Anda di halaman 1dari 8

D. Kurnia, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No.

1, Juni 2020 14 - 21

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DAN PENETAPAN KADAR FENOL TOTAL DARI


MIKROALGA LAUT Chlorella vulgaris

Dewi Kurnia1*, Erna Rosliana1, Dadang Juanda1, Zeily Nurochman2


1
Prodi Sarjana Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Bhakti Kencana
2
KK Biokimia Departemen Kimia, FMIPA Institut Teknologi Bandung
*
email: dewi.kurnia@bku.ac.id

Received 03 March 2020


Accepted 19 May2020

Abstrak
Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menangkal radikal bebas, beberapa penelitian
membuktikan mikroalga memiliki aktivitas sebagai antioksidan yang mampu menangkal
radikal bebas. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dan penetapan
kadar fenol total dari mikroalga Chlorella vulgaris. Ekstraksi dilakukan dengan metode
maserasi bertingkat menggunakan pelarut n-heksana, etil asetat, dan etanol 96%. Uji
aktivitas antioksidan dengan peredaman DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhldrazyl) dan
penetapan kadar fenol total menggunakan pereaksi Folin-Ciolcalteau. Hasil uji aktivitas
antioksidan menunjukan bahwa mikroalga Chlorella vulgaris memiliki aktivitas
antioksidan dengan nilai IC50 untuk n-heksana, etil asetat, etanol dan vitamin C sebagai
pembanding berturut-turut sebesar 18,896; 11,979; 20,437 dan 7,895 µg/ml. Hasil
penetapan kadar fenol total ekstrak n-heksana, etil asetat, dan etanol berturut-turut sebesar
1,388; 1,184; 1,184 mg/GAE (gallic acid equivalence) per 100 mg ekstrak. Ekstrak etil
asetat memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat dengan nilai IC50 11,979 µg/ml dan
kadar fenol total yang tertinggi pada ekstrak n-heksana sebesar 1,388 mg/GAE (gallic acid
equivalence) per 100 mg ekstrak. Hasil penelitian menunjukan bahwa baik ekstrak n-
heksan; etil asetat dan etanol memiliki aktivitas antioksidan yang sangat kuat namun ekstrak
etil asetat dari mikroalga Chlorella vulgaris lebih potensial untuk digunakan sebagai
alternatif sumber senyawa antioksidan.

Katakunci: antioksidan, Chlorella vulgaris, DPPH, fenol total.

Abstract
Antioxidants are compounds that can counteract free radicals, several researches have
shown that microalgae have antioxidant activities that can counteract free radicals. This
research aims to examine the antioxidant activity and determination of total phenolic
compound from Chlorella vulgaris microalgae. Extraction was carried out using multilevel
maceration method using solvents n-hexane, ethyl acetate, and ethanol 96 %. Activity test
by reducing DPPH (2,2-diphenyl-1-picrylhldrazyl) method and determination of total
phenol levels using Folin ciolcateau reagent. The results of antioxidant activity test showed
that Chlorella vulgaris microalgae antioxidant activity with IC50 values for n-hexane, ethyl
acetate, ethanol, and vitamin C as successive comparisons ratio of 18,896, 11,979; 20,437;
and 7,895 µg/ml. The results of the research were total phenol levels of n-hexane, ethyl
acetate and ethanol extracts respectively 1,388; 1,184; 1,184 mg/GAE (gallic acid
equivalence) per 100 mg extarct. Ethyl acetate has very strong antioxidant acitivity with an
IC50 value of 11,979 µg/ml and the highest total phenol levels from n-hexane amounted of
1,388 mg/GAE (gallic acid equivalence) per 100 mg extract. The results showed that both
n-hexane extract; ethyl acetate and ethanol have very strong antioxidant activity but ethyl

Online ISSN: 2528-0422 14


D. Kurnia, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1, Juni 2020 14 - 21

acetate extract from microalgae Chlorella vulgaris is more potential to be used as an


alternative source of antioxidant compounds.

Keywords: antioxidant, Chlorella vulgaris, DPPH, total phenolic compound.

Pendahuluan indeks metastasis kanker (Ibrahim, K et al.,


Mikroalga adalah tumbuhan tingkat 2015). Uji aktivitas antioksidan dari
rendah yang tidak memiliki akar batang Chlorella vulgaris telah beberapa kali
dan daun. Mikroalga adalah produsen dilakukan, namun belum diketahui kadar
alami dari ekosistem perairan yang dapat total senyawa fenol yang terkandung
menghasilkan metabolit yang sangat didalamnya. Senyawa golongan fenol
bermanfaat, sehingga keberadaanya diketahui merupakan golongan senyawa
sebagai organisme hidup yang berukuran yang memberikan aktivitas antioksidan.
mikroskopis sudah mulai banyak dikaji Oleh karena itu, pada penelitian ini
(Damianus, 2011). Mikroalga termasuk dilakukan uji aktivitas antioksidan ekstrak
mikroorganisme fotosintetik yang mikroalga Chlorella vulgaris pada
memiliki kemampuan menggunakan sinar beberapa jenis pelarut serta penetapan
matahari dan karbon dioksida untuk kadar total fenol yang terkadung.
reproduksi sel-sel tubuhnya dan
menghasilkan biomassa serta Metode Penelitian
menghasilkan sekitar 50% oksigen yang Alat dan bahan
ada di atmosfer (Abdurrachman et al., Alat yang digunakan dalam penelitian
2013). Keragaman mikroalga ini antara lain seperangkat alat gelas
menjadikannya sebagai sumber yang laboratorium, botol kaca kapasitas 1 L, set
potensial untuk menghasilkan berbagai pipa kaca bentuk L, selang plastik, pipet
produk kimia dengan aplikasi dalam mikro ukuran ukuran 10-100 μL dan 100-
industri nutrisi, kosmetik, farmasi, dan 1.000 μL, lampu neon, haemacytometer,
obat-obatan (Wang H et al., 2010). mikroskop, timer, neraca analitik, mortar
Ekstrak dari mikroalga laut merupakan dan stemper, autoklaf, spektrofotometer
sumber protein, vitamin, dan mineral yang UV-Vis (Shimadzu 1800), sentrifuga
kaya. Salah satu contoh mikroalga yaitu (Beckmann J2-HS) dan freeze dryer.
Chlorella vulgaris. Ekstrak dari Chlorella Mikroalga yang digunakan dalam
vulgaris mengandung berbagai senyawa penelitian ini adalah kultur murni
aktif biologis termasuk faktor Chlorella vulgaris yang diperoleh dari
pertumbuhan, zat antiinflamasi dan Laboratorium Biokimia, Program Studi
penyembuhan luka, antioksidan, dan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu
senyawa emolien (Kim S et al, 2008). Pengetahuan Alam, Institut Teknologi
Diantara berbagai kelas antioksidan Bandung. Bahan-bahan yang digunakan
yang terjadi secara alami, senyawa fenolik antara lain medium Walne, vitamin B
seperti fenol sederhana, asam fenolik kompleks, aquadest, klorin, Na2S2O3, n-
(turunan dari asam benzoat dan asam heksana, etil asetat, etanol, metanol,
sinamat), kumarin, flavonoid, dan lainnya, DPPH, asam galat, Folin ciocalteu,
yang telah diketahui (Wang H et al., 2010). Na2CO3.
Ekstrak Chlorella vulgaris strain terisolasi
asli yang diperoleh dari ekstraksi karbon Pengumpulan Biomassa
dioksida superkritik menunjukkan Kultivasi mikroalga Chlorella vulgaris
aktivitas antioksidan yang signifikan dan dilakukan pada medium Walne dengan
menyajikan hambatan ganda untuk volume total kultur 900 mL, inokulum
pertumbuhan sel kanker paeru-paru dan kultur mikroalga 10% (v/v) dari volume
kemampuan migrasi, yang merupakan total kultur, dan medium 0,1% (v/v).

Online ISSN: 2528-0422 15


D. Kurnia, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1, Juni 2020 14 - 21

salinitas medium air laut diatur pada Uji Aktivitas Antioksidan


konsentrasi 25 ppt, aerasi 24 jam, suhu a. Pembuatan larutan DPPH
ruang (± 25-27° C), fotoperiode 12:12 Larutan induk DPPH dibuat dengan
(gelap:terang) dengan intensitas cahaya menimbang sebanyak 5 mg dengan neraca
±10,000 lux. Kepadatan sel inokulum analitik, dilarutkan dalam metanol p.a 50
kultur sebesar 1 x 106 sel/mL, diukur ml sebagai larutan induk, kemudian dibuat
dengan menggunakan haemocytometer di seri konsentrasi 20, 30, 40, 50, 60, 80 dan
bawah mikroskop. 100 µg/ml. Larutan digunakan untuk kurva
Pemanenan biomassa basah dilakukan kalibrasi dengan cara pengukuran serapan
pada hari ke-8 menggunakan sentrifuga. pada panjang gelombang 515 nm
Biomassa mikroalga dari mediumnya menggunakan spektrofotometer sinar
menggunakan setrifuga Beckman J2-HS tampak.
dengan kecepatan 4000 rpm selama 20
menit pada suhu 0oC (Kurnia, 2019). b. Pembuatan larutan ekstrak mikroalga
Biomassa yang diperoleh dicuci C.vulgaris
menggunakan aquades untuk Sebanyak 50 mg dari masing-masing
menghilangkan garamnya. Selanjutnya ekstrak kental dilarutkan dalam 50 mL
biomassa basah dikeringkan menggunakan metanol p.a sebagai larutan induk.
Freeze dry untuk memperoleh biomassa Selanjutnya diencerkan sehingga diperoleh
kering yang akan digunakan pada proses larutan seri konsentrasi 5, 10, 15, 30, 25,
ekstraksi. 30 dan 35 µg/ml.

Ekstraksi dan Karakterisasi Ekstrak c. Pembuatan larutan vitamin C


Ekstraksi dilakukan dengan cara Sebanyak 5 mg vitamin C standar (asam
maserasi bertingkat menggunakan pelarut askorbat) dilarutkan ke dalam metanol p.a
n-heksana, etil asetat dan etanol. Sebanyak 50 ml kemudian dibuat larutan seri
20 gram biomassa kering ditambahkan 100 konsentrasi 2, 4, 6, 8, 10, 12 dan 14 µg/ml.
ml n-heksana lalu disonikasi selama 10
menit kemudian diaduk menggunakan d. Uji kualitatif antioksidan
orbital shaker selama 24 jam, maserat Uji kualitatif dilakukan dengan
dipisahkan dari endapan. Proses ekstraksi menggunakan metode KLT. Ektrak yang
dilakukan dengan 3x pengulangan. Ekstrak telah dipisahkan pada plat KLT
yang terkumpul kemudian diuapkan menggunakan beberapa fase gerak
sehingga diperoleh ekstrak kental (Kurnia, selanjutnya disemprot menggunakan
2019). larutan DPPH 0,2 % dalam metanol.
Proses yang sama diulangi pada residu Bercak yang memiliki aktivitas
untuk pelarut etil asetat dan etanol secara antioksidan memberikan warna kuning
berturut-turut. Ekstrak kental dengan latar belakang ungu.
dikarakterisasi menggunakan metode
kromatografi lapis tipis (KLT) dengan fasa e. Uji peredaman DPPH
diam silika gel F254 dan fasa gerak n- Larutan seri ekstrak mikroalga
heksana - etil asetat (7:3 v/v); n-heksana - ditambahkan larutan DPPH 60 µg/ml
etil asetat (5:5 v/v) dan etil asetat – etanol dengan perbandingan 1:1 (v/v). Hal yang
- air (9:0,5:0,5 v/v). Hasil pemisahan pada sama dilakukan pula pada larutan vitamin
KLT kemudian disemprot menggunakan C sebagai standar pembanding. Campuran
berbagai larutan penampak bercak yaitu sampel dan DPPH diinkubasi pada suhu
H2SO4, FeCl3 1%, pereaksi Dragendorf ruang selama 30 menit dalam kondisi
dan sitroborat. gelap. Aktivitas peredaman DPPH
dilakukan dengan mengukur serapan
campuran menggunakan spektrofotometri

Online ISSN: 2528-0422 16


D. Kurnia, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1, Juni 2020 14 - 21

sinar tampak pada panjang gelombang 515 2019). Sel mikroalga Chlorella vulgaris
nm. berbentuk bulat, hidup soliter, berwarna
Data absorbansinya yang diperoleh dari hijau karena terdapat pigmen yang
tiap konsentrasi masing-masing ekstrak dominan yaitu klorofil seperti pada
dihitung nilai persen (%) aktivitas Gambar 1.
antioksidannya (Arindah, 2010).

Uji aktivitas antioksidan


(Ao) – (AS)
I % Hambatan = × 100%
(Ao)
Dimana :
I = Persen penurunan absorban DPPH
Ao = Absorban larutan DPPH
AS = Absorban larutan sampel setelah
ditambahkan DPPH
Gambar 1. Mikroalga Chlorella vulgaris
Penetapan Kadar Fenol Total
dibawah mikroskop
Penetapan kadar fenol total dilakukan
dengan menggunakan pereaksi Folin
Biomassa basah yang diperoleh dari
Ciocalteu. Sebanyak 0,5 ml ekstrak sampel
kultivasi selanjutnya dikeringkan dengan
ditambahkan 5 ml Folin-Ciocalteu
cara Freeze Dry untuk menghilangkan
(sebelumnya diencerkan dengan aquadest
kandungan air dalam mikroalga sehingga
1:10), inkubasi 5 menit kemudian
diperoleh biomassa kering. Pengeringan
ditambahkan 4 ml Na2CO3 1 M dan
juga berfungsi agar adanya air tidak
diinkubasi selama 15 menit. Standar yang
mengganggu proses ekstraksi serta sampel
digunakan adalah asam galat. Ekstrak dan
biomassa mikroalga dapat bertahan lama
standar diukur pada panjang gelombang
dan tidak ditumbuhi oleh jamur.
765 nm. Kadar fenol total dihitung dari
Proses ekstraksi dilakukan dengan
kurva kalibrasi asam galat. Total fenol
metode maserasi bertingkat menggunakan
dinyatakan sebagai mg gallic acid
pelarut dengan berbagai tingkat kepolaran
equivalence per 100 mg ekstrak (mg
(n-heksana; etil asetat; etanol). Maserasi
GAE/100 mg ekstrak) (Ghasemi et al,
merupakan proses ekstraksi cara dingin
2009).
yang dilakukan dengan cara merendam
serbuk simplisia dalam cairan penyari.
Hasil dan Pembahasan
Cairan penyari akan menembus dinding
Kultivasi dilakukan untuk
sel dan masuk rongga sel yang
mengumpulkan biomassa sebanyak-
mengandung zat aktif. Zat aktif akan larut
banyaknya. Kondisi kultivasi yang akan
dan karena adanya perbedaan konsentrasi
dilakukan yaitu pada suhu ruang (± 25-
antara larutan dan zat aktif di dalam sel dan
27°C), fotoperiode 12:12 (gelap:terang)
diluar sel maka larutan didesak keluar
dengan intensitas cahaya 10,000 lux dan
(Lukman, 2016). Metode maserasi dipilih
aerasi selama 24 jam. Kondisi
karena pada Chlorella vulgaris terdapat
pertumbuhan tersebut merupakan kondisi
senyawa yang mudah teroksidasi dan
pertumbuhan optimum yang digunakan
mudah rusak oleh proses pemanasan.
untuk kultivasi Chlorella vulgaris
Sedangkan maserasi dilakukan secara
(Brataningtyas, 2011). Sebelum
bertingkat dengan beberapa pelarut
dikultivasi kultur dilakukan peremajaan
bertujuan agar ekstrak yang diperoleh
agar kultur yang diperoleh masih dalam
lebih banyak. Data hasil rendemen ekstrak
kondisi yang baik. Waktu panen yang
dapat dilihat pada Tabel 1.
optimum yaitu pada hari ke-8 (Kurnia,

Online ISSN: 2528-0422 17


D. Kurnia, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1, Juni 2020 14 - 21

Tabel 1. Rendemen ekstrak pereaksi penampak bercak. Penyemprotan


Bobot % ekstrak dengan H2SO4 pekat digunakan sebagai
Pelarut penampak bercak universal sehingga dapat
(gram) (b/b)
N-heksana 1 5 melihat seluruh komponen senyawa dalam
Etil asetat 2 10 ekstrak. Penyemprotan dengan FeCl3 10%
akan menghasilkan warna biru kehitaman
Etanol 2 10
untuk menunjukan adanya gugus fenolik.
Bercak kehitaman tersebut muncul karena
Ekstrak mikroalga dengan berbagai
adanya reaksi antara gugus hidroksil pada
pelarut dikarakterisasi dengan metode
fenol dengan Fe. Sitroborat digunakan
KLT untuk mengetahui kandungan
untuk melihat adanya golongan senyawa
golongan senyawa pada ekstrak tersebut.
flavonoid ditunjukkan dengan hasil positif
Fasa diam yang digunakan adalah silika
yaitu adanya bercak berwarna kuning
gel F254 dan fasa gerak n-heksana – etil
kehijauan saat dilihat di bawah sinar lampu
asetat (7:3 v/v); n-heksana – etil asetat
UV 365 nm. Penampak bercak
(5:% v/v) dan etil asetat-etanol-air
Dragendorff digunakan untuk mendeteksi
(9:0,5:0,5 v/v). Penggunaan tiga
adanya senyawa alkaloid ditandai dengan
pengembang dengan tingkat kepolaran
bercak berwarna coklat kehitaman
yang berbeda bertujuan untuk melihat pola
(Harbone, 1998). Hasil karakterisasi
kromatogram senyawa dari ekstrak.
masing-masing ekstrak dapat dilihat pada
Bercak hasil pemisahan dengan KLT
Gambar 2.
disemprot menggunakan beberapa
(a) (b) (c) (d) (e) (f) (g) (h)

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3

C
Gambar 2. A. Pola Kromatogram menggunakan fase gerak n-heksan - etil asetat (7:3),
B. Pola Kromatogram menggunakan fase gerak n-heksan - etil asetat (5:5), C. Pola
Kromatogram menggunakan fase gerak etil asetat - etanol - aquadest (9:0,5:0,5). (a) Visual;
(b) Penampak bercak H2SO4; (c) sinar UV  254 nm; (d) sinar UV  365 nm; (e) Penampak

Online ISSN: 2528-0422 18


D. Kurnia, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1, Juni 2020 14 - 21

bercak FeCl3 1%; (f) Penampak bercak Dragendorf; (g) Penampak bercak Sitroborat di
bawah sinar UV  365 nm; (h) Penampak bercak DPPH 0,2% dalam metanol.
Keterangan: 1 = fraksi n-heksana
2 = fraksi etil asetat
3 = fraksi etanol
= positif fenol
= positif alkaloid
= positif flavonoid
= positif Antioksidan

Hasil pemisahan menggunakan plat mudah, peka, hanya memerlukan sedikit


KLT juga dapat digunakan untuk uji sampel dan tidak memerlukan waktu yang
kualitatif aktivitas atioksidan dengan lama. Prinsip dari metode ini adalah
peredaman DPPH. Penampak bercak adanya donasi atom (H+) dari substansi
DPPH 0,2% dalam metanol digunakan yang diujikan kepada radikal DPPH
sebagai analisis kualitatif untuk menjadi senyawa non radikal yang akan
menentukan golongan senyawa yang ditujukan dengan adanya perubahan
diduga aktif antioksidan dengan ditandai warna. Penangkapan radikal bebas
bercak warna kuning dengan latar menyebabkan elektron menjadi
belakang warna ungu. Terbentuknya berpasangan yang kemudian menyebabkan
bercak warna kuning disebabkan karena penghilangan warna yang sebanding
adanya senyawa aktif antioksidan didalam dengan jumlah elektron yang diambil
sampel yang dapat mendonorkan atom (Sunarni et al., 2007).
hidrogen dalam ekstrak sehingga dapat Sebelum dilakukan pengukuran,
menyebabkan molekul DPPH teroksidasi sampel yang telah ditambahkan DPPH,
yang diikuti dengan menghilangnya warna diinkubasi terlebih dahulu selama 30
ungu dalam larutan. Hasil uji kualitatif menit. Pada saat inilah terjadi pendonoran
antioksidan dengan KLT menunjukan proton yang berasal dari ekstrak sampel
ketiga ekstrak memiliki respon positif yang memiliki aktivitas antioksidan
terhadap penyemprotan DPPH 0,2% yang sehingga mengakibatkan terjadinya
dapat dilihat pada Gambar 2. perubahan warna dari yang semula ungu
Potensi antioksidan diuji secara menjadi kuning pucat dan kemudian
kuantitatif dengan menggunakan diukur pada panjang gelombang serapan
spektrofotometri sinar tampak terhadap maksimum DPPH. Semakin pekat
ekstrak menggunakan metode peredaman perubahan warna kuning yang terjadi
DPPH sebagai radikal bebas. Metode ini semakin kuat pula aktivitas
dipilih karena prosedurnya yang cukup antioksidannya.

Tabel 2. Aktivitas antioksidan ekstrak mikroalga Chlorella vulgaris


Konsentrasi % Inhibisi ekstrak
(µg/ml) n-heksana etil asetat etanol Vit C
5 39,629 44,444 44,444 33,167
10 42,469 51,111 46,172 34,161
15 44,938 52,716 46,419 40,124
20 50,617 53,950 50,246 50,559
25 55,185 54,814 51,111 58,633
30 60,740 58,271 54,074 62,732
35 62,839 59,876 56,296 73,167
IC50 18,896 11,979 20,437 7,895

Online ISSN: 2528-0422 19


D. Kurnia, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1, Juni 2020 14 - 21

Berdasarkan hasil uji aktivitas Tabel 3. Kadar Fenol Total


antioksidan sampel ekstrak mikroalga Ekstrak Kadar Fenol Total
Chlorella vulgaris menggunakan metode Chlorella (mg GAE/100 mg
DPPH menunjukan bahwa ekstrak vulgaris sampel)
Chlorella vulgaris dengan ketiga pelarut N-heksana 1,388
yang memiliki kepolaran berbeda yaitu Etil asetat 1,184
non polar, semi polar, dan polar memiliki Etanol 1,184
aktivitas antioksidan yang sangat kuat.
Penetapan kadar fenol total bertujuan Dari hasil tabel diatas disimpulkan
untuk mengetahui jumlah fenol yang bahwa yang memiliki persentase kadar
terdapat dalam Chlorella vulgaris. Uji paling tinggi terdapat pada ekstrak n-
kandungan fenol total dianalisis heksana dengan persentase 1,388 mg
menggunakan reagen Folin Ciolcateu, GAE/100 mg ekstrak. Hal ini menunjukan
pereaksi ini merupakan larutan kompleks bahwa kandungan fenol yang terdapat
ion polimerik yang dibentuk dari asam pada ekstrak n-heksana paling banyak
fosfomolibdat dan asam dibandingkan ekstrak etil asetat dan
heteropolifosfotungstat yang dapat ekstrak etanol.
mengukur semua senyawa fenol dalam
sampel uji. Folin ciolcalteu berwarna Kesimpulan
kuning dan akan berubah menjadi warna Hasil uji aktivitas antioksidan dengan
biru. Semakin tua intensitas warna biru metode peredaman radikal bebas DPPH
menandakan semakin tinggi kandungan menunjukan bahwa ekstrak mikroalga
total fenol dalam ekstrak (Sahidi dan Chlorella vulgaris memiliki aktivitas
Nazck, 1995). antioksidan dengan nilai IC50 untuk n-
Fenolat hanya terdapat pada larutan heksana, etil asetat, etanol dan vitamin C
basa, sehingga dilakukan penambahan sebagai standar berturut-turut sebesar
Na2CO3 yang bertujuan untuk membentuk 18,896, 11,979, 20,437 dan 7,895 µg/ml.
suasana basa agar terjadi reaksi reduksi Hasil penetapan kadar fenol total ekstrak
Folin ciolcalteu oleh gugus hidroksil dari n-heksana, etil asetat, dan etanol berturut-
fenolik di dalam sampel (Nely, 2007). turut sebesar 1,388, 1,184, 1,184 mg/GAE
Adapun kurva kalibrasi standar asam (gallic acid equivalence) per 100 mg
galat diukur pada panjang gelombang 765 ekstrak. Ekstrak etil asetat memiliki
nm dengan diperoleh nilai y = 0,0076x + aktivitas antioksidan yang sangat kuat
0,0649 dan r² = 0,9952 sesuai dengan dengan nilai IC50 11,979 µg/ml dan kadar
Gambar 3. fenol total 1,388 mg/GAE (gallic acid
equivalence) per 100 mg ekstrak. Hasil
Asam Galat penelitian menunjukan bahwa ekstrak etil
0,8
asetat dari mikroalga Chlorella vulgaris
Absorban 765 nm

0,6 berpotensi sebagai alternatif sumber


0,4
antioksidan.
y = 0,0076x + 0,0649
0,2 r² = 0,9952
Ucapan Terima Kasih
0 Ucapan terima kasih penulis ucapkan
0 20 40 60 80 kepada Lembaga Penelitian dan
Konsentrasi (µg/ml) Pengabdian pada Masyarakat (LPPM)
Universitas Bhakti Kencana atas
Gambar 3. Kurva kalibrasi standar asam pendanaan penelitian ini melalui Hibah
galat pada  765 nm. Riset Dasar (Nomor:
001/01.LPPM/UBK/III/2020).

Online ISSN: 2528-0422 20


D. Kurnia, et al. Jurnal Kimia Riset, Volume 5 No. 1, Juni 2020 14 - 21

Daftar Pustaka
Abdurrachman, O., Mutiara, M., & Marine Organisms, Biotechnol
Buchori, L., 2013, Pengikatan Bioproc Engin, 13, 511-523.
Karbon Dioksida Dengan Mikroalga Kurnia, D., Prisdayanti, N., Marliani, L.,
(Chlorella vulgaris, Idar, I. and Nurochman, Z., 2019,
Chlamydomonas SP., Spirullina sp.) Antiinflammatory Activity from
Dalam Upaya Untuk Meningkatkan Marine Microalgae Chlorella
Kemurnian Biogas, Jurnal vulgaris Extract Used Human Red
Teknologi Kimia dan Industri, 2(4), Blood Cells Stability Method
212-216. (HRBC), Jurnal Kartika Kimia,
Brataningtyas, D. S., 2011, Tesis, Institut 2(2), 57-62.
Teknologi Bandung, Bandung. Lukman, A., 2016, Uji Aktivitas
Damianus, M, 2011, Aktivitas Ekstrak Antibakteri Ekstrak Daun Kemangi
Mikroalga sebagai Inhibitor (Ocimum Sanctum L) Terhadap
Helikase Virus Japanese Bakteri Patogen Dengan Metode
Enchephalitis, Skripsi Tidak KLT Bioautografi, Doctoral
Diterbitkan, Bogor: Institut Dissertation, Universitas Islam
Pertanian Bogor. Negeri Alauddin Makassar.
Ghasemi K, Ghasemi Y, Ebrahimzadeh Nely, Fani, 2007, Aktivitas Antioksidan
MA, 2009, Antioxidant activity, Rempah Pasar dan Bubuk Rempah
phenol and flavonoid contents of 13 Pabrik, Skripsi, Institut Pertanian
citrus species peels and tissues, Pak Bogor.
J Pharm Sci, 22(3), 277‐281. Shahidi, F. dan Nazck, M., 2004,
Harborne, J. B., 1998, Phytochemical Extraction and Analysis of Phenolics
Methods A Guide to Modern in Food Review, Journal of
Techniques of Plant Analysis, Chromatography A, 1054, 95-111.
Springer Science & Business Media, Sunarni, 2007, Flavonoid antioksidan
London, 67. penangkap radikal dari daun kepel
Ibrahim, K., Ramli, R., Abd Rashid, A. H., (Stelechocarpus burahol (Bl.) Hook
& Mohd Yusof, Y. A., f. & Th.), Majalah Farmasi
2015, Antimicrobial property of Indonesia, 18(3), 111-116.
water and ethanol extract Chlorella Wang H, et al., 2010, Identification of anti-
vulgaris: A value-added advantage lung cancer extract from Chlorella
for a new wound dressing vulgaris C-C by antioxidant property
material, International Medical using supercritical carbon dioxide
Journal, 22(5), 399-401. extraction, Proc Biochem, 45, 1865-
Kim S, et al, 2008, Prospective of the 1872.
Cosmeceuticals Derived from

Online ISSN: 2528-0422 21

Anda mungkin juga menyukai