2 (Maret, 2022)
Djati Wulan Kusumo1, Susanti1, Erma Kusuma Ningrum1, Citra Hayu Adi Makayasa1
1
Program Studi Farmasi, Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas Muhammadiyah Lamongan
Email: djatipharmacy@gmail.com
ABSTRAK
Beberapa tanaman memiliki senyawa kimia yang memiliki efek terapi, baik senyawa kimia hasil
metabolisme primer maupun senyawa kimia hasil metabolisme sekunder. Bunga pepaya (Carica
papaya L.) sering digunakan oleh masyarakat untuk membantu penyembuhan penyakit jantung dan
mengatasi berbagai gangguan kesehatan lainnya. Berdasarkan pemanfaatan tanaman pepaya
tersebut, maka perlu dilakukan skrining fitokimia pada bunga papaya. Metode penelitian skrining
fitokimia dilakukan dengan uji warna menggunakan berbagai pereaksi untuk mengidentifikasi senyawa
alkaloid, flavonoid, polifenol, quinon, saponin, steroid-terpenoid, dan tanin. Sebelum dilakukan skrining
fitokimia terlebih dahulu dilakukan preparasi simplisia dan maserasi. Hasil skrining fitokimia ekstrak
etanol bunga pepaya dengan rendemen sebesar 12,9%. Berdasarkan hasil skrining fitokimia ekstrak
etanol bunga pepaya, maka dapat disimpulkan bahwa senyawa metabolit sekunder yang terdapat
pada bunga pepaya (Carica papaya L.) adalah flavonoid, polifenol, quinon, dan tanin.
ABSTRACT
Some plants have chemical compounds derived from primary and secondary metabolites for
therapeutic effects. Papaya flowers (Carica papaya L.) are often used by indonesian people to treat
heart disease and overcome various other health problems. Based on the utilization of the papaya
plant, to carry out phytochemical screening on papaya flowers. The phytochemical screening research
method was carried out by using a qualitative test using various reagents to identify alkaloids,
flavonoids, polyphenols, quinones, saponins, steroid-terpenoids, and tannins. Before phytochemical
screening, simplicia preparation and maceration were first carried out. The results of phytochemical
screening of papaya flowers ethanol extract with a yield of 12.9%. Based on the results of
phytochemical screening of papaya flowers ethanol extract, secondary metabolites contained in papaya
flowers (Carica papaya L.) are flavonoids, polyphenols, quinones, and tannins.
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 478
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 2 (Maret, 2022)
PENDAHULUAN
Indonesia memiliki berbagai ±9.600 jenis tumbuhan berkhasiat sebagai
keanekaragaman hayati yang cukup besar obat tradisional dan ±300 jenis telah
untuk dikembangkan menjadi obat digunakan sebagai bahan obat tradisional
tradisional. Jenis tanaman di Indonesia oleh Industri obat tradisional.
diketahui sebanyak ±30.000, diantaranya
Berbagai macam penemuan obat mengatasi berbagai gangguan kesehatan
tradisional yang berasal dari tanaman sudah lainnya (Tangkumahat et al., 2017).
diteliti kandungan senyawa kimia dan khasiat Berdasarkan manfaat tanaman pepaya
yang ada di dalam tanaman tersebut. tersebut yang sering digunakan oleh
Tanaman memiliki senyawa kimia, baik masyarakat, maka perlu dilakukan penelitian
senyawa kimia hasil metabolisme primer lebih lanjut pada bunga pepaya untuk
maupun senyawa kimia hasil metabolit mengetahui kandungan kimia yang terdapat
sekunder (Agustina et al., 2016). Oleh karena pada bunga papaya sehingga bunga pepaya
itu, dilakukan skrining fitokimia untuk dapat dimanfaatkan sebagai obat yang
mengetahui kandungan kimia pada tanaman. berkhasiat untuk kesehatan.
Skrining fitokimia merupakan salah satu
cara yang dilakukan untuk mengidentifikasi METODE PENELITIAN
kandungan senyawa metabolit sekunder Alat dan Bahan
suatu tanaman (Vifta & Advistasari, 2018). Alat yang akan digunakan dalam
Pada hakikatnya skrining fitokimia penelitian ini, yaitu alat-alat gelas pyrex,
merupakan analisis secara kualitatif pada cawan porselin, blender (philips), pipet tetes,
kandungan kimia yang terdapat di dalam batang pengaduk, mesh 80, penjepit, oven
tanaman, terutama kandungan metabolit (Memmert), dan neraca analitik (OHAUS).
sekunder yang merupakan senyawa bioaktif Bahan yang digunakan dalam penelitian
seperti alkaloid, antrakuinon, flavonoid, ini, yaitu bunga papaya, air suling, etanol
kumarin, saponin, tanin, polifenol dan minyak 70%, FeCl3, HCl 2 N, serbuk magnesium,
atsiri (Marjoni & Ismail, 2016). HCl pekat, NaOH, H2SO4, asetat anhidrida,
Carica papaya L. atau tanaman pepaya kloroform, pereaksi Mayer, Wegner, Steasny,
merupakan salah satu jenis tanaman herbal Dragendrolf, Liebarmann-Bourchard, dan
popular dikalangan masyarakat Indonesia kertas saring.
yang memiliki waktu tumbuh yang relatif Pembuatan Simplisia
singkat, mudah dalam perawatannya serta Bunga pepaya yang masih segar dicuci
kaya akan manfaat. Ada tiga jenis tanaman bersih dengan air mengalir, kemudian
berdasarkan tipe pembungaannya, yaitu ditiriskan dan ditimbang beratnya sebagai
tanaman dengan bunga jantan, tanaman berat basah (sebanyak ± 2180 gram).
dengan bunga betina, dan tanaman dengan Setelah itu keringkan bunga papaya dengan
bunga sempurna (hermaprodit) (Noflindawati oven pada suhu 60oC sampai silmplisia
et al., 2019). menjadi kering. Selanjutnya simpilisia kering
Pemanfaatan tumbuhan pepaya yang diblender dan diayak dengan mesh 80,
sering dimanfaatkan, yaitu daun dan buahnya kemudian serbuk simpliasia ditimbang (±235
untuk diolah menjadi makanan, sedangkan gram).
bunga pepaya masih jarang dimanfaatkan. Ekstraksi Simplisia
Bunga pepaya (Carica papaya L.) sering Simplisia ditimbang sebanyak 200 gram,
digunakan oleh masyarakat untuk membantu kemudian dimeserasi dengan pelarut etanol
penyembuhan penyakit jantung dan 70% selama 3x24 jam pada suhu kamar dan
digunakan dalam obat tradisional untuk terlindung dari sinar matahari serta sesekali
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 478
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 2 (Maret, 2022)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 480
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 2 (Maret, 2022)
dianalisis menggunakan uji warna dengan 5 Saponin Air suling + HCl 2 N (-)
beberapa pereaksi untuk mengidentifikasi
6 Steroid Kloroform + asetat (-)
golongan senyawa alkaloid, flavonoid, anhidrida + H2SO4 pekat
polifenol, quionon, saponin, steroid terpenoid, Terpenoid
dan tanin. Berdasarkan Tabel 1, kandungan
7 Tanin FeCl3 (+++)
metabolit sekunder pada ekstrak etanol
bunga papaya, yaitu flavonoid, polifenol, Gelatin (++)
quinon, dan tanin.
Stiasny (-)
Tabel 1. Kandungan metabolit sekunder bunga pepaya Keterangan: (+++) = banyak; (++) = sedang; (+) =
No. Kandungan Pereaksi Hasil sedikit; (-) = tidak ada
Kimia Uji
endapan. Hasil ini menunjukkan tidak ditunjukkan dengan warna kuning, jingga
adanya kandungan alkaloid pada ekstrak atau merah. Sedangkan pada ekstrak etanol
bunga pepaya (Carica papaya L). bunga pepaya menunjukkan hasil positif
Penambahan HCl untuk menarik alkaloid dengan terjadinya perubahan warna menjadi
berbentuk basa sehingga akan terbentuk jingga. Warna jingga atau merah disebabkan
garam, lalu dipanaskan untuk memecah oleh serbuk magnesium dan HCl berfungsi
ikatan antar alkaloid yang bukan dalam mereduksi inti benzopiron yang terdapat pada
bentuk garamnya (Ergina et al., 2014). Hasil struktur flavonoid sehingga terjadi perubahan
uji reaksi ekstrak etanol bunga pepaya yang warna menjadi kuning, jingga atau merah.
ditambahkan dengan pereaksi Mayer, Manfaat dari senyawa flavonoid, yaitu
Wegner, dan Dragendroff tidak terjadi sebagai antioksidan, antimikroba, dan
endapan. Berdasarkan rasa bunga pepaya antikanker. Flavonoid sebagai antioksidan
yang pahit, maka seharusnya positif mampu menangkap radikal bebas yang
mengandung alkaloid karena pada umumnya merusak sel tubuh.
alkaloid terasa pahit. Hal ini disebabkan Uji Polifenol
karena tidak adanya pemekatan pada ekstrak Penambahan ekstrak etanol bunga
etanol bunga pepaya, maka senyawa alkaloid pepaya dengan pereaksi FeCl3 membentuk
tidak dapat terdeteksi. Pemekatan pada warna hijau, biru tua atau ungu kehitaman
ekstrak bertujuan untuk menghindari yang kuat. Warna hijau kehitaman yang
kejenuhan pelarut dan memaksimalkan terbentuk pada ekstrak etanol bunga pepaya
proses penarikan senyawa yang terkandung disebabkan oleh polifenol yang bereksi
dalam simplisia (Sutriandi et al., 2016). dengan ion Fe3+ membentuk senyawa
Uji Flavonoid kompleks (Rismawati et al., 2018). Polifenol
Hasil positif identifikasi flavonoid dengan melepas ion H+ dan membentuk ion fenoksi
pereaksi HCl dan serbuk magnesium yang akan bereaksi dengan FeCl3
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 481
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 2 (Maret, 2022)
membentuk senyawa kompleks besi (III) mengadakan resonasi antar elektron pada
heksafolat Polifenol memiliki banyak manfaat, ikatan rangkap 2, karena terjadinya resonasi
yaitu untuk menangkal radikal bebas, ini ion enolat dapat menyerap cahaya tertentu
menstabilkan tekanan darah, menurunkan dan memantulkan warna (Dewi et al., 2018).
kadar gula, dan mencegah penyakit kanker. Quinon berperan sebagai antibiotik dan
Uji Quinon penghilang rasa sakit serta merangsang
Hasil identifikasi quinon positif pertumbuhan sel baru pada kulit (Noer &
menggunakan NaOH 1 N, apabila Pratiwi, 2016).
menghasilkan warna kuning hingga merah. Uji Saponin
Pada uji ekstrak etanol bunga pepaya Hasil identifikasi saponin positif dilakukan
terdapat kandungan senyawa quinon yang menggunakan air panas dan ditambahkan
ditunjukkan dengan terjadinya perubahan HCl 2 N. Berdasarkan penelitian yang
warna menjadi kuning. Penambahan NaOH 1 dilakukan, hasil uji saponin negatif yang
N berfungsi untuk mendeprotonasi gugus ditunjukkan dengan terbentuknya sedikit buih
fenol pada quinon sehingga terbentuk ion kecil yang tingginya kurang dari 1 cm dan
enolat. Ion enolat tersebut mampu buih tidak
bertahan lama. Hal ini menunjukkan Asetat anhidrida berfungsi untuk menarik
bahwa ekstrak etanol bunga pepaya tidak air dari lingkungan, sedangkan H2SO4
mengandung senyawa saponin. berfungsi sebagai oksidator yang jika
Saponin memiliki sifat seperti sabun. memiliki gugus OH di C3 akan membentuk
Ketika dilarutkan dalam air akan membentuk ikatan rangkap baru. Penambahan H2SO4
busa atau buih. Pengujian dilakukan dengan pekat bertujuan untuk mendekstruksi
menambahkan air panas. Hal ini bertujuan kompleks asetil steroid. Hasil dari skrining
untuk memperbesar kelarutan saponin dalam fitokimia tidak terdapat senyawa steroid dan
air. Filtrat dikocok selama 10 detik hingga terpenoid ditandai dengan tidak adanya
terbentuk busa. Saponin dapat larut dalam air perubahan warna menjadi merah atau biru.
karena adanya gugus OH yang dapat Hal tersebut disebabkan karena penggunaan
membentuk ikatan hidrogen dengan molekul pelarut yang bersifat polar karena senyawa
air (Afif et al., 2018). Saponin pada saat steroid dan terpenoid merupakan senyawa
digojok terbentuk buih karena adanya gugus yang bersifat non polar sehingga senyawa ini
OH yang akan berikatan dengan udara, tidak dapat terekstraksi dengan sempurna
sedangkan penambahan HCl 2 N bertujuan pada pelarut tersebut (Verdiana et al., 2018).
untuk menambah kepolaran sehingga gugus Uji Tanin
OH yang akan berikatan lebih stabil (Dewi, Hasil identifikasi tannin dengan
2013). penambahan pereaksi FeCl3 pada ekstrak
Uji Steroid Terpenoid etanol bunga pepaya menimbulkan
Hasil identifikasi terpenoid dan steroid terbentuknya warna hijau, biru tua atau ungu
positif menggunakan uji Lieberman-Burchard kehitaman yang kuat. Warna hijau kehitaman
(asetat anhidrida:H2SO4 pekat) yang yang terbentuk setelah ditambahkan FeCl3
memberikan warna merah untuk terpenoid disebabkan oleh tanin yang bereksi dengan
dan hijau-biru untuk steroid. Namun pada ion Fe3+ membentuk senyawa kompleks
hasil uji senyawa steroid terpenoid tidak (Ergina et al., 2014).
dapat terdeteksi. Filtrat ditambah dengan Pengujian kedua dilakukan untuk
asam asetat anhidrida yang akan bereaksi memperkuat ada atau tidaknya kandungan
dengan steroid melalui reaksi asetat tanin di dalam ekstrak etanol bunga pepaya.
anhidrida menghasilkan kompleks asetil Pengujian dilakukan dengan menggunakan
steroid (Sulistyarini et al., 2019) gelatin 1%. Berdasarkan hasil penelitian
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 482
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 2 (Maret, 2022)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 482
ISSN : 2598-2095 Vol. 5 No. 2 (Maret, 2022)
journal.umbjm.ac.id/index.php/jcps 483