Anda di halaman 1dari 40

1

PENDAHULUAN (1)

Penyarian.
Faktor yg mempengaruhi kecepatan
penyarian adalah kecepatan difusi.
Zat aktif yg terdpt dlm simplisia.

Dg diketahuinya zat aktif yg dikandung


simplisia akan mempermudah pemilihan
cairan penyari dan cara penyarian yg tepat.

2
PENDAHULUAN (2)

Simplisia
• Simplisia lunak:
rimpang, daun, akar kelembak
• Simplisia keras:
biji, kulit kayu, kulit akar.

• Simplisia lunak pd penyarian tdk perlu


diserbuk sampai halus.
• Simplisia yg keras, perlu dihaluskan terlebih
dahulu sebelum dilakukan penyarian.

3
PENDAHULUAN (3)

• Tahap proses penyarian:


• Pembuatan serbuk,
• Pembasahan,
• Penyarian
• Pemekatan.

4
PENDAHULUAN (3)

• Cara penyarian secara umum:


• Infundasi,
• Maserasi,
• Perkolasi
• Destilasi uap.

5
PEMBASAHAN
 Dinding sel tbhan td selulosa. Serabut selulose pd simplisia segar
dikelilingi oleh air. Jika simplisia dikeringkan lapisan air menguap
shg terjadi pengerutan, shg terjadi pori-pori.
 Bila serbuk dibasahi, maka serabut selulosa tadi akan dikelilingi
oleh cairan penyari shg simplisia akan membengkak kembali.
 Pembengkakan terbesar terjd pd pelarut yg mengandung gugus OH.
Dan pembengkakan tsb akan makin besar bila perbandingan antara
vol gugus OH dg vol molekul pelarut makin besar.
 Agar penyarian dpt berjalan dg baik, maka udara yg terdpt dlm
pori-pori harus dihilangkan dan diganti dg cairan penyari.
 Pembasahan serbuk sebelum dilakukan penyarian dimaksudkan
agar cairan penyari memasuki seluruh pori-pori dlm simplisia shg
mempermudah penyarian selanjutnya.

6
PENYARIAN
Pd pembuatan serbuk, bbrp sel ada yg
dindingnya pecah dan ada sel yg dindingnya
masih utuh.
Sel yg dindingnya telah pecah, proses
pembebasan sari tdk ada yg menghalangi.
Proses penyarian pd sel yg dindingnya masih
utuh dg difusi dan osmosa.
Kecepatan melintasi lapisan batas dipengaruhi
oleh faktor: Derajat perbedaan konsentrasi,
Tebal lapisan batas, dan Koefisien difusi.

7
PENYARIAN
Penyarian dipengaruhi oleh:
 Derajat kehalusan serbuk
 Perbedaan konsentrasi yg terdpt mulai dr pusat butir serbuk
simplisia sampai ke permukaannya, maupun pd perbedaan
konsentrasi yg terdpt lapisan batas.
 Makin besar perbedaan konsentrasi, makin besar daya dorong
sehingga makin cepat penyarian.
 Makin kasar serbuk simplisia makin panjang jarak, shg konsentrasi
zat aktif yg terlarut dan tertinggal dlm sel makin banyak.
 Dg dmk serbuk simplisia harus dibuat sehalus mungkin dan dijaga
jangan terlalu banyak sel yg pecah.
 Cairan penyari harus dpt mencapai seluruh serbuk dan secara terus
menerus mendesak larutan yg memiliki konsentrasi yg lebih tinggi
keluar.

8
Gambar Sel dlm serbuk simplisia
Arah sari yg lebih pekat
Arah sari yg lebih encer

9
Cairan penyari
 Cairan penyari yg baik harus memenuhi kriteria sbb:
 1. Murah dan mudah diperoleh
 2. Stabil secara fisika dan kimia
 3. Bereaksi netral
 4. Tdk mudah menguap dan tdk mudah terbakar
 5. Selektif yi hanya menarik zat berkhasiat yg dikehendaki
 6. Tdk mempengaruhi zat berkhasiat
 7. Diperbolehkan oleh peraturan
Pelarut organik kurang digunakan dlm penyarian, kecuali dlm
proses penyarian tertentu.
F Ind menetapkan sbg cairan penyari: air, etanol, etanol-air atau
eter.

10
AIR
Sebagai pertimbangan:
 1. Murah dan mudah diperoleh
 2. Stabil.
 3. Tdk mudah menguap dan tdk mudah terbakar
 4. Tdk beracun
 5. Alamiah
Kerugian penggunaan air sebagai penyari :
 1. Tdk selektif
 2. Sari dpt ditumbuhi kapang-kuman & cepat rusak
 3. Untuk pengeringan diperlukan waktu lama.

11
Air disamping melarutkan garam alkaloid, minyak
menguap, glikosida, tanin dan gula, juga melarutkan gom,
pati, protein, lendir, enzim, lilin, lemak, pektin, zat warna
dan asam organik.
Disamping zat aktif, ikut tersari juga zat lain yg dpt
mengganggu proses pembuatan sari seperti gom, pati,
protein, lemak, enzim, lendir dll.
Air merupakan tempat tumbuh kuman, kapang dan
khamir, oki pembuatan sari dg air harus ditambah zat
pengawet. Pd bbrp sediaan sering ditambahkan etanol,
gliserin, gula atau kloroform.
Air dpt melarutkan enzim, yg dpt menyebabkan reaksi
enzimatis, dan mengakibatkan penurunan mutu. Juga akan
mempercepat proses hidrolisis.
Untuk memekatkan sari air dibutuhkan waktu dan bhn
bakar lebih banyak dibandingkan dg etanol. 12
ETANOL
Etanol dipertimbangkan sebagai penyari karena :
 Lebih selektif
 Kapang dan kuman sulit tumbuh dlm etanol 20%.
 Tdk beracun
 Netral
 Absorbsinya baik
 Etanol dpt bercampur air dg segala perbandingan
 Panas yg diperlukan utk pemekatan lebih sedikit.
 kerugiannya adalah bahwa etanol mahal harganya.
 Etanol dpt melarutkan alkaloida basa, mm, glikosida, kurkumin,
kumarin, antrakinon, flavonoid, steroid, damar dan klorofil.
 Lemak, malam, tanin dan saponin sedikit larut.
 Dg dmk zat penganggu yg larut hanya terbatas.
 Utk meningkatkan penyarian digunakan campuran etanol dan air.

13
Alat penyaring
Alat penyaring
Ayakan, digunakan utk menyaring secara kasar. Pd
umumnya ayakan digunakan sbg penyangga alat penyaring
lain yg lebih halus.
Alat penyaring dr tekstil atau saringan logam.
Keuntungan penggunaan penyaring dr tekstil:
a. kerapatannya bervariasi
b. ringan dan mudah pengerjaannya.
Kerugian penggunaan penyaring tekstil:
a. tdk tahan lama
b. mudah rusak oleh bhn kimia atau panas
c. susah dicuci
Saringan logam lebih kuat, lebih stabil thd pengaruh mekanik,
bhn kimia atau pemanasan. 14
 Alat penyaring dg lapisan bhn seperti karton, asbes atau
serabut selulosa yg dimampatkan. Mempunyai tebal
antara 2 mm sampai 6 mm.
 Alat penyaring dg menggunakan kieselguhr, asbes, arang
penyerap dll. Sebagai penguat digunakan ayakan atau
lapisan bhn saring lain.
 Alat penyaring dg bhn masir, seperti keramik atau logam
masir.
 Alat penyaring membran. Membran dpt dibuat dr kulit
hewan atau bhn sintetik. Sebagai membran penyaring
digunakan berbagai bhn seperti selulosa, polivinil klorida
(PVC), nilon, teflon dsb.
 Alat pemusing ("sentrifus") untuk memisahkan bhn pdt dr
cairan dg pemusingan. Sentrifus mempunyai kecepatan
500 sampai 4.000 rpm. Ultra sentrifus mempunyai
kecepatan 50.000 rpm.

15
CARA PENYARIAN

Cara penyarian dpt dibedakan menjadi


infundasi,
maserasi,
perkolasi
penyarian berkesinambungan.

16
INFUNDASI
Infus adalah sediaan cair yg dibuat dg menyari
simplisia dg air pd suhu 90° selama 15 menit.
Infus dibuat dg cara:
◦ Membasahi bhn baku, biasanya dg air 2 kali bobot
bhn, utk bunga 4 kali bobot bhn dan utk karagen 10
kali bobot bhn.
◦ Bhn baku ditambah dg air dan dipanaskan selama 15
menit pd suhu 90°-98° C.
Umumnya utk 100 bag sari diperlukan 10 bag
bhn.

17
INFUNDASI …..
Pd simplisia ttt tdk diambil 10 bag, karena:
◦ Kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya
kulit kina digunakan 6 bag.
◦ Disesuaikn dg penggunaannya dlm pengobatn, misal
daun kumis kucing, sekali minum infus 100 cc, karena
itu diambil ½ bagian.
◦ Berlendir, misal karagen digunakan 1½ bagian.
◦ Daya kerjanya keras, misal digitalis digunakan ½ bag.

18
INFUNDASI …..
Untuk memudahkan penyarian kadang-
kadang perlu ditambah bhn kimia
misalnya:
◦ Asam sitrat untuk infus kina.
◦ K atau Na karbonat untuk infus kelembak.
Penyaringan dilakukan pd saat cairan
masih panas, kecuali yg mengandung bhn
yg mm.

19
Gambar Alat infundasi
(pembuatan infus)
A. Panci berisi bhn dan air
B. Tangas air

20
Pembuatan
 Simplisia + air secukupnya dlm sebuah panci. Kmd dipanaskan di
dlm tangas air selama 15 menit, dihitung mulai 90° C, sambil sekali2
diaduk, diserkai sewaktu masih panas dg kain flanel.
 Infus simplisia yg mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah
dingin.
 Infus asam jawa dan simplisia yg berlendir tdk boleh diperas.
 Infus kulit kina biasanya ditambah dg asam sitrat sepersepuluh dr
bobot simplisia.
 Infus simplisia yg mengD glikosida antrakinon ditambahkn na-
karbonat sebanyak sepersepuluh dr bobot simplisia.
 Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan sebelum direbus
dibuat massa seperti bubur.
 Buah adas dan buah adas manis harus dipecah lebih dahulu.
Derajat halus.
 Simplisia yg digunakan untuk pembuatan infus harus mempunyai
derajat kehalusan tertentu.

21
22
MASERASI
Maserasi merupakan cara penyarian yg sederhana.
Maserasi dilakukan dg cara merendam serbuk simplisia
dlm cairan penyari. Cairan penyari akan menembus
dinding sel dan masuk ke dlm rongga sel yg
mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena
adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di
dlm sel dg yg di luar sel, maka larutan yg terpekat
didesak ke luar. Peristiwa tsb berulang shg terjadi
keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar sel dan
di dlm sel.
Maserasi digunakan untuk penyarian simplisia yg
mengandung zat aktif yg mudah larut dlm cairan
penyari, tdk mengandung zat yg mudah mengembang
dlm cairan penyari, tdk mengandung benzoin, stirak dll.
23
MASERASI …..
Cairan penyari yg digunakan dpt
berupa air, etanol, air-etanol atau
pelarut lain. Bila cairan penyari
digunakan air maka untuk mencegah
timbulnya kapang, dpt ditambahkan
bhn pengawet, yg diberikan pd awal
penyarian.

24
MASERASI …..
Keuntungan cara penyarian dg maserasi
adalah cara pengerjaan dan peralatan yg
digunakan sederhana dan mudah
diusahakan.
Kerugian cara maserasi adalah
pengerjaannya lama dan penyariannya
kurang sempurna.

25
MASERASI …..
Maserasi pd umumnya dilakukan dg cara:
10 bagian simplisia dg derajat halus yg cocok
dimasukkan ke dlm bejana,
kemudian dituangi dg 75 bagian cairan penyari, ditutup
dan dibiarkan selama 5 hari terlindung dari cahaya,
sambil berulang-ulang diaduk.
Setelah 5 hari sari diserkai, ampas diperas.
Ampas ditambah cairan penyari secukupnya diaduk dan
diserkai, shg diperoleh seluruh sari sebanyak 100 bagian.
Bejana ditutup, dibiarkan ditempat sejuk, terlindung dr
cahaya, selama 2 hari.
Kemudian endapan dipisahkan.

26
Gambar 4. Alat maserasi
A. Bejana untuk maserasi berisi bhn yg sedang dimaserasi
B. Tutup
C. Pengaduk yg digerakkan secara mekanik
D. Bejana tempat hasil maserasi
E. Penyerkai
27
Gambar maserasi …
 Gambar menunjukkan skema alat maserasi, terdiri dr bejana A yg
terbuat dr gelas, baja tahan karat atau bhn logam lain yg dilapisi
email. Sejauh mungkin dihindr penggunaan logam berat tanpa
lapisan karena dpt membtk senyawa kompleks dg kandungan
kimia tanaman yg mempunyai gugus ortodihidroksi atau
hidroksikarbonil dlm molekulnya, misalnya flavonoid, antosianin,
tanin dan senyawa fenol lain.
 Bejana A berpasangan dg tutup bejana B yg dpt sekaligus
dilengkapi dg pengaduk C atau dibuat terpisah dg setiap kali harus
membuka tutup bejana pd waktu akan mengaduk. Dlm hal ini
pengaduk C dpt dibuat dr kayu atau baja tahan karat. Selain itu
dibutuhkan pula bejana lain yaitu bejana D untuk menampung dan
mengendapkan cairan hasil maserasi dr bejana A setelah disaring
atau dituang. Btk, ukuran dan bhn bejana D pd dasarnya sama dg
bejana A tetapi tanpa dilengkapi dg pengaduk.

28
Maserasi ….
 Cara ini untuk pembuatan tingtur. Jika yg dibuat adalah
ekstrak, pengerjaannya dilanjutkan dg pemekatan sari
tadi. Pemekatan dilakukan dg cara penyulingan atau
penguapan pd tekanan rendah dan suhu 50° C hingga
konsentrasi yg dikehendaki.
 Pd penyarian dg cara maserasi, perlu dilakukan
pengadukan. Pengadukan diperlukan untuk meratakan
konsentrasi larutan di luar butir serbuk simplisia, shg dg
pengadukan tsb tetap terjaga adanya derajat perbedaan
konsentrasi yg sekecil-kecilnya antara larutan di dlm sel
dg larutan di luar sel.
 Hasil penyarian dg cara maserasi perlu dibiarkan selama
waktu tertentu. Waktu tsb diperlukan untuk
mengendapkan zat-zat yg tdk diperlukan tetapi ikut
terlarut dlm cairan penyari seperti malam dll.

29
Maserasi …
 Maserasi dpt dilakukan modifikasi misalnya:
◦ Digesti
 Digesti adalah cara maserasi dg menggunakan pemanasan lemah,
yaitu pd suhu 40°-50° C. Cara maserasi ini hanya dpt dilakukan untuk
simplisia yg zat aktifnya tahan thd pemanasan.
 Dg pemanasan akan diperoleh keuntungan antara lain:
◦ Kekentalan pelarut berkurang, yg dpt mengakibatkan berkurangnya
lapisan-lapisan batas.
◦ Daya melarutkan cairan penyari akan meningkat, shg pemanasan
tsb mempunyai pengaruh yg sama dg pengadukan.
◦ Koefisien difusi berbanding lurus dg suhu absolut dan berbanding
terbalik dg kekentalan, hingga kenaikan suhu akan berpengaruh pd
kecepatan difusi. Umumnya kelarutan zat aktif akan meningkat bila
suhu dinaikkan.
 Jika cairan penyari mudah menguap pd suhu yg digunakan, maka
perlu dilengkapi dg pendingin balik, shg cairan penyari yg menguap
akan kembali ke dlm bejana.
30
Maserasi ……
Maserasi dg mesin pengaduk.
Penggunaan mesin pengaduk yg berputar terus
menerus, waktu proses maserasi dpt
dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam.

Remaserasi
Cairan penyari dibagi 2. Seluruh serbuk
simplisia dimaserasi dg cairan penyari pertama,
sesudah dienap tuangkan dan diperas, ampas
dimaserasi lagi dg cairan penyari yg kedua.

31
Maserasi …..
Maserasi Melingkar
 Maserasi dpt diperbaiki dg mengusahakan agar cairan penyari
selalu bergerak dan menyebar. Dg cara ini penyari selalu mengalir
kembali secara berkesinambungan melalui serbuk simplisia dan
melarutkan zat aktirnya. Cairan penyari dipompa dr bawah bejana
penyari (A) melalui pipa penghubung (B), masuk ke bejana
penyari. Cairan penyari oleh alat penyembur (D) disemburkan ke
permukaan serbuk simplisia. Dg cara ini diharapkan cairan penyari
akan membasahi seluruh butir serbuk yg disari. Cairan penyari
akan turun kebawah sambil melarutkan zat aktifnya. Saringan (E)
berfungsi untuk menghalangi serbuk simplisia turun ke bawah.
Cairan penyari kemudian dipompa kembali ke bejana penyari.
 Proses tsb dilakukan berulang-ulang, shg cairan penyari jenuh thd
zat aktif.

32
Maserasi …..
Keuntungan cara ini:
◦ Aliran cairan penyari mengurangi lapisan
batas.
◦ Cairan penyari akan didistribusikan secara
seragam, shg akan memperkecil kepekatan
setempat.
Waktu yg diperlukan lebih pendek.

33
Gambar Alat digesti
 A = Alat pendingin
 B = Tutup (dr gabus)
 C = Panci Digesti
 D = Tangas air
 E = Sumber panas

34
Gambar. Alat maserasi melingkar
 A = Bejana penyari
 B = Pipa penghubung
 C = Pompa
 D = Alat penyembur
 E = Saringnan

35
Maserasi …..
Maserasi Melingkar Bertingkat
Pd maserasi melingkar penyarian tdk dpt
dilaksanakan secara sempurna, karena pemindahan
massa akan berhenti bila keseimbangan telah terjadi.
Masalah ini dpt diatasi dg maserasi melingkar
bertingkat (M.M.B.).
Maserasi melingkar betingkat peralatannya hampir
sama dg maserasi melingkar.
Bejana penyari (A) dihubungkan dg pompa (C) dan
bejana penampung (E) melalui pipa-pipa penghubung
(B) dan kelep-kelep. Bejana penampung (E)
jumlahnya disesuaikan dg keperluan, di sini diambil
3 buah.

36
Gambar Alat maserasi melingkar bertingkat
 A = Bejana penyari
 B = Pipa penghubung
 C = Pompa
 D = Alat penyembur
 E = Bejana penampung

37
Maserasi …..
Maserasi Melingkar Bertingkat …
 Cara kerja:
◦ Bejana penyari (A) diisi dg serbuk simplisia yg akan disari,
kemudian ditambahkan cairan penyari dan dialirkan seperti pd
proses maserasi melingkar. Sari dialirkan ke bejana penampung
pertama (E 1).
◦ Bejana penyari (A) diisi kembali dg cairan penyari dan dialirkan.
Sari dialirkan ke bejana penampung kedua (E 2).
◦ Bejana penyari (A) diisi kembali dg cairan penyari dan dialirkan.
Sari dialirkan ke bejana penampung keliga (E 3).
◦ Serbuk simplisia pertama selelah dilakukan penyarian beberapa kali
(disini untuk ketiga kali) dianggap sudah menjadi ampas. Ampas
dibuang. Bejana penyari (A) diisi kembali dg serbuk simplisia yg
baru. Hasil penyari pd bejana penampung pertama (E I ) dialirkan
kedlm bejana penyari. Sari dialirkan ke bejana penampung lainnya
(E 4) untuk diuapkan.
38
Maserasi …..
Maserasi Melingkar Bertingkat …

◦ Bejana penyari (A) diisi kembali dg hasil penyarian pd bejana


penampung kedua (E 2) kemudian dialirkan. Sari dialirkan ke dlm
bejana penampung pertama (E 1).
◦ Bejana penyari (A) diisi kembali dg hasil penyarian pd bejana
penampung ketiga (E 3), kemudian dialirkan. Sari dialirkan ke dlm
bejana penampung kedua (E 2).
◦ Bejana penyari (A) diisi kembali dg cairan penyari baru, kmd
dialirkn. Sari dialirkn ke dlm bejana penampung ketiga (E 3).
◦ Serbuk simplisia kedua dianggap sudah tersari sempurna. Ampas
dibuang, kemudian diganti dg serbuk simplisia ketiga. Ulangi
proses seperti diatas dimulai dr proses no 4.
 Pd proses ini tiap "batch" serbuk simplisia disari beberapa kali dg
sejumlah cairan penyari (disini dilakukan tiga kali). Pd bejana
penampung E 1 berisi sari yg paling pekat dan pd bejana penampung
E 3 berisi sari yg paling encer.
39
Maserasi …..
Maserasi Melingkar Bertingkat …

Dr percobaan diatas dpt disimpulkan:


 Serbuk simplisia mengalami proses penyarian beberapa kali, sesuai
dg jumlah bejana penampung. Pd contoh di atas dilakukan 3 kali,
jumlah tsb dpt diperbanyak sesuai dg keperluan.
 Serbuk simplisia sebelum dikeluarkan dr bejana penyari, dilakukan
penyarian dg cairan penyari baru. Dg ini diharapkan agar memberikan
hasil penyarian yg maksimal.
 Hasil penyarian sebelum .diuapkan digunakan dulu untuk menyari
serbuk simplisia yg baru, hingga memberikan sari dg kepekatan yg
maksimal.
 Penyarian yg dilakukan berulang-ulang akan mendptkan hasil yg
lebih baik drpd yg dilakukan sekali dg jumlah pelarut yg sama.

40

Anda mungkin juga menyukai