Oleh:
Sigario Hutama Putra
NIM. 165130107111037
Oleh
SIGARIO HUTAMA PUTRA
NIM.165130107111037
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vi
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG ................................................ vii
BAB 1. PENDAHULUAN .............................................................................
1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 2
1.3 Tujuan ............................................................................................. 2
1.4 Manfaat ........................................................................................... 3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................
2.1 Macan Dahan (Neofelis nebulosa).................................................... 4
2.1.1. Klasifikasi............................................................................ 4
2.1.2. Morfologi ............................................................................ 4
2.1.3. Tingkah Laku ...................................................................... 5
2.1.4. Habitat dan Persebaran ........................................................ 5
2.1.5. Diet Pakan ........................................................................... 6
2.2 Animal Husbandry........................................................................... 7
2.2.1. Pemberian Identitas ............................................................. 7
2.2.2. Pakan ................................................................................... 7
2.2.3. Kandang .............................................................................. 7
2.2.4. Kesehatan ............................................................................ 9
2.2.5. Reproduksi .......................................................................... 10
BAB 3. METODE KEGIATAN ....................................................................
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan Kegiatan ..................................... 11
3.2 Metode Kegiatan dan Pengambilan Data ....................................... 11
3.3 Rencana Jadwal Kegiatan ............................................................... 11
iii
3.4 Biodata Peserta Kegiatan ................................................................ 12
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 13
iv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Jadwal Kegiatan Praktek Kerja Lapang (PKL) ............................. 11
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1. Macan dahan (Neofelis nebulosa).................................................... 4
2.2 Peta Persebaran Macan Dahan didunia............................................ 6
vi
DAFTAR SINGKATAN DAN ARTI LAMBANG
vii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Lewis (2004) husbandry dalam arti luas meliputi komponen memelihara,
merawat, mengatur kehidupan, mengatur perkawinan, mengatur kelahiran,
penjagaan kesehatan serta mengambil manfaatnya. Husbandry dapat dilakukan
melalui manajemen kesehatan, pakan serta kandang.
Batu Secret Zoo merupakan salah satu koservasi eksitu di Indonesia yang
memiliki Macan Dahan sebagai salah satu satwa koleksi serta telah menerapkan
teknik husbandry pada Macan Dahan. Batu Secret Zoo didirikan sebagai media
konservasi berbasis pendidikan yang turut diharapkan dapat melestarikan satwa
ini.
Berdasarkan latar belakang tersebut, dilakukan Praktek Kerja Lapang
(PKL) untuk mengetahui teknik husbandry pada Macan Dahan (Neofelis
nebulosa) di Batu Secret Zoo.
1.2.Rumusan Masalah
1.2.1. Bagaimana Teknik husbandry yang meliputi manajemen kesehatan,
pakan serta kandang Macan Dahan (Neofelis nebulosa) yang dilakukan
di Batu Secret Zoo?
1.2.2. Bagaimana tingkat keberhasilan teknik husbandry yang meliputi
manajemen kesehatan, pakan serta kandang yang diberikan pada Macan
Dahan (Neofelis nebulosa) di Batu Secret Zoo?
1.3. Tujuan
1.3.1. Mengetahui teknik husbandry yang meliputi manajemen kesehatan,
pakan serta kandang yang diberikan pada Macan Dahan (Neofelis
nebulosa) di Batu Secret Zoo.
1.3.2. Mengetahui tingkat keberhasilan teknik husbandry yang meliputi
manajemen kesehatan, pakan serta kandang yang diberikan pada
Macan Dahan (Neofelis nebulosa) di Batu Secret Zoo.
2
1.4. Manfaat
Manfaat yang dapat diperoleh dari PKL ini adalah:
1.4.1. Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang teknik
husbandry khususnya pada satwa Macan Dahan (Neofelis nebulosa).
1.4.2. Untuk meningkatkan pengalaman dan keterampilan yang menunjang
pendidikan dokter hewan di bidang konservasi.
1.4.3. Sebagai prasyarat tugas akhir mahasiswa dalam menempuh
pendidikan sarjana dokter hewan di Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Brawijaya
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
seperti awan dan bintik hitam di tubuhnya. Bintik hitam di kepalanya
berukuran lebih kecil dan terdapat totol putih di belakang telinga. Macan
dahan mempunyai kaki pendek dengan telapak kaki besar serta ekor panjang
dengan garis dan bintik hitam (Hughes J. & Mercer R., 2007).
Ukuran tubuhnya yang kecil dan ringan membuat macan ini mempunyai
gerakan yang licah di atas pohon dan lebih sering menghabiskan waktu di
atas pohon. Ekornya yang panjang mampu menjadi penyeimbang gerakan
tubuhnya. Juga kaki-kakinya yang pendek kekar serta berkuku tajam
membuat Macan Dahan mampu berkeliaran di atas pohon dengan lincah.
Bahkan dengan kepala di bawah sekalipun ketika menuruni pohon. Yang
paling istimewa selain kelincahannya di atas pohon adalah gigi taring Macan
Dahan yang sangat besar dan panjang ketimbang predator lainnya. Macan
Dahan memiliki taring hingga mencapai panjang 2 inci. Panjang gigi taring
ini jauh mengalahkan gigi taring yang dipunyai jenis kucing besar lainnya
seperti Singa, Macan Tutul, maupun Harimau (Maryani, 2004).
5
dari Tiongkok, Myanmar timur hingga Indonesia yang hanya ada pada bagian
Pulau Sumatera dan Kalimantan (Penjor, 2018).
Gambar 2.2. Peta Persebaran Macan Dahan didunia. (Sumber: Penjor, 2018).
6
seminggu, dan ikan seminggu sekali. Dua kali seminggu, Macan Dahan
mendapatkan tulang sebagai tambahan untuk makanan reguler yang baik
tidak hanya untuk pengayaan tetapi juga untuk gigi dan gusi mereka (Armato,
2003).
Mangsa utama macan dahan di alam meliputi owa, kera, kukang, rusa
kecil dan babi hutan. Ia juga sesekali berburu burung dan tikus (Grassman et
al., 2005). Pengamatan lain menunjukkan bahwa primata, kijang dan
beberapa jenis unggas dapat menjadi mangsa yang tercatat sebagai
mangsanya (Penjor, 2018). Sebelumnya diduga bahwa macan dahan berburu
dari pohon, namun sekarang sebagian besar perburuan diyakini terjadi di
tanah. Meskipun termasuk dalam predator yang berukuran kecil, macan dahan
dapat menjatuhkan mangsa yang cukup besar karena kakinya yang kuat, gigi
taring yang besar, dan rahang yang kuat (Penjor, 2018) .
7
2.2.3 Kandang
Ketika mendesain area kandang bagi macan dahan, beberapa faktor
penting yang perlu dipertimbangkan adalah: keterampilan arboreal mereka,
sifat pemalu dan tertutup mereka, dan keagresifan pejantan terhadap betinanya.
Situasi kandang yang baik akan mencakup area di mana hewan merasa aman,
serta tempat di mana betina dapat merasa tidak terancam oleh jantan dan dapat
mempertahankan diri. Umumnya kandang berupa ruangan dengan bahan yang
mudah dibersihkan dengan 2 sisi pandang melalui kaca, jeruji, atau kawat yang
kokoh. Jika tidak, ukuran Macan Dahan yang kecil dan sifatnya yang tertutup
membuat mereka sulit untuk menunjukkan diri dengan aman di fasilitas
berparit besar yang biasa digunakan untuk singa dan harimau. (Fletchall,
2000).
Kandang harus memiliki tempat bersembunyi agar macan dahan bisa
bersembunyi dari satu sama lain dan dari publik. Dengan luas kandang minimal
untuk satu pasang hewan adalah 37 m2 dengan ketinggian setidaknya 2,5m dan
disarankan 3-3,5m. Suhu kandang harus selalu berada diatas 10oC karena
macan dahan tidak toleran terhadap suhu dibawah 10oC dan kelembaban
kandang harus berada dalam kisaran 30-70%. Air bersih harus tersedia setiap
saat di kandang. Karena macan dahan bersifat arboreal, sangat penting
ketersediaan sejumlah struktur panjat seperti pepohonan dan tempat
peristirahatan di atas tanah. (Povey, 2011).
Kandang dan wadah makanan (jika digunakan) harus dibersihkan setiap
hari dengan deterjen dan desinfektan. Tempat hewan memanjat dan duduk juga
harus dimasukkan dalam kategori ini. Tetapi, pembersihan berlebihan dengan
penggunaan desinfektan yang berbau menyengat tidak disarankan karena dapat
menghilangkan tanda, aroma dan dapat menyebabkan kucing stres berlebihan.
Footbath yang mengandung bahan kimia kuaterner harus digunakan sebelum
memasuki semua kandang Macan Dahan (Shoemaker, 2008).
8
2.2.4 Kesehatan
Protokol kesehatan Macan Dahan di konservasu harus mengikuti
pedoman yang disarankan berdasarkan institusi, lokasi geografis, dan
prevalensi penyakit. Macan dahan dewasa Harus divaksinasi setiap tahun atau
setiap dua tahun terhadap Feline panleukopenia (virus parvo), Feline viral
rhinotracheitis (virus herpes), Calicivirus, Rabies. Untuk anakan macan dahan
harus divaksinasi setidaknya tiga kali jika memungkinkan antara usia 8-10, 12-
14, dan 16-20 minggu. Vaksin rabies harus diberikan pada 16 minggu dan
sekali lagi pada satu tahun. Meskipun anggota Felidae rentan terhadap virus
distemper, tetapi vaksinasi tidak dianjurkan pada usia tersebut (Povey, 2011).
Gangguan kesehatan yang sering menyerang macan dahan adalah
cacingan. Pemeriksaan feses secara berkala harus dilakukan untuk memeriksa
infestasi parasit setidaknya dua kali setahun atau sesuai tanda klinis.
Deworming dapat dilakukan dengan menggunakan Pyrantel Pamoate
(Diberikan secara oral pada 5mg / kg. Dosis ini harus diberikan mulai dari usia
dua minggu dan diulang setiap dua minggu sampai usia enam minggu).
Ivermectin (200 μg / kg secara subkutan dan intramuskuler. Ivermectin juga
telah ditoleransi pada dosis yang sama yang disuntikkan ke bangkai tikus
sebagai sumber makanan) (Shoemaker, 2008).
Program pengendalian hama yang aktif harus dilakukan. Kontrol hewan
pengerat dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap jepit, perangkap
hidup, papan glueboard, dan lain-lain. Kontrol serangga dapat mencakup
insectisida, piretrin alami atau sintetis dan penghambat pertumbuhan. Semua
bahan kimia yang digunakan harus disetujui oleh dokter hewan institusi
sebelum digunakan. Aplikasi harus dilakukan oleh teknisi pengendali hama
berlisensi yang disertai oleh anggota staf untuk memastikan keselamatan
hewan dan staff (Povey, 2011). Footbath yang mengandung bahan kimia
kuaterner harus digunakan sebelum memasuki kandang Macan Dahan untuk
mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi dari luar kandang
(Shoemaker, 2008).
9
2.2.5 Reproduksi
Macan dahan mencapai kematangan seksual antara usia 20 dan 30
bulan. Macan Dahan bersifat polygynous yaitu satu jantan kawin dengan
banyak betina. Individu berpisah setelah kawin dan pejantan tidak membantu
dalam pemeliharaan anak. Di konservasi, pembiakan biasanya terjadi antara
Desember dan Maret, meskipun dapat berlangsung sepanjang tahun. Dengan
masa gestasi selama 3 bulan, satu hingga lima anak lahir. Anak Macan Dahan
atau biasa disebut cub membuka mata mereka sekitar hari ke-10 dan pada
minggu ke-5 mereka sepenuhnya sudah aktif. Masa sapih anak Macan Dahan
selama sembilan bulan (Chiang, 2017).
Karena sifatnya yang sangat tertutup, hampir tidak ada yang diketahui
tentang kebiasaan macan tutul di alam liar. Pengetahuan tentang perilaku
sosialnya didasarkan pada pengamatan spesies ini di lembaga zoologi. Di
Konservasi mereka biasanya ditampung hanya dengan satu lawan jenis seumur
hidupnya. Pasangan yang akan dikawinkan kemungkinan besar akan berhasil
ketika kedua hewan telah diperkenalkan pada usia satu tahun. Namun, banyak
keeper macan dahan merasa bahwa pemisahan di malam hari selama beberapa
waktu diperlukan untuk mencegah insiden agresif terjadi selama waktu
pengenalan individu (DeCaluwe, 2012).
Di konservasi, Macan Dahan tetap memiliki pasangan hidup yang
sama. Pemasangan Macan Dahan dewasa, setidaknya dalam perawatan
manusia, sering mengakibatkan cedera atau kematian betinanya. Namun, betina
dewasa dapat dipasangkan dengan sukses dengan jantan yang belum dewasa.
Oleh karena itu, praktik manajemen saat ini termasuk memperkenalkan
anggota pasangan sebelum usia 1 tahun, atau jantan dewasa dengan betina
dewasa. Praktik ini menghasilkan pembentukan ikatan pasangan yang lebih
sukses dan mengurangi agresi. Namun, itu juga membatasi variabilitas genetik.
Selain itu, praktik manajemen saat ini juga mencakup pemeliharaan anak
macan dahan secara terpisah dengan induknya karena angka
perkembangbiakan yang rendah dan kematian bayi yang tinggi (Shoemaker,
2008).
10
BAB III
METODE KEGIATAN
11
Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan PKL Mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan
Universitas Brawijaya.
Bulan
Penulisan
Proposal PKL
Pengesahan
Proposal PKL
Pelaksanaan PKL
Penyusunan
Laporan PKL
Presentasi Hasil
PKL
12
DAFTAR PUSTAKA
Armato, Danielle, Lisette Ramos, , Yvonne Monge, , Diana Tancredi , and Ellen
Dierenfeld. Dietary Intake And Digestion In Snow Leopards (Phantera
uncia) At The Bronx Zoo. Wildlife Conservation Society. Bronx. New York.
13
Kitchener, A.C., M.A. Beaumont, D. Richardson. 2006. Geographical Variation
in the Clouded Leopard, Neofelis nebulosa, Reveals Two Species. Current
Biology 16, 2377–2383
Nijman, V. & T. Geissman. 2008. Symphalangus syndactylus. The IUCN Red List
of Threatened Species 2008
Rautner, M., M. Hardiono and R.J. Alfred (2005). Borneo: treasure island at risk.
Status of forest, wildlife,and related threats on the island of Borneo.
Frankfurt:WWF Germany
Santiapillai, C. & K. R. Ashby, 1988. The clouded leopard in Sumatra. Oryx, 22:
44–45.
Shoemaker, Alan. 2008. Zoo Guidelines For Keeping Large Felids In Captivity.
Riverbanks Zoological Park. Columbia
14