Oleh:
NI PUTU DIAN WELA KUSUMA
NIM. P07134019082
Oleh:
NI PUTU DIAN WELA KUSUMA
NIM. P07134019082
ii
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh:
NI PUTU DIAN WELA KUSUMA
NIM.P07134019082
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
iii
KARYA TULIS ILMIAH DENGAN JUDUL:
Oleh:
TIM PENGUJI:
MENGETAHUI
KETUA JURUSAN TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS
POLTEKKES KEMENKES DENPASAR
iv
LEMBAR PERSEMBAHAN
Sembah sujud serta syukur kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa saya panjatkan. Taburan cinta dan
kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu serta memperkenalkanku
dengan cinta. Atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya karya tulis ilmiah yang
sederhana ini dapat terselesaikan.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang yang sangat kukasihi dan kusayangi.
Sebagai tanda bakti, hormat, dan rasa terima kasih yang tiada terhingga kupersembahkan karya kecil ini kepada Ibu dan
Ayah yang telah memberikan kasih sayang, segala dukungan, dan cinta kasih yang tiada terhingga yang tiada mungkin dapat
kubalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan persembahan. Mohon maaf selalu kusampaikan karena
sebelumnya telah mengecewakan ibu dan ayah. Semoga ini menjadi langkah awal untuk membuat Ibu dan Ayah bahagia karna
kusadar, selama ini belum bisa berbuat yang lebih. Untuk Ibu dan Ayah yang selalu membuatku termotivasi dan selalu
menjadi yang pertama memelukku disaat dunia tidak bisa memahamiku serta telah menyirami kasih saying untukku,
selalu mendoakanku, selalu menasehatiku agar menjadi lebih baik, Terima Kasih Ibu.... Terima Kasih Ayah...
My Best friend’s
Untuk sahabatku “Ayu Wiartini, Yohana, Yayang, Wima dan Gita” terimakasih atas semua bantuan kalian, aku sangat
berterimakasih telah dipertemukan dengan sahabat seperti kalian, aku tidak akan melupakan semua kenangan yang telah kita
lewatkan selama 3 tahun kuliah ini. Kalian lah sahabat yang selalu mendukung semua keputusanku dan selalu mengingatkanku
disetiap keputusan selalu ada resiko yang akan aku terima. Kalian telah mengerti keluh kesahku dari tentang keluarga, teman
bahkan masalah percintaan, kalian lah tempat berbagi cerita atas keluah kesah yang telah aku alami. Untuk teman teman TLM
angkatan 2019-2022,terimakasih aku ucapkan atas kerjasama kalian selama 3 tahun ini, mulai dari organisasi, PKKMB, Pelatihan
Pramuka Pendega,HUT dan masih banyak lagi event yang telah kita lewati bersama sama. Semoga kita bias sukses bersama sama
dan bisa bertemu lagi dititik terbaik kita nanti. See you guys
Ibu Nur Habibah, S.Si., M.Sc dan ibu Jannah Sofi Yanty, S.Si., M.Si. selaku dosen pembimbing tugas akhir saya,
terima kasih ibu, saya sudah dibantu selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak akan lupa atas bantuan dan
kesabaran dari ibu…
v
RIWAYAT PENULIS
Sekolah Menengah Atas di SMA Negeri 8 Denpasar. Pada tahun 2019 penulis
vi
ANALISIS KANDUNGAN RHODAMIN B PADA KERUPUK
YANG BEREDAR DI PASAR BADUNG KECAMATAN
DENPASAR BARAT
ABSTRAK
Rhodamin B merupakan zat pewarna sintetik yang digunakan dalam industri
tekstil dan dilarang penggunaannya untuk makanan karena zat ini bersifat
karsinogenik dan bila tertelan bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan,
kulit, mata, saluran pencernaan hingga keracunan dan gangguan hati bahkan
kanker. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan rhodamin
B pada kerupuk yang dijual di Pasar Badung Kecamatan Denpasar Barat.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif yaitu merupakan
metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang
diteliti secara objektif bertujuan menggambarkan fakta secara sistematis.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai Juni 2022. Populasi dalam
penelitian ini adalah semua kerupuk yang dujual oleh 8 pedagang di Pasar
Badung Kecamatan Denpasar Barat. Sampel pada penelitian ini yaitu kerupuk
yang dijual oleh 8 orang pedagang di Pasar Badung Kecamatan Denpasar
Barat yang mempunyai warna merah dengan teknik pengambilan sampel yaitu
non-probability sampling dengan teknik sampling jenuh. Identifikasi pewarna
rhodamin B ini dilakukan dengan metode kualitatif. Pada uji kualitatif dengan
metode Kromatografi Lapis Tipis tidak ditemukan sampel kerupuk yang
mengandung rhodamin B.
Kata Kunci: Kerupuk, Rhodamin B, Kromatografi Lapis Tipis
vii
ANALYSIS OF RHODAMIN B CONTENT IN CRACKERS
CIRCULATED IN BADUNG MARKET, DENPASAR
BARAT DISTRICT
ABSTRACT
Rhodamine B is a synthetic dye used in the textile industry and its use is
prohibited for food because this substance is carcinogenic and if ingested can
cause irritation of the respiratory tract, skin, eyes, digestive tract to poisoning
and liver disorders and even cancer. The purpose of this study was to
determine the content of rhodamine B in crackers sold at Badung Market,
West Denpasar District. The research method used is descriptive method,
which is a research method that seeks to describe the object or subject being
studied objectively with the aim of systematically describing the facts. This
research was conducted from May to June 2022. The population in this study
were all crackers sold by 8 traders at Badung Market, West Denpasar District.
The sample in this study is crackers sold by 8 traders at Badung Market, West
Denpasar District which has a red color with a sampling technique that is non-
probability sampling with a saturated sampling technique. Identification of
rhodamine B dye was carried out by qualitative and quantitative methods. In a
qualitative test using the Thin Layer Chromatography method, no one sample
of crackers was found containing rhodamine B.
Keywords: Crackers, Rhodamine B, Thin Layer Chromatography
viii
RINGKASAN PENELITIAN
industri tekstil dan dilarang penggunaannya untuk makanan karena zat ini
pernapasan, kulit, mata, saluran pencernaan hingga keracunan dan gangguan hati
makannan karena mampu menambah daya tarik pembeli selain itu Rodamin B
metode penelitian yang berusaha menggambarkan objek atau subjek yang diteliti
objek serta frekuensi yang diteliti secara tepat (Notoatmodjo, 2018). Jenis
jenuh.
walaupun ada 4 sampel yang memiliki bercak noda pada plat KLT tetapi saat
ix
dihitung nilai Rf yang dihasilkan tidak sama atau tidak mendekati nilai R f dengan
selisih harga ≤ 0,05 dari bahan baku pembanding. Walau hasil yang didapatkan
dan konsumen perlu untuk lebih meningkatkan kesadaran dalam membuat dan
kesehatan.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat
Tersusunnya Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak.
Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
2. Ibu Cokorda Dewi Widhya Hana Sundari, S.KM., M.Si. selaku Ketua
3. Ibu IGA. Sri Dhyanaputri, S.KM., MPH, selaku Ketua Program Studi
4. Ibu Nur Habibah, S.Si., M.Sc., selaku pembimbing utama yang telah bersedia
5. Ibu Jannah Sofi Yanty, S.Si., M.Si. selaku pembimbing pendamping yang
xi
telah memberikan bimbingan dalam sistem penulisan sehingga Karya Tulis
dan semangat untuk menyelesaikan tugas akhir, serta semua pihak yang tidak
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
Penulis
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL
LEMBAR PERSETUJUAN.........................................................................iii
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................iv
LEMBAR PERSEMBAHAN........................................................................v
RIWAYAT PENULIS..................................................................................vi
ABSTRAK...................................................................................................vii
ABSTRACT..................................................................................................viii
RINGKASAN PENELITIAN.......................................................................ix
KATA PENGANTAR..................................................................................xi
DAFTAR ISI...............................................................................................xiii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................xv
DAFTAR TABEL.......................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................xvii
DAFTAR SINGKATAN..........................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................1
C. Tujuan Penelitian................................................................................5
D. Manfaat Penelitian...............................................................................5
A. Kerupuk...............................................................................................7
C. Rhodamin B......................................................................................15
xiii
D. Kromatografi Lapis Tipis..................................................................18
E. KLT-Densitometri.............................................................................20
A. Kerangka Konsep..............................................................................22
A. Jenis Penelitian..................................................................................25
B. Alur Penelitian..................................................................................25
A. Hasil Penelitian.................................................................................31
B. Pembahasan.......................................................................................34
A. Simpulan ..........................................................................................38
B. Saran..................................................................................................38
Daftar Pustaka..............................................................................................39
Lampiran......................................................................................................42
DAFTAR GAMBAR
xiv
Gambar 1 Struktur Kimia Kareotenoid………………………………………..10
DAFTAR TABEL
xv
Tabel 2 Bahan Pewarna yang Tidak Diizinkan di Indonesia………………..15
DAFTAR LAMPIRAN
xvi
Lampiran 2. Rencana Anggaran Biaya Penelitian……………………………………..32
DAFTAR SINGKATAN
xvii
hRf : Hurdred Retardation Factor
ml : Mili Liter
Rf : Retardation Factor
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
manusia, oleh karena itu makanan harus memiliki bentuk yang menarik, rasa yang
beragam serta aman dan tidak mengandung bahan kimia ataupun mikroorganisme
yang sangat besar dalam pengolahan makanan dan minuman. Saat ini banyak
banyak yang tidak memenuhi syarat dan dilarang, seperti pewarna, pemanis dan
bahan pengawet. Dalam hal ini, dibuat ketentuan penggunaan atau dosis yang
boleh digunakan pada bahan pangan, agar tidak melampaui batas maksimun yang
satunya adalah bahan pewarna (Colour Agent). Peraturan BPOM RI No. 37 tahun
2013 menjelaskan bahwa pewarna (Colour) adalah bahan tambahan pangan yang
terdiri dari pewarna alami dan pewarna sintetis, yang ditambahkan pada pangan
satu ciri yang sangat penting. Warna merupakan salah satu kriteria dasar untuk
menentukan kualitas makanan, karena warna dapat memberikan petunjuk
mengenai perubahan kimia dalam makanan. Tujuan dari penggunaan zat warna
adalah untuk membuat makanan dan minuman menjadi lebih menarik, sehingga
warna alami yang diperoleh dari tumbuhan, hewan, atau mineral, serta ada
beberapa warna yang berasal dari buah buahan dan sayuran. Akan tetapi warna
alami umumnya tidak stabil terhadap pengaruh cahaya dan panas, sehingga sering
terjadi perubahan warna yang tidak diinginkan. Hal tersebut membuat daya
konsumen terhadap makanan tersebut menjadi berkurang. Oleh karena itu banyak
produsen makanan menggunakan warna sintetis karena lebih stabil dan tahan
Rhodamin B merupakan salah satu zat pewarna sintetis yang masih banyak
beredar dikalangan masyarakat. Zat pewarna ini merupakan zat warna tambahan
zat kimia beracun yang memiliki rumus molekul C28H31ClN2O3. Zat ini bersifat
karsinogenik dan bila tertelan bisa menyebabkan iritasi saluran pernapasan, kulit,
mata, saluran pencernaan hingga keracunan dan gangguan hati (Karimah, 2014).
2
menyebabkan kanker. Akan tetapi hingga saat ini masih banyak produsen yang
Rhodamin B dengan dosis 150, 300 dan 600 ppm berpengaruh signifikan, dapat
memperlambat siklus estrus pada mencit betina dewasa. Penelitian lain yang
dilakukan oleh Riska (2013) juga menunjukkan bahwa dosis dan lama pemberian
adanya tingkat kerusakan pada komponen penyusun ginjal yang meningkat seiring
tubulus.
Kerupuk merupakan produk kering yang dibuat dari maupun tepung lain dengan
merupakan salah satu makanan yang sangat mudah diperoleh di pasaran atau
banyak beredar kerupuk yang dicurigai mengandung zat pewarna untuk tekstil,
karena kerupuk tersebut berwarna merah terang dan saat dikonsumsi memiliki
metode KLT terhadap kerupuk berwarna yang dijual di Pasar Tanjung Anyar kota
3
Mojokerto dari 14 sampel yang diambil terdapat 4 sampel yang positif
pelarut yang digunakan. Penelitian lain yang dilakukan oleh BPOM di Makassar
juga berhasil menemukan zat Rhodamin B pada kerupuk, sambal botol, dan sirup
melalui pemeriksaan pada sejumlah sampel makanan dan minuman. Selain itu
berdasarkan hasil inspeksi mandadak (sidak) yang dilakukan oleh Kepala BPOM
Denpasar, I Gusti Ayu Adi Aryapatni pada tahun 2017 juga mendapati dari 15
sampel, dua diantaranya mengandung pewarna Rhodamin B, yaitu pada terasi dan
harum manis dalam kemasan gelas. Penelitian yang dilakukan oleh Putri () juga
menemukan adanya kandungan Rhodamin B pada bolu kukus yang dijual di Pasar
Badung. Dari 7 sampel 6 sampel memberikan hasil negative dan satu sampel
memberikan hasil mendekati nilai standar dari Rhodamin B yatu dengan nilai R f
0,02.
Pasar Badung sendiri merupakan pasar terbesar yang ada di Kota Denpasar dan
yang ada pada kerupuk yang beredar di Wilayah Pasar Badung Kecamatan
Denpasar Barat. Untuk menambah data ilmiah pada penelitian, penulis melakukan
pemeriksaan dengan metode KLT- Densitometri. Karena dengan metode ini hasil
yang didapatkan lebih teliti dan dapat mengetahui secara langsung kadar
4
kelebihan yaitu spesifikasi yang tinggi, hasil yang didapatkan terpercaya dan
5
B. Rumusan Masalah Penelitian
Denpasar Barat?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis kandungan Rhodamin B pada kerupuk yang ada di Wilayah
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi masyarakat
b. Bagi pemerintah
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kerupuk
terbuat dari bahan berpati cukup tinggi. Kerupuk merupakan lauk sederhana
dan dijadikan pendamping makanan pokok, karena rasanya yang gurih dan
merupakan produk kering yang dibuat dari atau tepung lain dengan
biasanya digunakan sebagai makanan ringan dan juga jajanan bagi anak-anak
dalam pembuatan kerupuk ada dua yaitu bahan baku dan bahan tambahan.
2018). Bahan tambahan dapat berasal dari hewani maupun nabati. Contoh
kerupuk hewani: kerupuk udang, kerupuk tengiri, kerupuk susu, kerupuk keju.
dan bubuk yang larut dalam air. Penambahan pewarna pada makanan ini
proses kimia dari bahan makanan itu sendiri serta selama proses pengolahan
atau memberi warna pada makanan yang tidak berwarna agar kelihatan lebih
alami, alami, dan sintetik. Pewarna pangan yang berasal dari bahan alam
disebut pewarna alami. Pewarna alami adalah pewarna yang dibuat melalui
sintetis secara kimia, tetapi mempunyai sifat kimia yang dengan pewarna
alami. Pewarna sintetik adalah pewarna yang dibuat melalui sintesis secara
kimia.
1. Pewarna Alami
tumbuhan (seperti bagian daun, bunga, biji), hewan dan mineral yang telah
digunakan sejak dahulu sehingga sudah diakui bahwa aman jika masuk ke
berbagai macam warna yang dihasilkan, hal ini dipengaruhi oleh beberapa,
makanan adalah:
1) Karotenoid
oranye yang secara alami terdapat pada tumbuhan dan hewan, seperti
senyawa yang tidak bisa larut dalam air dan sedikit larut dalam minyak
dan lemak. Senyawa ini sering digunakan untuk pewarna pada margarine,
keju, eskrim dan lain lain dengan level pemakaian 1 smapai 10 ppm.
2) Antosianin
larut dalam air. Warna pigmen antosianin yaitu merah, biru, violet dan
biasanya dapat dijumpai pada bunga, buah – buahan dan sayur – sayuran.
pigmen ini akan berwarna biru. Memiliki rumus struktur C 15H11O. Delima
adalah salah satu buah – buahan yang mengandung antosianin yang dapat
3) Caramel
mengendap
Merupakan kelas yang lebih rendah dan digunakan untuk produk seerti,
pada dedaunan (daun suji, pandan, katuk dan sebaginya). Daun suji dan
11
daun pandan, daun katuk sebagai penghasil warna hijau untuk berbagai
jenis kue jajanan pasar. Selain menghasilkan warna hijau yang bagus,
1) Kelebihan
a) Tidak beracun oleh karena itu aman di gunakan dalam makanan, obat
2) Kekurangan
warna terbatas, bahan baku terbatas dan akan bersaing dengan lahan
walaupun dari tanaman yang sama karena tempat 14 tumbuh, usia tanaman
warna.
2. Pewarna Sintetis
Pewarna buatan adalah zat warna buatan yang diperoleh melalui proses
kimia buatan yang mengandalkan bahan kimia. Zat pewarna buatan harus
diizinkan.
12
a. Bahan pewarna yang diizinkan
sebesar 30 – 300 mg/kg bahan pangan. Berikut tabel zat pewarna yang
Tabel 1
Bahan Pewarna yang Diizinkan di Indonesia
Nomor Indeks
Warna
Nama
(C.I.No.)
Tartrazin (Tartrazine) 19140
Kuning kuinolin (Quinoline yellow) 47005
Kuning FCF (Sunset yellow FCF) 15985
Karmoisin (Carmoisine) 14720
Ponceau 4R (Ponceau 4R) 16255
Eritrosin (Erythrosine) 45430
Merah allura (Allura red) 16035
Indigotin (Indigotine) 73015
Biru berlian FCF (Brilliant blue FCF) 42090
Hijau FCF (Fast green FCF) 42053
Coklat HT (Brown HT) 20285
Sumber : Peraturan Badan Pengawas Obat Dan Makanan Nomor 11 Tahun 2019
13
Tabel 2
Bahan Pewarna yang Tidak Diizinkan di Indonesia
14
Ponceau 6R (C. I. Food Red 8) 16290
1 2
Rhodamin B (C. I. Food Red 15) 45170
Sudan I (C. I. Solvent Yellow 14) 12055
Scarlet GN (Food Red 2) 14815
Violet 6 B 42640
Sumber: Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 239/Men.Kes/Per/V/85
C. Rhodamin B
1. Definisi
Rhodamin B merupakan Pewarna sintetik yang umum digunakan
dalam bentuk larutan atau minuman warna merah berpendar atau banyak
dan es putar), terdapat sedikit rasa pahit, muncul rasa gatal di tenggorokan
setelah mengonsumsinya, dan aroma tidak alami sesuai pangan, serta saat
diolah, tahan terhadap pemanasan (direbus atau goreng warna tidak pudar).
2. Struktur Kimia
Rhodamin B adalah Pewarna sintetik berbentuk serbuk kristal
15
konsentrasi tinggi dan berwarna terang pada konsentrasi rendah, yang
ylidene]-N-ethylethanaminium clorida
dalam alcohol sukar larut dalam asam encer dan dalam larutan alkali.
16
Kegunaan : Sebagai pewarna tekstil, kertas, kayu, tinta dan
ablea
ikatan antara atom sulfur antara 2 molekul protein yaitu sistein) yang
terpapar Rhodamin dalam jumlah banyak maka dalam waktu singkat akan
maka senyawa ini akan berusaha mencapai kestabilan dalam tubuh dengan
yang ditandai dengan mata kemerahan dan timbunan cairan atau udem
17
pada mata. Jika terpapar pada bibir menyebabkan bibir akan pecah-pecah,
sakit perut. Sedangkan pada efek kronis paparan yang terjadi secara terus
4. Analisis
Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari suatu
yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam dari bentuk
plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel yang ingin
eluen.
18
D. Kromatografi Lapis Tipis
yang salah satu fasenya tetap (diam) dan yang lainnya bergerak dengan arah
Kromatografi adalah cara pemisahan zat khasiat dan zat lain yang ada
ion pada zat berpori, menggunakan cairan atau gas yang mengalir. Zat yang
diperoleh dapat digunakan untuk uji identifikasi atau penetapan kadar. Saat ini
alumina yang ditempatkan pada sebuah lempeng gelas atau logam atau yang
keras. Silika gel atau alumina ini berfungsi sebagai fase diam dan sering juga
ditambahkan bahan-bahan yang dapat berpendar pada sinar ultra violet. Fase
gerak untuk Kromatografi Lapis Tipis berupa pelarut atau campuran pelarut
yang sesuai dengan bahan yang akan dipisahkan (Marzoni, 2016). Penggunaan
19
kerjanya memisahkan sampel berdasarkan perbedaan kepolaran antara sampel
dengan pelarut yang digunakan. Teknik ini biasanya menggunakan fase diam
dari bentuk plat silika dan fase geraknya disesuaikan dengan jenis sampel
dinamakan eluen.
dengan atau tanpa pereaksi deteksi (penyemprot) pada sinar tampak atau
ultraviolet pada gelombang 254 nm dan 366 nm. Jarak rambat senyawa pada
rambat senyawa dari titik awal hingga pusat bercak dibagi dengan jarak
Rf =
Jarak rambat senyawa dari titik awal penotolan hingga pusat bercak
Jarak rambat fase gerak darititik awal penotolan hingga garis depan
senyawa. Bila identifikasi harga Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa
tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip. Senyawa
polar. Senyawa yang lebih polar tertahan kuat pada fasa diam sehingga
20
E. KLT-Densitometri
terlebih dahulu dengan KLT. Dalam evaluasi bercak hasil KLT secara
densitometri, bercak di scanning dengan sumber sinar dalam bentuk celah yang
dapat dipilih baik panjangnya maupun lebarnya. Sinar yang dipantulkan diukur
dengan sensor cahaya. Perbedaan antara signal optik daerah yang tidak
dengan banyaknya analit yang ada melalui kurva kalibrasi yang telah disiapkan
kadar suatu zat yang sudah dianalisis menggunakan plat KLT. Prinsip kerja
dari densitometer sendiri untuk mengetahui luas area dan kromatogram pada
plat KLT. KLt yang sudah berisi bercak noda sampel dimasukkan Kembali
kedalam TLC Scanner untuk dilihat peak kromatogram dan luar area
kromatogram yang terdapat dalam plat KLT tersebut. Plat KLT tersebut
254nm. Hasil yang didapat berupa diagram peak luas sampel dan luas area
pembanding.
21
BAB III
KERANGKA KONSEP
A. Kerangka Konsep
Kerupuk
Pewarna
Alami Sintetis
Fisik Kimia
Kromatografi KLT-Densitometri
Lapis Tipis
Kadar
Rhodamin B
Negatif Positif
Keterangan:
: Diteliti
: Tidak diteliti
24
Penjelasan:
Berdasarkan kerangka konsep di atas, kerupuk merupakan makanan
pewarna makanan, pewarna makanan sendiri terdiri dari pewarna alami dan
sintetis. Pewarna sistetis yang masih sering ditemukan dalam pangan yaitu
hasil postif atau hasil negatif. Untuk uji kuantitatif menggunakan KLT-
digunakan.
1. Variabel penelitian
Variable penelitian adalah sesuatu yang digunakan sebagai sifat, ciri
atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang
2. Definisi oprasional
23
Tabel 3
Definisi Oprasional Variabel
24
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B pada kerupuk yang beredar di Wilayah Pasar Badung Dauh Puri Kecamatan
Denpasar Barat.
B. Alur Penelitian
Perumusan masalah
Penyusunan Laporan
Gambar 7 Analisis Kadar Rhodamin B Pada Kerupuk Yang Beredar Di Wilayah Pasar Badung
Kecamatan Denpasar Barat
25
C. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Tempat yang digunakan untuk pengambilan sampel dilakukan pada
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan dari bulan Februari – Juni 2022. Mulai dari
penelitian.
1. Populasi Penelitian
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek
pada penelitian ini adalah semua kerupuk yang berada di Wilayah Pasar
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah kerupuk yang dijual oleh semua
26
pengambilan sampel bila seluruh anggota populasi digunakan sebagai
sampel dan cenderung dengan jumlah sampel yang sedikit, kurang dari 30
sampel.
b. Data Sekunder
Data sekunder dalam penelitian ini meliputi hasil penelitian terdahulu,
KLT-Densotometri.
2. Instrument penelitian
27
b. Alat dan bahan
1) Alat
Alat alat yang diperlukan dalam penelitian ini meliputi: gelas kimia
100 ml (Pyrex), gelas ukur 10ml (Pyrex), batang pengaduk, pipet volume
10ml (Pyrex), pipet ukur 50ml (Pyrex), tabung reaksi (Pyrex), pipet tetes,
ball pipet, pipet kapiler, labu ukur merek 100ml dan 500ml (Pyrex),
enlemeyer 50ml dan 100ml (Pyrex), neraca analitik (Radwag), oven
(Binder), penangas air dan chamber (Camage).
2) Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi: sampel
(kerupuk), etil asetat 10% (Merck), ammonia pekat(Merck), larutan n-
butanol (Merck), larutan HCl (Merck), rhodamin B, kertas saring
(Whatmann No.42), Aquades, plat Kromatografi Lapis Tipis (TLC Silica
gel60F254).
3. Prosedur kerja
28
d. Identifikasi sampel dengan kromatografi lapis tipis
29
2. Analisis data
Analisis data dilakukan secara deskriptif disajikan dalam bentuk tabel
yang dijabarkan secara naratif, yaitu menguraikan dan menjelaskan tentang
hasil pengamatan.
30
BAB V
A. Hasil Penelitian
Pasar Badung adalah salah satu pasar tradisional yang telah direvitalisasi
oleh pemerintah Denpasar. Pasar ini terletak di Dangin Puri Kangin, Jalan
Sulawesi No. 01, Denpasar. Lokasi pasar ini bisa dibilang sangat strategis, sebab
berdiri di tengah pusat kota Denpasar dan dikelilingi oleh beberapa tempat wisata
populer yang lainnya seperti Museum Bali, Taman Puputan Badung, dan lain-lain.
Karena hal tersebut, membuat akses menuju pasar tradisional ini menjadi begitu
Denpasar dari sejak jaman kerajaan dulu. Pasar Badung menjadi salah satu
objek wisata yang sering didatangi wisatawan karena memiliki berbagai pesona
keindahan khas Bali yang sangat menakjubkan, hal ini pun membuat pasar ini
menjadi spot yang paling diburu oleh banyak orang serta menjual berbagai oleh
oleh khas Bali. Selain itu Pasar Badung juga menjadi tempat berjualan keperluan
ternak, dan berbagai barang lainnya pun dapat temukan di dalam pasar ini. Salah
satu makanan yang dapat ditemukan di pasar ini adalah kerupuk yang sering
secara visual pada plat KLT, yaitu sampel B, D dan juga F. Sedangkan sampel
sampel yang memilki noda atau bercak noda pada plat KLT yaitu pada sampel
32
Gambar 9 . Bercak Noda yang Dilihat Menggunakan Sinar UV
pada panjang gelombang 254 nm, dapat ditentukan nilai Rf dari masing
masing sampel. Hasil nilai Rf dari bercak noda disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4
Nilai Rf yang Diperoleh
1 Rhodamin B1 0,212
2 Rhodamin B2 0,225
3 Sampel A 0,075
4 Sampel B 0,080
5 Sampel C 0
6 Sampel D 0,100
7 Sampel E 0
8 Sampel F 0,080
33
B. Pembahasan
yang diperoleh dari Pasar Badung. Sampel kerupuk terdiri dari 6 sampel yang
berbeda, baik dari yang bermerk dan tidak bermerk. Warna kerupuk yang
menjadi acuan dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah kerupuk
yang berwarna merah. Hal ini dilakukan karena penelitian ini bertujuan untuk
terang. Sehingga sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel
etanol merupakan pelarut organik yang bersifat polar dan memiliki titik didih
yang rendah sehingga dapat dengan baik melarutkan zat organik yang juga
bersifat polar. Dalam ekstraksi sampel kerupuk, gelas kimia yang digunakan
ditutup dengan aluminium foil atau stretch film. Hal ini dilakukan untuk
menguap
yang merupakan teknik pemisahan dengan menggunakan fase diam dan fase
gerak. Prinsip kromatografi lapis tipis pada penelitian ini adalah adsorbsi dan
komponen, berpengaruh karena komponen akan larut dan terbawa oleh pelarut
34
jika memiliki kepolaran yang sama serta kecepatan migrasi pada fase diam dan
Fase diam yang digunakan dalam penelitian ini adalah plat silika dan
fase geraknya adalah campuran atau eluen yang digunakan yaitu campuran n-
Dengan penggunaan eluen ini didapat pemisahan yang cukup baik karena
campuran eluen bersifat polar dan senyawa Rhodamin B juga bersifat polar.
Penggunaan eluen ini berfungsi sebagai fase air atau fase gerak untuk
Dimana pelarut yang bersifat polar akan berikatan dengan senyawa yang
bersifat polar juga dan sebaliknya. Semakin dekat kepolaran antara senyawa
dengan eluen maka senyawa akan semakin terbawa oleh fase gerak tersebut.
partikel fase gerak terdistribusi merata pada seluruh bagian chamber sehingga
proses pergerakan spot diatas fase diam oleh fase gerak berlangsung optimal,
Pemisahan terjadi karena ada perbedaan interaksi antara komponen yang ada
dalam sampel dengan fase diam dan fase geraknya. Penotolan yang dilakukan
sebanyak 5 µl dengan jarak masing masih sampel 2 cm, hal ini dilakukan untuk
menghindari pelebaran noda dan jika sampel yang digunakan terlalu banyak
akan menurunkan resolusi. Pelebaran noda pada plat dapat mengganggu nilai
Rf. Nilai Rf yang dikatakan positif jika antara sampel dengan standar memiliki
nilai Rf yang sama atau memiliki selisih nilai Rf ≤ 0,05 (Oktaviantari, 2019)
35
Hasil pengamatan yang dilakukan pada 6 sampel kerupuk yang beredar
terdapat 3 sampel yang menghasilkan bercak noda jika dilihat secara visual
dan F. Sedangkan sampel yang lain yaitu sampel C dan E tidak menghasilkan
bercak noda karena sampel tersebut mengandung senyawa lain yang bukan
sampel yang memiliki bercak noda. Hasil perhitungan dapat dilihat pada Tabel
sementara dari sampel lainnya di peroleh harga Rf sampel A yaitu 0,075 untuk
sampel B yaitu 0,080 dan sampel D yaitu 0,100 serta sampel F yaitu 0,080.
Dapat dilihat bahwa sampel A memiliki nilai Rf paling rendah dan ada 2
sampel yaitu sampel C dan E yang tidak terjadi pemisahan yang ditandai
dengan tidak ada bercak noda yang dihasilkan pada plat KLT, hal ini
menandakan bahwa interaksi sampel lebih kuat pada fase diam sehingga
bercak noda yang dihasilkan tidak jauh dari lokasi penotolan sampel.
kerupuk yang beredar di Pasar Badung tidak ada yang memiliki harga R f yang
sama atau identik dengan bahan baku pembanding atau mendekati dengan
selisih nilai ≤ 0,05 dengan nilai Rf dari bahan baku pembanding. Hal ini
36
menandakan bahwa didalam sampel tidak terkandung senyawa Rhodamin B,
kemungkinan terdapat senyawa lain yang bereaksi dengan fase diam dari
Densitometer untuk mengetahui kadar, hal ini dilanjutkan jika sampel yang
dihasilkan pada metode KLT menghasilkan hasil positif atau harga Rf yang
dihasilkan sama dengan bahan baku pembanding atau memiliki selisih ≤ 0,05
37
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
mengandung Rhodamin B.
B. Saran
Ena, E.C.A. (2016). Analisis Kandungan Rhodamin B Pada Sediaan Eye Shadow
Yang Dijual di Kota Bandung dengan Menggunakan Kromatografi Lapis
Tipis - Spektrofotometri UV-Vis. Prosiding Farmasi. Diakses pada 15
Februari 2022.
Marzoni, R. (2016). Dasar dasar Fitokimia. Trans Info Media. Bukit Tinggi.
Diakses pada 15 Februari 2022
Nursyakirah. (2018). Uji Daya Terima Dan Kandungan Gizi Kerupuk Ikan Nila
Dan Kolang- Kaling. Medan : Uneversitas Sumatera Utara. Diakses pada
15 Februari 2022
38
Pamungkas, R. P. V. N. (2016). Analisis Pewarna rhodamin B Pada Arum Manis
Secara kromatografi Lapis Tipis dan Spektrofotometri UV-Vis di Daerah
Sukoharjo dan Surakarta. JournalOf Pharmacy Science. Diakses pada 15
februari 2022.
RI, D. K. (1994). Tentang Zat Warna Tertentu Yang Dinyatakan Sebagai Bahan
Berbahaya. In Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan (p.
239). Diakses pada 15 Februari 2022
39
Widaryanto, B. E. (2018). Identifikasi Pewarna Rhodamin B Pada Kerupuk
Berwarna yang Dijual Di Pasar Tanjung Anyar Kota Mojokerto.
Jombang: Karya Tulis Ilmiah. Diakses pada 15 Februari 2022
Winarno, F. (2004). Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum..
Diakses pada 15 Februari 2022
40
41
Lampiran 3. Hasil Perhitungan Rf
Jarak
Jarak Nilai
No. Kode sampel Bercak di sinar UV Tempuh
Tempuh Spot Rf
Eluen
Noda
1 Sampel A Tidak ada bercak 8 0,4 0,075
43
Lampiran 2. Alat dan Bahan
44
Rhodamin B n-Butanol
Aquades
45
Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan
Pre Analitik
Analitik
46
Post Analitik
47
Lampiran 4. Surat Perizinan Penelitian
48
Lampiran 5. Surat Peminjaman Laboratorium
49