Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2017, II(1), hal.

7-12 7

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN PADA KANGKUNG DARAT (Ipomoea reptans Poir)


DAN KANGKUNG AIR (Ipomoea aquatic Forsk) DENGAN MENGGUNAKAN
SPEKTROFOTOMETRI UV - VISIBEL

Dedi, Armini Hadriyati, Desi Sagita1


Program Studi Farmasi STIKES Harapan Ibu, Jambi, Indonesia
e-mail : 1daisyfarmasi@gmail.com

ABSTRAK

Indonesia merupakan negara dengan kekayaan alam yang berlimpah, salah satu tanaman yang
berfungsi sebagai tanaman obat adalah kangkung. Kangkung dibedakan atas dua yaitu kangkung
darat dan kangkung air, senyawa pada kangkung yang berfungsi sebagai antioksidan adalah
senyawa beta karoten. Antioksidan merupakan senyawa yang dapat mencegah terjadinya proses
oksidasi yang disebabkan oleh radikal bebas. Untuk melihat aktivitas antioksidan pada sampel
dilakukan dengan uji menggunakan DPPH (1,1-diphenyl-2-pikrilhidrazil) sebagai radikal bebas
ditentukan dengan menggunakan metoda spektrofotometri UV-VIS. Dari hasil penelitian ini
diperoleh aktivitas antioksidan pada kangkung darat dan kangkung air masing-masing IC50
sebanyak 157,722 dan 257,772 µg/mL dengan menggunakan pembanding Vitamin C yang
diperoleh IC50 sebanyak 95,053 µg/mL. Dengan demikian kangkung darat dan kangkung air
mempunyai aktivitas antioksidan yang lemah bila dibandingkan dengan vitamin C yang digunakan
sebagai pembanding.

Kata kunci : Antioksidan, beta karoten, radikal bebas, tanaman kangkung

PENDAHULUAN menyebut tanaman berkhasiat obat, pikiran


orang mungkin langsung tertuju pada
Antioksidan memiliki manfaat yang sambung nyawa, daun dewa, keladi tikus.
positif bagi kesehatan tubuh. Antioksidan Padahal ada banyak daun dari tanaman lain
dapat mencegah dan mengobati penyakit yang yang juga bermanfaat sebagai tanaman obat.
diakibatkan oleh radikal bebas dari luar tubuh. Salah satunya adalah kangkung yang
Polusi udara , merokok, dan paparan sinar mengandung antioksidan alami, kangkung
ultraviolet merupakan sumber radikal bebas dapat membantu untuk melindungi terhadap
yang harus diwaspadai karena penyakit kronis dengan mekanisme
menyebabkan berbagai penyakit di usia anak, 7
antioksidan .
dewasa, hingga lanjut usia3. Senyawa
antioksidan bekerja dengan cara menangkap Kangkung merupakan tanaman yang
radikal bebas yang merupakan elektron yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat karna
tidak stabil karena tidak memiliki pasangan. tanaman ini mudah di dapat dan mudah
Akibatnya elektron tersebut menjadi dibudidayakan, tanaman kangkung juga
berpasangan sehingga tidak mencari senyawa mengandung beberapa jenis vitamin dan juga
lain untuk meredam aktifitasnya. dapat mengatasi radikal bebas karena
Indonesia merupakan negara yang subur mempunyai aktivitas antioksidan1. Kangkung
dengan kekayaan alam yang berlimpah. Jika

Dedi dkk
8 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2017, II(1), hal. 7-12

juga diketahui memiliki efek sedatif karena Penentuan panjang gelombang serapan
adanya kandung brom di dalammya. maksimum DPPH
Dalam penelitian ini yang digunakan
adalah kangkung darat dan kangkung air Dipipet sebanyak 3,8 ml larutan DPPH
sebagai sampel yang akan diteliti, dengan 20 µg/ml dan ditambahkan 0,2 ml methanol.
hasil penelitian terdapat aktivitas antioksidan Setelah itu dibiarkan selama 15 – 30 menit
yang lemah pada kedua tanaman kangkung. ditempat gelap, serapan larutan diukur dengan
spektrofotometri UV – Vis pada panjang
BAHAN DAN METODA gelombang 400 – 800 nm.
Pemeriksaan aktivitas antioksidan
Alat-alat yang digunakan adalah Kertas
Sebanyak 1000 mg ekstrak pekat
saring whatman no 1, cawan penguap, rotary
ditimbang kemudian dilarutkan dalam labu
evaporator, timbangan digital, labu ukur, plat
ukur 25 ml dengan dichlorometana lalu
tetes, pipet ukur, pipet mikro, spatel,
volumenya dicukupkan sampai garis batas
desikator, erlemeyer, kaca arloji, vial, gelas
(larutan induk 40.000 ppm). Larutkan induk
ukur, corong pisah, tabung reaksi,
dipipet sebanyak 0,05nml, 0,1 ml, 0,15 ml,
seperangkat alat spektrofotometri uv – visible.
0,2 ml, 0,25 ml kedalam labu ukur 5 ml untuk
Bahan-bahan yang digunakan adalah mendapatkan konsentrasi uji 50 ppm, 100
tanaman kangkung darat dan kangkung air, air ppm, 150 ppm, 200 ppm, 250 ppm. Untuk
suling, metanol, DPPH, dichlorometana, penentuan aktivitas antioksidan dipipet 3,8 ml
vitamin C, kloroform, etanol 96 %, asam larutan DPPH kedalam masing – masing vial
sulfat 2 N, HCl 2 N, FeCl2 5%, asam sulfat kemudian dipipet 0,2 ml dari masimg –
pekat, anhidra asetat. masing konsentrasi larutan sampel, setiap
konsentrasi dilakukan 3 kali pengulangan.
Persiapan sampel Sampel yang dimasukkan dalam vial
Sampel di ambil dari daerah kasang dilakukan setiap 2 menit kemudian larutan
sebanyak 1 kg, kemudian dikering anginkan dihomogenkan dan diukur setiap 15 menit dan
setelah itu di Rajang, di dapatkan berat 30 menit dengan menggunakan
konstannya sebesar 850 gram, setelah itu spektrofotometri uv – vis pada panjang
sampel dimaserasi dengan menggunakan gelombang maksimum DPPH.
etanol 96% sampai sampel terendam semua
sambil dikocok dilakukan 3 kali HASIL DAN PEMBAHASAN
penguluangan kemudian saring denganj
menggunakan kertas saring whatman no 1, Hasil yang diperoleh dari penelitian ini
gabungkan filtrat. Filtrat dipekatkan dengan adalah dari 850 gram sampel kangkung darat
menggunakan rotary evaporator sehingga dan kangkung air diperoleh ekstrak kental
diperoleh ekstrak kangkung kental. untuk kangkung darat 23,44 g, rendemen
Dilakukan uji skrining fitokimia untuik 2,758 %, kangkung air 24,31 g, rendemen
mengetahui apakah ada kandungan senyawa 2,86 %. Hasil penentuan serapan maksimum
metabolit sekunder pada sampel, yaitu berupa larutan DPPH diperoleh panjang gelombang
senyawa alkaloid, flavonoid, steroid, fenol, 515 nm. Hasil penentuan aktivitas antioksidan
saponin. Setelah dilakukan uji didapatkan vitamin C sebagai pembanding untuk 15
hasil pada sampel positif mengandung menit diperoleh IC50 sebesar 95,053 µg/ml,
senyawa metabolit sekunder. untuk yang 30 menit diperoleh IC50 sebesar
98,582 µg/ml(Gambar 1).

Dedi dkk
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2017, II(1), hal. 7-12 9

Hasil penentuan aktivitas antioksidan alkaloid, tannin, saponin, flavonoid dan


sampel kangkung darat menit 15 diperoleh fenolik. Unsur pokok metabolit primer adalah
IC50 157,772 µg/ml, sementara untuk 30 komponen kimia pada fungsi normal, seperti
menit diperoleh IC50 248,578 µg/ml. sampel protein, karbohidrat, dan lemak pada tanaman,
kangkung air diperoleh nilai IC50 menit 15 sedangkan metabolit sekunder adalah turunan
sebesar 257,722 µg/ml, untuk menit 30 dari metabolit primer. Metabolit sekunder
diperoleh nilai IC50 sebesar 276,989 antara lain fenol, flavonoid, saponin,
µg/ml(Gambar 2, 3). terpenoid, steroid, alkaloid dan merupakan
Proses ekstraksi kangkung air dan bioaktif tanaman5. Metabolit primer
kangkung darat dilakukan dengan cara dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan
maserasi. Maserasi adalah teknik ekstraksi perkembangannya. Apabila metabolit jenis
yang dilakukan untuk bahan yang tidak tahan kurang maka dapat menimbulkan kerusakan
panas dengan cara perendaman didalam ataupun kematian bagi tumbuhan. Sedangkan
pelarut dengan lama waktu tertentu karena untuk metabolit sekunder, umumnya
cara ini merupakan metoda yang mudah berfungsi untuk fungsi-fungsi sekunder
dilakukan dan menggunakan alat-alat seperti menarik sejumlah serangga untuk
sederhana dengan biaya yang terjangkau penyerbukan, melindungi dari serangan
cukup dengan merendam sampel dalam predator melalui bau yang tidak disukai oleh
pelarut selama beberapa hari. predator tersebut.
Pelarut yang digunakan untuk Aktivitas antioksidan dapat ditentukan
mengekstraksi senyawa karoten adalah etanol dengan metode DPPH. DPPH adalah radikal
yang bersifat polar. Etanol mengikat semua bebas yang diperdagangkan, stabil pada suhu
komponen kimia yang terdapat didalam kamar dengan bentuk serbuk violet
kangkung air dan kangkung darat yang kehitaman, dan cepat teroksidasi oleh
bersifat polar dan sifat dari senyawa karoten temperatur dan udara. Metoda DPPH
tersebut bersifat polar sehingga menggunakan merupakan salah satu metoda pengujian
pelarut polar juga. aktivitas antioksidan yang menggunakan
Semua filtrat yang diperoleh dari hasil reaksi kimia (Molyneux, 2004). Metoda ini
ekstraksi diuapkan menggunakan Rotary sederhana, mudah, dan menggunakan sampel
vacuum evaporator berdasarkan prinsip dalam jumlah yang sedikit dengan waktu
diagram fase air, yaitu ketika tekanan udara yang singkat. Senyawa antioksidan akan
diturunkan, maka titik didih akan turun. bereaksi dengan DPPH melalui mekanisme
Tekanan yang digunakan adalah tekanan donasi atom hidrogen dan menimbulkan
vacuum (500 mmHg), sehingga suhu ± 60°C perubahan warna dari ungu menjadi kuning.
dapat digunakan untuk menguapkan pelarut Tingkat perubahan warna mengindikasikan
etanol. Proses evaporasi yang dilakukan pada potensi senyawa antioksidan dalam
penelitian ini digunakan rotary vacuum kemampuannya mendonorkan atom hidrogen.
evaporator dengan suhu 60°C. Setelah itu Semakin rendah intensitas warna DPPH hasil
diperoleh ekstrak kangkung darat = 23,44 g, reaksi dengan senyawa yang bersifat
rendemennya diperoleh = 2,758% dan ekstrak antioksidan berarti semakin kuat kemampuan
kangkung air = 24,31 g, rendemennya antioksidan dari senyawa tersebut.
diperoleh = 2,86 %. Pada penentuan aktivitas antioksidan
Fitokimia adalah senyawa aktif kimia digunakan larutan DPPH sebagai radikal
pada tanaman atau merupakan unsur pokok bebas diperoleh serapan maksimum panjang
dalam tanaman. Fitokimia terdiri dari gelombang 515 nm. Panjang gelombang
senyawa metabolit primer dan sekunder. inilah yang digunakan untuk pengukuran
Unsur pokok pada tanaman adalah senyawa aktivitas antioksidan larutan sampel.
Dedi dkk
10 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2017, II(1), hal. 7-12

Intensitas warna DPPH yang menjadi Perbedaan iklim dapat mempengaruhi


parameter untuk mengukur besarnya suhu optimal reaksi pembentukan senyawa-
kemampuan senyawa antioksidan untuk senyawa yang terdapat dalam tumbuhan
mendonorkan atom hidrogennya melalu besar tersebut yang salah satunya senyawa
kecilnya nilai absorban yang diperoleh. antioksidan. IC50 vitamin C lebih kecil dari
Pola distribusi antioksidan dalam ekstrak pada IC50 kangkung darat dan kangkung air,
yang diuji, dapat dinyatakan sebagai berikut : yang berarti aktivitas antioksidan vitamin C
sangat aktif < 50 ppm, aktif 50 – 100 ppm, lebih tinggi bila di bandingkan dengan
sedang 101 – 250 ppm, lemah 250 – 500 ppm. kangkung darat dan kangkung air. Hal ini
Hasil penentuan aktivitas antioksidan ditandai sesuai dengan pernyataan yang menyatakan
dengan nilai IC50, yaitu konsentrasi larutan bahwa semakin kecil nilai IC50, maka
sampel yang dibutuhkan untuk menghambat aktivitas antioksidannya semakin tinggi7.
50% radikal bebas DPPH. Hal lain yang menyebabkan perbedaan
Uji aktivitas antioksidan sebagai nilai IC50 adalah karena perbedaan
pembanding untuk yang 15 menit diperoleh kandungan yang ada pada tanaman kangkung
IC50 sebesar 95,053 µg/mL sementara yang yang di teliti hal ini adalah kangkung darat
30 menit diperoleh IC50 sebesar 98,582 dan kangkung air. Kangkung darat memiliki
µg/mL. Sebagai pembanding digunakan kandungan Beta karotrn total yang lebih besar
vitamin C. Dari hasil yang didapatkan dibanding kangkung air, itulah yang
kangkung darat (157,722 µg/mL) dan menyebabkan perbedaan nilai IC50 yang
kangkung air (257,722 µg/mL) 15 menit terlalu jauh antara kangkung darat dan
mempunyai IC50 yang lebih kecil dari kangkung air. Nilai persentase kandungan
kangkung darat (248,578 µg/mL) dan beta karoten antara kangkung darat dan
kangkung air (276,989 µg/mL) 30 menit. kangkung air adalah untuk kangkung darat
Hal ini berarti aktivitas antioksidan 6,29%(1) dan kangkung air 3,11% 4.
kangkung darat dan kangkung air 15 menit
lebih tinggi bila dibandingkan dengan yang KESIMPULAN
30 menit. Hal ini dipengaruhi oleh lamanya
waktu karna penelitian ini menggunakan Berdasarkan hasil penelitian yang telah
DPPH yang sangat cepat teroksidasi oleh dilakukan, dapat di ambil kesimpulan bahwa
temperatur dan udara. Hal tersebut juga pada ekstrak sampel kangkung darat lebih
mungkin dipengharuhi oleh kondisi baik dijadikan sebagai antioksidan alami
penyimpanan dan pengolahannya. dibandingkan dengan ekstrak kangkung air
Komponen kimia di dalam kangkung tetapi masuk kedalam kriteria sedang karena
dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara nilai IC50 yang lemah.
lain perbedaan varietas, keadaan iklim, tempat
tumbuh, cara pemeliharaan tanaman, dan SARAN
kondisi penyimpanan setelah panen.
Perbedaan tempat tumbuh berhubungan Disarankan kepada peneliti selanjutnya
dengan adanya perbedaan nutrisi pada tanah untuk pengujian aktivitas antioksidan dari
tempat tumbuhan tersebut tumbuh. Perbedaan sampel yang sama dengan metode yang
varietas kangkung dapat berpengaruh pada berbeda untuk lebih menyempurnakan hasil
jumlah enzim yang terlibat dalam dari penelitian ini. Dapat pula dilakukan
pembentukan senyawa antioksidan sehingga penelitian tentang aktifitas antioksidan
dapat meningkatkan ataupun menurunkan kombinasi ekstrak kedua variasi kangkung
kadar senyawa tersebut. untuk melihat kemungkinan adanya efek

Dedi dkk
Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2017, II(1), hal. 7-12 11

sinergis yang dapat meningkatkan Beberapa Spesies Tumbuhan Akuatik, Skripsi,


aktifitas antioksidannya. Universitas Diponogoro, Semarang.
Lenny, S, 2006. Senyawa Terpenoid dan
Steroid. Departement Kimia, Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Astawann, M, 2008, Khasiat Warna - Universitas Sumatera Utara, Medan. Hal 10-
Warni Makanan, PT. Gramedia pustaka 17.
Utama, hal 86, Jakarta. Maryani, H. 2003. Tanaman Obat Untuk
Edeoga, HO, 2005. Phytochemical Mengatasi Penyakit Pada Usia Lanjut.
Consistent Of Some Nigerian Medicinal Argomedia Pustaka : P 20. Jakarta.
Plants, Art Journal Of Biotechnmologu 4 685 Nuraini, DN. 2004, Aneka Daun
– 688. Berkhasiat Obat. Gaya Media. Yogyakarta.
Irmawati, 2002, Keajaiban Antioksidan Sekarni, 2005. Identifikasi Senyawa
Untuk Semua Orang, Penerbit Padi, Jakarta Antioksidan Dalam Spons Callyspongia SP
Timur. Dari Kepulauan Seribu. Majalah Ilmu
Kurniawan, M, dkk, 2010. Kandungan Kefarmasian, Vol II, No 3, 127-133.
Klorofil, Karotenoid, dan Vitamin C Pada

Dedi dkk
12 Jurnal Ilmiah Bakti Farmasi, 2017, II(1), hal. 7-12

Dedi dkk

Anda mungkin juga menyukai