Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PRAKTIKUM TOKSIKOLOGI

PERTEMUAN II

JOSUA LUBIS

1909010044

PRODI KEDOKTERAN HEWAN

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2022
METODOLOGI

Berdasarkan kasus tersebut diatas, praktikan diminta untuk:

1. Merinci sistem organ yang dipengaruh oleh toksikan


2. Merinci strategi dalam mendiagnosa suatu kasus intoksikasi/toksikosis yang pada
hewan kesayangan dan ternak
3. Membuat resume sampel yang diambil baik pada pemeriksaan ante-mortem maupun
post-mortem, termasuk metode pengawetan dan jenis pemeriksaan yang akan
dilakukan.
4. Merinci tindakan penanganan dan jenis pengobatan toksikosis pada kasus toksikosis
pada hewan kesayangan dan ternak

EVALUASI

1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi toksisitas?

Jawaban:

A. Faktor Individu
 Spesies
 Breed
 Umur
 Kondisi patofisologi
B. Faktor Non-Individu
 Sifat fisikokimia dari racun
 Kondisi lingkungan (tinggi dan rendahnya suhu)
 Diet
 Rute paparan
 Paparan sebeluumnya atau kebetulan terhadap bahan kimia lainnya (obat-
obatan)
2. Sebutkan tindakan yang dapat dilakukan dalam menangani suatu kasus
toksisitas pada hewan individu dan ternak!

Jawaban:

 Terapi suportif
 Irigasi lambung

Kasus

1. Kasus - kasus Seekor kucing jantan, ras local, berumur 1,5 tahun, dibawa ke dokter
hewan dengan keluhan muntah-muntah selama 2 jam. Pemeriksaan klinis
menunjukkan kucing terlihat depresi, lemas, hipersalivasi, pernapasan dangkal dan
cepat, mukosa anemis dan denyut jantung sangat cepat. Kucing menunjukkan rasa
sakit saat dipalpasi bagian abdomen.
Jawab:
 sistem organ yang terpengaruh: Berdasarkan gejala klinis maka organ yang
tepengaruh ialah pada system digesti karena hewan mengalami muntah. Pada
system respirasi karena pernapasan dan dangkal dan cepat. Pada sistem
sirkulasi karena denyut jantung cepat dan mukosa pucat dan system saraf
karena hewan mengalami hipersalivasi, depresi.
 Strategi diangnosa yang dapat dilakukan ialah dengan sinyalemen (ras, tanda
khusus, umur, jenis kelamin, data pemilik). Anamnesa, dokter hewan dapat
menanyakan mengenai riwayat makan atau minum atau pemberian obat dari
kucing tersebut, riwayat penyakit dan vaksin, gejala awal yang nampak, atau
intensitas aktivitas yang mencurigakan, waktu paparan. Dokter hewan perlu
menanyai apakah ada sampel yang diduga terpapar pada kucing dapat dibawa,
untuk diketahui kemungkinan adanya zat yang bersifat toksik. Dilakukan
Pemeriksaan fisik pada hewan secara menyeluruh menyangkut gejala
pernapasan dan digesti, sirkulasi dan system saraf. Selain itu, dapat dilakukan
dijuga diagnosa penunjang pemeriksaan laboratory evaluasi hasil muntah
untuk mengetahui zat yang terkandung.
 Pemeriksaan antemortem seperti pemeriksaan denyut nadi, frekuensi napas,
mukosa, limfonodus, turgor kulit, rectum, sampel yang diambil pemeriksaan
hasil muntahan dan saliva atau sampel makanan yang dimakan. Sampel
dibawa dengan coolbox diawetkan dengan formalin
 Tindakan penanganan yang dilakukan ialah diberikan terapi suportif infus dan
dapat juga lakukan irigasi lambung, membersihkan saluran udara dari
muntahan atau hambatan lainnya, mengecek periksa pernapasan, pasien
dengan gangguan pernapasan sebaiknya diintubasi dan diberi ventilasi
mekanis, memantau sirkulasi (detak nadi, tekanan darah, urine yang keluar
dan pemeriksaan perkusi perifer. Obat yang digunakan Infus Normal Saline
(NS), Atropin, Amoxicillin, Neurobion, cetirizine, Viusid, Nebulizer,
Urdafalkjika sudah diketahui mengenai agen toksik maka dapat diberikan
antidota.
2. Anda dipanggil ke sebuah peternakan sapi, dimana pemiliknya melaporkan 2 ekor
sapi mati mendadak setelah menunjukkan gejala sesak napas dan kejang-kejang.
Setelah tiba di peternakan, terdapat 1 ekor sapi yang sedang berbaring dengan gejala
pernapasan pendek dan kejang-kejang otot. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan
hewan terlihat depresi, dispnoe, dan lemah.
 Sistem organ yang terpengaruh ialah system saraf karena pasien mengalami
kejang otot,dan sistem respirasi karena pasien mengalami gejala sesak napas
serta mengalami pernapasan pendek.
 Strategi diagnosa dapat dilakukan sinyalemen idnetifikasi individu sapi
mengenai ras,umur dan pemilik. Anamnesa dapat dilakukan oleh dokter
hewan dengan menanyai riwayat pakan yang diberikan, bahan pakan apa saja
yang dikonsumsi dan berasal darimana atau riwayat pemberian obat apa saja
dengan dosis seperti apa. Evaluasi juga air minum yang diminum sapi dan
juga tumbuhan yang ada dipeterakan yang mungkin bersifat toksik.
Selanjutnya dilakukan pemeriksaan klinis dengan inspeksi, perkusi, palpasi,
auskultasi mengenai frekuensi napas, denyut nadi, CRT, mukosa, turgor kulit.
Diagnosa penunjang dilanjutkan ke pemeriksaan laboratorium.
 Pada pemeriksaan antemortem dapat dilakukan pada hewan yang masih hidup
dengan melakukan pemeriksaan fisik untuk menilai status kesehatan dari sapi.
sampel laboratoirum meliputi pemeriksaan hematologi dan urin. Untuk
pemeriksaan postmortem dilakukan pada organ yang dicurigai mengalami
dampak keracuanan, memeriksa kondisi patologi anatomis dan kandungan zat
toksil. Nekropsi dan diambil organ yang terpengaruh seperti jantung, paru-
paru, hepar dan otak dilakukan koleksi rumen. Sampel dibawa dengan
menggunanakan coolbox dan diawetkan dengan menggunakan formalin.
 Penanganan awal yang dilakukan ialah diberikan terapi suportif untuk
menangani kondisi lemah pasien, diberikan obat depresan untuk menekan
kejang otot. Dilakukaan juga irigasi lambung untuk mengeluarkan agen toksik
di lambung atau rumen. pemberian arang yang diaktifkan atau charcoal untuk
mentralisir atau mengabsorbsi zat toksik. Dan jika memungkinkan
mengunakan bahan alam seperti air kelapa dan juga daun bambu.Air kelapa
memiliki kandungan nutrisi air kelapa sangat bermanfaat untuk memulihkan
energi, menurunkan tekanan darah, mengurangi resiko penyakit
kardiovascular, meredakan stress dan otot kaku.Vitamin B1 berfungsi
memperbaiki sistim saraf dan kontraksi otot, membantu sel-sel tubuh
mengubah karbohidrat menjadi energi yang dibutuhkan oleh tubuh. Setelah
diketahui agen toksik maka dapat diberikan antidota.

Anda mungkin juga menyukai