Anda di halaman 1dari 5

IDENTIFIKASI SENYAWA KIMIA DAN PENELUSURAN

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOLIK DAUN


TUMBUHAN TEROMPET UNGU

Eva Monica1)
1)
Program Studi Farmasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Ma Chung,
Malang

INTISARI
Terompet Ungu (Ruellia brittoniana Leonard) termasuk dalam famili Acanthaceae.
Penelitian ini ditujukan untuk mengidentifikasi kandungan ekstrak kental etanolik daun terompet
ungu. Sebanyak 185 gram rufinat serbuk daun terompet ungu dimaserasi dengan pelarut
etanol menghasilkan ekstrak sejumlah 17,5 gram. Identifikasi senyawa kimia dilakukan
menggunakan reagen. Hasil uji dengan menggunakan reagen pada filtrat menunjukkan bahwa
ekstrak mengandung alkaloid tersier, polifenol, saponin, dan minyak atsiri. Aktivitas antioksida
ekstrak diukur dengan menggunakan uji DPPH menunjukkan nilai ES54 sebesar 53.39 µg/mL.
Kata kunci: Ruellia brittoniana, Acanthaceae, ekstrak, antioksidan.

ABSTRACT
Petunia (Ruellia brittoniana Leonard) is a wild plant species belonging to the
Acanthaceae family. This study aimed to identify the content of ethanolic extract of petunia leaf. A
total of 185 grams of petunia leave powder were macerated with ethanol resulting 17.5 grams of
ethanolic extract. Chemical identification was performed by using reagents. The test using
reagents showed that the extract contains tertiary alkaloid, polyphenol, saponin, and essential oil.
The antioxidant activity of the extract was recorded by using DPPH assay with the value of ES54
was 53,39 µg/mL.
Keywords: Ruellia brittoniana, Acanthaceae, extract, antioxidant.

PENDAHULUAN dunia pengobatan tetapi belum


dimanfaatkan secara maksimal oleh
Indonesia kaya akan spesies masyarakat.
tumbuhan, dengan jumlah tumbuhan Beberapa penyakit yang terjadi
mencapai 25% dari tumbuhan berbunga di pada manusia dapat disebabkan oleh
seluruh dunia, Indonesia telah menjadi aktivitas organ tubuh yang tidak normal.
negara terbesar ketujuh yang memiliki Hal ini dapat dipicu oleh adanya kerusakan
lebih dari 20.000 spesies tumbuhan dan jaring dalam tubuh. Salah satu faktor yang
40% di antaranya merupakan tumbuhan dapat menyebabkan kerusakan jaringan
endemik Indonesia (Kusmana dan Hikmat, biologis adalah adanya stres oksidatif yang
2015). Sebagian besar tumbuhan tersebut dipicu oleh aktivitas radikal bebas
telah dimanfaatkan oleh manusia untuk (Kovacic et al., 2001). Radikal bebas
mencukupi kebutuhan hidup. merupakan molekul yang memiliki
Masyarakat di Indonesia telah elektron tidak berpasangan sehingga
lama mengenal cara penggunaan tumbuhan memiliki kecenderungan untuk bersifat
sebagai bahan obat. Berbagai jenis reaktif terhadap jaringan tubuh (Pala dan
tanaman telah digunakan secara empiris Gurkan, 2008). Dalam tubuh manusia
oleh masyarakat untuk menyembuhkan diperkirakan terdapat sekitar 10.000 –
banyak penyakit. Meskipun demikian, 20.000 radikal bebas yang menyerang
masih banyak tumbuhan di Indonesia yang setiap sel per hari (Valko et al., 2001).
berpotensi untuk dikembangkan dalam Apabila tubuh tidak mampu

31
mempertahankan diri terhadap serangan
tersebut, maka dapat terjadi berbagai Bahan
penyakit seperti penyakit kardiovaskular,
kanker, artritis, dan penuaan dini (Pala Bahan utama yang digunakan
dan Gurkan, 2008). antara lain daun terompet ungu (Ruellia
Secara umum, tubuh telah brittoniana Leonard) yang telah
memiliki pertahanan terhadap paparan dideterminasi. Pelarut ekstraksi
radikal bebas. Akan tetapi dalam jumlah menggunakan etanol 96%,, Asam klorida
yang lebih banyak diperlukan suatu encer P, akuades, kloroform P, etanol 95%,
mekanisme pertahanan tambahan. asam klorida 1%, Na2CO3, asam asetat,
Pertahanan terhadap radikal bebas dalam KOH, H2O2, dietil eter, etanol 80%,
tubuh dapat dilakukan oleh senyawa FeCl3, NaCl 2%, gelatin 1%, eter, kapas
antioksidan. Peran antioksidan dapat dan kertas saring. Pereaksi dragendorff,
diperankan oleh beberapa senyawa fenolik mayer, serium sulfat, vanilin sulfat dan
yang terdapat dalam tumbuhan (Halliwell, liebermann-burchard.
1999). Hingga saat ini, masih banyak
tumbuhan dengan kandungan senyawa Jalannya Penelitian
fenolik yang masih belum dimanfaatkan Ekstraksi
dalam secara maksimal dalam dunia Daun terompet ungu di Universitas
kesehatan. Oleh karena itu, perlu, dilakukan Ma Chung dipanen pada pukul 06.45 WIB
penelitian untuk menemukan tumbuhan kemudian dicuci dan dilakukan sortasi basah.
yang berpotensi menghasilkan senyawa Daun dikeringkan selama 2 hari lalu dioven
antioksidan. pada suhu 50°C selama 5 hari. Dilakukan
Tanaman terompet ungu (Ruellia sortasi kering kemudian simplisia kering
brittoniana Leonard) merupakan tanaman dihaluskan hingga menjadi serbuk. Bobot
yang dapat tumbuh subur, baik secara liar serbuk yang didapatkan adalah sebanyak
maupun sebagai tanaman hias. Menurut 185 gram. Sebanyak 185 gram rufinat
Samy, et al (2015), tanaman dengan genus dimaserasi dalam 1 liter etanol 96% selama
Ruellia mengandung flavonoids, lignans, 24 jam dan diaduk setiap 3 jam. Dilakukan
kumarin, alkaloids, triterpen, sterol, fenolik penggantian pelarut etanol 96% sebanyak 3
glikosida, phenyl ethanoids, megastigmane kali. Filtrat diambil melalui penyaringan
glycosides, benzoxazinoid glucosides, dan menggunakan corong Buchner. Seluruh
lain sebagainya. Penelitian ini dilakukan filtrat diuapkan pelarutnya menggunakan
untuk mengetahui besarnya aktivitas vacuum rotary evaporator pada suhu 80°C
antioksidan tanaman Ruellia britoniana dan tekanan -15 atm. Ekstrak yang diperoleh
secara in vitro terhadap senyawa radikal kemudian diuapkan lagi di atas waterbath
stabil DPPH. hingga diperoleh ekstrak kental.
METODE PENELITIAN Identifikasi Kandungan Kimia
Alat Uji Alkaloida
Serbuk simplisia sebanyak 2 gram
Peralatan yang digunakan pada ditambahkan 10 mL asam klorida 1% lalu
penelitian ini adalah vial, tabung ependorf, dipanaskan selama 30 menit dalam
oven, blender, neraca digital, neraca penangas air mendidih. Filtrat disaring ke
analitik (Ohaus), vacuum rotary dalam tabung reaksi A dan B sama banyak.
evaporator (IKA), waterbath, alat gelas Larutan pada tabung reaksi A dibagi dua
(corong Buchner, Erlenmeyer, gelas beker, sama banyak. Tabung reaksi A1
labu maserasi, chamber KLT, gelas ukur, ditambahkan 3 tetes reagen Dragendorff
pipet, tabung reaksi, cawan porselen, dan sedangkan tabung reaksi A2 ditambahkan
labu ukur), hot plate, lampu Bunsen, reagen Mayer. Apabila pada kedua tabung
pinset, termometer, vortex, sonikator, ini terdapat endapan maka larutan positif
lemari es, spektrometer UV-Vis, mengandung alkaloida.
microtube, krus, dan alat-alat gelas yang Tabung B ditambahkan serbuk
lazim digunakan di laboratorium analisis Na2CO3 hingga pH 8-9 lalu ditambahkan 4
(Pyrex- Germany dan Iwaki). mL kloroform dan diaduk. Fase kloroform
32
yang terbentuk diambil dengan pipet gram serbuk simplisia kemudian
Pasteur lalu ditambahkan asam asetat 5% ditambahkan 15 mL air dan dipanaskan
hingga pH 5 dan diaduk. Cairan dipisahkan selama 30 menit pada penangas air
lapisan atas dan bawah dengan pipet. mendidih. Larutan disaring lalu lalu
Lapisan atas ditambahkan 5 tetes reagen diletakkan pipa kapiler pada permukaan
Dragendorff. Terbentuknya endapan filtrat secara tegak lurus. Dilakukan hal
menandakan adanya kandungan alkaloida yang sama pada akuades lalu dibandingkan
kuartener. Lapisan bawah ditambahkan 10 tinggi cairan yang masuk melalui pipa
tetes HCl 1% lalu diaduk. Lapisan atas kapiler. Bila tinggi filtrat memiliki setengah
dipisahkan dan diberikan 2 tetes reagen tinggi akuades pada pipa kapiler, filtrat
Dragendorff. Bila timbul endapan mengandung saponin.
menandakan adanya alkaloida tersier. Uji Minyak Atsiri
Uji Antrakuinon Serbuk simplisia sebanyak 10
Serbuk simplisia sebanyak 300 mg gram ditambahkan 20 mL eter, dikocok dan
ditambahkan 10 mL KOH 0,5 N dan 1 mL disaring. Filtrat diuapkan di atas waterbath
H2O2. Suspensi dididihkan selama 2 menit hingga kering. Apabila terdapat bau
lalu didinginkan dan disaring. Sebanyak 5 aromatik, residu dilarutkan dengan sedikit
mL filtrat ditambahkan 10 tetes asam asetat etanol 96% lalu diuapkan kembali hingga
glasial hingga pH 5 dan kemudian kering. Adanya bau aromatik spesifika
ditambahkan 10 mL dietil eter. Lapisan atas menunjukkan adanya kandungan minyak
yang terbentuk diambil sebanyak 5 mL atsiri.
kemudian ditambahkan 1 mL KOH 0,5 N. Uji Antioksidan Ekstrak
Warna merah menunjukkan adanya Mula-mula 20 mg ekstrak kental
senyawa antrakuinon. daun terompet ungu dilarutkan dengan
Uji Polifenol metanol p.a. hingga 10 mL. Kemudian pada
Serbuk simplisia sebanyak 2 gram larutan ekstrak dipindahkan ke dalam labu
masing-masing dimasukkan ke dalam 2 ukur 10 mL yang baru sebanyak 0,2; 0,4;
tabung reaksi. Tabung A ditambahkan 10 0,6; dan 1,0 mL. Pembuatan seri
mL air sedangkan tabung B ditambahkan konsentrasi dilakukan dengan
10 mL etanol 80%. Keduanya lalu menambahkan metanol p.a. hingga 10 mL.
dipanaskan selama 10 menit hingga Pada setiap larutan uji diambil 0,2 mL
mendidih kemudian disaring dan untuk dimasukkan ke dalam tabung reaksi
didinginkan. Sebanyak 3 tetes FeCl3 bertutup dan ditambahkan 3,8 mL DPPH.
ditambahkan ke dalam setiap filtrat. Campuran didiamkan selama 5 menit,
Terbentuknya warna hijau-biru kemudian dilakukan pengukuran absorbansi
menunjukkan adanya polifenol. dengan panjang gelombang 517 nm. Blanko
Uji Tanin yang digunakan dalam pengukuran
Ditimbang 3 gram serbuk absorbansi adalah metanol p.a. Besarnya
simplisia lalu ditambahkan 15 mL air dan aktivitas antioksidan ekstrak dihitung
dipanaskan selama 30 menit pada dengan persamaan berikut:
penangas air mendidih kemudian %ES = Akontrol − Asampel x100%
disaring. 5 ml filtrat diambil dan Akontrol
ditambahkan 1 mL NaCl 2%. Endapan
yang terbentuk disaring dan ditambahkan 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
mL gelatin 1 %. Terbentuknya endapan
menunjukkan adanya tanin. Ektraksi
Uji Saponin
Ditimbang 300 mg serbuk Ekstraksi dilakukan pada simplisia
simplisia lalu ditambahkan 10 mL air dan kering daun terompet ungu (Ruellia
ditutup. Larutan dikocok kuat selama 30 brittoniana Leonard) dengan metode
detik kemudia tabung dibiarkan dalam maserasi menggunaan penyari etanol 96%.
posisi tegak selama 30 menit. Adanya buih Hasil ekstraksi dengan mengunakan 185
sepanjang 3 cm lebih dari permukaan cairan gram serbuk simplisia menghasilkan
menunjukkan adanya saponin. Adapun ekstrak kental sebanyak 17,5 gram atau
langkah kedua adalah dengan menimbang 3 dengan rendemen sebesar 9,46%.

33
1985; Harborne, 1987).
Identifikasi Kandungan Kimia Kandungan polifenol teridentifikasi
positif pada simplisia. Perubahan warna
Kandungan senyawa dalam filtrat dari hijau muda menjadi lebih pekat
simplisia Ruellia brittoniana Leonard diuji terjadi setelah penambahan reagen FeCl3.
dengan mengunakan barbagai reagen. Ion besi (III) memiliki kemampuan
Senyawa-senyawa yang berhasil pembentukkan kelat yang besar terhadap
diidentifikasi dapat dilihat pada tabel 1. senyawa-senyawa fenolik (Cheng dan
Senyawa pertama yang teridentifikasi Crisosto, 1997). Kelat yang terbentuk akan
adalah senyawa alkaloid yang ditandai mengahsilkan warna biru hingga hijau gelap
dengan pembentukan warna jingga setelah (Sarker dan Nahar, 2012). Saponin
penambahan reagen dragendroff dan adanya teridentifikasi melalui pembentukan busa
endapan setelah penambahan reagen mayer. dan tinggi yang relatif lebih rendah terhadap
Penampakan warna jingga- kecoklatan air dalam pipa kapiler. Saponin dapat
setelah penambahan pereaksi Dragendroff menurunkan tegangan permukaan. Minyak
disebabkan oleh interaksi antara lone pair atsiri yang cirikan dengan munculnya
electron pada alkaloid dengan kompleks aroma yang khas.
logam pada reagen Dragendroff (Depkes,
Tabel 1. Hasil uji identifikasi kandungan kimia pada Ruellia britoniana Leonard
Golongan Hasil

Alkaloid +

Antrakuinon -

Polifenol +

Tanin -

Saponin +

Minyak atsiri +

Ket: (+) : terbukti memiliki kandungan senyawa


(-) : tidak terbukti memiliki kandungan senyawa

Uji Aktivitas Antioksidan

Aktivitas antioksidan ekstrak uji ekstrak uji memiliki aktivitas antioksidan.


ditunjukkan oleh kemampuannya dalam Hasil uji dengan menggunakan seri
menurunkan nilai absorbansi senyawa konsentrasi 40; 80; 120; dan 200 µg/mL
radikal bebas DPPH (1,1-Diphenyl-2- menghasilkan kurva hubungan konsentrasi
picrylhydrazyl). Penurunan nilai absorbansi dan aktivitas: y = 0,0481x +51,431 dengan
dipicu oleh aktivitas senyawa dalam ekstrak
R2 = 0,9888.
yang mereduksi DPPH menjadi hydrazine
Besarnya aktivitas ekstrak
(Samara, et al., 2014). Secara organoleptik,
dinyatakan dalam ES54 sebesar 53.39
DPPH akan mengalami perubahan warna
µg/mL sementara pada standard rutin
dari violet menjadi kuning pucat ketika
memiliki aktivitas ES54 sebesar 10µM
bereaksi dengan senyawa antioksidan.
Gambar 2 menunjukkan hubungan (USDA). Dengan demikian, ekstrak
antara aktivitas penangkapan radikal bebas etanolik daun terompet ungu memiliki
dengan konsentrasi ekstrak uji. Adanya aktivitas antioksidan yang lebih kecil
peningkatan aktivitas penangkapan radikal apabila dibandingkan dengan aktivitas pada
bebas seiring dengan peningkatan asam askorbat standard, tetapi masih
konsentrasi ekstrak menunjukkan bahwa memiliki aktivitas yang cukup baik.

34
62

% Aktivitas Penangkapan
60

Radikal Bebas
58

56

54

52
0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00

Konsentrasi Ekstrak (µg/mL)

Gambar 2. Hubungan Konsentrasi Ekstrak Etanolik Ruellia brittoniana Leonard dan


Aktivitas Antioksidan
Kesimpulan Modern Menganalisis Tumbuhan.
ITB Bandung, Bandung.
Tumbuhan Ruellia brittoniana Kovacic P and Jacintho JD., 2001,
Leonard merupakan salah satu tumbuhan di Mechanisms of Carcinogenesis:
Indonesia yang sangat mudah dijumpai. Focus on oxidative stress and
Daun tumbuhan ini diuji untuk mengetahui electron transfer. Curr Med Chem. 8,
kemurnian dan kandungan senyawa kimia pp. 773-96.
yang berpotensi sebagai antioksidan. Kusmana, C. dan Hikmat, A., 2015,
Kandungan senyawa metabolit sekunder Keanekaragaman Hayati Flora di
yang dapat diidentifikasi dari ekstrak uji Indonesia. Jurnal Pengelolahan
meliputi alkaloid, polifenol, saponin, dan Sumber Daya Alam dan Lingkungan,
minyak atsiri. Kandungan metabolit 5(Desember), pp.187–198. Pala, F.
sekunder tersebut menyebabkan ekstrak S., dan Gurkan, H., 2008. The
memiliki aktivitas antioksidan yang cukup role of free radicals in
baik yaitu dengan nilai ES54 sebesar 53.39 ethiopathogenesis of diseases.
µg/mL. Meskipun demikian, perlu Advances in Molecular Biology, 1,
dilakukan bioassay guided fractionation pp. 1-9.
untuk mendapatkan senyawa yang lebih Samara, A. Kikuzi, H, Tama mo to, A,
spesifik memiliki aktivitas. Kiyo suke,T , 2014, Evaluation of
Antioxidant Activity, Total
DAFTAR PUSTAKA Flavonoids, Tannins and Phenolic
Compounds in Psychotria Leaf
Cheng, G. W. dan Crisosto, C. H, 1997, Extracts. Antioxidants, 3, pp.745–
Iron-Polyphenol Complex 757. Samy, M.N., Sugimoto, S.,
Formation and Skin Discolorotion Matsunami, K., Otsuka, H., Kamel,
in Peaches and Nectarines. M.S., 2015, Chemical Constituents
Journal of the American Society And Biological Activities Of Genus
for Horticultural Science. 122, pp. Ruellia, IJP, 2(6), hal 270 - 279
95-99. Sarker, S. D. dan Nahar, L, 2012, An
Depkes, 1985, Tanaman Obat Introduction to Natural Product
Indonesia, Jilid I. Departemen Isolation (3rd ed). Humana Press.
Kesehatan Republik Indonesia, Valko M, Morris H, Mazur M, Rapta P and
Jakarta. Bilton RF, 2001, Oxygen free
Halliwell B dan Gutteridge JMC, 1999, Free radical generating mechanisms in the
Radicals in Biology and Medicine colon: Do the semiquinones of
(3rd ed.). Oxford University Press. Vitamin K play a role in the
Harborne, J.B., 1987. Metode aetiology of colon cancer? Biochim
Fitokimia: Penuntun Cara Biophys Acta. 1527. pp. 161-166.
35

Anda mungkin juga menyukai