Anda di halaman 1dari 3

TEKNOLOGI BAHAN ALAM

OLEH:

Ni Putu Dian Wela Kusuma

P07134019082

III B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN DENPASAR

TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS

2020
Soal:

Seorang mahasiswa telah melakukan maserasi daun kelor sebanyak 200 gram dengan
pelarut etanol dan setelah disaring diperoleh cairan ekstrak sebanyak 1000 mL. Ia akan
melakukan evaporasi pada sample dengan EVAP BUCHI R300 di lab Kimia Terapan
Poltekkes Denpasar. Labu dasar bulat yang dimiliki berukuran 500 mL. Tentukan:

1. Berapa kali akan dilakukan evaporasi oleh mahasiswa tersebut?


2. Berapa setting suhu pada alat waterbath evaporasi? Jelaskan!
3. Berapa setting suhu pada ciller agar proses evaporasi dapat berjalan dengan baik?
Diperhatikan suhu pada kondensor
4. Perkirakan setting vacum dan setting rotary (rpm) pada alat sesuai dengan jenis
pelarut yang digunakan!
5. Jika setelah evaporasi dihasilkan 20 gram ekstrak kental, hitunglah rendemen yang
dihasilkan!

Jawab

Rotary evaporator ialah alat yang biasa digunakan di laboratorium kimia untuk
mengefisienkan dan mempercepat pemisahan pelarut dari suatu larutan. Alat ini
menggunakan prinsip vakum destilasi, sehingga tekanan akan menurun dan pelarut akan
menguap dibawah titik didihnya. Rotary evaporator sering digunakan dibandingkan
dengan alat lain yang memiliki fungsi sama karena alat ini mampu menguapkan pelarut
dibawah titik didih sehingga zat yang terkandung di dalam pelarut tidak rusak oleh suhu
tinggi.

1. Evaporasi yang akan dilakukan mahsiswa sebanyak 2 kali dikarenakan labu dasar
bulat yang digunakan sebagai wadah cairan ekstrak hanya mampu menampung
sebanyak 500 mL, sedangkan cairan ekstrak daun kelor yang digunakan / yang akan
dievaporasi sebanyak 1000 mL, sehingga proses harus dilakukan sebanyak 2 kali.
Alangkah baiknya jika proses evaporasi dalam penggunaan tabung, sampel yang
digunakan mengisi 2/3 dari tabung tersebut.
2. Pada waterbath evaporasi dapat mensetting suhu menjadi 60oC dikarenakan titik didih
dari etanol yang digunakan sebagai pelarut memiliki titik didih yaitu 78,29.
Sedangkan untuk jenis bahan yang akan dilakukan prakikum yaitu daun kelor yang
mengandung senyawa Flavonoid salah satunya adalah terpenoid dimana pada
senyawa ini yang dimana bahwa daun kelor tidak tahan panas sehingga untuk
menghindari terjadinya kerusakan pada bahan maka suhu yang paling sesuai
digunakan yaitu 60oC dan dapat menguapkan seluruh ekstrak.
3. Proses evaporasi dilakukan dengan vacum evaporator selama 1 jam dengan suhu 85 –
90 °C pada 100 rpm. Hasil proses ekstraksi dan evaporasi selanjutnya dicampurkan
dengan bahan tambahan makanan lain sehingga didapatkan sirup daun kelor. Setiap
satu liter sirup dibutuhkan 943,44 gram daun kelor segar, 598,8 gram gula pasir dan
air sebanyak 249,5 ml.
4. Pengadukan bertujuan untuk memperbanyak kontak antara bahan dengan pelarut dan
mendapatkan derajat homogenitas yang tinggi. Semakin cepat putaran pengaduk maka
semakin besar perpindahan panas yang terjadi pada waktu tertentu dan semakin besar
kontak bahan dengan pelarut maka hasil yang diperoleh akan semakin meningkat.
Adapun setting vakum pada rotary berdasarkan jenis pelarutnya yaitu etanol dengan
mensetting pada tekanan 97 rpm sesuai dengan aturan pada produk EVAP BUCHI
R300.
5. Rendemen yang dihasilkan jika dihasilkan 20gr ekstrak kental adalah

Anda mungkin juga menyukai