Anda di halaman 1dari 7

PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,

Volume 11 Nomor 1 Februari 2022

CHARACTERIZATION OF ETHANOL EXTRACT OF SUANGGI LEMON PEEL


(Citrus limon L.)

KARAKTERISASI EKSTRAK ETANOL KULIT BUAH LEMON SUANGGI


(Citrus limon L.)

Anita Rahel Meilina Paendong1)*, Fatimawali1), Julianri Sari Lebang1)


1)
Program Studi Farmasi Unsrat FMIPA UNSRAT Manado, 95115
*anitapaendong38@gmail.com

ABSTRACT
The suanggi lemon peel has been widely used by the public for traditional medicine. Traditional medicinal
raw materials need to be characterized in order to improve product status and ensure the pharmacological
effects of herbs. This study aims to determine the characterization of the ethanol extract of the suanggi lemon
peel. In this study, the extraction was carried out by the maceration method. The viscous extract obtained
from the maceration of the suanggi lemon peel used 95% ethanol with a yield of 9.54%. Results of Specific
parameters are the name of the plant is lemon suanggi (Citrus limon L), organoleptic testing show extract
has thick consistency, dark green in color, distinctive smell of lemon suanggi, levels of water soluble
compounds and ethanol (95% and 94%), respectively. Extract contain alkaloid, tannins, flavonoids, and
saponins compounds. The results of non-specific parameters showed the value of drying shrinkage of 9.83%,
moisture content 23.93%, specific density of 0.829 g/mL, ash content of 1.9%. From the results obtained, it
can be concluded that except for the water content of the ethanol extract of suanggi lemon peel (Citrus limon
L) fulfill the requirement based on the (Depkes RI) 2000.

Keywords: Lemon suanggi (Citrus limon L), Maceration, Characterization

ABSTRAK
Kulit buah lemon suanggi telah banyak digunakan oleh masyarakat untuk pengobatan tradisional.
Bahan baku obat tradisional perlu untuk dikarakterisasi agar meningkatkan status produk serta
menjamin efek farmakologi herbal. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan karakterisasi ekstrak
etanol kulit buah lemon suanggi. Pada penelitian ini penyarian dilakukan dengan metode maserasi.
Ekstrak kental yang diperoleh dari hasil maserasi kulit buah lemon suanggi menggunakan etanol
95% dengan perolehan rendemen 9,54%. Hasil Parameter spesifik menunjukan nama tanaman
adalah buah lemon suanggi (Citrus limon L) pengujian organoleptik yaitu berkonsistensi kental,
berwarna hijau pekat, berbau khas lemon suanggi, kadar senyawa larut air dan etanol masing-
masing 95% dan 94%, dengan kandungan senyawa alkaloid, tanin, flavonoid, saponin. Hasil
parameter non spesifik menunjukan nilai susut pengeringan 9,83%, kadar air 23,93%, bobot jenis
0,829 g/mL , kadar abu 1,9%. Dari hasil yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanol
kulit buah lemon suanggi (Citrus limon L) memenuhi parameter spesifik dan parameter non spesifik
berdasarkan Depkes RI 2000 kecuali kadar air.

Kata kunci: Lemon Suanggi (Citrus Limon L), Maserasi, Karakterisasi

1302
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 11 Nomor 1 Februari 2022

PENDAHULUAN METODOLOGI PENELITIAN


Penggunaan obat herbal secara resmi dapat Waktu dan Tempat Peneliatian
dilakukan melalui proses karakterisasi yang Penelitian ini dilaksanakan pada pada bulan
merupakan langka awal dari standarisasi. Mei 2021 sampai September 2021 di
Standarisasi baik simplisia atau ekstraknya Laboratorium Farmasi Lanjut Program Studi
berdasarkan standar dari Depkes RI (2000) Farmasi, Universitas Sam Ratulangi.
tentang parameter standar umum ekstrak
tumbuhan obat. Tujuan dari standarisasi adalah Alat dan Bahan
untuk meningkatkan status produk serta menjamin Alat
efek farmakologi herbal sehingga lebih layak dan Alat yang akan digunakan adalah alat-alat
aman untuk dikonsumsi secara luas dimasyarakat gelas (Iwaki ST Pyrex), neraca analitik, rak tabung
sebagai obat herbal terstandar (Saifudin et al., reaksi, oven, batang pengaduk, alumunium foil,
2011). timbangan digital, gelas ukur (Pyrex), kertas
Salah satu jenis tumbuhan yang berpotensi saring, magnetic stirrer, beker gelas (Pyrex),
sebagai obat herbal adalah Lemon suanggi (Citrus rotary evaporator, blender, mikropipet, cawan
limon L). Bagian dari lemon suanggi yang sering petri (Pyrex), cawan perselien, kertas label,
digunakan adalah kulit, bunga, daun dan buah. Air blender, toples.
perasan jeruk lemon mengandung banyak
senyawa bioaktif seperti flavonoid, tanin, dan Bahan
asam sitrat. Senyawa bioaktif yang terkandung Bahan yang akan digunakan adalah kulit
dalam lemon suanggi masing-masing memiliki buah lemon suanggi yang diambil dari Desa
sifat antibakteri, antioksidan, serta menetralisir Pinaesaan, Kabupaten Minahasa, etanol 95%,
radikal bebas. Klasifikasi jeruk lemon merupakan aquades, bubuk magnesium, larutan besi (III)
ilmu yang mendeskripsikan suatu objek klorida, kloroform, H₂ SO₄ , pereaksi Mayer,
berdasarkan sifatnya dari objek tersebut. Beberapa pereaksi Wagner, pereaksi Dragendorff, asam
sifat jeruk lemon adalah bagian terluar kulit lemon asetat glasial, HCl.
kaya akan kelenjar minyak, memiliki pH yang
sangat rendah , berwarna kuning terang dengan Prosedur Penelitian
aroma jeruk yang khas dan segar (Russo et al., Penyiapan dan pembuatan simplisia
2014). Buah lemon suanggi dicuci dengan air
Kulit lemon terdiri dari dua lapisan yaitu mengalir, kemudian sebanyak 6 kg buah lemon
lapisan luar dan lapisan dalam. Lapisan luar suanggi dikupas kulitnya. Selanjutnya kulit lemon
mengandung minyak esensial yang terdiri dari suanggi dikeringkan dengan cara diangin-
citral (5%) dan limonen, ɑ-terpineol, geranil asetat anginkan dan dilanjutkan dengan dioven pada
dan linali. Lapisan dalam mengandung kumarin, suhu 40°C. Setelah kulit lemon suanggi benar-
glikosida dan flavonoid (Dev, 2016). benar kering lalu ditimbang dan dihancurkan
Penelitian terkait potensi kulit lemon suanggi menggunakan blender hingga menjadi serbuk
telah banyak dilakukan seperti yang dilakukan kemudian diayak, dan disimpan dalam wadah
oleh Deni Tri Hartanto et al.(2018) . Ekstrak tertutup.
etanol kulit lemon berpotensi untuk menghambat
peningkatan kadar kolesterol pada tikus Pembuatan Ekstrak
hiperglikemia. Ekstrak kulit lemon dosis 70 Simplisia kulit lemon suanggi sebanyak
mg/kg bb/hari memiliki potensi terbaik dalam 300 gr ditimbang, kemudian dimasukan ke dalam
menurunkan kadar kolesterol total pada tikus toples. Ditambahkan 1500 ml pelarut etanol 96%.
hiperglikemia. Kemudian biarkan cairan penyari merendam
Penelitian yang dilakukan oleh Nur Hasanah serbuk simplisia selama 5 hari sesekali dilakukan
dan Ika Yulianti (2018). Uji Toksisitas Ekstrak pengadukan. Setelah 5 hari disaring menggunakan
Kulit Jeruk Lemon (Citrus limon L) memiliki kertas saring, dihasilkan filtrat 1 dan residu 1.
toksisitas terhadap larva udang (Artemia salina Residu 1 yang ada kemudian direndam lagi
Leach), sedangkan pada ekstrak etanol , fase n- (remaserasi) dengan pelarut yang sama selama 3
heksan dan fase etil asetat memiliki toksisitas hari sambil sesekali diaduk. Setelah 3 hari, sampel
yang sangat tinggi. disaring sehingga menghasilkan filtrat 2 dan
residu 2. Filtrat 1 dan filtrat 2 dicampurkan
1303
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 11 Nomor 1 Februari 2022

menjadi satu lalu diuapkan didalam oven sehingga sampai terbentuk dua lapisan. Lapisan atas
diperoleh ekstrak lalu ditimbang. dipindahkan ke dalam tiga tabung reaksi masing-
masing tersebut ditambahkan beberapa tetes
Penetapan Parameter Spesifik pereaksi Mayer, Wagner dan Dragendorff.
a. Parameter Idenditas Ekstrak Apabila terbentuk endapan menunjukan bahwa
Parameter identitas ekstrak dilakukan dengan sampel tersebut mengandung alkaloid, dengan
tujuan memberikan identitas objektif dari nama pereaksi Mayer membentuk endapan putih,
tumbuhan. Deskripsi tata nama mencakup nama dengan pereaksi Wagner membentuk endapan
ekstrak, nama latin tumbuhan, bagian tumbuhan warna coklat dan pereaksi Dragendorff
yang digunakan serta nama indonesia (Depkes RI, membentuk endapan warna jingga (Harbonen,
2000). 1997).

b. Uji Organoleptik b. Uji Triterpenoid dan Steroid


Uji organoleptik merupakan pengenalan awal Sampel sebanyak 0,2 gram ditambahkan asam
yang sederhana seobjektif mungkin. Uji asetat glasial sampai semua sampel terendam,
organoleptik dilakukan dengan pengamatan dibiarkan selama 15 menit kemudian 6 tetes
terhadap bentuk, warna, bau dan rasa (Depkes RI, larutan dipindahkan ke dalam tabung reaksi dan
2000). ditambahkan 2-3 tetes asam sulfat pekat. Adanya
triterpenoid ditunjukan dengan terjadinya warna
c. Uji Senyawa yang Larut Dalam Air merah, jingga atau unggu, sedangkan steroide
Ekstrak Sebanyak 5 gram dimaserasi ditunjukan dengan terbentuknya warna biru
selama 24 jam dengan 100 ml air kloroform (Harbonen, 1997).
menggunakan labu bersumbat sambil dikocok
selama 6 jam pertama, kemudian dibiarkan selama c. Uji Tanin
18 jam, lalu disaring. Lapisan kloroform dan air Sampel Sebanyak 0,2 gram ditambahkan
dipisahkan. Uapkan 20ml filtrat lapisan air hingga etanol sampai terendam semuanya kemudian
kering dalam cawan dangkal berdasar rata yang ditambahkan 2-3 tetes larutan FeCL₃ 1%. Hasil
telah ditara. Residu dipanaskan pada suhu 105°C positif ditunjukan dengan terbentuknya warna
hingga bobot tetap. Hitung kadar dalam persen hitam kebiruan atau kehijauan (Harbonen, 1997).
senyawa yang larut dalam air terhadap berat
ekstrak awal (Depkes RI, 2000). d. Uji Flavonoid
Sampel Sebanyak 0,2 mg diekstrak dengan 5
d. Kadar Senyawa yang Larut Dalam Etanol ml etanol dan dipanaskan selama lima menit
Ekstrak sebanyak 5 gram dimaserasi didalam tabung reaksi. Selanjutnya ditambah
selama 24 jam dengan 100 ml etanol beberapa tetes HCI pekat. Kemudian ditambahkan
menggunakan labu bersumbat sambil berkali-kali 0,2 g bubuk Mg. Hasil positif ditunjukan dengan
dikocok selama 6 jam pertama dan kemudian timbulnya warna merah tua selama tiga menit
dibiarkan selama 18 jam. Disaring cepat dengan (Harbonen, 1997).
menghindari penguapan etanol, kemudian
diuapkan 20 ml filtrat hingga kering dalam cawan e. Uji Saponin
penguap yang telah ditara, residu dipanaskan pada Sampel Sebanyak 0,2 gram dimasukan ke
suhu 105°C hingga bobot tetap. Dihitung kadar dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan
dalam persen senyawa yang larut dalam etanol aquadest hingga seluruh sampel terendam,
terhadap berat ekstrak awal (Depkes RI, 2000) dididihkan selama 2-3 menit, dan selanjutnya
didinginkan, kemudian dikocok kuat-kuat. Hasil
Uji Kandungan Kimia Ekstrak posotif ditunjukan dengan terbentuknya buih yang
Prosedur Uji Fitokimia stabil (Harbonen, 1997).
a. Uji Alkaloid
Sampel sebanyak 0,2 gram ditambahkan Penetapan Parameter Non Spesifik
kloroform secukupnya, selanjutnya ditambah `10 a. Penetapan Susut Pengeringan
ml amoniak dan 10 ml kloroform. Larutan Ekstrak ditimbang secara seksama
disaring ke dalam tabung reaksi dan filtrat sebanyak 2 g dan dimasukan ke dalam botol
ditambahkan 10 tetes H₂ SO₄ 2N. Campuran timbang dangkal tertutup yang sebelumnya telah
dikocok dengan teratur, dibiarkan beberapa menit dipanaskan pada suhu 105°C selama 30 menit dan
1304
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 11 Nomor 1 Februari 2022

telah ditara. Sebelum ditimbang, ekstrak diratakan sehingga bahan alam tidak menjadi terurai.
dalam botol timbang, dengan menggoyangkan Ekstraksi dingin memungkinkan banyak senyawa
botol hingga merupakan lapisan setebal kurang 5 terekstraksi, meskipun beberapa senyawa
mm sampai 10 mm, kemudian dimasukan ke memiliki kelarutan terbatas dalam pelarut
dalam ruang pengering. Dibuka tutupnya, ekstraksi pada suhu kamar (Nurhasnawati et al.,
keringkan pada suhu 105°C hingga botol tetap. 2017). Proses ekstraksi dilakukan dengan
Sebelum setiap pengeringan, biarkan botol dalam menggunakan pelarut 95% Menurut Trifani
keadaan tertutup mendingin dalam desikator (2012), etanol digunakan sebagai pelarut karena
hingga suhu kamar. Kemudian keringkan kembali bersifat polar, universal, dan mudah didapat.
pada suhu penetapan hingga bobot tetap (Depkes Proses maserasi dilakukan selama 5 hari dan
RI, 2000). diremaserasi selama 3 hari. Filtrat 1 dan 2 yang
diperoleh dicampur menjadi satu, hasil filtrat yang
b. Kadar Air diperoleh kemudian dievaporasi menggunakan
Metode Gravimetri oven. Evaporasi adalah suatu proses yang
Lebih kurang 1 gram ekstrak dimasukkan bertujuan memekatkan larutan yang terdiri atas
dan ditimbang seksama dalam cawan perselein pelarut (solvent) yang volatile dan zat terlarut
yang telah ditara, Keringkan pada suhu 105°C (solute) yang non volatile (Widjaja, 2010).
selama 3-5 jam. Setelah itu diulangi sampai pada Setelah dioven dihasilkan ekstrak kental 28,62 gr
penimbangan tiga kali berturut-turut sehingga dan rendemen yang diperoleh 9,54%.
mempunyai bobot konstan (Depkes RI, 2000). Hasil pengujian parameter spesifik ekstrak
kulit buah lemon suanggi dapat dilihat pada tabel
c. Bobot Jenis 1:
Gunakan piknometer bersih, kering dan Tabel 1. Hasil Parameter Spesifik Kulit Buah
telah dikalibrasi dengan menetapkan bobot Lemon Suanggi
piknometer dan bobot air yang baru didihkan pada No Pengujian Hasil
suhu 25°C. Atur hingga suhu ekstrak cair lebih 1 Identitas Ekstrak Nama Latin : Citrus
kurang 20°C, masukkan ke dalam piknometer. limon L
Atur suhu piknometer yang telah diisi hingga suhu Nama Lokal :
25°C, buang kelebihan ekstrak cair dan ditimbang. Lemon Suanggi
Kurangkan bobot piknometer kosong dari bobot Bagian Tanaman :
piknometer yang telah disi. Bobot jenis ekstrak Kulit
cair adalah hasil yang diperoleh dengan membagi 2 Uji Organoleptik Kental, warna hijau
bobot ekstrak dengan bobot air, dalam piknometer pekat, bau khas
pada suhu 25°C (Depkes RI, 2000). lemon
3 Kadar sari larut air 95%
d. Kadar Abu 4 Kadar sari larut 94%
Lebih kurang 2 gram ekstrak yang telah etanol
digerus ditimbang seksama, dimasukan dalam 5 Kandungan kimia Alkaloid, Flavonoid,
krus silikat yang telah dipijarkan dan ditara. Tanin, Saponin
Dipijarkan perlahan-lahan hingga arang habis,
didinginkan dan ditimbang. Jika dengan cara ini Hasil identifikasi menunjukan bahwa benar
arang tidak dapat hilangkan, ditambahkan air tanaman yang digunakan yaitu Lemon Suanggi
panas, disaring melalui kertas saring bebas abu. (Citrus limon L). Berdasarkan dari hasil
Pijarkan sisa kertas dan kertas saring dalam krus identifikasi tanaman, identitas ekstrak yang
yang sama. Dimasukkan filtrat kedalam krus, digunakan diperoleh hasil nama ekstrak etanol
diuapkan, dipijarkan hingga bobot tetap, kulit buah lemon suanggi (Citrus limon L) dengan
ditimbang (Depkes RI, 2000). bagian tanaman yan digunakan adalah bagian
kulit. Parameter identitas ekstrak dilakukan
HASIL DAN PEMBAHASAN dengan tujuan untuk memberikan identitas
Pada ekstraksi kulit buah lemon suanggi objektif dari nama tumbuhan
(Citrus limon L) menggunakan metode maserasi, Pengujian organoleptik meliputi bentuk, bau,
keuntungan utama metode ekstraksi maserasi dan warna diperoleh hasil bahwa ekstrak etanol
yaitu prosedur dan peralatan yang digunakan kulit buah lemon suanggi berkonsentrasi kental,
sederhana, metode ekstraksi tidak dipanaskan berbau khas buah lemon suanggi, berwarna hijau
1305
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 11 Nomor 1 Februari 2022

pekat. Pengujian organoleptik dilakukan


pengamatan sampel meliputi bentuk, bau, warna Tabel 2. Hasil Parameter Non Spesifik Kulit Buah
dan rasa. Parameter organoleptik ekstrak Lemon Suanggi
bertujuan memberikan pengenalan awal terhadap No Nama Kandungan Standar
simplisia dan ekstrak menggunakan panca indera (%) Acuan
dengan mendeskripsikan bentuk, bau, warna dan (%)
rasa (Depkes RI, 2000). 1 Penetapan susut 9,83 <11,00
Pengujian senyawa yang larut dalam pelarut Pengeringan
air dan etanol ini bertujuan sebagai perkiraan 2 Pengujian 23,93 10
banyaknya kandungan senyawa-senyawa aktif Kadar Air
yang bersifat polar (larut dalam air) dan bersifat 3 Bobot Jenis 0,829
polar-non polar (larut dalam etanol) (Saifudin et 4 Kadar Abu 19 5
al, 2011). Kadar senyawa yang larut dalam air
sebesar 95% sedangkan untuk kadar sari larut Susut pengeringan merupakan salah satu
etanol sebesar 94%. Hasil yang diperoleh parameter non spesifik yang bertujuan untuk
memperlihatkan bahwa senyawa kulit buah lemon memberikan batasan maksimal (rentang) tentang
suanggi banyak terkandung senyawa polar dan besarnya senyawa yang hilang pada proses
senyawa non polar dengan perbandingan senyawa pengeringan. Parameter susut pengeringan pada
polar lebih banyak dibandingkan dengan senyawa dasarnya adalah pengukuran sisa zat setelah
non polar. Penetapan senyawa larut dalam air pengeringan pada temperatur 105°C sampai berat
maupun etanol ini tidak secara langsung konstan, yang dinyatakan sebagai nilai persen
mempengaruhi efek farmakologis senyawa aktif (Depkes RI, 2000). Pada penentuan susut
dalam ekstrak (Saifudin, 2011). pengeringan ekstrak kulit buah lemon suanggi
Uji kandungan kimia bertujuan untuk diperoleh nilai 9,83%. Hal ini menunjukan bahwa
memberikan gambaran awal komposisi ekstrak yang diperoleh memenuhi syarat yaitu
kandungan kimia (Depkes RI, 2000). Uji tidak lebih besar dari 11% (Depkes RI, 2008).
kandungan kimia dilakukan terhadap ekstrak kulit Masa yang dapat hilang selama proses pemanasan
buah lemon suanggi, hasil yang diperoleh dapat meliputi minyak atsiri, air, dan pelarut
menunjukan bahwa ekstrak etanol kulit buah etanol.
lemon suanggi mengandung senyawa alkaloid, Kadar air merupakan parameter yang
tanin, flavonoid dan saponin. Alkaliod berperan digunakan untuk menentukan residu air setelah
sebagai antibakteri yang dapat menggangu proses pengeringan, yang bertujuan untuk
komponen penyusun peptidoglikan pada sel memberikan memberikan batasan minimal atau
bakteri, sehingga lapisan dinding sel tidak rentang besarnya kandungan air dalam bahan
terbentuk secara utuh dan menyebabkan kematian (Depkes RI, 2000). Metode yang digunakan pada
sel tersebut (Cowan, 1999). Flavonoid berperan pengujian kadar air adalah metode gravimetri.
sebagai antioksidan ini disebabkan adanya gugus Prinsipnya yaitu dilakukan penguapan dengan
hidroksi fenolik dalam stuktur molekulnya. Ketika cara dipanaskan. Hasil yang diperoleh dalam
senyawa-senyawa ini bereaksi dengan radikal pengujian kadar air sebesar 23,93 %. Hal ini
bebas, mereka membentuk radikal varu yang menunjukan bahwa ekstrak yang diperoleh belum
distabilisasi oleh efek resonansi inti aromatik memenuhi standar yang diperbolehkan yaitu tidak
dengan demikian fase propagasi yang meliputi melebihi 10% ( Depkes RI, 2008). Di bandingkan
reaksi radikal berantai dapat dihambat. Tanin dengan penelitian yang dilakukan oleh (Najib et
berperan sebagai astrigen, anti bakteri dan al., 2016) nilai kadar air yang diperoleh dari
antioksidan, tanin merupakan komponen zat ekstrak daun jati belanda 0,96% dan teh hijau
organik yang sukar dipisahkan dan sukar 2,80% memenuhi standar. Perbedaan nilai kadar
mengkristal, mengedapkan protein dari larutannya air dengan hasil penelitian dari (Najib et al., 2016)
dan senyawa dengan protein tersebut. Saponin dikarenakan pelarut dalam ekstrak kental yang
berperan dalam antibakteri, mekanisme digunakan berbeda, Pelarut yang digunakan
antibakteri yang dapat menyebabkan kebocoran adalah pelarut air. Ekstrak yang digunakan
protein dalam enzim di dalam sel. merupakan ekstrak kental sehingga kemungkinan
Hasil Pengujian standarisasi parameter non disebabkan oleh proses pengeringan yang kurang
spesifik ekstrak etanol kulit buah lemon suanggi optimal (Prasetyo dan inoriah 2013). Kadar air
dapat dilihat pada Tabel 2: yang melebihi standar akan rentan ditumbui
1306
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 11 Nomor 1 Februari 2022

mikroba yang mempengaruhi kestabilan ekstrak abu menunjukan tingginya kandungan mineral
(Winarno, 1997). Kadar air yang tinggi juga internal didalam daun leilem itu sendiri.
dapat disebabkan adanya pelarut yang ikut
terhitung pada perhitungan kadar air ekstrak. KESIMPULAN
Bobot jenis didefinisikan sebagai Berdasarkan hasil dan pembahasan diatas
perbandingan kerapatan suatu zat terhadap karakterisasi ekstrak kulit buah lemon suanggi
kerapatan air dengan nilai massa per satuan memenuhi syarat memenuhi syarat adalah
volume. Penentuan bobot jenis ini bertujuan untuk parameter spesifik dan parameter non spesifik
memberikan gambaran kandungan kimia yang kecuali kadar air memenuhi standar suatu obat
terlarut pada suatu ekstrak (Depkes RI, 2000).
Besarnya massa persatuan volume untuk SARAN
memberikan batasan antara ekstrak cair dan Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut
ekstrak kental, selain itu juga bobot jenis terkait untuk parameter non spesifik yaitu total cemaran
bagaimana mengetahui kemurnian suatu zat yang mikroba, penentuan kadar kandungan logam dan
ditentukan bobot jenisnya (Depkes RI, 2000). pola kromatogram dari kulit buah lemon suanggi
Pengukuran bobot jenis ekstrak etanol kulit buah dan melakukan formulasi suatu obat dengan bahan
lemon suanggi ditentukan dengan menggunakan aktif ekstrak kulit buah lemon suanggi.
piknometer. Ekstrak yang digunakan adalah
ekstrak yang sudah diencerkan 5% dengan etanol. DAFTAR PUSTAKA
Hasil yang diperoleh besarnya nilai pengujian Ansel, H.C., dan Prince, S.J. 2006. Kalkulasi
nilai bobot jenis pengenceran ekstrak kulit buah Farmasetik. Jakarta: Penerbit Buku
lemon suanggi sebesar 0,829 g/mL. Dibandingkan Kedokteran EGC
dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami et al
(2017), nilai bobot jenis dari pengenceran ekstrak Anshori, M dan Iswanti, S. 2009. Buku Ajar:
daun leilem adalah sebesar 1,0479 g/mL. Bobot Metodologi Penelitian Kuantitatif.
jenis alkohol adalah 0,81, artinya bobot jenis Surabaya: Airlangga University Press
alkohol 0,81 kali bobot volume air yang setara
(Ansel, 2006). Nilai bobot jenis yang diperoleh Cowan, M.M. 1999. Plant Products as
mendekati nilai bobot jenis alkohol dikarenakan Antimicrobial Agents. Clinical
digunakan pelarut etanol dalam proses Microbiology Reviews. 12:564-582
pengenceran. Perbedaan nilai bobot jenis
dikarenakan pelarut yang digunakan pada proses Deni Tri Hartanto., Ellen, L. K., Ribka, A.M.,
pengenceran berbeda, pelarut yang digunakan Puspa, S. D., Vina, S. 2018. Potensi
adalah air. Ekstrak Etanol Kulit Jeruk Lemon (Citrus
Penetapan kadar abu bertujuan untuk limon L.) Sebagai Obat Alternatif
memberikan gambaran kandungan mineral Hiperkolesterolemia Pada Tikus Wistar
internal dan ekternal yang berasal dari proses awal Hiperglikemik. Jurnal Ilmiah Farmasi .
sampai terbentuknya ekstrak (Depkes RI, 2000). 6(20), 81-85
Penentuan kadar abu diukur dengan memasukan
ekstrak ke dalam tanur dengan temperatur 550°C Depkes RI. 2008. Farmakope Herbal Indonesia.
selama 5 jam sampai terbentuk abu. Ekstrak yang Jakarta: Departemen Kesehatan Republik
dipanaskan pada suhu tinggi hingga senyawa Indonesia
organik dan turunya terdestruksi dan menguap,
hingga tersisa unsur mineral dan unsur organik Dev C, Rishi Shrivastasa RN. 2016. Basketful
saja. Hasil kadar abu yang diperoleh dalam Benefit Of Citrus Limon. J. Pharm
ekstrak etanol kulit buah lemon suanggi sebesar Journal. 7 (6). Hal 1-6
1,9 %. Hasil ini menunjukan bahwa kandungan
anorganik didalam ekstrak sudah relatif rendah Harborne., J.B. 1987. Metode Fitokimia Penuntun
karena tidak melebihi ketentuan yang ditetapkan Cara Modern Menganalisis Tumbuhan.
sebesar 5% Zainab et al., (2016). Dibandingkan Terbitan kedua. ITB, Bandung
dengan penelitian yang dilakukan oleh Utami et
al. (2017) nilai kadar abu yang diperoleh dari Najib, A., Malik, A., Ahmad, A., Handayani, V.,
ekstrak daun leilem sebesar 12%, kadar abu dalam Syarif, R., Waris, R. 2016. Standarisasi
ekstrak daun leilem cukup tinggi. Tingginya kadar Ekstrak Air Daun Jati Belanda dan The
1307
PHARMACON– PROGRAM STUDI FARMASI, FMIPA, UNIVERSITAS SAM RATULANGI,
Volume 11 Nomor 1 Februari 2022

Hijau. Jurnal Fitofarmaka Indonesia. 4 Availability Lemon’s by-Products. J o


(2): 241-243 Funct Foods, (9): 18-26

Nurhasnawati, H., Sukarmi, Handayani, F. 2017. Saifudin, A., Rahayu., Teruna. 2011. Standarisasi
Perbandingan Metode Ekstraksi Maserasi Bahan Obat Alam. Yogyakarta: Graha
dan Sokletasi terhadap Aktivitas Ilmu
Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Jambu
Bol (Syzygium malaccense L.). Jurnal Trifani. 2012. Ekstraksi Pelarut Cair-Cair.
Kimia Manuntung. 3(1): 91-95 Depok : Universitas Indonesia

Prasetyo, MS, Inoriah, E. 2013. Pengelolaan Utami, Y.P, Umar, A.H, Syahruni, R., dan
Budidaya Tanaman Obat-Obatan (Bahan Kadulla, I. 2017. Standarisasi
Simplisia). Bengkulu: Badan Penelitian Simplisia dan Ekstrak Etanol Daun
Fakultas UNIB Leilem (Clerodendrum minahassae
Teisjm. & Binn.). Journal of
Russo, M., Bonaccorsi, I., Torre, G., Saro, M., Pharmaceutical and Medicinal Sciences.
Dugo, P., and Modello, L., 2014. 2 (1):32-39
Undererestimated Sources of Flavonoid,
Limonoids, and Dietary Fibre: Winarto, F. G. 1997. Kimia Pangan dan Gizi.
Jakarta. PT Gramedia Pustaka Utama

1308

Anda mungkin juga menyukai