NIM : P07134019082
Kelas : III B
Dosen : Jannah Sofi Yanty, S.Si., M.Si
Penelitian Tahap I
1. Ekstraksi (U. lactuca) dengan metode Maserasi menggunakan pelarut etanol 96% dan
mengetahui kandungan metabolit sekunder (fenol dan flavonoid) serta aktivitas antioksidannya.
Prosedur ekstraksi mengacu pada penelitian Husni et al. (2015) dengan modifikasi.
2. Selada Laut (U. lactuca) kering sebanyak 100 g dipotong kecil-kecil dengan gunting dan
dimasukkan ke dalam botol kaca.
3. Simplisia dimaserasi dengan pelarut etanol 96% (polar) sebanyak 400 ml sampai seluruh
simplisia terendam di dalam botol kaca yang telah ditutup menggunakan alumunium foil.
4. Maserasi selama 2 x 24 jam pada suhu ruang, kemudian disaring dengan kertas saring untuk
memisahkan filtrat dengan residu.
5. Filtrat hasil maserasi selanjutnya dievaporasi dengan rotary evaporator pada suhu 40 oC (±1 jam)
hingga terbentuk ekstrak yang sudah tidak tercium bau pelarut.
Setelah itu dilakukan uji fenol
1. Sebanyak 1 mg ekstrak ditambahkan 1 ml etanol 95%, lalu dicampur. ambil 0,1 ml larutan
ekstrak tersebut dan ditambahkan 0,1 ml reagen Follin-Ciocalteu 50%, selanjutnya diaduk lagi
dan ditambahkan 2 ml Na2CO3 2%
2. Selanjutnya campuran tersebut diinkubasi selama 30 menit.
3. Absorbansi sampel dibaca dengan panjang gelombang 750 nm. Kandungan total fenolik dari
ekstrak dihitung dengan menggunakan kurva standar asam galat
UJI FITOKIMIA, KANDUNGAN TOTAL FENOL DAN AKTIVITAS
ANTIOKSIDAN MIKROALGA Spirulina sp., Chlorella sp., DAN
Nannochloropsis sp.
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah biakan murni mikroalga jenis Spirulina sp.
Nannochloropsis sp., dan Chlorella sp. Etanol p.a. (Merck), metanol p.a. (Merck), 2,2-diphenyl-1
picrylhydrazyl (DPPH) (Sigma-Aldrich), folin ciocialteu, 2,4,6-tri-piridil-s-triazin (TPTZ) (Sigma-
Aldrich), pereaksi Dragendroff, dan pereaksi Mayer.
Mikroalga diekstraksi dengan menambahkan etanol dengan perbandingan biomassa dan etanol 1
: 10, dimaserasi satu hari dan disentrifuse dengan kecepatan 2455 G, dan suhu 10 oC, selama 10 menit.
Supernatan yang berwarna pekat dikumpulkan dan kemudian dipekatkan menggunakan rotavapor
vakum (Buchi R-205 dan Buchi R-215 ) sampai tidak ada pelarut yang tersisa. Kemudian ekstrak yang
mengering dalam labu rotavapor dimasukan kedalam botol gelap dan dikeringkan dengan bantuan gas
nitrogen. Proses ekstraksi ini diulang sebanyak 3 kali.
Pengujian total fenol ekstrak mikroalga diuji berdasarkan metode Chatatikun et al. (2013).
Ekstrak mikroalga dilarutkan dalam aquades dan dibuat pada konsentrasi 10.000 ppm. Sebanyak 50 μl
ekstrak ditambahkan aquades sebanyak 50 μl. Larutan kemudian ditambah 50 μl larutan folin 10 % dan
50 l larutan bicarbonat (60 g/L). Mikroplat selanjutnya diinkubasi pada suhu ruang selama 60 menit.
Absorbansi dibaca dengan spektrofotometer pada panjang gelombang 750 nm. Standar asam
galat dibuat dengan melarutkan asam galat dalam aquades dan dibuat pada kosentrasi 3,125; 6,25; 12,5;
25; 50; 100 (g/ml). Aquades juga digunakan sebagai blanko. Untuk standar dan blanko diuji dengan cara
yang sama seperti sampel. Total fenol dikalibrasi terhadap standar asam galat dan diekspresikan sebagai
mg gallic acid equivalent (G.A.E.) g-1D.W.
Hasil uji menunjukan bahwa Spirulina sp. memiliki aktivitas antioksidan terkuat yang ditandai
dengan nilai IC50 terkecil sebesar 518,94 ppm (Tabel 2) Hal ini dapat disebabkan karena kandungan
total fenol dari Nannochloropsis sp. dan Chlorella sp. lebih rendah dibanding Spirullinasp. (Tabel 2).
Jurnal !
* Korespondensi Penulis:
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan fitokimia, total fenol, dan
aktivitas antioksidan dari mikroalga Spirulina sp., Nannochloropsis sp., dan Chlorella sp.
Mikroalga diekstrak dengan ekstraksi tunggal menggunakan etanol. Skrining fitokimia
dilakukan secara kualitatif. Analisis total fenol dilakukan secara spektrofotometri dengan
metode Folin-Ciocalteu. Analisis antioksidan dilakukan dengan metode 2,2-diphenyl-1-
picrylhydrazyl (DPPH) dan Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP). Skrining fitokimia
menunjukkan keberadaan tanin, flavonoid, steroid, glikosida, dan alkaloid pada ekstrak etanol
ketiga jenis mikroalga, sedangkan saponin hanya terdeteksi pada ekstrak etanol Spirulina sp.
dan Chlorella sp., adapun triterpenoid tidak terdeteksi pada ekstrak etanol ketiga jenis
mikroalga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
kandungan total fenol, aktivitas antioksidan (IC50 ), dan kapasitas antioksidan (FRAP) tertinggi
diperoleh pada ekstrak etanol Spirulina sp. dengan nilai berturut turut sebesar 0,32 0,025 mg
GAE g-1 D.W., 518,94 ppm, dan 49,95 2,02 ( mol Fe2+ eq.g-1 D.W). Dalam penelitian ini diketahui
bahwa kandungan fenol total memiliki korelasi yang kuat dengan kapasitas antioksidan metode
FRAP (R 2 = 0,84), dan aktivitas antioksidan metode DPPH (R 2 = 0,79).
KATA KUNCI: mikroalga, DPPH, FRAP, uji fitokimia, kandungan total fenol
ABSTRACT
This study investigated the phytochemical composition and antioxidant activity of the ethanol
extracts of microalgae Spirulina sp., Nannochloropsis sp. and Chlorella sp. Microalgae was
extracted using a one-step extraction with ethanol. Phytochemical screening was conducted
qualitatively. Analysis of total phenolic content was carried out using spectrofotometry with
Folin- Ciocalteu method. The antioxidant assays was analyzed by 2.2-diphenyl-1-picrylhydrazyl
(DPPH) and Ferric Reducing Antioxidant Power (FRAP). Method the phytochemical screening
revealed the presence of tannin, flavonoid, steroid, glycoside and alkaloid in all microalga, while
saponin was only detected in Spirulina sp. and Chlorella sp. and triterpenoid was not detected
in any species microalgae. The result showed that etanolic extract of Spirulina sp. has the higest
content of total phenolic content, antioxidant activity and antioxidant capacity i.e. 0.32 0.025
mg GAE g-1 D.W, 518.94 ppm and 49.95 2.02 mol Fe 2+ eq.g -1 D.W) respectively. Total phenolic
content had strong correlation to the antioxidant capacity of FRAP method (R2 =0.84) and
antioxidant activity of DPPH method (R 2 =0.79).
Tabel 1. Hasil uji fitokimia pada ekstrak etanol Spirulina sp., Nannochloropsis sp., dan Chlorella sp.
Table 1. Result of phytochemical test on the etanol extract of Spirulina sp., Nannochloropsis sp. and Chlorella sp.
60
Percentage of inhibition
Persen penghambatan/
40
30
20
10
0
100 200 400 800
Konsentrasi/Concentration (ppm)
Gambar 2. Korelasi antara kandungan total fenol dengan kapasitas antioksidan metode FRAP (a) dan aktivitas
antioksidan metode DPPH (b).
Figure 2. Correlation between total phenolic content with antioxidant capacity using FRAP method (a) and
antioxidant activity using DPPH method (b).
µmol Fe (II) g-1, medium apabila nilai kapasitas saponin hanya terdeteksi pada ekstrak Spirulina sp.
antioksidan antara 10–100 µmol Fe (II) g-1 dan apabila dan Chlorella sp. Adapun triterpenoid tidak terdeteksi
memiliki nilai kapasitas antioksidan kurang dari 10 pada ketiga jenis ekstrak mikroalga. Aktivitas
termasuk lemah (Wong et al., 2006).
antioksidan (IC50), kapasitas antioksidan (uji FRAP)
Kurangnya aktivitas antioksidan pada uji DPPH dan kandungan total fenol terbaik ditemukan pada
dapat disebabkan karena tidak semua senyawa ekstrak etanol Spirulina sp. dengan nilai berturut turut
antioksidan bereaksi positif terhadap DPPH. Dalam 518,94 ppm, 49,95 ± 2,02 (µmol Fe2+ eq.g-1D.W) dan
uji DPPH, antioksidan dengan sifat hidrofobik kuat, 0,32 ± 0,0025 mg GAE g-1D.W. Dalam penelitian ini
menunjukkan reaktivitas rendah (Nenadis & Tsimidou, diketahui bahwa kandungan total fenol memiliki
2002; Musialik & Litwinienko, 2005; Sharma & Bhat, korelasi yang kuat dengan kapasitas antioksidan
2009). Ekstrak Nannochloropsis sp. berwarna hijau metode FRAP dengan R2 = 0,84 dan aktivitas
kekuningan yang menunjukkan adanya pigmen antioksidan metode DPPH dengan R 2 = 0,79.
karoten yang terekstrak, karoten bersifat hidrofobik.
Menurut Lubian et al. (2000) Nannochloropsis sp.,
UCAPAN TERIMA KASIH
salah satu mikroalga laut yang biasa digunakan dalam
budidaya, telah dikenal luas sebagai sumber Ucapan terima kasih disampaikan pada Bapak
karotenoid. Muhammad Nursid selaku pembimbing penulisan juga
Beberapa komplikasi juga dapat disebabkan oleh disampaikan kepada Ibu Emi Rusyani yang membantu
ionisasi sebagian dari senyawa yang diuji, yang dalam perolehan kultur.
mempengaruhi laju reaksi mereka dengan DPPH,
sehingga tergantung pH (Musialik & Litwinienko,
DAFTAR PUSTAKA
2005). Pada sampel yang mengandung antosianin
memicu kerancuan dalam pengukuran aktivitas A mar o wicz, R. (200 7 ). Tannins: the new natural
antioksidan. Antioksidan fenolik bereaksi secara antioxidants?. E uro pe an J ou rn al of Lipid Science and
lambat dengan DPPH, mencapai kondisi stabil pada Technology. 109, 549–551.
1–6 jam atau lebih lama (Bondet et al., 1997).
Anonim. (1989). Materia Medika Indonesia. Jilid V.
Departe m en K esehatan R ep ublik Ind on esia, Jakarta.
KESIMPULAN
Anonim. (1995). Materia Medika Indonesia. Jilid VI.
Hasil skrining fitokimia menunjukkan keberadaan Departe m en K esehatan R ep ublik Ind on esia, Jakarta.
tanin, flavonoid, steroid, glikosida dan alkaloid pada
ekstrak etanol ketiga jenis mikroalga. Sedangkan Amini, S. (1990 ). The biochemical composition of Isochrysis
galbana clone Tahiti (T. iso). Jurnal Penelitian Budidaya
Pantai, 6(1), 53–62.
Aung,W.L., Kyaw, N. & Nway, N.H. (2013). Biosorption of Lead Gwo, J.C., Chiu, J.Y., Chou, CC, & Cheng, H.Y. (2005).
(Pb2+) by using Chlorella vulgaris. International Journal of
Chemical, Environmental & Biological Sciences, 1(2), 2320– Cryopreservation of a marine microalga, Nannochloropsis oculata
4087. (Eustigmatophyceae). Cryobiology, 50(3), 338–43.
Barberá n, F.A.T. & Espín, J.C. (2001 ). Ph e nolic Hajimahmoodi, M. Faramarzi, M. A., Mohammadi, N., Soltani, N., Oveisi, M.R., &
compounds and related enzymes as determinants of Varcheh, N.N. (2010). Evaluation of antioxidant properties and total phenolic
quality in fruits and vegetables. Journal of the Science
of Food and Agriculture, 81(9), 853–876.
Cai, Y. Z., Luo, Q., Sun, M., & Corke, H. (2004). Antioxidant
activity and phenolic comp ounds of 112 Chinese
medicinal plants associated with anti cancer. Life
Sciences. 74, 2157–2184.
Goiris, K., Muylaert, K., Fraeye, I., Foubert, I., Brabanter, J.D.,
& De Cooman, L. (2012).Antioxidant potential of
microalgae in relation to their phenolic and carotenoid
content. Journal of Applied Phycology., 24, 1477– 1486.
content of some strain of microalgae. Molyneux, P. (2004). The use of the stable free radical
Journal of Applied Phycology. 22(1), 43– diphenylpicrylhydrazyl (DPPH) for estimating antioxidant
50. activity. Songklanakarin Journal of Science and
Technology, 26(2), 211–219.
Heim, K.E., Tagliaferro, A.R., & Bobilya. D.J.
(2002). Flavonoid antioxidants: Moraes, C.C., Sala, L., Cerveira, G.P. & Kalil, S.J. (2011). C-
chemistry, metabolism and structure- phycocyanin extraction from Spirulina platensis wet
activity relationships. Journal of biomass. Brazilian Journal of Chemical Engineering. 28,
Nutritional Biochemistry, 13(10), 572– 45–49.
584.
Musialik, M. & Litwinienko, G. (2005) Scavenging of dpph
Herrero, M., Jaime, L., Martin-Alvarez, P.J., radicals by vitamin E is accelerated by its partial ionization:
Cifuentes, A., & Ibanez, E. (2006). the role of sequential proton loss electron transfer.
Optimization of the Extraction of Organic Letter, 7(22), 4951–4954.
Antioxidants from Dunaliella salina
Microalga by Pressurized Journal of Nenadis, N. & Tsimidou, M. (2002). Observation on the
agricultural and food chemistry, 54, estimation of scavenging activity of phenolic compounds
5597–5603. using rapid 1 ,1-diphenyl-2 - picrylhydrazyl (DPPH) tests.
Journal of the American Oil Chemists Society. 79, 1191–
Jimenez-Escrig, A., Jimenez-Jimenez, I., 1195.
Pulido,R., & Saura-Calixto, F. (2001).
Antioxidant activity of fresh and Nohong. (2009 ). Skrining fitokimia tumbuhan Ophiopogon
processed edible seaweeds. Journal of jaburan lodd dari kabupaten kolaka provinsi Sulawesi
the Science of Food and Agriculture, 81, tenggara. Jurnal Pembelajaran Sains, 5(2), 172–178.
530–534.
Ou, B., Huang, D., Woodill, M.H., Flanangan J.A., & Deemer,
Jones, W.P., & Kinghorn, A.D. (2006). E.K. (2000). Analysist of antioxidant activities
Extraction of Plant Secondary
Metabolites. In Sarker, S. D., Latif, Z.
and Gray, A. I. (eds.). Natural products
isolation (pp. 341– 342). 2 nd Ed.
Humana Press, New Jersey.
Li, Y., Li, X., Lee, U., Kang, J.S., Choi, H.D., & Son,B.W.
Pietta, P.G. (2000). Flavonoids as antioxidants. Journal of Natural Products, 63, 1035–042.
Priyadarshani, I. & Rath, B. (2012). Commercial and industrial applications of micro algae – A review. Journal Algal Biomass Utilization,
3(4), 89–100.
Procházková, D., Boušová, I., & Wilhelmová, N. (2011). Antioxidant and prooxidant properties of flavonoids. Fitoterapia, 82, 513–523.
Pyo,Y.H., Jin,Y.J., & Hwan, J.Y. (2014). Comparison of the effect of blending and juicing on phytochemical content and antioxidant
capacity of typical korean kernel fruit juice. Preventive Nutrition and Food Science. 19(2), 108–114.
Robinson, T. (1991). Kandungan organik tumbuhan Tingkat Tinggi. Penerbit ITB, Bandung.
Rocha, G.J.M.S., Garcia, J.E.C., & Henriques, M.H.F. (2003). Growth aspects of the marine microalga Nannochloropsis. Biomolecular
Engineering. 20, 237–242.
Reyes, L.F., & Zevallos, L.C. (2003). Wounding stress increases the phenolic co ntent and antioxidant capacity of purple-flesh
p otato es (S ol a nu m tuberosum L.). Journal of Agricultural and Food Chemistry, 51, 5296–5300.
Rao, A.R., Sarada, R., Baskaran, V., & Ravishankar G.A. (2006). Antioxidant activity of Botryococcus braunii extract elucidated in vitro
models. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 54, 4593–4599.
Sani, R. N., Nisa, F.C., Andriani, R.D., & Maligan, J.M. (2014). Analisis rendemen dan skrining fitokimia ekstrak etanol mikroalga laut
Tetraselmis chuii. Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(2), 121–126.
Shahidi, F., & Wanasundara, P.K. (1992). Phenolic antioxidants. Critical reviews in Food Science and Nutrition. 32, 67–103.
Sharma, O.P. & Bhat, T.K. (2009). DPPH antioxidant assay revisited. Food Chemistry. 113, 1201–1205.
Shetty, V., Mokashi, K. & Sibi,G. (2015).Variation among antioxidant profiles in lipid and phenolic ekstrak of microalgae fro m
different growth medium.Jounal of Fisheries and Aquatic Science, 10(5), 367–375.
Szôllôsi, R., & Varga, I. S. (2002). Total antioxidant power in some species of Labiatae (Adaptation of FRAP method). Acta
Biologica Szegediensis. 46(3–4), 125–
127.
Soong, Y. Y. & Barlow, P.J. (2004). Antioxidant activity and ph en olic co nte nt of selected fruit seeds. Fo od Chemistry, 88,
411–417.
Uddin, G., Rauf, A., Shaheen, B., Siddiqui, & Shah, S. Q. (20 11). Preliminary comparative phytochemical screening of
Diospyros lotus Stewart. Middle-East Journal of Scientific Research, 10(1), 78–81.
Versteegh, G.J.M., & Blokker, P. (2004). Resistant macromolecules of extant and fossil microalgae. Phycological Research, 52,
325–339.
Varga, I.S.Z., Matkovics, B., Sasvári, M., & Salgó, L. (1998). Comparative study of plasma antioxidant status in normal and
pathological cases. Current Topics in Biophysics, 22, 219–224.
Wadood, A., Ghufran M., Jamal, S.B., Naem M, & Khan A. (2013). Phytochemical analysis of medicinal plant occuring in
local area of Mardan. Biochemistry & analitical biochemistry, 2, 144.
systematic survey of antioxidant activity of 30 Chinese medicinal plants using the ferric reducing antioxidant power assay.
Food Chemistry, 97, 705–711.
Yudiati, E., Sejati, S., Sunarsih, & Agustian, R. (2011). Aktivitas antioksidan dan toksisitas ekstrak metanol dan pigmen kasar
Spirulina sp. Indonesian Journal of Marine Sciences. 16(4).
Jurnal 2
Available online at Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology (IJFST)
Website: http://ejournal.undip.ac.id/index.php/saintek
The Activity of Bioactive Compounds from Sea Lettuce (Ulva lactuca) as Antioxidant in Fish Oil
ABSTRAK
Minyak ikan adalah produk perikanan yang mempunyai asam lemak tak jenuh tinggi yang rentan akan
oksidasi. Penghambatan oksidasi dilakukan dengan penambahan antioksidan pada minyak. Penggunaan
bahan alami sebagai antioksidan dari U. lactuca mampu menghambat oksidasi tersebut. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektifitas antioksidan selada laut (U. lactuca) dalam menghambat oksidasi. Materi
yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekstrak U. lactuca, dan minyak ikan. Metode penelitian yang
digunakan adalah experimental laboratories dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial
yaitu faktor konsentrasi ekstrak U. lactuca (0%; 0,1%; 0,2% dan 0,3%) dan faktor lama penyimpanan (hari ke-
0, hari ke-5 dan hari ke-10). Data peroxide value (PV) dan thiobarbituric acid (TBA) dianalisis menggunakan
uji ANOVA, dilakukan uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ), jika ada interaksi perlakuan. Hasil penelitian
pendahuluan didapatkan rendemen ekstrak U. lactuca dengan pelarut etanol 96% sebesar 13,549%, nilai
fenol 4,59%, flavonoid 0,59% dan aktivitas antioksidan IC 50 sebesar 60,975 ppm (kuat). Hasil uji asam lemak
pada minyak ikan dengan GC-MS menunjukkan kandungan asam lemak yang paling banyak adalah asam
lemak tak jenuh (asam linoleat (omega -6) dan (omega-3)). Hasil penelitian utama didapatkan nilai PV berkisar
antara 20,141 sampai 38,196 mEq/kg, dan nilai TBA berkisar antara 10,794 sampai 32,592 mg
malonaldehid/kg pada hari ke-0. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa adanya interaksi antara
konsentrasi ekstrak U. lactuca dan lama penyimpanan berpengaruh nyata (P<0,05). Ekstrak U. lactuca 0,2%
menghasilkan angka peroksida terendah yaitu 25,606±0,116 mEq/kg, dan 0,1% menghasilkan angka TBA
terendah yaitu 26,802 ±0,309 malonaldehide/kg pada hari ke-10.
ABSTRACT
Fish oil is a fishery product that contains high amount of unsaturated fatty acids, which was easily oxidated. This oxidation process
can be inhibited by adding antioxidants. The use of natural antioxidants from U. lactuca known can inhibits the oxidation. The aim of
this research was examinated the effectiveness of antioxidants from sea lettuce (U. lactuca) in inhibiting oxidation. Materials used in
this research were U. lactuca extract, and fish oil. The methods used are experimental laboratories, and analyzed using Completely
Randomized Design (CRD) factorial pattern is divided by a factor of U. lactuca extract concentrations (0%, 0.1%, 0.2% and 0.3%) and
factor storage time (days 0, day 5 and day 10). The peroxide value (PV) and thiobarbituric acid (TBA) were analyzed using ANOVA
test, then further carried test Honestly Significant Difference (HSD), a treatment interaction. Preliminary results obtained were the
yield of U. lactuca extract with 96% ethanol was 13.549%, the phenol content was 4.59%, flavonoids was 0.59%, and the antioxidant
activity of IC50 was 60.975 ppm (strong). The results analyzing of fatty acids in fish oil by GC-MS showed that the fatty acid content is
at most unsaturated fatty acids. The main research results were PV values obtained were range from 20.141 to 38.196 mEq/kg, and
TBA values were ranged from 10.794 to 32.592 mg/kg. Based on the research results show that the interaction between
U. lactuca extract concentration and storage time significantly (P<0,05) . The result of 0,2% U. lactuca exctract contain peroxide
value 25,606±0,116 mEq/kg, and 0,1 % exctract containt TBA value 26,802±0,309 malonaldehide/kg in the tenth day.
PENDAHULUAN
dimanfaatkan oleh masyarakat dibeberapa wilayah
Ulva lactuca merupakan salah satu jenis alga
sebagai bahan pangan dalam keadaan segar (salad)
hijau yang termasuk dalam father seaweed yaitu
dan olahan (nori). Belum banyak publikasi kajian
rumput laut yang dapat dimakan, mempunyai
antioksidan dari spesies U. lactuca dan
kandungan antioksidan, antibakteri, antijamur dan
pengaplikasian ke produk pangan maupun non
antitumor. Saat ini U. lactuca hanya
pangan, sehingga diperlukan kajian mengenai
efektifitas Selada
©
Copyright by Saintek Perikanan (Indonesian Journal of Fisheries Science and Technology), ISSN : 1858-4748 12
laut (U. lactuca) sebagai antioksidan. Menurut Tamat penggunaan
et al., (2007), bahwa rumput laut hijau secara umum bahan alami tumbuhan laut sebagai senyawa
mengandung senyawa fenol, flavonoid serta antioksidan mampu menghambat radikal tersebut.
senyawa karoten yang berfungsi sebagai Flavonoid yang ada dalam ganggang hijau memiliki
antioksidan. Salah satu alga yang memiliki aktivitas aktivitas antioksidan menurut beberapa penelitian
antioksidan dan mudah didapatkan adalah Selada yang telah dilakukan. Khotimah et al, (2013),
Laut (U. lactuca). Penambahan ekstrak dari Sargassum fillipendula
Komponen bioaktif senyawa fenol dan dapat mencegah terjadinya kerusakan pada minyak
flavonoid dapat diperoleh dengan ekstraksi Ikan Lemuru dengan konsentrasi terbaik atau
menggunakan pelarut. Pada prinsipnya ekstraksi konsentrasi optimum sebesar 0,2%. Tujuan penelitian
dilakukan dengan cara mempertemukan bahan yang ini adalah untuk mengetahui efektifitas dan pengaruh
akan diekstrak dengan pelarut selama waktu perbedaan konsentrasi ekstrak U. lactuca terhadap
tertentu, diikuti pemisahan filtrat dari residu bahan nilai Peroxide Value (PV) dan Thiobarbituric Acid
yang diekstrak dengan evaporasi. Ekstraksi dapat (TBA) selama penyimpanan suhu ruang. Parameter
dilakukan dengan beberapa metode, salah satunya oksidasi minyak ikan akan dilihat dengan pengujian
adalah maserasi. Maserasi dilakukan dengan PV dan TBA.
merendam simplisia dalam pelarut kemudian
disimpan dalam waktu tertentu dalam ruang yang
gelap dan sesekali diaduk. Pemilihan pelarut yang
akan dipakai harus memperhatikan sifat kandungan
senyawa yang akan diekstraksi misalnya polaritas.
Etanol banyak dipakai sebagai pelarut dalam dunia
farmasi dan industri makanan karena lebih aman
dibandingkan dengan jenis pelarut lainnya. Etanol
merupakan jenis pelarut polar. Pada prinsipnya
suatu bahan akan mudah larut dalam pelarut yang
sama polaritasnya (Hanna et al., 2009).
Minyak ikan memiliki kandungan asam lemak
tak jenuh paling tinggi dibandingkan dengan jenis
minyak lainnya. Karena kandungan inilah yang
menyebabkan minyak ikan menjadi kurang stabil,
sebab mudah teroksidasi. Proses oksidasi akan
semakin meningkat dengan adanya panas, cahaya
dan oksigen (Irianto et al., 2002). Kerusakan oksidasi
minyak ikan diawali oleh autooksidasi asam lemak
tidak jenuh dengan terbentuknya radikal-radikal
bebas yang disebabkan oleh cahaya, panas dan
peroksida lemak. Radikal-radikal bebas ini kemudian
bereaksi dengan oksigen membentuk senyawa
peroksida aktif yang akhirnya mempengaruhi sifat-
sifat fisik dan kimia dari minyak ikan (Ketaren, 2008).
Penghambatan oksidasi dapat dilakukan dengan
menambahkan antioksidan ke dalam minyak ikan.
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat
menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada
radikal bebas, sehingga radikal bebas tersebut dapat
diredam. Adanya kemampuan antioksidan dalam
menangkap radikal bebas, maka diperlukan
penelitian terhadap kandungan antioksidan pada
selada laut (U. lactuca) mengingat Selada Laut
belum banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Oleh
karena itu, dengan penelitian uji aktivitas senyawa
bioaktif U. lactuca pada minyak ikan nantinya dapat
diketahui kemampuannya dalam menghambat
oksidasi.
Berdasarkan penelitian Hanna et al. (2009),
et al., 2013) Sampel ekstrak dengan berbagai
METODE PENELITIAN
konsentrasi diambil sebanyak 3 ml, selanjutnya
Materi Penelitian dimasukkan 1 ml larutan DPPH 0,1 mM. Mulut
tabung ditutup dengan alumunium foil dan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini dihomogenkan. Larutan sampel diinkubasi selama
adalah Selada Laut (U. lactuca) dari Pantai Krakal, 30 menit pada suhu 37 oC. Kemudian serapannya
Gunung Kidul, Yogyakarta. Minyak ikan diperoleh diukur pada panjang
dari Madiun, Jawa Timur. Bahan-bahan lain yang gelombang 517 nm menggunakan spektrofotometer
digunakan antara lain etanol 96%, reagen Folin UV-Vis.
Ciocalteu (Sigma-Aldrich), Na2CO 3 (Sigma- Aldrich),
DPPH (Sigma-Aldrich). Peralatan utama yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain Rotary
Evaporator (Eyela N-1100), Spektrofotometer UV- Keterangan: Ao : Absorbansi awal DPPH
Vis (Hitachi U-1800), dan GC-MS (Shimadzu QP-
2010S).
Metode Penelitian
Penelitian Tahap I
Penelitian tahap I dilakukan dengan tujuan
untuk ekstraksi Selada Laut (U. lactuca) dengan
metode Maserasi menggunakan pelarut etanol 96%
dan mengetahui kandungan metabolit sekunder
(fenol dan flavonoid) serta aktivitas antioksidannya.
Prosedur ekstraksi mengacu pada penelitian Husni
et al. (2015) dengan modifikasi. Selada Laut (U.
lactuca) kering sebanyak 100 g dipotong kecil-kecil
dengan gunting dan dimasukkan ke dalam botol
kaca. Simplisia dimaserasi dengan pelarut etanol
96% (polar) sebanyak 400 ml sampai seluruh
simplisia terendam di dalam botol kaca yang telah
ditutup menggunakan alumunium foil. Maserasi
selama 2 x 24 jam pada suhu ruang, kemudian
disaring dengan kertas saring untuk memisahkan
filtrat dengan residu. Filtrat hasil maserasi
selanjutnya dievaporasi dengan rotary evaporator
pada suhu 40 oC (±1 jam) hingga terbentuk ekstrak
yang sudah tidak tercium bau pelarut. Ekstrak hasil
evaporasi digunakan untuk penambahan ekstrak U.
lactuca sebagai antioksidan pada minyak ikan.
Setelah itu dilakukan uji fenol, uji flavonoid dan uji
antioksidan metode DPPH. Serta dilakukan uji
asam lemak dengan Gas Chromatography - Mass
Spectrometry (GC-MS) untuk mengetahui
kandungan asam lemak pada minyak ikan
Penelitian Tahap II
Penelitian tahap II pada penelitian ini adalah
ekstraksi
U. lactuca dan penambahan pada minyak ikan
sebagai antioksidan dengan konsentrasi 0%; 0,1;
0,2% dan 0,3%. Pengujian TBA dan bilangan
peroksida (PV) dilakukan pada hari ke-0, ke-5, dan
ke-10 untuk mengetahui tingkat oksidasi pada
minyak ikan. Setelah dilakukan penyimpanan dan
pengujian akan diketahui pengaruh penambahan
ektrak U. lactuca dalam menghambat oksidasi pada
minyak ikan.
Parameter Pengujian
Uji Aktivitas Antioksidan Metode DPPH (Djapiala
100 ml aquadest lalu centriguge). Encerkan menjadi
A : Absorbansi sampel + DPPH setelah 10 ml menggunakan methanol. Tera pada panjang
diinkubasi 30 menit gelombang 520 nm. Perhitungan nilai peroksida
dilakukan dengan persamaan berikut:
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap
(RAL) faktorial yang terdiri dari 2 faktor perlakuan
yaitu perlakuan pertama dengan konsentrasi 0%,
0,1%, 0,2% dan 0,3%. Sedangkan untuk faktor
kedua menggunakan masa simpan selama 0 hari, 5
hari dan 10 hari dengan ulangan sebanyak tiga kali.
Pengujian normalitas dan homogenitas dilakukan
terlebih dahulu sebelum analisa ANOVA, agar
dapat diketahui sifat data sehingga dapat dilakukan
sidik ragam atau tidak. Metode analisa yang
digunakan adalah sidik ragam ANOVA dengan uji
lanjut untuk menentukan nilai yang berpengaruh
maupun yang tidak dengan Uji BNJ (Beda Nyata
Jujur).
Penelitian Tahap I
Tabel 2. Hasil pengujian PV (mEq/kg) pada minyak ikan dengan perbedaan konsentrasi ekstrak U. lactuca
Lama Penyimpanan Konsentrasi Ekstrak U.lactuca
Tabel 3. Hasil Pengujian TBA (mg malonaldehid/kg) pada Minyak Ikan dengan Perbedaan Konsentrasi Ekstrak U.
lactuca
Lama Penyimpanan Konsentrasi Ekstrak U.lactuca
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dewi, E. N., R. Ibrahim. dan N. Yuaniva. 2011. Daya Simpan Maulana, I. T., Sukraso. dan S. Damayanti. 2014. Kandungan
Abon Ikan Nila Merah (Oreochromis niloticus Asam Lemak dalam Minyak Ikan Indonesia. Jurnal Ilmu
Trewavas) yang Diproses dengan Metoda dan Teknologi Kelautan Tropis. 6 (1): 121-130.
Penggorengan Berbeda. Jurnal Saintek Perikanan.
6(1): 6-12. Muresan, V., S. Muste., E. Racolta., C.A. Semeniuc.,
S, Man.,
Dewi, N.W.O.A.C., N.M. Puspawati., I.M.D. A. Birou. dan C. Chircu. 2010. Determination
Swantara., of Peroxide Value in Sunflower Halva using a
I.A.R.A. Asih. dan W.S. Rita. 2014. Aktivitas Spectrophotometric Method. Bulletin UASVM
Antioksidan Senyawa Flavonoid Ekstrak Etanol Biji Agriculture, 67(2). Raharjo, S., 2006.
Terong Belanda (Solanum betaceum, syn) dalam Kerusakan Oksidatif pada Makanan. Gadjah
Menghambat Reaksi Peroksidasi Lemak pada Plasma Mada University Press.Yogyakarta.
Darah Tikus Wistar. Cakra Kimia (Indonesian E-
Journal of Applied Chemistry). 2(1): 7-16.
Saragih, J., J. Assa. dan T. Langi. 2010. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. rubrum)
Menghambat Oksidasi Minyak Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). JMTHP Unsrat.
Sarah, H., K. Hadiseh., A. Gholamhossein. dan S. Bahareh. 2010. Effect of Green Tea ( Camellia
sinenses) Extract and Onion (Allium cepa) Juice on Lipid Degradation
and Sensory Acceptance of Persiansturgeon (Acipenser persicus) Fillets. International Food Research Journal.
17: 751 –761.
Sartika, R. 2008. Pengaruh Asam Lemak Jenuh, Tidak Jenuh dan Asam Lemak Trans terhadap Kesehatan. Jurnal
Kesehatan Masyarakat Nasional. 2(4): 154-160.
Satria E. 2005. Potensi Antioksidan dari Daging Buah Muda dan Daging Buah Tua Mahkota
Dewa (Phaleria macrocarpa (Scheff.) Boerl.). [Skripsi]. Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Septiana, A. T. dan A. Asnani. 2012. Aktivitas Antioksidan Ekstrak Rumput Laut Sargassum duplicatum. Jurnal
Teknologi Pertanian. 14(2): 79-86.
Tamat, S.R., T. Wikanta. dan L.S. Maulina. 2007. Aktivitas Antioksidan dan Toksisitas Senyawa Bioaktif dari Ekstrak
Rumput Laut Hijau Ulva reticulata Forsskal. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia. 5(1): 31-36.
Ulfa, F., A. D. Anggo. dan Romadhon. 2014. Uji Potensi Aktivitas Antioksidan Dengan Metode Ekstrasi Bertingkat Pada
Lamun Dugong (Thalassia hemprichii) di Perairan Jepara. Jurnal Pengolahan dan Bioteknologi Hasil Perikanan.
3(3): 32-39.