EKSTRAKSI
I. Tujuan percobaan
I.1. Mengekstraksi simplisia daun jati belanda dengan menggunakan
metode yang sesuai
I.2. menghitung rendemen ekstrak
Metode maserasi
Metode perkolasi
Kelebihan:
kekurangan:
Metode refluks
Metode refluks adalah termasuk metode berkesinambungan dimana
cairan penyari secara kontinyu menyari komponen kimia dalam simplisia
cairan penyari dipanaskan sehingga menguap dan uap tersebut
dikondensasikan oleh pendingin balik, sehingga mengalami kondensasi
menjadi molekul-molekul cairan dan jatuh kembali ke labu alas bulat
sambil menyari simplisia. Proses ini berlangsung secara
berkesinambungan dan biasanya dilakukan 3 kali dalam waktu 4 jam.
(Ditjen POM : 1986)
Prinsip fisik destilasi uap yaitu jika dua cairan tidak bercampur
digabungkan, tiap cairan bertindak seolah olah pelarut itu hanya sendiri,
dan menggunakan tekanan uap. Tekanan uap total dari campuran yang
mendidih sama dengan jumlah tekanan uap parsial, yaitu tekanan yang
digunakan oleh komponen tunggal, karena pendidihan yang dimaksud
yaitu tekanan uap total sama dengan tekanan atmosfer, titik didih dicapai
pada temperatur yang lebih rendah daripada jika tiap tiap cairan berada
dalam keadaan murni (Ditjen POM : 1986).
Metode infundasi
II.2. Evaporasi
Evaporasi adalah pemindahan sebagian air dari bahan pangan cair
dengan mendidihkan uap air. Hal ini meningkatkan kepadatan bahan
pangan dan juga mengawetkan dengan berkurangnya water activity.
Selama evaporasi berlangsung, panas sensibel dipindahkan dari uap panas
ke bahan pangan untuk mencapai suhu titik didih. Panas laten penguapan
kemudian di suplai dengan uap panas, untuk membentuk gelembung-
gelembung uap. Laju penguapan ditentukan oleh laju pindah panas ke
dalam bahan dan laju pindah massa uap dari bahan (Fellow,2000).
Evaporasi mengacu pada penguapan larutan melalui titik didihnya
sehingga penguapan hanya sampai pada titik didih pelarut dan zat yang
terlarut. Pada penguapan suhu yang tinggi dapat menyebabkan
perubahan sifat yang merugikan.
Menurut Toledo (1981) besarnya laju penguapan
dinyatakan dengan persamaan di bawah ini : W = t mw Dimana mw
adalah massa uapan air (kg) dan t adalah waktu (jam).
Menurut Suyitno (1988) evaporator adalah alat yang
digunakan untuk operasi pemekatan larutan yang dapat mengalami
kerusakan oleh pengaruh suhu tinggi dengan jalan menguapkan
sebagian cairan yang ada. Proses penguapan dengan evaporator vakum
digunakan pada tekanan rendah atau vakum agar titik didihnya rendah.
Cairan akan mendidih jika tekanan dari cairan mencapai tekanan
sebesar tekanan disekelilingnya. Kondisi vakum diperlukan untuk
mendidihkan cairan pada suhu lebih rendah dan diperoleh dengan cara
mekanis yaitu hisapan uap (Steam Jet Ejector), pompa vakum biasanya
dikombinasikan dengan kondensor bagi penguap air yang keluar dari
evaporator.
IV. Prosedur
Ekstraksi sinambung dengan alat soxhlet
Soxhlet dalam keadaan bersih dan telah dibilas dengan
etanol. Simplisia dimasukan kedalam tabung berpori (dibuat dari
kertas saring dengan ukuran yang sesuai), ditempatkan dibagian
dalam alat soxhlet. Bagian bawah alat soxhlet disambungkan
dengan labu destilasi yang telah diisi pelarut etanol dan batu didih,
sedangkan dibagian atas alat soxhlet disambungkan dengan
kondensor. Perbandingan antara simplisia dan pelarut pada
umumnya adalah 1:3.
Aliran air yang masuk ke kondensor dibuka lalu dinyalakan
pemanas. Dilakukan proses ekstraksi hingga tetesan ekstraktan
tidak berwarna lagi, kemudian didinginkan dan disimpan dalam
wadah penampung.
Pemekatan ekstrak
Ekstraksi cair yang dihasilkan dimasukan kedalam alat
vaccum rotary evaporator, panaskan pada suhu kurang lebih 30-
40oC. Evaporator dinyalakan, setelah pelarut berkurang tambahkan
ekstrak cair. Dilakukan berulang-ulang sehingga seluruh ekstrak
cair yang diperoleh dipekatkan.
: 7,85 %
VI. Pembahasan
Pada praktikum ini, dilakukan proses penarikan senyawa-
senyawa dari matriks simplisia daun jati belanda menggunakan
bantuan pelarut.
Karena sifat simplisia ini tahan panas maka dilakukan ekstraksi dengan
metode panas. Akan tetapi simplisia ini tidak stabil pada pemanasan
langsung, maka simplisia dan pelarut harus ditempatkan secara
berpisah. Proses ekstraksi yang sesuai adalah menggunakan soxhlet
dimana simplisia akan disimpan dengan menggunakan selongsong
kertas saring dengan tinggi yang disesuaikan diatas labu destilasi yang
berisi pelarut.
Ektraksi ini menggunakan pelarut yang selalu baru,
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ektraksi
kontinu dengan jumlah pelarut yang relatif konstan dengan adanya
pendingin balik, Sehingga pada metode ini hanya perlu sedikit pelarut.
mekanisme yang terjadi adalah pelarut etanol sebanyak 400
ml didalam labu destilasi yang sebelumnya telah dimasukan batu didih
untuk mencegah terjadinya letupan karena adanya pemanasaan.
Dengan pemanasan yang sudah diatur ini akan menguap pelarut dan
kemudian masuk kedalam selongsong yang berisi 50 gram simplisia
daun jati belanda. Karena adanya kondensor disekeliling selongsong
yang berfungsi sebagai pendingin, maka uap pelarut ini akan kembali
menjadi cairan dan merendam simplisia tersebut sehingga terjadinya
pembengkakan pada dinding sel dan pelarutan senyawa tertentu dalam
pelarut yang mengakibatkan terjadinya perbedaan konsentrasi antara
didalam sel simplisia dengan diluar simplisia sehingga linarut berupa
senyawa akan berdifusi keluar simplisia. Setelah cairan didaerah
selonsong turun ke labu destilasi dan uap masuk lagi dan begitu
seterusnya sampai cairan diselongsong tidak berwarna lagi, proses
dihentikan ditunggu sampai dingin kemudian disimpan ditempat
berbeda. Cairan diselonsong tidak berwarna ini tandanya tidak adanya
ekstrak yang tertinggal di matriks. Saat cairan dari daerah selongsong
turun ke labu destilasi disebut 1 siklus. Rata-rata satu siklus proses
soxhlet adalah 65 menit.
Penggunaan pelarut etanol, karena etanol merupakan pelarut yang
universal yang dapat melarutkan senyawa dengan berbeda kepolaran.
Proses ini diulang-ulang sehingga jumlah simplisia yang di ekstraksi
sebanyak 321,15 gram dalam 1850 ml pelarut etanol.
Ekstrak yang didapat kemudian di evaporasi untuk memisahkan
senyawa ekstrak dengan pelarutnya menggunakan vacum untuk
menurunkan titik didih pelarutnya. Sehingga pelarut akan menguap
dibawah titik didihnya ekstrak. Setelah didapatkan ekstrak kental,
dipekatkan lagi diatas penangas air untuk menghilangkan pelarut yang
mungkin masih ada diekstrak. Ekstrak kental yang didapat sebanyak
25,2 gram dengan rendemen sebesar 7,85 %
VII. Kesimpulan
simplisia daun jati belanda diekstraksi dengan metode
panas menggunakan soxhlet dengan rata-rata satu siklusnya 65 menit
rendemen ekstrak yang diperoleh adalah sebesar 7,85 %
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. (1979). Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Cetakan Pertama. Jakarta
Suyitno. 1998. Satuan Operasi. PAU Pangan dan Gizi Universitas Gajahmada.
Yogyakarta