Juice


to Growth of Streptococcus
Staphylococcus aureus dengan hasil
agalactiae and
uji data statistik dengan (>0,05). Streptococcus uberis
Bacteris Caused Mstitisin
Seluruh konsentrasi ekstrak
Dairy Cows, Jurnal,
etanol daun sambiloto (Andrographis Fakultas Pertanian
Universitas Brawijaya,
paniculata Nees) tidak memiliki daya
Malang.
hambat dengan hasil uji data statistik T.Tan Hoan, Raharjo K, 2002, Obat-
dengan (>0,05) yang artinya tidak obat Penting, Edisi 20, Hal
153,317-322, EGC, Jakarta.
berbeda secara signifikan, sehingga
Voigt, 1984, Buku Ajar Teknologi
tidak dapat digunakan sebagai Farmasi, Diterjemahkan
antibakteri dalam dunia pengobatan oleh Soewandi N. S, Edisi 5,
Hal 202-211, 564-570,
DAFTAR PUSTAKA Gadjah Mada University
Dalimunthe, A. 2009, Interaksi Press, Yogyakarta.
Sambiloto (Andrographis World Health Organization (WHO).
Paniculata Nees), 2002.Guidelinesfor
Departemen Farmakologi Drinking-water Quality3rd
Fakultas Universitas Edition.
Sumatra Utara, Medan. Geneva:WorldHealthOrgani
Jawetz, E., et al 2005, Mikrobiologi zation)
kedokteran. Buku 1. Yuniarti, T.2008, Ensiklopedia
Salemba Medika. Jakarta. Tanaman Obat Tradisional
Kardono, L. B. S., Artanti, N., Cetakan Pertama, Jakarta.
Dewiyanti, I. D., Basuki. T. Medpress
2003, Selected Indonesian
Medicinal Plants
Monographs and
Description, V0l, I,
Gramedia Widiasarana,
Jakarta, Indonesia. Hal 121-
152.
Lamapha, Yulia F. Dan Rupilu
Novie S.2008. potensi
Lengkuas sebagai
Antimikroba (Studi In Vitro
pada Bakteri Gram
Negatif).
Riska F, Puguh S, Sarwiyono, 2014,
Inhibition Activityof

168

Anda mungkin juga menyukai