Anda di halaman 1dari 95

EKSTRAKSI EKSTRAK

EKSTRAK

Merupakan sediaan kental yg diperoleh


dengan mengekstraksi senyawa aktif
dengan menggunakan pelarut yang sesuai

Ekstrak merupakan hasil dari proses


ekstraksi, dimana Ekstrak yang baik
memiliki tingkat kemurnian yang tinggi

Bebas dari matrik (pengotor)


Untuk analisis fitokimia – dpt
menggunakan jaringan tumbuhan
segar
Cara lain bahan harus dikeringkan
 pengeringan terawasi : tanpa suhu
tinggi & dikeringkan cepat
Syarat bahan: benar, jelas asalnya,
bebas dari pencemaran bahan lain/ tak
berpenyakit.
PROSES

Bahan Ekstraksi Pemisahan Deteksi Hasil


Uji & & Analisi
Pemurnian Identifikasi s

Kebenaran Metod Metode


e Fisika/kimia
Kemurnian Fisika/kimia Reliabilitas
Panas *tetapan fisika
(kelarutan- (Reprodusibilit
/ *karakteristik
Pengendapan, as)
Dingin spektra
kristalisasi

HASIL
PRINSIP PENJAMINAN
MUTU
Bhn uji (benar, murni)

simplisia (kadar air 5-10%)

buat serbuk (derajat halus)

  ekstraksi & pemurnian deteksi  interpretasi  hasil analisis


 Metanol (MeOH)/Etanol (EtOH) pelarut yg
baik & luwes utk penyarian awal (ekstraksi
pendahuluan).
PERTIMBANGAN DLM PEMILIHAN METODE EKSTRAKSI
1. TUJUAN DARI EKSTRAKSI
a) substansi kimia yang identitas sudah dikenal
Metode spesifik yang sudah ada diikuti, modifikasi
dibuat untuk meningkatkan proses.
b)meneliti golongan kimia (misal: flavonoid,
alkaloid, saponin, dll.). Ambil pustaka, diikuti test
yang umum (reaksi kimia, kromatografi).
c) Bahan digunakan untuk Jamu/ Obat Tradisional,
umumnya Infusa/ “Godogan”.
d) Bioassay Guided Isolation
adalah pemisahan senyawa bioaktif (berkhasiat)
berdasarkan efek farmakologi.
2. Skala
Skrining pendahuluan uji biologi skala kecil,
padahal untuk isolasi skala besar. Sifat-sifat
kemungkinan dapat berubah (skala kecil dan besar
ada perbedaan alat/ekstraktor).
3. SIFAT-SIFAT SENYAWA UNTUK DIEKSTRAKSI
• Pengaruh pH : pH dapat disesuaikan agar ekstraksi
maksimal. Pd alkaloid basa dapat digaramkan dg
penambahan asam, dan larut di air. Sebaliknya alkaloid dpt
dibasakan dg amonia dan larut di pelarut organik
(kloroform).
Ester mudah terhidrolisis suasana alkali dan sebagian
glikosida terhidrolisis dlm suasana asam menjadi aglikon
dan gula.
Cont..
• Polaritas : Tentukan dulu metode yang
dipakai dg sifat substansi yang diekstrak  prinsip
like dissolves like = pelarut non polar akan
mengekstraksi substansi non polar dan
sebaliknya pelarut polar akan mengekstraksi
substansi polar

• Termostabilitas : Peningkatan suhu  kelarutan


senyawa bertambah  lebih mudah pelarut
melakukan penetrasi ke dalam struktur sel.
Senyawa yang tidak stabil akan rusak, atau timbul
senyawa pengganggu yang lain
4. SIFAT PELARUT YANG DIGUNAKAN
DAYA MELARUTKAN, TITIK DIDIH, SELEKTIVITAS
DAN HARGA.

a. Sifat Mudah Terbakar, dan Titik Didih


• Titik didih tinggi mengakibatkan timbul
senyawa baru sebagai pengotor. Dapat
dimodifikasi campuran dua pelarut yang
polaritas hampir sama (heksan 68C, dan
sikloheksan 80,5C).
• Risiko titik didih rendah mudah terbakar
Cont..

b. Toksisitas
• pelarut-pelarut yang toksik sebagai contoh:
kloroform, eter.
• Selain itu, asetonitril (metilsianida) dan
metanol merupakan senyawa yang sangat
beracun.
• Karbon tetraklorida  hepatotoksik,
benzene  karsinogenik.
• Selain itu, banyak pelarut yang merusak kulit
 gunakan pakaian pelindung, alat yang
sesuai, dan pembuangan sisa yang aman.
c. Reaktivitas
• pelarut mungkin bereaksi dengan ekstrak
• pelarut yang mengandung karbonil (aseton,
metiletil keton) dapat bereaksi dengan
substansi nukleofilik dalam ekstrak.
• etanol dan metanol dapat menyebabkan metilasi
maupun etilasi atau etilasi golongan fungsional
dari asam karbosilik
• peroksida hasil penguraian dari eter, dpt
mengakibatkan oksidasi (perlu ditambahkan
anti oksidan butilated hydroxy toluene (BHT)
d. Harga
Harga perlu dipertimbangkan harga tanpa
mengurangi maksud dan tujuan ekstraksi.
Misal: penggunaan PE dan n-heksan.
METODE EKSTRAKSI
METODE-METODE EKSTRAKSI UMUM
Pemilihan metode tergantung tujuan serta
keuntungan dan kerugiannya.
Metode dingin
 Maserasi
 Perkolasi
Metode panas
Infundasi/dekokta
Destilasi (minyak atsiri)
Soxhletasi
MASERASI
• merupakan cara penyarian yang
dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari
• Cairan penyari akan menembus dinding
sel dan masuk ke dalam rongga sel yg
mengandung zat aktif
• Zat aktif akan larut karena adanya perbedaan
konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam
sel dgn di luar sel, maka larutan yg terpekat
didesak ke luar.
CON
T..
• Peristiwa berulang sehingga terjadi
keseimbangan konsentrasi (equilibrium)
antara larutan di luar dan di dalam sel.
• setelah disaring, sisa-nya dpt dimaserasi
kembali (RE-maserasi)
Keuntungan : cara pengerjaan & peralatan
sederhana serta mudah diusahakan, dibanding
dg perkolasi waktu lebih cepat
Kerugian : penyarian kurang sempurna,
pelarut yg digunakan relatif besar.
MASERASI DGN MESIN
PENGADUK
• Penggunaan mesin pengaduk yg berputar terus
menerus.
• Waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi
6–24 jam.
REMASERASI
Cairan penyari dibagi dua (2)
Seluruh serbuk simplisia dimaserasi dgn cairan penyari
pertama.
Dienap tuangkan dan diperas.
Ampas dimaserasi lagi dgn cairan penyari ke-2.
Pemilihan cara penyarian:
Kelarutan pelarut : Non polar, Semi polar, Polar
 Pelarut yg ditetapkan Farmakope Indonesia:
 Air
 Etanol
 Etanol – Air
 Etanol - Eter
*DIGESTI
Cara maserasi dgn menggunakan pemanasan lemah (suhu
40o–50o C)
 Hanya dilakukan untuk simplisia yg zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan
Jika cairan penyari mudah menguap pd suhu yg digunakan,
maka perlu dilengkapi dgn pendingin balik
 Keuntungan :
o Kekentalan pelarut berkurang
o Daya melarutkan cairan penyari meningkat
o Kelarutan zat aktif meningkat karena koefisien difusi
berbanding lurus dgn suhu absolut & berbanding terbalik
dgn kekentalan, hingga kenaikan suhu akan
berpengaruh pd kecepatan difusi
PERKOLASI
• Cara penyarian yang dilakukan dengan
mengalirkan cairan penyari melalui
serbuk simplisia yang telah dibasahi
• Bila kran dibuka akan menetes, tetesan
dpt diatur kecepatannya
• Keuntungan: tidak memerlukan langkah
tambahan untuk menyaring bahan
• Dibanding dg refluks tidak memerlukan
pemanasan
• Namun ekstraksinya lama
ALAT PERKOLATOR

PERKOLATOR

CAIRAN PENGEKSTRAKSI

Sampel Yang Diekstraksi

Kapas
Kran

Penampung
SOKLETASI
 Merupakan proses
penyarian gabungan dari
maserasi & perkolasi
 Proses utk menghasilkan

ekstrak cair yg akan


dilanjutkan dgn proses
penguapan
 untuk defatting atau ingin

ekstraksi sampai habis


CONT...

 Cairan penyari diisikan pd labu alas bulat


 Serbuk simplisia diisikan pd tabung dg

dibungkus kertas saring


 Cairan penyari dipanaskan hingga mendidih

 Uap penyari akan naik ke atas melalui serbuk

simplisia
 Uap penyari akan mengembun karena

didinginkan oleh pendingin balik


 Embun turun melalui serbuk simplisia sambil
melarutkan zat aktifnya dan kembali ke labu
SOKLETASI
• Keuntungan : Kerugian :
1. Cairan penyari sedikit, 1. Tidak cocok utk zat
hasil lebih pekat aktif yg tdk tahan
2. Dapat menyari zat pemanasan
aktif lebih banyak
3. Penyarian sesuai
keperluan tanpa
menambah volume
cairan penyari
DESTILASI
 merupakan proses perpindahan
massa ke suatu media yang
bergerak (Hidrodifusi).
 metode populer utk destilasi
minyak menguap (MM)
 bahan + air dididihkan, uap MM
dan air dipisahkan
 tidak dapat digunakan untuk
senyawa yang mudah terhidrolisis
(ester), dioksidasi atau diuraikan
oleh panas
DESTILASI

AIR UAPDANAIR UAP


Terdapat dua panci :
A. Panci sebelah dalam
PANCI INFUSA berisi bahan dan air
B. Panci sebelah luar berisi
air sebagai penangas

A Pemanasan 15 menit
dihitung dari penangas mulai
B mendidih
INFUNDASI
 Infusa : sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia
dengan air pada suhu 90o selama 15 menit
 digunakan untuk menyari zat kandungan aktif yang larut
dalam air dengan perebusan dalam panci infusa
menggunakan pelarut air  pemanasan tidak langsung
(90C, 15 menit)
 cocok untuk senyawa yang tahan pemanasan
 Kadar pd umumnya 10%
 air yang menguap dapat ditambah
 untuk penelitian penggunaan cocok seperti pemakaian
Jamu di masyarakat
 Sari yg dihasilkan tidak stabil & mudah tercemar oleh
kuman dan kapang  tidak boleh disimpan > 24 jam.
 untuk dibuat ekstrak kering butuh waktu penguapan lama
CARA PEMBUATAN INFUSA:
1. Membasahi bahan baku.
- biasanya dgn 2 x bobot bahan
- bunga 4 x bobot bahan
- karagen 10 x bobot bahan
2. Untuk memindahkan penyarian, kadang
diperlukan ditambahkan bahan kimia :
a. Asam sitrat untuk infus kina
b. Kalium/ Natrium Karbonat utk infusa kelembak
3. Penyaringan, dilakukan pada saat cairan masih
panas, kecuali yang mengandung bahan yg
mudah menguap
DERAJAT HALUS SIMPLISIA
UNTUK PEMBUATAN INFUSA

a)Derajat kehalusan (2/3), daun sirih, daun


kumis kucing, akar manis
b)Derajat kehalusan (3/6), rimpang jaringau,
akar kelembak
c) Derajat kehalusan (6/8), Rimpang
lengkuas, temulawak, jahe
d)Derajat kehalusan (8/24), kulit kina
PEMISAHAN SARIDARIAMPAS

PRESS PRESS SPINNER PRESSDG


MEKANIK HIDROLIK (SENTRIFUGASI) PENGURANGAN
TEKANAN
PENGUAPAN SARI
 Penguapan dengan pengurangan
tekanan
 Labu dpt berputar memperluas
permukaan
 Waktu penguapan lebih cepat
 Pelarut dapat menguap dibawah titik
didihnya
 Kesulitan mendapatkan ekstrak
kental secara kuantitatif

PANCI PENGUAP PENGUAP DENGAN


TERBUKA PENGURANGAN TEKANAN
METODE-METODE EKSTRAKSI UNTUK
KELOMPOK SENYAWA FITOKIMIA
36 SPESIFIK

PELARUT SERTA TIPE SENYAWA FITOKIMIA TERLARUT


POLARITAS--PELARUT KELAS BHN KIMIA YG DI-EKSTRAK
RENDAH PET ETER LILIN LEMAK MINY MM
HEKSAN LILIN LEMAK MINY MM
SIKLOHEKSN LILIN LEMAK MINY MM
TOLUEN ALKL LEMAK MINY MM

KLOROFORM ALK AGLK MM

SEDANG DCM ALK AGLK

ETILETER ALK AGLK


ETIL ACET ALK AGLK GLK
ASETON ALK AGLK GLK
ETANOL GLK
METANOL GULA AAM GLK
POLARITAS
TINGGI AIR GULA GLK
AS.ENCER GULA AAM
BASA GULA AAM
ASAM
S E N YA W A M E TA B O L I T
SEKUNDER
STIKES ISFI BANJARMASIN
PENGERTIAN
Semua makhluk hidup mengubah dan menginterkoneksikan sejumlah besar senyawa organik untuk
melangsungkan kehidupan, tumbuh dan bereproduksi. Makhluk hidup memiliki kemampunan
menyediakan energi dalam bentuk ATP dan pasokan gugus pembangun untuk merancang jaringan
tubuhnya.

Sebuah hubungan kolektif yang terintegrasi dari reaksi kimia yang dimediasi secara enzimatik dan
ditata secara rapi dalam rangka mencapai tujuan tersebut di atas disebut sebagai metabolisme
antara, sedangkan jalur yang terlibat diistilahkan sebagai jalur metabolisme. Beberapa biomolekul
yang sangat penting diantaranya adalah karbohidrat, protein, lemak, dan asam nukleat.
HUBUNGAN METABOLIT SEKUNDER DAN PRIMER
Proses dan produk metabolism primer sama pada hampir semua organisme sedangkan
metabolisme sekunder lebih spesifik
Dalam tumbuhan, metabolism primer dibuat melalui fotosintesis, respirasi dan lain-lain
menggunakan CO2 , H2 O, dan NH3 sebagai bahan baku dan membentuk produk seperti
glukosa, asam amino, asam nukleat. Sedangkan di dalam metabolism sekunder, tahap biosintesis,
substrat dan produknya khas untuk tiap famili dan spesies. Spesies-spesies yang dekat secara
toksonomi memiliki kesamaan jenis metabolit sedangkan spesies yang jauh secara taksonomi
memiliki metabolit sekunder yang sangat berbeda.
FUNGSI METABOLIT SEKUNDER BAGI
TUMBUHAN
mengat asi
Melindungi hama dan
dari stress penyakit
lingkungan

menarik
polinator saat
penyerbukan
alelopat i bunga dan
sebagai
molekul
sinyal.
Zat
Pengat ur Proteksi
Tumbuh
PRODUK METABOLIT SEKUNDER

Industri farmasi Kosmetik Anti mikroba

Obat tradisional Bumbu penyedap

Bioinsektisida
BIOSINTESIS
Jalur biosintesis adalah ringkasan dari reaksi kimia ini, dipecah oleh setiap langkah. Untuk
mendeskripsikan suatu jalur, informasi ekstra relevan sering dimasukkan, seperti enzim, koenzim, dan
kofaktor yang digunakan dalam setiap reaksi.

Pemahaman tentang urutan biosintesis dapat membantu kita mengidentifikasi enzim dan gen, memahami
hubungan antara organisme yang berbeda (seperti simbiosis, interaksi tumbuhan-serangga).
JALUR BIOSINTESIS
Berdasarkan senyawa pembangunnya (building block) maka jalur biosintesis metabolit sekunder dalam
tumbuhan dapat dibagi menjadi 3 jalur

ASAM ASETAT

asam mevalonat
asam sikimat
dan deoksisilulosa
ASAM ASETAT
• Asetil KoA dibentuk oleh reaksi dekarboksilasi oksidatif dari jalur glikolitik produk asam piruvat.
Asetil Ko-A juga dihasilkan oleh proses β-oksidasi asam lemak, secara efektif membalikkan proses
dimana asam lemak itu sendiri disintesis dari asetil-KoA.

• Metabolit sekunder penting yang terbentuk dari jalur asetat meliputi senyawa fenolik, prostaglandin,
dan antibiotik makrolida, serta berbagai asam lemak dan turunan pada antarmuka metabolisme
primer / sekunder.
ASAM SIKIMAT
• Asam shikimat diproduksi dari kombinasi fosfoenolpiruvat, jalur glikolitik antara,dan erythrose 4-
fosfat dari jalur pentosa fosfat. Reaksi siklus pentosa fosfat dapat digunakan untuk degradasi
glukosa, tetapi mereka juga fitur dalam sintesis gula oleh fotosintesis.

• Jalur sikimat mengarah ke berbagai senyawa fenolik, turunan asam sinamat, lignan, dan alkaloid
ASAM MEVALONAT DAN DEOKSISILULOSA
Asam mevalonik sendiri terbentuk dari tiga molekul asetil Ko-A, tetapi saluran jalur mevalonatasetat
menjadi serangkaian senyawa yang berbeda daripada jalur asetat. Deoksisilulosa pospat muncul dari
kombinasi dua intermediet jalur glikolitik, yaitu asam piruvat dan gliseraldehida-3-fosfat. Jalur fosfat
mevalonat dan deoksisilulosa bersama-sama bertanggung jawab untuk biosintesis dari arah besar
metabolit terpenoid dan steroid
PRODUKSI METABOLIT SEKUNDER DENGAN JALUR BIOSINTESIS

Urutan pembentukan suatu metabolit


Jalur Biosintesis dari molekul yang paling sederhana
hingga molekul yang paling kompleks

Jalur asam asetat

Jalur asam sikimat

Jalur asam
mevalonat
MODIFIKASI
JALUR
BIOSINTESIS

Blocking suatu
jalur untuk
Penambahan enzim, mengoptimalkan
precursor, senyawa jalur yang lain
intermediet, atau
substrat ( aktivasi enzim )
Modifikasi kondisi
lingkungan
pertumbuhan
CARA UNTUK MENGETAHUI JALUR BIOSINTESIS PADA KULTUR
JARINGAN

Dengan analisis senyawa kompleks sehingga dapat diketahui


building block penyusunnya yang dapat mengarahkan kita kepada
senyawa asal dan jalur biosintesisnya.

Pelabelan dengan radioisotop

Mencari database mengenai jalur biosintesis


suatu metabolit yang telah diteliti
Fenolik = Senyawa ini terbuat dari gula sederhana dan
memiliki cincinbenzena, hidrogen, dan oksigen dalam
struktur kimianya
SENYAWA
METABOLIT Terpenoid = Sebagianbesar senyawa terpenoid
mengandung karbon dan hidrogen serta disintesis
SEKUNDER melalui jalur metabolisme asam mevalonat)

Senyawa yang mengandung nitrogen


(C10)
Monoterpenoid

(>40) (C15)
Politerpenoid Seskuiterpenoid
Terpenoid
Semua terpenoid berasal dari molekul
isoprene, Kerangka karbonnya dibangun oleh
penyambungan dua atau lebih satuan C5

(C40) (C20)
Tetraterpenoid Diterpenoid

(c30)
Triterpenoid
• Secara umum biosintesis dari terpenoid dengan terjadinya 3 reaksi dasar
yaitu :
1. pembentukan isopren aktif berasal dari asam asetat melalui asam
mevalonat.
2. Penggabungan kepala dan ekor 2 unit isopren akan membentuk
monoterpen, sesquiterpen, diterpen, sesterterpen dan politerpen
3. Kombinasi satuan C5, C10, dan C15 akan membentuk triterpenoid
SENYAWA FENOLIK
• Senyawa fenol meliputi beragam senyawa dari tumbuhan dengan ciri sama berupa cincin
aromatik yang mengandung satu atau dua penyulih hidroksil
• Cenderung mudah larut dalam air krn berikatan dengan gula sbg glikosida dan biasanya terdapat
dalam vakuola sel

• Adapun yang termasuk dalam senyawa fenolik:


a. Flavonoid
b. Fenilpropanoid
• Flavonoid mengandung 15 atom karbon dalam inti dasarnya C6-C3-C6

• Struktur yang paling banyak adalah flavan, flavanon, flavonol, antosian, dan isoflavon.
• Fenilpropanoid mempunyai bbrp hidroksil fenol bebas mudah dioksidasi di udara terutama
dalam lingkungan basa
• Kerangka dasar: cincin benzena (C6) yang terikat pada ujung dari rantai karbon propana (C3)
• Contoh fenilpropanoid yang paling dikenal adalah sinamaldehid pada kayu manis, eugenol pada
cengkeh dan apiol pada petersili
SENYAWA NITROGEN
• Adapun yang termasuk senyawa metabolit sekunder golongan senyawa nitrogen adalah alkaloid
• Semua alkaloida mengandung paling sedikit satu atom nitrogen yang biasanya bersifat basa dan
dalam sebagian besar atom nitrogen ini merupakan bagian dari cincin heterosiklik
• Hampir semua alkaloida yang ditemukan dialam mempunyai keaktifan biologis tertentu, ada yang
sangat beracun tetapi ada pula yang sangat berguna dalam pengobatan. Misalnya kuinin, morfin dan
stiknin adalah alkaloida yang terkenal dan mempunyai efeksifiologis dan psikologis
ALKALOID
• Alkaloida dapat ditemukan dalam berbagai bagian tumbuhan seperti
biji, daun, ranting dan kulit batang
• Alkaloida umumnya ditemukan dalam kadar yang kecil dan harus
dipisahkan dari campuran senyawa yang rumit yang berasal dari
jaringan tumbuhan
• Alkaloida tidak mempunyai tata nama sistematik, shg suatu alkaloida
dinyatakan dengan nama trivial, misalnya kuinin, morfin dan stiknin.
Hampir semua nama trivial ini berakhiran –in yang mencirikan
alkaloida
LANJUTAN..
• Alkaloid umumnya berbentuk padatan kristal dengan rasa pahit. Sebagian besar alkaloid berasal dari
tanaman berbunga dan tanaman rendah.
• Alkaloid dapat dibagi menjadi tiga macam yaitu:
a. True alkaloid (gugus N yang berada dalam cincin siklis (mengandung cincin heterosiklis))
b. Proto alkaloid (gugus N yang berada di luar siklis (tidak mengandung inti heterosiklis))
c. Pseudo alkaloid (dihasilkan selain dari asam amino)
KULTUR JARINGAN
METABOLIT SEKUNDERYANG BANYAK DIKENAL KOMERSIAL
(1983)

1. Lithospermum erithorhizon

Lithospermum erithorhizon Kosmetik

Shikonin dari kultur sel Lithospermum erithorhizon (anti


bakteri, zat pewarna, Kosmetik, untuk luka dll)

Sikonin dari alam dari akar pada saat tanaman umur 5


– 7 t ahun (1 ‐2 %) melalui kult ur jaringan = 12 15%

2. GINSENOIDA DARI AKARGINSENG

Saponin + Ginsenoida. Nitro Denko


Comp. (1991)

Bioreaktor 20.000 l (kultur akar)


3. CATHARANTHUS
ROSEUS

Vinblastine + Vincristine Alkaloid untuk


leukimia
4. RAUVOLVIA
SP

Ajmalisin anti hipertensi

Rauvolvia sp
5 . M o r i n d a citrif o l i a L .

KULTUR
KALUS

Anthraquinon
(golongan kuinon)

damnachant al

Antikanker
BEBERAPA SENYAWA YANG SUDAH BERHASIL
DIPRODUKSI
DENGAN KULTUR JARINGAN
• Sikonin • Lithospermum erythrorrhizon
• Antrakinon • Morinda citrifolia
• Diosgenin • Dioscorea deltoidea
• Asam rosmarinat • Coleus blumei
• Reserpina • Catharanthus roseus
• Atropina • Coptis japonicum
• Capsaisin • Capsicum frutescens
• Artemisinin • Artemisia annua
TERIMA KASIH
PENDAHULUAN
FITOKIMIA

PROGRAM STUDI FARMASI


STIKES ISFI BANJARMASIN
Latar Belakang

Indonesia adalah salah satu laboratorium


tanaman obat terbesar di dunia, sekitar 80%
herbal dunia tumbuh di di negara ini. Indonesia
memiliki sekitar 35.000 jenis tumbuhan tingkat
tinggi, 3500 diantaranya dilaporkan sebagai
tumbuhan obat.
Apa itu senyawa Fitokimia ?
 Merupakan senyawa unsur dan bagian dari tumbuhan yang bersifat
bukan nutrisi tetapi memberikan manfaat bagi kesehatan tubuh
manusia, sebagian bersifat sebagai Anti Tumor dan Anti Kanker.
Para ahli menyebutkan Fitokimia sebagai unsur nutrisi ke-8 selain
karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral, serat dan air.

 Fitokimia biasanya digunakan untuk merujuk pada senyawa yang


ditemukan pada tumbuhan yang tidak dibutuhkan untuk fungsi
normal tubuh, tapi memiliki efek yang menguntungkan bagi
kesehatan atau memiliki peran aktif bagi pencegahan penyakit
Tujuan
Melatih mahasiswa agar mampu menjelaskan tentang
kandungan kimia dalam tumbuhan, ruang lingkup metabolit
primer, sekunder dan identifikasinya, metode ektraksi dan
isolasi kandungan senyawa alkaloid, flavonoid, terpenoid,
minyak atsiri, steroid dan triterpenoid.
Kajian Materi
 Definisi
 Ruang lingkup
 Tahapan Skrining fitokimia
 Metode
 Pentingnya ilmu fitokim dalam penemuan obat
Definisi
• Fito: Tanaman, fitokimia: kandungan kimia tanaman
• Fitokimia mempelajari aspek kimia yang berkaitan dengan proses
hidup dari tanaman termasuk produk kimia tanaman. Kandungan
senyawa organik dalam tanaman, biokimia tanaman dan hubungan
diantara keduanya
• Fitokimia mempelajari komponen dari tanaman yang mempunyai
aktivitas biologis yang dapat menyembuhkan atau mencegah suatu
penyakit.
Sejarah
1645-1715 : Nicholas Lemery: Proses ekstraksi dengan pelarut alkohol
- Pertengahan abad -18 dipisahkan senyawa organik dari makhluk hidup
- 1742- 1786 Karl Wilhelm Scheele isolasi senyawa sederhana( gliserol,
asam-asam oksalat, laktat, tartrat, sitrat dari tumbuhan dan binatang
- 1747: A.S. Margraff: isolasi sukrosa dari tanaman
- 1803: Narkotik, alkaloid pertama yang diisolasi: morphin, strychnine, emetine
- 1813-1823: Chrevreul: elusidasi lemak dan campuran minyak.
- Pertengahan abad 20 : telah dilakukan isolasi dan elusidasi berbagai
komponen kimia
Strategi dalam penemuan senyawa bioaktif dari
tanaman

ETNOBOTANI KEMOTAKSONOMI

KIMIA EKOLOGI ANATOMI


Etnobotani
Studi penggunaan tanaman obat tertentu secara empiris
oleh masyarakat disuatu daerah
Misal : Aspirin, quinine, camphor, digitalis Obat malaria
artemisinin telah digunakan
secara tradisional di Cina Artemisia annua L.
Kemotaksonomi
Tanaman dari familia yang sama mempunyai kandungan
kimia yang hampir sama.
Misal: Tanaman Solanum mamosum, Solanum
grandifilorum Familia Solanaceae Solasodin Untuk
obat KB
Kimia Ekologi
Berkaitan dengan tempat hidup tanaman. Interaksi kimia
antara spesies tanaman yang berbeda, antara tanaman
dan organisme lain menghasilkan penemuan komponen
aktif yang potensial bagi kesehatan manusia.
Kandungan kimia akar Sorghum yang bervariasi dari tiap
spesies tetapi kandungan sorgoleone yang dominan dan
struktur masing-masing komponen yang saling terkait,
misalnya ethoxysorgoleone.
Anatomi
Bagian tanaman yang berkaitan akumulasi kandungan
metabolit sekunder. Dalam tanaman adalah trikoma
grandular, lacticiver, idioblast, resin canal, dan nectaries
Misal: terpenoid banyak didapatkan pada peltete glands
Kandungan kimia tanaman
Metabolit • Penyusun utama: Selalu ada pada setiap makhluk
hidup.
• Berperan dalam proses- proses kehidupan yang
esensial.
Primer • Polisakarida,protein, lemak, dan asam amino

Metabolit • Spesifik untuk tiap spesies(Identitas)


• Berperan dalam kelangsungan hidup suatu spesies,
pertahanan diri, daya tarik.
• Dibentuk melalui alur biosintesa khusus metabolit
Sekunder primer. (Alkaloid, Flavonoid, glikosida, terpenoid)
Metabolit sekunder
Banyak dimanfaatkan berperan dalam memberikan
efek farmakologis tertentu.

Akaloid Tanaman Epedra sinica, Epedra vulgaris ( Gneta


ceae) mengandung epedrin sebagai broncodilator.

Flavonoid tanaman Pinus sylvertis. Flavone, quercetin an


tibakteri, antioksidan

Glikosidabeberapa glikosida dipecah menjadi steroid,


Cardiac glikosida  digitalis obat jantung
Menentukan senyawa aktif tumbuhan
• Bioassay
• Analytical Instrument: HPLC, LC-MS: NMR
• Informatic: Modern instrumentations database profil bioassay
untuk komponen yang diketahui; automated biassay
• Optimasi aktivitas biologis QSAR,
Metode identifikasi
Pada identifikasi suatu kandungan tumbuhan, setelah kandungan itu
diisolasi dan dimurnikan, pertama – tama harus kita ketahui dahulu
golongannya, kemudian barulah ditentukan jenis senyawa dalam
golongan tersebut.sebelum itu, senyawa harus membentuk bercak
tunggal dalam beberapa system KLT atau KKt.
Penentuan gol senyawa
• Golongan senyawa biasanya dapat ditentukan dengan dengan uji
warna, penentuan kelarutan, bilangan Rf dan ciri spectrum UV.
• Uji biokimia dapat bermanfaat juga: adanya glukosida dapat
dipastikan dengan hidrolisis yang menggunakan β-glukosidase,
adanya glukosida minyak amandel dengan hidrolisis yang
menggunakan mirosinase dan sebagainya.
• Untuk senyawa pengatur tumbuh, uji biologi merupakan bagian
identifikasi yang penting.
Kristalografi sinar-X
Identifikasi senyawa tumbuhan baru dengan kristalografi
sinar-X sekarang sudah menjadi rutin dan dapat
dilakukan bila senyawa itu cukup jumlahnya dan
berbentuk kristal. Cara ini terutama sangat bermanfaat
pada kasus terpenoid rumit karena dengan cara ini
dalam sekali kerja saja kita dapat menentukan sekaligus
struktur kimia dan stereokimia.
Pengembangan produk dari bahan alam

FITOFARMAKA

HERBAL
TERSTANDAR
JAMU
Bagaimana cara
memeperoleh
komponen kimia

Fraksinasi dan
Ekstraksi Identifikasi
Pemurnian
Ektraksi
Penetrasi pelarut ke dalam sel tanaman, menyebabkan sel mengembang, melarut
kan komponen yang diekstraksi, dan difusi komponen yang terlarut keluar dari sel
tanaman.

1.Jenis bahan yang diekstraksi (bahan segar dan bahan


kering)

Pelarut yang digunakan (dapat melarutkan zat yang


diinginkan

Metode yang digunakan (tergantung pada bahan yang akan


di esktraksi)
Bahan yang akan di Ekstraksi
1. Segar /kering
• Bahan segar, sebelum digunakan bahan dicuci dengan alkohol
mendidih dalam beberapa menit
• Bahan kering, kondisi pengeringan terkontrol, dapat disimpan dalam
lama
2. Bagian yang digunakan
Herba, daun, buah, biji, batang kulit batang, rhizoma dll.
Pelarut
Pelarut:
Non polar : n-heksana, petroleum eter, kloroform
Semi polar : etil asetat, aseton, asetonitril
Polar : metanol, etanol

Pelarut yang digunakan tergantung pada senyawa yang ingin diperoleh,


pelarut harus dapat melarutkan zat yang diinginkan dan dapat
memisahkan zat dari komponen lainnya

Pelarut bersifat selektif, mudah penanganannya, aman, ekonomis, tidak


merusak lingkungan.
Penentuan polaritas larutan
Konstanta dielektrik atau permitivitas listrik relatif, adalah sebuah konstanta dalam ilmu fisika.
Konstanta ini melambangkan rapatnya fluks elektrostatikdalam suatu bahan bila diberi potensial
listrik. Konstanta dielektrik merupakan perbandingan energi listrikyang tersimpan pada bahan tersebut
jika diberi sebuah potensial, relatif terhadap vakum (ruang hampa).

Dalam ilmu kimia, konstanta dielektrik dapat dijadikan pengukur relatif dari kepolaran suatu pelarut.
Misalnya air yang merupakan pelarut polar memiliki konstanta dielektrik 80 pada 20 °C sedangkan n-
heksana (sangat non-polar] memiliki nilai 1,89 pada 20 °C.
Pelarut
Protik polar

Klasifikasi
kepolaran pelarut

Pelarut aprotik
Pelaut Non Polar Polar
Pelarut protik polar
Protik menunjukkan atom hidrogen yang menyerang atom
elektronegatif yang dalam hal ini adalah oksigen. Dengan kata
lain pelarut protik polar adalah senyawa yang memiliki rumus
umum ROH. Contoh dari pelarut protik polar ini adalah air H2O,
metanol CH3OH, dan asam asetat (CH3COOH).
Pelarut Aprotik Polar
Aprotik menunjukkan molekul yang tidak mengandung ikatan O-H.
Pelarut dalam kategori ini, semuanya memiliki ikatan yang memilki
ikatan dipol besar. Biasanya ikatannya merupakan ikatan ganda
antara karbon dengan oksigen. Contoh dari pelarut yang termasuk
kategori ini adalah aseton [(CH3)2C=O] dan etil asetat
(CH3CO2CH2CH3).
Pelarut non polar
Pelarut nonpolar merupakan senyawa yang memilki konstanta
dielektrik yang rendah dan tidak larut dalam air. Contoh pelarut
dari kategori ini adalah benzena (C6H6), karbon tetraklorida
(CCl4) dan dietil eter (CH3CH2OCH2CH3).
Jenis pelarut
• Hidrokarbon alifatik : Utk mengekstraksi komponen yg bersifat lipofilik . Misal :
n-heksana, n-oktana
• Hidrokarbon aromatik Benzena, toluena flammability, toksik
• Kloro hidrokarbon, Diklorometana, kloroform, tetrakloromethana toksik
• Alkohol = Metanol, etanol, propanol, butil alkohol.
• Keton = Aceton, metil etil keton
• Asam karboksilat = asam asetat
• Ester = etil asetat
• Eter = dietyl eter
• Air = drinking water
• Minyak = jarang digunakan, untuk beberapa komponen yang tidak
larut minyak olive, sesame, almond
• Pelarut campuran.
Metode ekstraksi
Semua proses hasil dari keseimbangan konsentrasi antara
Berdasarkan larutan dan residu. Misalnya pada maserasi.
keseimbangan Maserasi ekstraksi dengan merendam komponen yang
konsentrasi diekstraksi menggunakan pelarut tertentu selama beberapa
hari sambil di ‘shaking’ pada suhu kamar.

Habis habisan Perkolasi


Atau Proses difusi tergantung pada kecepatan aliran pelarut,
menyeluruh selektivitas pelarut, temperatur

Menggunakan temperatur dan tekanan tertentu, dapat


Gas menarik komponen tanaman secara maksimal. Dapat
Superkritikal mengunakan tempatur rendah sehingga sesuai untuk
komponen yang tidak stabil, bnyk digunakan utk skala
besar, hemat pelarut, selektivitasnya lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai