Anda di halaman 1dari 11

EduChemia Vol.3, No.

2, 2018
(Jurnal Kimia dan Pendidikan) e-ISSN 2502-4787

AKTIVITAS ANTIOKSIDAN DARI BATANG


GANDARIA (Bouea macrophylla Griff)
Tarso Rudiana1,2*, Fitriyanti2**, Adawiah2***
1
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Farmasi Universitas Mathla’ul Anwar Banten,
Pandeglang Banten 42273, Indonesia
2
Program Studi Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Ciputat Banten 15412, Indonesia
3
Laboratorium Kimia Pusat Laboratorium Terpadu UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
Ciputat Banten 15412, Indonesia

E-mail: *tarso.rudiana@gmail.com/tarso.rudiana@uinjkt.ac.id;
**fitriyanti@uinjkt.ac.id; ***adawiah@uinjkt.ac.id

Diterima: 30 April 2018. Disetujui: 11 Juli 2018. Dipublikasikan: 30 Juli 2018


DOI: 10.30870/educhemia.v3i2.3328

Abstract: Plants have compounds class of secondary metabolites that can be utilized as an
antioxidant. Gandaria (Bouea macrophylla Griff) is one of the native plants of Indonesia that
can be used as a source of antioxidant compounds. This study aims to test the antioxidant
activity of B. macrophylla plant stem through DPPH method. B. macrophylla stem samples
were cleaned, dried, and mashed. The fine sample of stem B. macrophylla was gradually
extracted with n-hexane, ethyl acetate, and methanol. Each extract tested total phenolic and
total flavonoids and tested antioxidant activity with 2,2-diphenyl-1 picrylhydrazyl (DPPH)
Free Radical Scavenger method. The results showed that ethyl acetate extract had the best
antioxidant activity of IC50 4.89 µg/mL, with the total value of phenolic and flavonoid of
22.62 mg GAE/g and 32.28 mg quercetin/g.
Keywords: antioxidant; Bouea macrophylla; DPPH; gandaria

Abstrak: Tumbuhan memiliki senyawa golongan metabolit sekunder yang dapat


dimanfaatkan sebagai antioksidan. Gandaria (Bouea macrophylla Griff) merupakan salah
satu tanaman asli Indonesia yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber senyawa antioksidan.
Penelitian ini bertujuan menentukan aktivitas antioksidan dari batang tumbuhan B.
macrophylla melalui metode DPPH. Sampel batang B. macrophylla dibersihkan,
dikeringkan, dan dihaluskan. Sampel halus batang B. macrophylla diekstraksi secara
bertahap dengan pelarut n-heksana, etil asetat, dan metanol. Masing-masing ekstrak diuji
total fenolik dan total flavonoidnya serta diuji aktivitas antioksidan dengan metode 2,2-
diphenyl-1 picrylhydrazyl (DPPH) Free Radical Scavenger. Hasil pengujian menunjukkan
ekstrak etil asetat memiliki aktivitas antioksidan paling baik yaitu sebesar IC 50 4,89 µg/mL,
dengan nilai total feolik dan flavonoid sebesar 22,62 mg GAE/g dan 32,28 mg kuersetin/g.
Kata kunci: antioksidan; Bouea macrophylla; DPPH; Gandaria

195
196 EduChemia,Vol.3, No.2, 2018 Rudiana, Fitriyanti, dan
Adawiah

PENDAHULUAN Kebutuhan antioksidan dalam tubuh

Antioksidan merupakan kelompok harus tetap terpenuhi, salah satunya

senyawa yang dapat meredam radikal melalui asupan dari luar tubuh. Sumber

bebas sehingga sangat bermanfaat untuk antioksidan yang banyak digunakan

memutuskan reaksi radikal bebas. adalah bersumber dari tumbuhan, karena

Radikal bebas merupakan molekul kimia tumbuhan memiliki senyawa golongan

yang memiliki satu atau elektron yang metabolit sekunder yang dapat

tidak berpasangan. Radikal bebas yang dimanfaatkan sebagai antioksidan.

terdapat didalam tubuh bersifat reaktif. Gandaria (Bouea macrophylla Griff)

Radikal bebas dalam tubuh dapat merupakan salah satu tanaman asli

mengalami reaksi oksidasi dengan cara Indonesia yang banyak ditemukan di

mengikat elektron molekul sel yang dapat Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Maluku

berbahaya bagi tubuh (Verrananda dkk., yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber

2016). Radikal superoksida, peroksil, senyawa antioksidan (Hanifa dan

hidraksi, radikal superhidroksi, alkoksil, Susilawati, 2017).

dan nitrogen dioksi merupakan contoh Daun B. macrophylla mengandung

radikal bebas (Suwarni, 2016). Tubuh flavonoid, terpenoid dan saponin (Fitrya

manusia menghasilkan senyawa et al., 2010). Pada buah B. macrophylla

antioksidan endogen, contohnya seperti mengandung senyawa golongan

enzim SOD, glutation, superoplasmin, flavonoid yang memiliki aktivitas

transferin, dan ferrin (Trilaksani, 2003). antioksidan dengan IC50 2,43 µg/mL

Namun kebutuhan prooksidan di dalam (Londo et al., 2015). Rajan dan Bhat

tubuh seringkali kurang terpenuhi (2016) menunjukkan ekstrak metanol

disebabkan oleh banyak faktor, salah satu buah B. macrophylla memiliki aktivitas

diantaranya adalah banyaknya polusi, antioksidan tertinggi dengan nilai IC50

paparan sinar ultra violet (UV), pola sebesar 16,29 mg/mL. Andina dan

makan yang kurang baik, dan sebagainya Musfirah (2017) menunjukkan aktivitas

sehingga mengakibatkan timbulnya antioksidan dari ektrak etanol kulit

penyakit degeneratif seperti diabetes batang B. macrophylla dengan nilai IC50

melitus, stroke, jantung koroner, katarak, sebesar 20,03 mg/mL lebih tinggi

kanker, dan lain-lain (Junior et al., 2107; dibandingkan dengan ekstrak etanol

Risky & Suyatno, 2014). daunnya dengan nilai IC50 sebesar 55,83
mg/mL. Sebagian besar senyawa yang

e-ISSN 2502-4787
berperan dalam memberikan aktivitas organik (n-heksana, etil asetat, metanol)
antioksidan adalah senyawa golongan grade teknis terdestilasi, metanol (pa,
flavonoid dan fenolik (Pokorny, 2007). Merck), 2,2-diphenyl-1 picrylhydrazyl
Berdasarkan penelitian yang telah (DPPH) (Sigma Aldric), kuersetin,
dilakukan oleh peneliti sebelumnya, NaNO3, AlCl3, Na2CO3, pereaksi Wagner,
tanaman B. macrophylla berpotensi Dragendorff, Mayer, anhidrida asetat
sebagai sumber antioksidan alami. (Merck), asam sulfat (Merck), serbuk
Sebaran senyawa metabolit sekunder magnesium, akuades, HCl (Merck), dan
dalam satu tanaman akan tersebar hampir larutan FeCl3.
sama baik pada bagian daun, buah, Spektra UV-Visibel diukur dalam
bunga, biji, akar dan batang. Analisis pelarut metanol menggunakan
aktivitas antioksidan dari ekstrak batang spektrofotometer UV-Vis Perkin Elmer
tanaman B. macrophylla belum pernah Lambda 25. Berbagai alat gelas
dilakukan, sehingga pada penelitian ini laboratorium yang umum digunakan pada
akan dilakukan ekstraksi terhadap batang proses ekstraksi senyawa kimia metabolit
B. macrophylla dengan menggunakan sekunder, pemekatan ekstrak dilakukan
berbagai pelarut organik seperti n- dengan menggunakan vakum evaporator
heksana, etil asetat, dan metanol. Ekstrak Heidolf pada suhu 40ᵒC rotasi 90 rpm.
yang didapatkan kemudian diuji aktivitas
Preparasi dan Ekstraksi Sampel
antioksidannya dengan menggunakan
Batang B. macrophylla (2 kg)
metode DPPH (2,2-diphenyl-1
dibersihkan dengan cara dicuci pada air
picrylhydrazyl). Hasil dari penelitian ini
mengalir, dirajang kasar, dikeringkan
diharapkan B. macrohylla dapat dijadikan
dengan cara diangin-anginkan pada suhu
sebagai sumber tanaman antioksidan
ruang, dihaluskan dengan menggunakan
yang poten sehingga dapat menambah
grinder. Sampel halus B. macrophylla
nilai ekonomis tanaman B. macrophylla.
(750 g) diekstraksi dengan cara direndam
pada temperatur ruang selama 3 x 24 jam
METODE PENELITIAN
Prosedur umum dengan menggunakan pelarut n-heksana.

Batang B. macrophylla diperoleh dari Ekstrak disaring setiap 24 jam dan

Kecamatan Gunung Sari Kabupaten diganti dengan pelarut fresh. Ekstrak n-

Serang Provinsi Banten Indonesia, bahan heksana hasil ekstraksi dipekatkan

kimia yang digunakan adalah pelarut dengan evaporator sehingga didapatkan


ekstrak pekat n-heksana. Residu dari larutan sampel ditambahkan dengan 3 mL
proses ekstraksi dimaserasi kembali akuades, dan ditambahkan dengan 0,3
dengan pelarut etil asetat 3 x 24 jam dan mL NaNO3 5%, kemudian campuran
pelarut diganti setiap 24 jam dengan etil diinkubasi selama 5 menit. Setelah
asetat baru. Hasil maserasi dipekatkan inkubasi selesai, campuran ditambahkan
dengan evaporator sehingga didapatkan dengan 0,3 mL larutan AlCl3 10% dan
ekstrak pekat etil asetat. Terhadap diinkubasi selama 5 menit. Setelah
residunya dilakukan ekstraksi kembali selesai inkubasi campuran didinginkan
dengan menggunakan metanol 3 x 24 jam dan diukur nilai absorbansinya pada
dan pelarut diganti setiap 24 jam dengan panjang gelombang 750 nm. Digunakan
metanol baru. Hasil eksraksi dipekatkan larutan kuersetin sebagai larutan standar.
dengan evaporator dan didapatkan ekstra
Uji Antioksidan dengan Metode DPPH
pekat metanol. Free Radical Scavenger (Molynoux,
2004)
Uji Total Fenolik (Thummajitsakul &
Silprasit, 2017) Sebanyak 10 mg ekstrak sampel
Sepuluh mg sampel dilarutkan dalam dilarutkan dalam 10 mL metanol (1000
10 mL pelarut metanol. 0,5 mL larutan ppm). Kemudian dibuat larutan sampel
sampel ditambahkan dengan 2,5 mL air dengan variasi berbagai konsentrasi
destilasi, dan ditambahkan 0,5 mL reagen (0,125; 0,25; 0,5; 1 dan 2 ppm). Masing-
Folin-Cioceltaeu (1:1), kemudian masing larutan sampel dipipet sebanyak 2
campuran diinkubasi selama 3 menit. mL dan dimasukkan ke dalam tabung
Setelah diikubasi kemudian ditambahkan reaksi. Ditambahkan 2 mL DPPH
2 mL larutan NaCO3 20% kedalam 0,002% ke dalam larutan sampel dan
campuran tersebut dan dibiarkan pada dihomogenkan serta diinkubasi pada
pada water bath selama 1 menit. Setelah suhu 37 ºC selama 30 menit dalam ruang
satu menit campuran didinginkan dan gelap. Campuran diukur absorbansi
diukur nilai absorbansinya pada panjang sampel dengan spektrofotometer UV-Vis
gelombang 750 nm. Digunakan larutan pada panjang gelombang 517 nm.
asam galat sebagai larutan standar. Dihitung nilai IC50 dari persen inhibisi
yang dihasilkan.
Uji Kuantitatif Flavonoid
(Thummajitsakul & Silprasit, 2017)
Sepuluh mg ekstrak sampel
dilarutkan dalam 10 mL metanol. 1 mL
HASIL DAN PEMBAHASAN ekstraksi secara total karena ekstraksi
Ekstraksi Sampel secara bertingkat dapat mengurangi
Batang B. macrophylla dipilih karena gangguan/pengotor yang ikut terekstrak
batang merupakan tempat lalu lintas hasil dari senyawa golongan lain serta
metabolisme dalam tanaman sehingga melindungi ekstrak supaya tidak mudah
diharapkan senyawa metabolit sekunder rusak khususnya senyawa antioksidan
yang terekstraksi terwakili. Batang B. (Mailandari, 2012).
macrophylla dibersihkan pada air Hasil ekstraksi kemudian dipekatkan
mengalir untuk membuang kotoran yang dengan menggunakan evaporator
menempel pada batang seperti lumut dan sehingga didapatkan ekstrak pekat n-
jamur. Setelah bersih batang dirajang heksana, etil asetat, dan metanol dapat
untuk membantu mempercepat dilihat pada Tabel 1.
pengeringan, pengeringan dilakukan
Tabel 1. Ekstrak hasil maserasi
dengan cara kering anginkan pada suhu
kamar. Hal tersebut dilakukan supaya Ekstak Berat (g) % rendemen
n-heksana 8,31 1,108
senyawa yang terdapat pada sampel tidak Etil asetat 11,02 1,469
Metanol 9,57 1,276
terdegradasi oleh panas. Setelah sampel
kering, dilakukan penghalusan dengan
Pada Tabel 1, ekstrak etil asetat memiliki
menggunakan grinder sampai didapatkan
% rendemen paling tinggi yaitu sebesar
sampel halus batang B. macrophylla.
1,469%, diikuti oleh ekstrak metanol
Sampel dihaluskan bertujuan untuk
sebesar 1,276% dan ekstrak n-heksana
memperbesar luas permukaan, sehingga
1,108%. Berdasarkan hal tersebut, dapat
luas bidang kontak lebih besar antara
dipastikan bahwa senyawa metabolit
sampel dengan pelarut yang pada
sekunder yang terkandung pada ekstrak
akhirnya senyawa yang terkandung di
etil asetat lebih banyak dibandingkan
dalam batang B. macrophylla dapat
pada ekstrak n-heksan ataupun pada
terekstraksi dengan sempurna (Atun,
ekstrak metanol. Etil asetat tergolong
2014).
jenis pelarut semipolar yang dapat
Ekstraksi dilakukan secara bertingkat
menarik senyawa golongan flavonoid
mulai dengan pelarut nonpolar (n-
aglikon, flavonoid termetilasi, tanin, dan
heksana), semipolar (etil asetat) dan polar
beberapa senyawa alkaloid (sarker et al.,
(metanol). Metode ekstraksi secara
2006). Pada ekstrak metanol golongan
bertingkat lebih efektif dibandingkan
senyawa yang dapat terekstrak
diantaranya senyawa-senyawa polar golongan fenolik berperan dalam
seperti alkaloid, flavonoid dan fenolik, mencegah terjadinya peristiwa oksidasi
sedangkan pada ekstrak n-heksana (Kusumaningati, 2009). Uji kandungan
jenis/golongan senyawa yang terekstrak total fenol dilakukan dengan metode
diantaranya terpenoid, saponin maupun Follin-Ciocalteu yang didasarkan pada
steroid. pembentukan senyawa kompleks
berwarna biru dari fosfomolibdat-
Uji Total Fenolik dan Flavonoid
fosfotungsat yang direduksi senyawa
Terhadap masing-masing ekstrak
fenolik dalam suasana basa. Gambar 1
kemudian diuji kuantitatif total fenolik
merupakan reaksi antara senyawa fenol
dan flavonoid dengan mengunakan
dengan follin-ciocalteu.
standar asam galat dan kursetin. Senyawa

Gambar 1. Reaksi fenol dengan pereaksi follin ciocalteu (Khadijah et al., 2017)

Gugus hidroksil (OH) pada fenol asam galat sebagai standar. Asam galat
bereaksi dengan pereaksi follin ciocalteu adalah turunan dari hidrobenzoat yang
membentuk kompleks fosfotungstat- termasuk kedalam suatu asam fenol
fosfomolibdat (Gambar 1). Kompleks sederhana yang berifat murni dan stabil
tersebut berwarna biru sehingga dapat (Lee et al., 2003).
diukur dengan menggunakan Pengujian total flavonoid
spektrofotometer UV-Vis. Warna biru menggunakan pereaksi AlCl3 dengan
yang terbentuk apabila semakin pekat, standar kuersetin. AlCl3 akan membentuk
maka setara dengan konsentrasi ion kompleks berwarna biru dengan gugus
fenolat yang terbentuk. Warna biru yang keto pada atom C-4 dan gugus hidroksi
dihasilkan semakin pekat, maka semakin pada atom C-3 yang berdekatan pada
banyak ion fenolat yang mereduksi asam flavonoid (Gambar 2) sehingga akan ada
heteropoli (Singleton and Rossi, 1965). serapan pada spektrofotometer UV-Vis.
Penentuan total fenolit menggunakan
Gambar 2. Pembentukan senyawa kompleks kuersetin dengan alumunium klorida (Markham, 1988)

Hasil analisis total fenolik dan flavonoid picrylhydrazyl (DPPH) free radical
masing-masing ekstrak dapat dilihat pada scavenger. Aktivitas antioksidan
tabel 2. dinyatakan dalam persentase scavenging
activity, yaitu kemampuan antioksidan
Tabel 2. Hasil analisis toal fenolik dan flavonoid
dari ekstrak batang B. Macrophylla untuk menghambat aktivitas radikal

Total fenolik Total flavonoid bebas. Persentase scavenging activity ini


Ekstrak
(mg GAE/g) (mg kuersetin/g) diperoleh dari perbedaan serapan antara
n-heksana 2,38 14,09
Etil asetat 22,62 32,28 blanko dengan sampel yang diukur
Metanol 19,35 31,18
dengan spektrofotometer UV-Vis pada
Berdasarkan Tabel 2 ekstrak etil panjang gelombang 515 nm (Margaretta
asetat memiliki nilai total fenolik dan et al., 2011). Data hasil pengukuran
flavonoid paling besar. Etil asetat antioksidan dapat dilihat pada tabel 3.
memiliki nilai polaritas semi polar
Tabel 3. Data hasil analisis antioksidan ektrak
sehingga senyawa senyawa golongan batang B. Macrophylla
fenolik dan flavonoid banyak terekstrak Nilai IC50 Aktivitas
Ekstrak (µg/mL)
pada pelarut etil asetat. Fenolik dan antioksidan
n-heksana 1113,59 Tidak aktif
flavonoid memiliki sifat kepolaran Etil asetat 4,89 Sangat kuat
Metanol 6,04 Sangat kuat
mendekati etil asetat karena memiliki
gugus benzena yang bersifat nonpolar Menurut Molyneux (2004), suatu
dan gugus hidroksi yang memberikan senyawa dikatakan sebagai antioksidan
sifat polar. sangat kuat jika nilai IC50 kurang dari 50
µg/mL, kuat untuk IC50 bernilai 50-100
Uji Antioksidan
µg/mL, sedang jika IC50 bernilai 100-150
Ekstak n-heksana, etil asetat, dan
µg/mL, dan lemah jika IC50 adalah 151-
metanol diuji aktivitas antioksidan
200 µg/mL.
menggunakan metode 2,2-diphenyl-1
Berdasarkan tabel 3, ekstrak etil siklus pembentukan radikal baru. Selain
asetat memiliki nilai aktivitas antioksidan itu, senyawa fenolik juga dapat
paling tinggi yaitu sebesar 4,89 µg/mL. mendonorkan gugus hidroksi kepada
Selain itu, pada tabel 2 terlihat bahwa spesi radikal. Kekuatan antioksidan
ekstrak etil asetat memiliki total fenolik senyawa fenolik juga dikaitkan dengan
dan flavonoid yang lebih besar yaitu kemampuan senyawa fenolik dalam
22,62 mg GAE/g dan 32,28 mg mengkhelat dengan ion logam yang
kuersetin/g. Senyawa fenolik memiliki terlibat dalam reaksi radikal bebas.
korelasi yang kuat dengan aktivitas Antioksidan diperlukan untuk
antioksidan (Oliveira et al., 2012). mencegah stres oksidatif. Stres oksidatif
Senyawa golongan flavonoid dan adalah suatu keadaaan dimana jumlah
fenolik memiliki kontribusi yang besar radikal bebas dan antioksidan di dalam
terhadap aktivitas antioksidan. Semakin tubuh tidak seimbang. Stres oksidatif
tinggi kadar senyawa flavonoid/fenolik berperan penting dalam patofisiologis
pada ekstrak maka semakin baik pula terjadinya proses penuaan dan berbagai
aktivitas antioksidannya (Ghasemzadeh penyakit degeneratif. Sehingga untuk
and Ghasemzadeh, 2011). Hal tersebut mencegah hal tersebut, antioksidan
adapat dilihat pada tabel 2 kadar fenolik sangat diperlukan oleh tubuh
dan kada flavonoid yang tinggi pada (Werdhasari, 2014). Salah satu tanaman
ektrak etil asetat memberikan dampak yang dapat dijadikan sumber antioksidan
yang signifikan pada hasil pengujian alami yaitu batang tanaman B.
antioksidan Tabel 3. Hal tersebut dapat macrrophylla.
dibandingkan pada ekstran n-heksana
yang memiliki kadar total fenolik dan KESIMPULAN
flavonoid sebesar 2,38 mg GAE/g dan Ekstrak etil asetat batang
14,09 mg kuersetin/g memiliki aktivitas B. macrophyla memiliki aktivitas
antiksidan tidak aktif dengan nilai IC50 antioksidan yang sangat kuat dengan IC50
sebesar 1113,59 µg/mL. 4,89 µg/mL, dengan nilai total feolik dan
Menurut Pereira et al. (2009) flavonoid sebesar 22,62 mg GAE/g dan
Senyawa fenolik dapat meredam radikal 32,28 mg kuersetin/g. Total fenolik
bebas dengan beberapa cara diantaranya memiliki korelasi dengan aktivitas
mendonorkan hidrogen kepada spesi antioksidan. Hubungan tersebut dapat
radikal oksigen sehingga memutuskan dilihat dengan semakin besar total fenolik
pada ekstrak semakin baik aktivitas UCAPAN TERIMA KASIH
antioksidannya. Tanaman B. macrophylla Terima kasih kepada Pusat
dapat dijadikan sebagai alternatif sumber Laboratorium Terpadu UIN Syarif
senyawa antioksidan. Hidayatullah yang telah membantu dalam
penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA

Andina, L. & Musfirah, Y, 2017, ‘Total Hanifa, D, & Susilawati, Y, 2017,


Phenolic Content of Cortex and ‘Review artikel: Potensi tanaman
Leaves Of Ramania (Bouea gandaria (Bouea macrophylla Griff)
macrophylla Griffith) And sebagai obat herbal yang beraktivitas
Antioxidant Activity Assay by DPPH antioksidan’, Farmaka, vol. 3, no. 15,
Method’, Research Journal of hh. 134-142.
Pharmaceutical, Biological and Junior, SQ, Oliveira, RL, Marques,
Chemical Sciences, vol. 8, no.1, hh. MMM, Silva, ARA, & Guedes, MIF,
134-140. 2017, ‘Free radical scavenging
Atun, S, 2014, ‘Metode isolasi dan activity of ethanol leaves extracts of
identifikasi struktur senyawa organik Anacardiaceae’, Ciencias Biologicas
bahan alam’, Jurnal konservasi e da Saude, vol. 38, no. 1, hh. 99-
cagar budaya borobudur, vol. 8, no. 104.
2, hh. 53-61. Khadijah, Jayali, AM, Umar, S, &
Ghasemzadeh, A, & Ghasemzadeh, N, Sasmita, I, 2017, ‘Penentuan Fenolik
2011, ‘Flavonoids and Phenolic acid: dan Aktivitas Antioksidan Ekstrak
Role and Biochemical Activity in Etanolik Daun Samama
Plants and Human’, Journal of (Anthocephalus macrophylus) Asal
Medicinal Plants Research, vol. 5, Ternate, Maluku Utara’, Jurnal
no. 31, hh. 6697-6703. Kimia Mulawarman, vol. 15, no. 1,
Fitrya, Lenny, A, & Novitasari, E, 2010, hh. 11-18.
‘Isolasi senyawa fenolat Dari Fraksi Kusumaningati, RW, 2009, ‘Analisa
Etil Asetat Kulit Batang Tumbuhan kandungan fenol total jahe (Zingiber
Gandaria’, Jurnal Penelitian Sains, officinale Rosc.) secara in vitro’,
vol. 13, no. 1C, hh. 10-14. Skripsi tidak diterbitkan, Jakarta,
Fakultas Kedokteran Universitas estimating antioxidant activity’,
Indonesia. Songklanakarin Journal of Science
Lee, SE, Hwang, HJ, Ha, JS, & Kim, JH, and Technology', vol. 26, no. 2, hh.
2003, ‘Screening of Medicinal Plant 211-219.
Extract for Antioxidant Activity’, Oliveira, AMF, Pinheiro, LS, Pereira,
Life Sci. Vol. 73, hh. 167-179. CKS, Matias, WN, Gomes, RA,
Londo, N, Johannes, E, Natsir, H, & Chaves, OS, Souza, MV, Almeida,
Suhadiyah, S, 2015, ‘Bioaktifvtas RN, & Assis, TS, 2012, ‘Total
Ekstrak Kasar Biji Gandaria (Bouea Phenolic Content and Antioxidant
macrophylla Griff) Sebagai Bahan Activity of Some Malvaceae Family
Antioksidan’, Skripsi tidak Species’, Antioxidant (Basel), vol. 1,
diterbitkan, Makassar, Jurusan no. 1. hh. 33-43.
Biologi FMIPA Universitas Pereira, DM, Valentao, P, Pereira, JA, &
Hasanuddin. Andrade, PB, 2009, ‘Phenolics: from
Mailandari, M, 2012, ‘Uji Aktivitas Chemistry to Biology’, Molecules,
Antioksidan Ekstrak Daun Garcinia vol. 14, hh. 2202-2211.
kydia dengan Metode DPPH dan Pokorny, J, 2007, ‘Are the natural
Identifikasi Senyawa Kimia Fraksi antioxidants better and safer
Aktif’, Skripsi tidak diterbitkan, thansynthetic antioxidants’, Journal
Jakarta, Universitas Indonesia. of Lipid Science and Technology, vol.
Margaretta, S, Handayani, SD, 109, hh. 629 – 642.
Indraswati, N, & Hindarso, H, 2011, Rajan, NS, & Bhat, R, 2016,
‘Ekstraksi senyawa phenolic ‘Antioxidant compounds and
Pandanus amaryllifolius roxb. antioxidant activities in unripe and
sebagai antioksidan alami’, Widya ripe kundang fruits (Bouea
Teknik, vol. 10, no. 1, hh. 21-30. macrophylla Griffith)’, Journal
Markham, KR, 1988, ‘Cara Fruits, vol. 71, no. 1, hh. 41-47.
Mengidentifikasi Flavonoid’, Risky, TA, & Suyatno, 2014, ‘Aktivitas
Terjemahan Kosasih Padmawinata. antioksidan dan antikanker ekstrak
Penerbit ITB, Bandung. metanol tumbuhan paku Adiantum
Molyneux, P, 2004, ‘The use of the philippensis L’, Jurnal UNESA
stable free radical Chem, vol. 3, no. 1, hh. 89-95.
diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for
Sarker, D, Latif, Z, Gray, I, & Alexander, Thummajitsakul, S, & Silprasit, K, 2017,
2006, ‘Natural Product Isolation’, ‘Genetic differentiation and
Humana Press, New Jersey (US). antioxidant activities of Bouea
Singleton, VL, & Rossi, JA, 1965, macrophylla Griffith in Nakhon
‘Colorimetry of Total Phenolics with Nayo province’, J. Appl Biol Chem,
Phosphomolybdic Phosphotungstic vol. 60, no. 1. hh. 41-47.
Acid Reagents’, Am J. Enol Viticult Verrananda, I, Yulia, VF, Febrian, L,
vol. 16, hh 144-158. Rijai, L, 2016, ‘Identifikasi metabolit
Suwarni, E, Cahyadi, KD, 2016, sekunder dan aktivitas antioksidan
Aktivitas antiradikal bebas ekstrak etanol ekstrak bunga tapak dara
bunga kecombrang (Etlingera elatior (Catharanthus roseus)’, Prosiding
dengan metode DPPH)’, Seminar Nasional Kefarmasian Ke-4.
Medicamento, vol. 2, no. 2, hh 39-46. Samarinda 20-21 Oktober 2016, hh.
Trilaksani, W, 2003, ‘Antioksidan: Jenis, 162-167.
sumber,mekanisme kerja dan peran Werdhasari, A, 2014, ‘Peran Antioksidan
terhadap kesehatan’, Term paper Bagi Kesehatan. Jurnal Biotek
introductory science phylosophy Medisiana Indonesia’, vol. 3, no. 2,
(PPS702), IPB. Bogor. hh. 59-68.

Anda mungkin juga menyukai