Anda di halaman 1dari 8

PAPER DIAGNOSA KLINIK

“CASE REPORT : PELVIC OSTEOSARCOMA RESSECTION”

Oleh

Intan Kirana Isnaeni 145130100111063


Risalia Elite Dityasari 145130101111067
Risky Pamwidya A 145130101111073

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN


UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
Menurut (Rodrigues, 2009) kanker merupakan manifestasi dari pertumbuhan dan
proliferasi sel yang tidak terkontrol dan merupakan kerusakan atau perubahan genetik di
dalam sel. Terdapat beberapa tipe kanker pada pet animal, salah satunya yaitu tumor pada
tulang. Osteosarcoma sering terjadi hingga mencapai 95% pada anjing, dan 70% pada kucing.
Osteosarcoma memiliki predileksi pada tulang metafisis. Terdapat 25% kasus pada tulang
axial seperti bagian caput, ribs, dan pelvis. (Rodrigues, 2009)

 Case Report

Seekor Labrador betina berusia 9 tahun memiliki riwayat kesulitan urinasi dan
mengalami dyschezia (kesulitan defekasi) yang berhubungan dengan hindlimbs. Pada
pemeriksaan fisik, tidak ada penjelasan etiologi yang jelas tentang kondisi klinis. Hasil dari
pemeriksaan darah dan analisis kimia serum, didapatkan hasil alanin transaminase (ALT)
(31,6 UI/L) dan kreatinin (0,6 mg/dL). Analisis urin menujukkan sedikit silinder hyalin dan
low level bakteri. Pada anjing dilakukan pramedikasi dengan enfrofloxacin (2,5mg/kg BID),
meloxicam (0,1 mg/kg SID), dan escopolamine (0,3 mg SID). Pada saat dilakukan
pemeriksaan fisik kembali setelah 11 hari, menunjukkan suatu gejala nyeri dan massa yang
berukuran sebesar jeruk pada caudal abdomen. Pemeriksaan radiografi posisi lateral pada
regio pelvis, teridentifikasi adanya massa yang berada pada proximal vesika urinaria.
(Rodrigues, 2009)

 Etiologi
Kanker tulang anjing (canine osteosarcoma) adalah jenis kanker tulang agresif yang
umum mempengaruhi tulang tungkai depan anjing dewasa dan anjing tua. Kanker ini lebih
umum terjadi pada ras anjing besar seperti Rottweiler, Shepherd, Labrador, Doberman, Great
Dane, Saint Bernard, Wolfhound Irlandia, dan Golden Retriever. (Elmsie, 2010)
Tumor ganas atau kanker berkembang jauh di dalam tulang dan kemudian tumbuh
dengan cepat menghancurkan tulang dari dalam. Osteosarcoma juga dapat bermetastasis ke
bagian tubuh lain seperti ke paru-paru dan tulang lainnya. Ras anjing besar memiliki risiko
lebih besar mengalami osteosarcoma. Selain itu, kanker juga lebih sering terjadi pada anjing
jantan dibandingkan betina. (Elmsie, 2010)
Meskipun penyebab osteosarcoma belum diketahui, telah diamati bahwa tumor
umumnya berkembang pada anjing dengan pertumbuhan tinggi. Faktor-faktor yang
mempengaruhi laju pertumbuhan anjing (seperti diet yang merangsang pertumbuhan dan
perkembangan) diyakini memainkan peran penting dalam berkembangnya kondisi ini. Selain
hal tersebut, faktor-faktor risiko osteosarcoma lain adalah patah tulang, infeksi tulang, dan
paparan radiasi serta karsinogen. Anjing jantan yang dikebiri ditemukan pula berada pada
peningkatan risiko terkena kanker tulang ini. (Elmsie, 2010)

 Gejala Klinis
Berdasar case report diatas, gejala klinis yang dialami anjing yaitu : (Rodrigues, 2009)
1. Kesulitan urinasi,
2. Mengalami dyschezia (kesulitan defekasi),
3. Rasa nyeri,
4. Terdapat massa yang berukuran sebesar jeruk pada caudal abdomen.

Gejala biasanya telah ada selama beberapa minggu atau bulan sebelum pasien
didiagnosa. Gejala yang paling sering terdapat adalah nyeri, terutama nyeri pada saat aktifitas
dan massa atau pembengkakan. Fraktur patologis sangat jarang terjadi, terkecuali pada
osteosarkoma telangiectatic yang lebih sering terjadi fraktur patologis. Nyeri pada
ekstremitas dapat menyebabkan kekakuan. Riwayat pembengkakan dapat ada atau tidak,
tergantung dari lokasi dan besar dari lesi. Gejala sistemik, seperti demam atau keringat
malam sangat jarang. Penyebaran tumor pada paru-paru sangat jarang menyebabkan gejala
respiratorik dan biasanya menandakan keterlibatan paru yang luas. (Withrow,2009)
Pada umumnya, gejala klinis yang terdapat pada osteosarcoma yaitu :
1. Rasa sakit (nyeri)
Nyeri pada tulang yang terkena (biasanya menjadi semakin parah pada malam
hari dan meningkat sesuai dengan progresivitas penyakit). Nyeri juga dapat di rasakan
pada saat melaksanakan aktifitas, misalnya saat mengangkat (jika tumor di tulang
lengan). Nyeri pada ekstrimitas dapat menyebabkan kekakuan.
2. Riwayat pembengkakan
Pembangkakan dapat ada atau tidak, tergantung dari lokasi dan besar dari lesi,
dimana jika tumornya besar, dapat muncul sebagai pembengkakan. Jika ada
Pembengkakan, maka pembangkakan tersebut pada atau di atas tulang atau
persendian serta pergerakan yang terbatas. Karena adanya gencetan dari tumor ke
pembuluh darah menyebabkan anggota distal tubuh menjadi keram atau mati rasa.
3. Tulang patah
Tulang yang terkena dampak tidak sekuat tulang yang normal dan mungkin
fraktur dengan trauma ringan (patah tulang patologis) ataupun mungkin terjadi setelah
apa yang tampaknya seperti gerakan rutin. Fraktur patologis sangat jarang terjadi,
terkecuali pada osteosarkoma telangiectatic yang lebih sering terjadi fraktur patologi.
Kaki dapat pincang jika lokasi tumornya di kaki.
4. Pada lokasi tumor teraba massa; lunak dan menetap dengan kenaikan suhu kulit di
atas massa serta distensi pembuluh darah maupun pelebaran vena.
5. Gejala-gejala penyakit metastatik akibat penyebaran tumor
Gejala metatastik meliputi nyeri dada, batuk, demam, malaise atau keringat
malam sangat jarang di jumpai. Penyebaran tumor pada paru-paru sangat jarang
menyebabkan gejala respiratorik dan biasanya menandakan keterlibatan paru yang
luas. Menurunnya berat badan, ini biasanya tampak pada berbagai penyakit keganasan
seperti kanker.

 Diagnosa
Diagnosa yang digunakan pada case report yaitu : (Rodrigues, 2009)
1. Radiografi (USG dan X-Ray)
2. Tes darah
3. Biopsy
4. Pemeriksaan Histopatologi

Diagnosa yang digunakan untuk menentukan osteosarcoma yaitu : (Petwave, 2013)


1. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik menunjukkan tanda-tanda tumor tulang. Tulang panjang
(terutama di ujung) seperti tulang paha (tulang paha), shin bone (tibia), lengan atas
(tulang lengan atas), panggul (tulang pinggul) sering dipengaruhi. Namun, tulang
lainnya mungkin juga terpengaruh. Pemeriksaan fisik lengkap mengungkapkan
pembengkakan, kelembutan, gerakan bersama pembatasan dll.
2. Tes darah rutin
Tes darah rutin disarankan. Jika ada penderitaan dari sumsum tulang karena
penyebaran kanker mungkin ada anemia, rendah sel darah putih atau hitungan
trombosit.
3. Tes darah biokimia
Darah biokimia tes mungkin menunjukkan peningkatan enzim yang disebut
basa phosphatise pada pasien dengan osteosarkoma
4. Sinar x tulang
Merupakan cara diagnosa yang paling umum dan paling efektif biaya
penyelidikan diberitahukan bila kondisi tulang yang dicurigai. Pasien yang
menyajikan ke dokter dengan fraktur mungkin memiliki kanker tulang yang
mendasari yang dapat diduga pada x ray. Jika sinar x sugestif dari kanker tulang
pasien disebut spesialis untuk lebih lanjut evaluasi dan manajemen.
5. Biopsi
Ini adalah metode yang paling pasti untuk mendeteksi kanker tulang. Biopsi
melibatkan mengambil sampel kecil dari daerah yang terkena dampak dari tulang dan
menodai dengan pewarna cocok pada slide dan memeriksa sel sampel di bawah
mikroskop di laboratorium. Biopsi digunakan untuk mendeteksi jenis kanker, tahap
atau kelas kanker dan bagaimana agresif kanker adalah. Hal ini membantu dalam
perencanaan manajemen kanker dan juga membantu dalam meramalkan hasil dari
kanker.
6. MRI scan
MRI scan adalah studi pencitraan lain yang menggunakan medan magnet yang
kuat dan gelombang radio untuk melihat tulang dan organ tubuh. Ini mungkin
disarankan untuk mendeteksi ukuran dan penyebaran setiap kanker tumor dalam
tulang.
7. CT scan
A CT scan juga melibatkan mengambil serangkaian sinar-X yang melihat
ukuran dan tingkat penyebaran kanker. CT scan dada dapat mengungkapkan
penyebaran kanker tulang ke paru-paru.
8. Scan tulang
Scan tulang atau tulang scintigraphy menggunakan technetium99 mungkin
diresepkan. Ini digunakan sejumlah kecil bahan radioaktif (technetium99) yang
disuntikkan ke dalam pembuluh darah lengan. Abnormal daerah tulang akan
menyerap materi pada tingkat yang lebih cepat daripada tulang normal. Kamera
khusus yang kemudian digunakan untuk mengambil gambar dari ini "hot spots" di
mana pewarna terkonsentrasi. Scan Positron emission tomography (PET) juga dapat
dilakukan.

 Diagnosa Banding
1. Ewing’s Sarcoma
2. Osteomielitis
3. Osteoblastoma
4. Giant Cell Tumor (Elmsie, 2010)

 Treatment
Pada case report ini, osetosarcoma pada anjing dilakukan pembedahan. Terapi
perioperatif meliputi ampicillin (10mg/kg, IV) dan tramadol (2mg/kg, IM). Pada saat
tindakan operasi, massa oval hemorragic sepanjang 10cm berhasil diangkat dari pelvis.
Terapi postoperative meliputi enrofloxacin (5mg/kg, IM), ketoprofen (2mg/kg, subcutan) dan
tramadol (3mg/kg, IM).
Pasca operasi, anjing diterapi dengan ampicillin secara peroral (10mg/kg, TID) dan
tramadol secara peroral (2mg/kg, BID). 23 hari setelah operasi, dilakukan terapi kemoterapi
platinum drug. Kemoterapi menggunakan carboplatin sebagai single drug (300mg/m2) pada
cairan infus (250mL). Ampicillin dan ondansentron (0,1mg/kg, IV) digunakan apabila
terdapat gangguan gastrointestinal dan nausea. (Rodrigues, 2009)
Menurut (palu et al., 1995) treatment yang dapat diberikan pada anjing yang
mengalami osteosarcoma yaitu :
1. Pemberian Antibiotik
Analgesik seperti non steroid antinflammatory (NSAID) (misalnya carprofen,
meloxican, dan piroxican) dan opioid (misalnya morfin, dan duragesic) adalah obat-obatan
yang digunakan untuk mencegah ketidaknyamanan yang dihasilkan oleh kanker tersebut.
2. Kemotrapi dengan carboplatin
Kemoterapi dengan carboplatin, yang generasi kedua platinum senyawa dapat
digunakan untuk mengelola perkembangan tumor, dan telah menunjukkan efektif dalam
memperpanjang kelangsungan hidup anjing-anjing osteosarcoma. Dalam sastra, hasil
kelangsungan hidup setelah kemoterapi melaporkan dalam jarak 40-50%, 20 sampai 30%
pada satu dan dua tahun masing-masing. Hanya, 10-20% dari kanker kasus menunjukkan
remisi tahan lama jangka panjang (Withrow, 2006). Kelangsungan hidup menengah-life time
after osteosarcoma diagnosis telah dilaporkan untuk menjadi 120 hari, dengan kekambuhan
lokal yang paling penyebab umum kematian (palu et al., 1995)
3. Operasi
Preoperatif kemoterapi (Induction/Neoadjuvant Chemotherapy) diikuti dengan
pembedahan limb-sparing (dapat dilakukan pada 80% pasien) dan diikuti dengan postoperatif
kemoterapi (Adjuvant Chemotherapy) merupakan standar manajemen. Osteosarkoma
merupakan tumor yang radioresisten, sehingga radioterapi tidak mempunyai peranan dalam
manajemen rutin.

 Kesimpulan
INFAUSTA (Letal)
4 bulan setelah pengangkatan osteosarcoma, anjing mengalami relapse. Atas
permintaan dan persetujuan owner, anjing di eutanasi.
DAFTAR PUSTAKA

EHRHART, N.; DERNELL, W.S.; HOFFMANN, W.E. et al.1998. Prognostic importance of


alkaline phosphatase activity in serum from dogs with appendicular osteosarcoma:
75 cases (1990-1996). J. Am. Vet. Med. Assoc., v.213, p.1002-1006.
Elmslie, R., Statham-Ringen, K. 2010. Osteosarcoma in Dogs.
http://www.vetcancerspecialists.com/resources/osteosarcoma/. Veterinary Cancer
Specialists. Tanggal akses: 29 November 2013.
PETWAVE. 2013. Causes and Prevention of Bone Cancer in Dogs.
http://www.petwave.com/Dogs/Health/Osteosarcoma/Causes.aspx. Tanggal akses: 1
Desember 2013.Sudjana. 2001. Metoda Statistika. Ed ke-6. Bandung: Penerbit
Tarsito
Rodrigues, B. A, dkk. 2009. Pelvic Osteosarcoma Ressection in A Bitch. Faculdade de
Medicina Veterinaria- UFRGS.
WITHROW, S.J. Reflections on progress in OSTEOSARCOMA.2006. Spring Valley.
Proceedings.Sedona: VCS, 2006. p.46.

Anda mungkin juga menyukai