JANTAN
PROPOSAL
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Farmasi
ALFREDDY SARAGIH
NIM. 61608100817041
BATAM
2021
HALAMAN PENGESAHAN
……………………….
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Ketua
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PENGESAHAN.....................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................4
2.2 Ekstrak...........................................................................................................11
2.2.1 Defenisi......................................................................................................11
2.3 Ekstraksi........................................................................................................12
2.3.1 Defenisi......................................................................................................12
iii
2.3.2 Macam-Macam Ekstraksi..........................................................................12
2.5 Inflamasi........................................................................................................14
2.6 Keragenan......................................................................................................18
2.7 Gel.................................................................................................................18
2.7.1 Definisi......................................................................................................18
2.8 Kulit...............................................................................................................21
3.3.1 Alat............................................................................................................23
3.3.2 Bahan.........................................................................................................24
iv
3.4.2 Identifikasi Tumbuhan...............................................................................25
(Plectranthusamboinicus L.)..................................................................................25
3.4.7 Formulasi...................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................33
LAMPIRAN................................................................................................................38
v
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
baik habitat flora maupun faunanya. Keanekaragaman ini pula yang membuat
suku Batak tanaman ini disebut sebagai daun bangun-bangun atau torbangun
(Gembong, 2004).
lazim dipakai oleh orang Batak, merupakan salah satu etnobotani Indonesia
menu sayuran sehari-hari dan terutama disajikan kepada ibu-ibu yang baru
melahirkan untuk melancarkan ASI. Tanaman ini tidak diketahui asal usulnya,
batangnya berbentuk bulat dan sedikit berambut, jarang berbunga (warna ungu
putih) namun mudah sekali dibiakkan dengan stek dan cepat berakar di dalam
ditemukan bahwa dalam daun ini mengandung minyak atsiri (0,043% pada
daun segar atau 0,2% pada daun kering). Minyak atsiri dari daun bangun-
4
bangun selain berdaya antiseptika ternyata juga mempunyai aktivitas sebagai
Tanaman ini banyak ditemukan di India, Ceylon, dan Afrika Selatan, memiliki
bunga yang bentuknya tajam dan mengandung minyak atsiri sehingga disebut
oleh siklooksigenase, juga terbukti sebagai anti kanker dan anti tumor
pada beberapa bagian tumbuhan terutama pada daun dan akarnya. Pada bagian
yang baik pada kulit, efek dingin, tidak ada penghambatan fungsi rambut
5
secara fisiologis, mudah dicuci dengan air, dan pelepesan obatnya baik.
peneliti ingin mengetahui potensi lain dari daun bangun-bangun selain sebagai
ASI booster.
aktivitas antiinflamasi ?
menghambat inflamasi?
aktivitas antiinflamasi.
bangun.
6
2. Untuk mengetahui efektiitas gel ekstrak daun bangun-bangun
Sebagai acuan dan referensi untuk penelitian lebih lanjut terkait daun
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Indonesia terutama Sumatra utara sebagai bahan pangan nabati. (Hutajulu &
tumbuhan tropis yang daunnnya memiliki aroma khas, daunnya berasa pahit
bangun adalah :
8
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dikotyledoneae
Bangsa : Lamiales
Suku : Lamiaceae
Marga : Plectranthus
di Vietnam disebut tan day la, sedangkan di Cina disebut zuo shou
xiang, yin du bo he, dao shou xiang dan di Jepang disebut kuuban
9
Jawa : Daun kucing, daun kambing
Flores : Golon
berwarna putih kotor. Daunnya tunggal, mudah patah, bulat telur, tepi
lebar 5,5 - 6,5 cm, tangkai panjang 2,4 - 3 cm, pertulangan menyirip
mm, kepala putik coklat, benang sari empat, kepala sari kuning,
10
timol, carvacrol, eugenol, chavicol dan etil salisilat (Santosa &
Hertiani, 2005).
2.2 Ekstrak
2.2.1 Defenisi
berikut:
11
a. Faktor biologi mutu ekstrak dipengaruhi dari bahan asal tumbuhan
(obat) yaitu dari segi identitas jenis, lokasi tumbuhan asal, periode
digunakan.
asal seperti jenis senyawa aktif dalam bahan dan kadar total rata -
2.3 Ekstraksi
2.3.1 Defenisi
a. Ekstraksi Dingin
12
Tidak dilakukan pemanasan selama proses ekstraksi
b. Ekstraksi Panas
a. Maserasi
b. Perkolasi
13
ditambahkan pada bagian atas serbuk sampel dan dibiarkan menetes
c. Soxhlet
labu. Destilasi uap memiliki proses yang sama dan biasanya digunakan
14
2.5 Inflamasi
15
prostaglandin dan leukotrin bertanggung jawab terhadap gejala
1. Antiinflamasi Steroid
16
Metode ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas inhibisi
2008).
2. Induksi Histamin
yaitu ketebalan dan bobot dari daun telinga mencit. Ketebalan daun
17
mencit dipotong dan ditimbang kemudian beratnya dibandingkan
4. Induksi karageenan
2.6 Keragenan
kasar (SRC) adalah salah satu produk karagenan dengan tingkat kemurnian
18
2013).Karageenan berperan dalam pembentukan udem dalam model
(Hidayati, 2008).
2.7 Gel
2.7.1 Definisi
terdiri dari suspensi yang dibuat dari partikel anorganik yang kecil atau
sifat fisik, iritasi dan daya antiinflamasi agar dapat diketahui kosentrasi
19
ekstrak yg memberikan sifat fisik dan daya antiinflamasi yang baik dan
terlihat adanya ikatan antara molekul makro yang terdipersi dan cairan.
dari fase terdipersi relatif besar, massa gel kadang – kadang dinyatakan
pada pengocokan.
2.8
20
1.Kelebihan
antiinflamasi
2.Kekurangan
kering
a. Daya Lekat
dari gelas obyek, kemudian gelas obyek dipasang pada alat test. Alat
uji diberi beban 80 gram dan kemudian dicatat waktu pelepasan gel
a. Daya Sebar
21
Sebanyak 1 gram sediaan gel diletakkan dengan hati – hati
b. Viskositas
2.15 Kulit
Luas kulit pada manusia rata - rata + 2 meter persegi dengan berat 10 kg
jika ditimbang dengan lemaknya atau 4 kg jika tanpa lemak atau beratnya
menerus (keratinisasi dan pelepasan sel - sel yang sudah mati), respirasi dan
dari bahaya sinar ultraviolet matahari. Selain itu kulit juga berfungsi sebagai
22
peraba dan perasa, serta pertahanan terhadap tekanan dan infeksi dari luar
(Azhara, 2011:26).
23
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.3.1 Alat
Laboratorium.
24
.
3.3.2 Bahan
yang berumur 2-3 bulan dengan berat badan antara 20-40gr, dibagi
obat.
daerah lain. Bagian daun yang diambil adalah daun tua yang berwarna
25
3.4.2 Identifikasi Tumbuhan
sebagai berat basah 8 kg, lalu dikeringkan di oven pada suhu 40-60ºC
(Plectranthusamboinicus L.)
26
sari sebanyak 6000 ml, kemudian didiamkan selama 2 hari dan
rotary evaporator pada temperatur tidak lebih dari 400C dan diuapkan
1. Organoleptis
2. Susut Pengeringan
dengan suhu 105oC selama 30 menit dan telah ditara. Krus dimasukkan
kedalam oven dalam keadaan tutup krus yang terbuka, keringkan pada
deksikator, dan timbang. Hal ini dilakukan hingga dapat bobot yang
27
Masukan 2 g ekstrak ke dalam tabung reaksi kemudian
alkaloid.
2014).
28
perubahan warna jingga atau ungu sedangkan steroid memberikan
3.4.6 Formulasi
FI F II F III F IV
Carbomer(gr) Basis 1 1 1 1
Gel
Keterangan :
29
Formula IV: Formula mengandung 0,04 gr ekstrak etanol daun bangun-bangun
Metil paraben dilarutkan dalam air panas hingga suhu 70°C hingga larut
30
mencapai 125 gram, kemudian diukur diameter yang terbentuk
Setelah itu beban diangkat dari gelas obyek, kemudian gelas obyek
dipasang pada alat test. Alat uji diberi beban 80 gram dan
2009).
6) Uji Viskositas dilakukan dengan cara rotor dipasang pada alat uji,
diatur hingga rotor tercelup dalam gel. Alat diaktifkan, skala yang
2012)
31
Ekstrak daun bangun-bangun), kelompok pembanding
diberikan minum.
jam.
Kelompok Perlakuan
Kelompok kontrol negative Basis gel
Kelompok uji 1 Konsentrasi 0,02 %
Kelompok uji 2 Konsentrasi 0,03%
Kelompok uji 3 Konsentrasi 0,04 %
Kelompok kontrol positif Diklofenac gel
b. Tahap pengamatan
32
(Do) sebelum penyuntikan karagen. Rumus yang digunakan adalah
(Sukmawati, 2015):
Rumus :
Dt−Do
% Radang= x 100%
D0
Keterangan :
Do = Diameter telapak kaki mencit pada waktu nol (sebelum perlakuan
apapun)
Dt = Diameter telapak kaki mencit pada waktu t
Rumus :
a−b
% Inhibisi udem = x 100%
a
Keterangan :
33
BAB IV
34
Tabel 6. Uji homogenitas
Formula Hasil
FI Homogen
FII Homogen
FIII Homogen
FIV Homogen
Tabel 7. Uji pH
Formula Hasil
FI 5
FII 5
FIII 5
FIV 5
Tabel 8. Uji Viskositas
Formula Hasil
FI 29700 cPs
FII 20000 cPs
FIII 26500 cPs
FIV 24500 cPs
4.1.4 Uji Stabilitas Sediaan Gel
Tabel 9. Uji Stabilitas Organoleptis
Formul Suhu Pengamata Lama Pengamatan
a Penyimpanan n (Minggu)
1 2 3 4
FI Suhu Rendah Warna Bening
Suhu Kamar Bau Khas Karbophol
Suhu Tinggi Bentuk Semi Solid / Gel
FII Suhu Rendah Warna Hijau
Suhu Kamar Bau Khas Ekstrak
Suhu Tinggi Bentuk Semi Solid / Gel
FIII Suhu Rendah Warna Hijau
Suhu Kamar Bau Khas Ekstrak
Suhu Tinggi Bentuk Semi Solid / Gel
FIV Suhu Rendah Warna Hijau Tua
Suhu Kamar Bau Khas Ekstrak
Suhu Tinggi Bentuk Semi Solid / Gel
35
Tabel 10. Uji Stabilitas pH
Formula Suhu Lama Pengamatan (Minggu)
Penyimpanan 1 2 3 4
FI Suhu Rendah
Suhu Kamar
Suhu Tingi
FII Suhu Rendah
Suhu Kamar
Suhu Tinggi
FIII Suhu Rendah
Suhu Kamar
Suhu Tinggi
FIV Suhu Rendah
Suhu Kamar
Suhu Tingi
Tabel 11. Uji Stabilitas Homogenitas
Formula Suhu Lama Pengamatan (Minggu)
Penyimpana
1 2 3 4
n
FI Suhu Rendah Homogen
Suhu Kamar
Suhu Tinggi
FII Suhu Rendah Homogen
Suhu Kamar
Suhu Tinggi
FIII Suhu Rendah Homogen
Suhu Kamar
Suhu Tinggi
FIV Suhu Rendah Homogen
Suhu Kamar
Suhu Tinggi
36
Tabel 12. Uji Stabilitas Daya Sebar
Formula Suhu Lama Pengamatan (Minggu)
Penyimpanan 1 2 3 4
FI Suhu Rendah 4,95 5,05 5,10 5,10
Suhu Kamar 4,95 5,00 5,10 5,00
Suhu Tinggi 5,05 5,20 5,10 5,25
FII Suhu Rendah 4,95 5,05 5,00 5,00
Suhu Kamar 5,05 5,15 5,15 5,25
Suhu Tinggi 5,05 5,20 5,20 5,35
FIII Suhu Rendah 5,05 5,05 5,10 5,05
Suhu Kamar 5,05 5,15 5,25 5,25
Suhu Tinggi 5,05 5,20 5,25 5,35
FIV Suhu Rendah 5,10 5,10 5,05 5,10
Suhu Kamar 5,10 5,20 5,30 5,35
Suhu Tinggi 5,15 5,05 5,30 5,45
Tabel 13. Uji Stabilitas Viskositas
Formula Suhu Lama Pengamatan (Minggu)
Penyimpanan 1 2 3 4
FI Suhu Rendah 30000 30250 30750 30500
Suhu Kamar 29750 29500 30250 30250
Suhu Tinggi 29750 29750 29500 29500
FII Suhu Rendah 20000 21500 21000 21500
Suhu Kamar 20250 20000 20750 20750
Suhu Tinggi 20000 19500 19750 19500
FIII Suhu Rendah 26500 26500 27000 26750
Suhu Kamar 26500 26000 26250 26250
Suhu Tinggi 26000 26000 25500 25250
FIV Suhu Rendah 24500 24500 24500 25000
Suhu Kamar 24500 25500 25500 26000
Suhu Tinggi 24000 23500 24500 23750
37
4.1.5 Uji Antiinflamasi
Perlakua Hewa Volum Setela Diameter Udem ( cm )
n n Uji e awal h Jam Jam Jam Jam Jam Jam Penuruna
(Do) Induks Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- Ke- n Udem
i (Dt) 1 2 3 4 5 6 (cm)
(Dt-D6)
FI 1 0,39 0,45 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 -0,02
8 7 8 8 7 7
2 0,40 0,49 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 -0,02
1 1 3 0 1 1
3 0,40 0,48 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 -0,05
9 3 3 4 4 4
Rata-rata 0,40 0,47 0,4 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 -0,03
9 0 1 0 0 0
Kontrol 1 0,41 0,49 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,04
Positif 8 8 6 7 6 5
(Voltaren 2 0,40 0,47 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,02
emulgel) 7 5 5 4 5 5
3 0,41 0,49 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,04
8 8 6 5 7 5
Rata-rata 0,41 0,48 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,03
8 7 6 5 6 5
FII 1 0,39 0,45 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,01
6 6 7 5 5 4
2 0,38 0,44 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0
4 6 4 4 4 4
3 0,38 0,45 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,02
5 5 6 5 5 3
Rata-rata 0,38 0,45 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,01
5 6 6 5 5 4
FIII 1 0,42 0,49 0,4 0,5 0,4 0,4 0,4 0,4 0,01
9 0 9 8 7 8
2 0,39 0,45 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,01
6 5 5 5 4 4
3 0,40 0,48 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,01
9 9 8 8 7 7
Rata-rata 0,40 0,47 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,01
8 8 7 7 6 6
FIV 1 0,40 0,48 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,04
7 5 6 4 3 4
2 0,41 0,49 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,05
7 7 5 6 4 4
38
3 0,40 0,49 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,04
9 7 7 6 5 5
Rata-rata 0,40 0,49 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,4 0,04
8 6 6 5 4 4
Keterangan :
FI : Basis gel
FII : Formulasi dengan ekstrak daun bangun-bangun 0,02 %
FIII : Formulasi dengan ekstrak daun bangun-bangun 0,03 %
FIV : Formulasi dengan ekstrak daun bangun-bangun 0,04 %
39
4.2 Pembahasan
jantan dan untuk mengetahui konsentrasi optimal gel ekstrak daun bangun-
bangun (Plectranthus amboinicus L.) yang diperoleh dari Batu aji, Batam,
lain.
dikeringkan di oven pada suhu 40-60ºC hingga kering, dimana jika simplisia
tersebut sudah kering dan simplisia diremas maka simplisia akan hancur
40
Ekstraksi daun bangun-bangun dilakukan dengan metode maserasi.
merupakan pelarut universal yang dapat melarutkan semua senyawa organik, baik
polar maupun non polar dengan titik didih yang rendah (67°C) sehingga mudah
evaporator. Dari 600 gram serbuk simplisia didapatkan ekstrak kental methanol
sebanyak 25,8 gram, sehingga diperoleh rendemen sebesar 4,3%. Nurhayati dkk
rendemen ekstrak maka semakin tinggi kandungan zat yang tertarik ada pada
ditambahkan suatu pereaksi yang spesifik pada setiap uji. Hasil skrining metabolit
steroid, sedangkan pada uji alkaloid menunjukkan hasil negatif. Hal ini sejalan
dengan penelitian yang dilakukan oleh Dise Rahmawati dkk (2015) yang
41
sekunder seperti flavonoid, saponin, triterpenoid dan saponin, dimana flavonoid
yang baik pada kulit, efek dingin, tidak ada penghambatan fungsi rambut
secara fisiologis, mudah dicuci dengan air, dan pelepesan obatnya baik.
(0,04%).
Gel dibuat dengan cara mengembangkan karbopol pada air panas 70-
demi sedikit lalu diaduk (campuran 1) kemudian metil paraben dilarutkan dalam
air panas hingga suhu 70°C hingga larut kemudian didinginkan, setelah itu
42
ditambahkan sedikit demi sedikit ekstrak daun bangun-bangun dan propilenglikol
Sediaan yang dibuat terdiri dari tiga formula gel dengan konsentrasi
membantu stabilitas gel dengan gelling agent karbopol (Depkes, 1979). Biasanya
karbopol digunakan sebagai gelling agent dengan konsentrasi 0,5-2% (Rowe et al,
2009) buffer dan penetral dalam farmasetik topikal (Rowe et al, 2009), propilen
glikol sebagai humektan. Fungsi humektan adalah untuk menarik lembab dari
aplikasi sediaan pada kulit dan melembutkan kulit (Sulaiman dan Kuswahyuning,
2008).
positif yang mana merupakan acuan atau pembanding dari sediaan gel ekstrak
yang dihasilkan apakah akan efektif dalam penyembuhan inflamasi. Sediaan ini
pembentukan prostaglandin saat terjadinya luka dan menyebabkan rasa sakit dan
peradangan.
Suatu sediaan farmasi salah satunya adalah gel, kestabilan suatu zat
produksi dalam jumlah besar dan memerlukan waktu yang lama dalam
43
penggunaannya. Sediaan gel yang telah dibuat dilakukan evaluasi sediaan uji
terdapat pada sediaan gel sehingga pada saat pemakaian sediaan gel dapat
terserap dan masuk kedalam kulit. Homogenitas ini ditandai dengan tidak adanya
butiran atau partikel halus yang terlihat pada penampang kaca objek (Nikam,
hasil yang homogen karena tidak terdapat butiran pada sediaan yang telah dibuat.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sediaan zat aktif dalam esktrak daun bangun-
bangun diharapkan dapat terhantarkan secara merata pada setiap pengolesan gel.
sediaan gel yang dibuat memiliki pH yang sesuai dengan pH fisiologis kulit.
Hasil nilai pH yang didapatkan gel ekstrak daun bangun-bangun yaitu kontrol
negatif senilai 4,65, gel konsetrasi 0.02% sebesar 5.04, gel konsentrasi 0.03%
sebesar 5.03, gel konsentrasi 0.04% sebesar 5.10. Nilai pH yang terlalu
standar Nasional Indonesia rentang pH sediaan topical adalah 4,5-8. Hal ini
secara topikal.
44
Uji daya sebar dilakukan untuk mengetahui kemampuan gel untuk
menyebar ketika diaplikasikan pada kulit. Semakin tinggi nilai daya sebar
gel maka absorbs zat aktifnya semakin besar. Hasil pengujian daya sebar
sediaan pada basis gel adalah 4,95 cm, FII (0,02%) adalah 5,05 cm, FIII
(0,03%) adalah 5,0 cm, FIV (0,04%) adalah 5,10 cm. Jika dilihat dari daya
sebar yang didapat maka nilai daya sebar telah memenuhi syarat karena nilai
daya sebar yang memnuhi syarat yaitu antara 5-7 cm. Bervariasinya nilai
membrane maka koefisien difusi semakin besar dan difusi obat akan
semakin meningkat.
45
DAFTAR PUSTAKA
Bancin, J. D. (2013) Formulasi Sediaan Gel dari Ekstrak Etanol Daun Bangun-
Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) dan Uji Aktivitasnya
terhadap Beberapa Bakteri Penyebab Jerawat. Skripsi. Universitas Sumatra
Utara, Medan.
Chandra, A., dan Novalia, N. 2014. Studi Awal Ekstrak Batch Daun Stevia
Rebaudiana Bertoni dengan Variabel jenis Pelarut dan Temperatur.
Research Report-Enginering Science, 2.
46
Kaliappan, N., & Viswanathan, P. (2008). Pharmacognostical studies on the
leaves of Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng. International Journal of
Green Pharmacy, 2(3), 182. https://doi.org/10.4103/0973-8258.42740
Santosa, C. M., & Hertiani, T. (2005). Kandungan senyawa kimia dan efek
ekstrak air Daun Bangun-bangun ( Coleus amboinicus , L .) pada aktivitas
fagositosis netrofil tikus putih ( Rattus norvegicus ). Majalah Farmasi
Indonesia, 16(3), 141–148.
https://www.academia.edu/download/52131168/kandungan_kimia_daun_ban
gun-_bangun.pdf
Zubaydah, W. O. S., Wahyuni, W., Sahidin, S., Halik, T. A., Andriani, R.,
Indalifiany, A., & Fristiohady, A. (2019). Anti-inflammatory Activity of
Pharmaceutical Gel of Ethanolic Extract from Marine Sponge Xestospongia
Sp. Borneo Journal of Pharmacy, 2(1), 1–9.
https://doi.org/10.33084/bjop.v2i1.694
Kristianti, A.N., Aminah, N.S., Tanjung, M. dan Kurniadi, B. 2008. Buku Ajar
Fitokimia. Surabaya: Jurusan Kimia Labortaorium Kimia Organik FMIPA
Universitas Airlangga.
Maradona, D. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Durian (Durio
zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus longan Lour), dan Daun
Rambutan (Niphelium lappaceum L) Terhadap Bakteri Staphylococus
aureus ATCC 25925 dan Escherichia coli ATCC 15922.
Niyogi, P., N. J. Raju, P. G. Reddy, dan B.G. Rao. 2012. Formulation and
Evaluation of Antiinflammatory Activity of Solanum Pubescens Wild
Extracts Gel on Albino Wistar Rats. International Journal of Pharmacy.
2(3): 484-490.
Noerfasya, D. M. 2018. Uji Salep Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var.
rubrum) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus. Doctoral disertasion:
FKIP UNPAS
Patel, R., Naveen, M., Manjul, P.S., Gulzar, A., Anita, S., dan Sudarshan, S.
(2010). Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng : An Overview. The
Pharma Research Journal, 10(4): 1-15.
47
Rahmawati, D., Sulistiarini, R., dan Masruhin, M, A. 2015. Aktivitas Ekstrak
Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng) Sebagai
Antiinflamasi Pada Tikus putih (Rattus norvegicus)
Rumagit, Hanna M, Max R.J. Runtuwene, Sri Sudewi. (2015). Uji Fitokimia dan
Uji Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol
Santosa, C. M., & Hertiani, T. (2005). Kandungan senyawa kimia dan efek
ekstrak air Daun Bangun-bangun ( Coleus amboinicus , L .) pada aktivitas
fagositosis netrofil tikus putih ( Rattus norvegicus ). Majalah Farmasi
Indonesia, 16(3), 141–148.
https://www.academia.edu/download/52131168/kandungan_kimia_daun_ban
gun-_bangun.pdf
Sihombing, M. 2000. Pengaruh Hati Ikan Terhadap Absorbsi Berasal Dari Daun
Bangun-bangun (Coleus amboinicus) Pada Tikus Albino Strain Wistar
Derived LMR. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Depkes.
48
LAMPIRAN
49
Lampiran 2. Skema Uji Aktivitas Antiinflamasi
50