Anda di halaman 1dari 6

KELOMPOK 3 (Tambahan Makalah)

Metode-Metode Ekstraksi
Pemabagian metode ekstraksi menurut DitJen POM (2000) yaitu :
A. Cara dingin
1. Maserasi
Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan
beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Cairan penyari
akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif yang
akan larut, karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dan di luar
sel maka larutan terpekat didesak keluar.
Keuntungan cara penyarian dengan maserasi adalah cara pengerjaan yang digunakan
sederhana dan mudah diusahakan. Sedangkan digunakan dapat berupa air, etanol, air-etanol, atau
pelarut lain. kerugiannya adalah pengerjaannya lama dan penyariannya kurang sempurna.
Maserasi dapat dimodifikasi menjadi beberapa metode yaitu :
Digesti
Digesti adalah cara maserasi dengan menggunakan pemanasan lemah, yaitu pada suhu
40-50oC. Cara maserasi ini hanya dapat dilakukan untuk simplisia yang zat aktifnya tahan
terhadap pemanasan.

Maserasi dengan mesin pengaduk

A.Bejana untuk maserasi berisi bhn yg sedang dimaserasi


B.Tutup
C.Pengaduk yg digerakkan secara mekanik
D.Bejana tempat hasil maserasi
E.Penyerkai

Penggunaan mesin pengaduk berputar terus-menerus waktu proses maserasi dapat


dipersingkat 6-24 jam.

Remaserasi

Cairan penyari dibagi 2 seluruh serbuk simplisia dimaserasi dengan cairan penyari
pertama, sesudah dienap-tuangkan dan diperas, ampas dimaserasi lagi dengan cairan penyari
yang kedua.

Maserasi melingkar

Maserasi dapat diperbaiki dengan mengusahakan agar cairan penyari selalu bergerak dan
menyebar. Dengan cara ini penyari selalu mengalir kembali secara berkesinambungan melalui
serbuk simplisia dan melarutkan zat aktifnya.
Hal-hal yang sangat mempengaruhi lama waktu proses ekstraksi antar lain:
1. Kapasitas produk mesin
2. Jenis bahan baku herbal
3. Kandungan zat aktif bahan herbal
4. Pelarut yang dipakai yang sesuai dengan kandungan zat aktif
Hasil akhir yang diperoleh pada proses ekstraksi adalah: ekstrak kental / liquid kental
yang mengandung sari / kandungan dari bahan baku tanaman tanpa adanya ampas tanaman.
Hasil ekstrak / liquid kental di atas dapat dilanjutkan ke proses lebih lanjut, seperti berikut ini :
1. Dibuat ekstrak powder / kapsul ekstrak
2. Ekstrak granul instant
3. Ekstrak powder instant untuk minuman
4. Kaplet ekstrak
Prinsip maserasi penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara merendam serbuk
simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga hari pada temperatur kamar, terlindung
dari cahaya, cairan penyari akan masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut
karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan yang
konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan penyari dengan konsentrasi
rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan dan filtratnya
dipekatkan. Maserasi merupakan cara penyarian sederhana yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari selama beberapa hari pada temperatur kamar
dan terlindung dari cahaya.

Keuntungan cara ekstraksi dengan maserasi adalah cara pengerjaan dan peralatan yang
sederhana. Namun metode ini juga memiliki kekurangan, yaitu cara pengerjaannya yang lama
dan ekstraksi yang kurang sempurna.

2. Perkolasi

Gambar Btk perkolator


A.Perkolator btk tabung
B.Perkolator btk paruh
C.Perkotator btk corong

Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna yang
umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Proses terdiri dari tahapan pengembangan, tahap
maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya terus-menerus sampai diperoleh ekstrak (perkolat).
Cara perkolasi lebih baik dibandingkan dengan cara maserasi karena:

Aliran cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang terjadi dengan
larutan yang konsentrasinya lebih rendah, sehingga meningkatkan derajat perbedaan
konsentrasi.

Ruangan diantara butir-butir serbuk simplisia membentuk saluran tempat mengalir cairan
penyari. Karena kecilnya saluran kapiler tersebut, maka kecepatan pelarut cukup untuk
mengurangi lapisan batas, sehingga dapat meningkatkan perbedaan konsentrasi.

Perkolasi merupakan cara ekstraksi yang dilakukan dengan mengalirkan pelarut melalui
bahan sehingga komponen dalam bahan tersebut tertarik ke dalam pelarut. Kekuatan yang
berperan pada perkolasi antara lain: gaya berat, kekentalan, daya larut, tegangan permukaan,
difusi, osmosis, adesi, daya kapiler dan daya geseran (friksi). Hasil perkolasi disebut perkolat.
Perkolasi banyak digunakan untuk mengekstraksi komponen dari bahan tumbuhan. Pada proses
perkolasi, terjadi partisi komponen yang diekstraksi, antara bahan dan pelarut. Dengan
pengaliran pelarut secara berulang-ulang, maka semakin banyak komponen yang tertarik.
Penyarian zat aktif yang dilakukan dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3
jam, kemudian simplisia dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi
sekat berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia tersebut, cairan
penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia yang dilalui sampai keadan jenuh.
Gerakan ke bawah disebabkan oleh karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi

gaya kapiler yang menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan.

Kelemahan dari metode ini yaitu diperlukan banyak pelarut dan waktu yang lama,
sedangkan komponen yang didapat relatif tidak banyak. Keuntungannya adalah tidak
memerlukan pemanasan sehingga teknik ini baik untuk substansi termolabil (yang tidak tahan
terhadap panas).
B. Cara Panas
Metode ini melibatkan panas dalam prosesnya. Dengan adanya panas secara otomatis
akan mempercepat proses ekstraksi dibandingkan cara dingin. Metodenya antara lain:
1. Reflux

Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu
tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
Reflux merupakan ekstraksi dengan pelarut yang dilakukan pada titik didih pelarut tersebut,
selama waktu tertentu dan sejumlah palarut tertentu tertentu dengan adanya pendinginan balik
(kondensor). Umumnya dilakukan tiga kali sampai lima kali pengulangan proses pada residu
pertama agar proses ekstraksinya sempurna.
Prosedur:
Bahan + pelarut -> dipanaskan -> pelarut menguap -> pelarut yang menguap didinginkan oleh
kondensor -> jatuh lagi -> menguap lagi karena panas -> dan seterusnya.
Proses ini umumnya dilakukan selama 1 jam.
2. Sokletasi

Sokletasi adalah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang selalu baru dan yang
umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstrak kontinu dengan jumlah pelarut
relatif konstan dengan adanya pendingin balik.
3. Digesti

Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada temperatur yang lebih
tinggi dari temperatur ruangan, yaitu secara umum dilakukan pada temperatur 40-50C.
4. Infundasi
Gambar Alat infundasi : A. Panci berisi bhn dan air
B. Tangas air

Infundasi adalah proses penyarian yang umumnya dilakukan


untuk menyari zat kandungan aktif yang larut dalam air dari bahanbahan nabati. Proses ini dilakukan pada suhu 90C selama 15 menit.
5. Dekok

Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih air,
yakni 30 menit pada suhu 90-100C. Dekok adalah infuse dalam waktu yang lebih lama.
Peralatan Ekstraksi Skala Laboratorium

Anda mungkin juga menyukai