Disusun oleh:
Ambulatoir
Burtus, jenis domestik, jenis kelamin jantan, berusia 1 tahun dengan ciri-ciri
shorthair berwarna hitam pada seluruh tubuh, daerah moncong dan kaki bewarna
putih, berat badan 8,8 kg. Anjing sudah diberi obat cacing, belum vaksin, pakan
berupa nasi dicampur pakan kering dog food, nafsu makan dan minum baik.sebelum
dilakukan operasi, terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan umum dan fisik. Hal ini
Hasil pemeriksaan umum dan fisik antara lain ekspresi muka tenang,
kondisi tubuh sedang, frekuensi nafas 36x per menit, frekuensi pulsus 124x per
menit, suhu tubuh 38,2°C. Pemeriksaan kulit dan rambut tidak terdapat alopesia,
rambut bersih tidak rontok, turgor kulit cepat. Selaput lendir konjungtiva dan
ginggiva berwarna pink, cermin hidung basah. Tipe pernapasan thoraco abdominal,
pencernaan rongga mulut bersih, peristaltik usus meningkat, konsistensi feses pasta.
Pemeriksaan kelamin dan perkencingan vesica urinaria berisi urine, palpasi ginjal
tidak ada rasa nyeri. Refleks saraf normal, ekstremitas normal, dapat berdiri dan
Persiapan Operasi
Persiapan ruang
sampah yang tersisa di ruang dibuang dan trash bag diganti dengan yang baru, meja
dilap dan di bersihkan, kemudian bersihkan dengan alkohol 70%, kemudian seluruh
menyebutkan bahwa ruang operasi di design agar lalu lintas di area tersebut sedikit
Persiapan hewan
tujuan agar hewan lebih bersih daat dilakukan operasi sehingga meminimalisir
Hewan dipuasakan makan selama 12 jam dan puasa minum selama enam
jam sebelum operasi. Tujuan dari puasa adalah mengosongkan isi lambung.
Lambung yang penuh saat dilakukan operasi akan menyebabkan muntah sehingga
dapat terjadi aspirasi selain itu juga akan mengurangi pergerakan diafragma
ditempatkan di atas meja operasi yang sudah dialasi underpad atau handuk
0,04 mg/kg BB, dengan bobot anjing 8,8 kg maka volume yang diberikan sebanyak
pusat lain di otak pada susunan syaraf pusat, sehingga mendepres beberapa pusat
motorik dalam otak, dan dapat menghilangkan tremor. Pemberian premedikasi ini
Pemberian anastesi umum dengan ketamin HCL dan xylazine. Ketamin 10%
dosis 2 mg/kg BB sebanyak 0,88 ml. Kombinasi antara ketamin dan xylazin merupakan
kombinasi terbaik bagi kedua agen itu untuk menghasilkan anestesi. Anestesi dengan
ketamin-xylazin memiliki efek yang lebih pendek jika dibandingkan dengan pemberian
ketamin saja, tetapi kombinasi ini menghasilkan relaksasi muskulus yang baik tanpa
konvulsi. Emesis sering terjadi pasca pemberian ketamin xylazine, tetapi hal ini dapat
Secara umum efek anastesi akan timbul setelah 10-30 menit, dan kembalinya kesadaran
timbul setelah 1-2 jam (Plumb, 2011). Efek sedasi xylazine akan muncul maksimal 20
menit setelah pemberian secara intramuskuler dan akan berakhir setelah 1 jam,
sedangkan efek anastesi ketamin HCl akan berlangsung selama 30-40 menit dan untuk
Atropin
𝑚𝑔
8,8 𝑘𝑔 𝑥 0,04 ⁄𝑘𝑔 𝐵𝐵
𝑉= 𝑚𝑔 = 1,4 ml
0,25 ⁄𝑚𝑙
Ketamine
𝑚𝑔
8,8 𝑘𝑔 𝑥 15 ⁄𝑘𝑔 𝐵𝐵
𝑉= 𝑚𝑔 = 1,32 ml
100 ⁄𝑚𝑙
Xylazine
𝑚𝑔
8,8 𝑘𝑔 𝑥 2 ⁄𝑘𝑔 𝐵𝐵
𝑉= 𝑚𝑔 = 0,88 ml
20 ⁄𝑚𝑙
Hewan yang sudah teranestesi difiksasi di meja operasi. Daerah kulit yang
akan diincisi diolesi antiseptik povidon iodin dari bagian yang akan diincisi
kemudian sirkuler ke arah perifer. Duk dipasang dimulai dari bagian kaudal tempat
yang akan diincisi, kemudian bagian lateral dekster, kranial, terakhir bagian lateral
berlangsung. Semua alat termasuk tampon, duk, dan baju bedah disterilisasi,
sedangkan gunting, blade, jarum, benang, masker, kopyah, dan gloves dipersiapkan
di hari operasi tanpa dimasukkan ke dalam autoklaf. Tujuan dari proses sterilisasi
ini adalah untuk menghindari terjadinya kontaminasi yang berasal dari alat bedah
operasi dengan posisi masih terbungkus duk setelah hewan dibaringkan di atas
underpad. Persiapan alat yang tidak disterilisasi dan membuka duk berisi alat dapat
dilakukan oleh asisten operator, sedangkan yang penyusunan alat dilakukan oleh
operator bersih. Kebutuhan operasi lain seperti underpad, povidone iodine, benang,
jarum, gunting, dan bahan lainnya diletakkan di rak bawah seperti yang tertera di
Gambar 3.
Gambar 3. Persiapan alat dan bahan sebelum operasi. Alat operasi terdiri dari:
scalpel dan blade, gunting, needle holder; pinset; mosquito,
haemostatic, dan allis forceps; duk clamp, dan tampon.
Persiapan Operator
dipersiapkan di meja operasi oleh asisten. Pertama, operator memasang masker dan
kopiah tali masker dipasang dengan dilewatkan diatas dan dibawah telinga
operator dengan cara mengalirkan air dari ujung jari menuju ke siku, kemudian
disabun dan digosok, dimulai dari kuku, masing-masing jari, sela-sela jari, telapak
tangan, punggung tangan, kemudian dilanjutkan ke siku. Tangan dibilas dengan air,
70% dan di lap dengan anduk steril. Gaun operasi yang sudah disterilkan dipakai
secara bergantian, lalu tali baju operasi diikatkan kebelakang punggung. Operator
Pelaksanaan Operasi
Incisi kulit dan subkutan dilakukan pada dinding abdomen di area cranial
menggunakan scalpel blade. Tepi incisi pada kulit dan subkutan dijepit dengan Allis
forceps. Lakukan preparasi tumpul untuk menemukan line alba. Jepit linea alba
dengan pinset dan diangkat sedikit, kemudian linea alba diincisi sedikit dengan
menggunakan gunting. Tepi incisi muskulus dijepit dengan Allis forceps (Gambar
10).
abdomen, lalu letakkan diatas kasa steril yang telah dibasahi NaCl 0,9%, tujuannya
gastrium yang sedikit pembuluh darahnya dicari untuk area incisi, yaitu pada bagian
badan gastrium diantara kurvatura mayor dan kurvatura minor, lalu buat stay suture
pada bagian kedua ujung area yang akan diincisi, caranya dengan membuat jahitan
sederhana tunggal pada lapisan serosa muskularis lalu benang di jepit dengan
menembus lumen dari gastrium pada bagian badan gastrium yang minim pembuluh
darah diantara kurvatura mayor dan kurvatura minor yang telah dibuat stay suture,
menggunakan jarum tapper dan benang catgut plain dengan pola jahitan sederhana
(Gambar 8). Pola jahitan yang dipakai sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh
Slatter (2003), yaitu dinding lambung ditutup dengan dua lapis jahitan inverting.
Jahitan pertama di jahit dengan pola sederhana menerus yang terdiri dari lapisan
bisa diserap.
Gambar 8. Jahitan pertama gastrium dengan benang catgut plain, pola sederhana
menerus.
Jahitan kedua menggunakan jarum tapper dan benang catgut plain dengan
pola jahitan Lambert menerus yang hanya menembus lapisan serosa dan muskularis
(Gambar 12). Jahitan ini sesuai dengan metode Fossum (2002) yaitu jahitan
menerus Lambert hanya pada lapisan serosa dan muskularisnya saja, dengan
Gambar 9. Jahitan kedua gastrium dengan benang catgut plain, pola lambert
menerus.
suture yang terdapat pada kedua sisi gastrium dan reposisi ke dalam abdomen.
ke dalam rongga abdomen, tujuannya agar tidak terjadi adhesi organ rongga
abdomen serta untuk mencegah terjadinya infeksi. Pada bagian lapisan abdomen
dari linea alba dipertautkan menggunakan benang catgut plain dengan pola jahitan
simple interrupted.
Gambar 10. Jahitan linea alba dengan benang catgut plain, pola simple interrupted.
menggunakan benang silk dan metode simple interrupted. Jahitan pada kulit
A B
Gambar 11. A. Jahitan subkutan dengan benang catgut plain, pola simple
continous., B. Jahitan kulit dengan benang silk, pola simple
interrupted.
Perawatan Pasca Operasi
dan dilakukan monitoring frekuensi nafas, pulsus dan suhu tubuh setiap 5 menit
hingga mencapai tingkat kesadaran penuh. Kesadaran penuh anjing Brutus tercapai
pada menit ke 40 post operasi. Hasil monitoring dapat dilihat pada Tabel 1.
Status Fisiologis
Jam Keterangan
Nafas Pulsus Temperatur
(x/menit) (x/menit) (°C)
11.00 16 68 35 Ada reflek
Suhu tubuh anjing sebelum operasi 38,4°C, sementara suhu tubuh anjing
setelah operasi turun menjadi 35°C, maka anjing diberi kompres air hangat untuk
tubuh dibawah normal. Pada umumnya, suhu tubuh mengalami penurunan karena
obat anastesi bekerja pada pusat pengatur suhu tubuh di sistem saraf pusat, sehingga
suhu tubuh dapat naik turun sesuai dengan pengaruh lingkungannya. Kondisi ini
disebabkan oleh tebal dan lebarnya kain penutup operasi, intensitas lampu operasi,
volume yang diberikan sebanyak 0,88 cc dengan 7 kali pemberian setiap pagi dan
sore selama 3,5 hari. Selain itu pada daerah luka bekas jahitan juga diolesi dengan
antiseptik yaitu iodine sebanyak dua kali sehari. Terapi ini bertujuan untuk
kesembuhan luka. Selain itu anjing juga diberi fluid therapy NaCl 0,9 % diberikan
selama dua hari post operasi. Anjing dipuasakan dari makan selama dua hari,
namun diberi minum setelah 24 jam post operasi. Hari ketiga dan keempat diberi
air kaldu, hari empat hingga ketujuh diberi bubur hati ayam dari konsistensi sangat
lunak hingga biasa. Setalah hari ketujuh diberikan nasi dan pakan kering dogfood.
Luka jahitan dibersihkan dengan bioplasenton dan salep Povidone Iodine pada pagi
dan sore hari serta dilakukan monitoring terhadap kesembuhan luka selama delapan
hari post operasi dan dilakukan pemasangan elizabeth collar untuk mencegah anjing
menjilat area luka jahitan. Berikut perkembangan kesembuhan luka jahitan pada
anjing Brutus dan data monitoring data fisiologis selama delapan hari post operasi
(Tabel 2).
Pagi Sore
Nafas 50 38
(x/menit)
Pulsus 128 132
(x/menit)
Suhu 38,9 37,9
(°C)
Pengobatan:
Sore
inj./ NaCl 0,9% cc 974
S.i.m.m. IV. 48h
inj./Amoxicillin cc 0,88
S.i.m.m IM
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Hari Ke-1 post operasi
Tanggal : Jumat, 4 Oktober 2019
Pagi Sore
Nafas 26 38
(x/menit)
Pulsus 124 136
(x/menit)
Suhu 38,1 38,2
(°C)
Pengobatan:
Pagi
inj./ NaCl 0,9% cc 974
S.i.m.m. IV. 48h
inj./Amoxicillin cc 0,88
S.i.m.m. IM
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Sore
inj./ NaCl 0,9% cc 974
S.i.m.m. IV. 48h
inj./Amoxicillin cc 0,88
S.i.m.m IM
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Hari Ke-2 post operasi
Tanggal : Sabtu, 5 Oktober 2019
Pagi Sore
Nafas 34 30
(x/menit)
Pulsus 126 148
(x/menit)
Suhu 38,3 38,1
(°C)
Pengobatan:
Pagi
inj./ NaCl 0,9% cc 974
S.i.m.m. IV. 48h
inj./Amoxicillin cc 0,88
S.i.m.m. IM
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Sore
inj./ NaCl 0,9% cc 974
S.i.m.m. IV. 48h
inj./Amoxicillin cc 0,88
S.i.m.m IM
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Hari Ke-3 post operasi
Tanggal : Minggu, 6 Oktober 2019
Pagi Sore
Nafas 38 40
(x/menit)
Pulsus 124 136
(x/menit)
Suhu 37,9 38,2
(°C)
Pengobatan:
Pagi
inj./Amoxicillin cc 0,88
S.i.m.m. IM
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Sore
inj./Amoxicillin cc 0,88
S.i.m.m IM
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Pagi Sore
Nafas 26 32
(x/menit)
Pulsus 134 144
(x/menit)
Suhu 38,4 38,2
(°C)
Pengobatan:
Pagi
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Sore
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Hari Ke-5 post operasi
Tanggal : Selasa, 8 Oktober 2019
Pagi Sore
Nafas 28 32
(x/menit)
Pulsus 138 142
(x/menit)
Suhu 38,4 38,5
(°C)
Pengobatan:
Pagi
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Sore
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
Hari Ke-6 post operasi
Tanggal : Rabu, 9 Oktober 2019
Pagi Sore
Nafas 26 36
(x/menit)
Pulsus 132 134
(x/menit)
Suhu 38,2 38,5
(°C)
Pengobatan:
Pagi
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
R/ Bioplasenton cream tube I
s.2.d.d. u.e
Sore
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
R/ Bioplasenton cream tube I
s.2.d.d. u.e
Pagi Sore
Nafas 28 34
(x/menit)
Pulsus 134 136
(x/menit)
Suhu 38 38,1
(°C)
Sore
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
R/ Bioplasenton cream tube I
s.2.d.d. u.e
Hari Ke-8 post operasi
Tanggal : Jumat, 11 Oktober 2019
Pagi Sore
Nafas 30 36
(x/menit)
Pulsus 122 126
(x/menit)
Suhu 38,7 38,9
(°C)
Pengobatan:
Pagi
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
R/ Bioplasenton cream tube I
s.2.d.d. u.e
Sore
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
R/ Bioplasenton cream tube I
s.2.d.d. u.e
Hari Ke-10 post operasi
Tanggal : Minggu, 13 Oktober 2019
Pengobatan:
Pagi
R/ Povidone iodine cream tube I
s.2.d.d. u.e
R/ Bioplasenton cream tube I
s.2.d.d. u.e
Sore
R/ Povidone iodine salep tube I
s.2.d.d. u.e
R/ Bioplasenton cream tube I
s.2.d.d. u.e
Benang jahitan diambil pada hari ke delapan post operasi. Menurut Fossum
(2013) jenis kesembuhan luka pada luka incisi operasi termasuk ke dalam kategori
kesembuhan luka primer yang terjadi dalam 4 fase, yaitu fase inflamasi, fase
mediator lain dari sel-sel yang rusak, dan migrasi sel darah putih (leukosit
menginfiltrasi luka.
jaringan ikat.
Kondisi anjing selama monitoring delapan hari post operasi relatif stabil,
ekspresi muka ceria dan sangat aktif, nafsu makan dan minum baik, tidak ada reaksi
muntah dan pemeriksaan data fisiologi normal, urinasi normal, fases tampak normal
pada beberapa hari setelah operasi dan baru mulai defekasi dihari ke lima post
operasi.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan analisa data dan operasi yang telah dilakukan dapat diambil
midline yaitu incise gastrium dilakukan diantara kurvatura minor dan kurvatura
mayor yang sedikit pembuluh darahnya dan penutupan luka gastrium dengan dua
pola jahitan, pertama sederhana menerus pada tunika serosa, tunika musklaris,
(hanya serosa dan muskularis). Operasi gastrotomi pada anjing Brutus berjalan lancar
dan luka terlihat mengalami kesembuhan setelah sepuluh hari pasca operasi.
Saran
penting menentukan konsistensi dan nutrisi pakan yang sesuai dengan kondisi
pencernaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
Fossum, T.W. 2019. Small Animal Surgery Fifth Edition. Philadelphia. Elsevier.
Kovalucka, L., and Birgele, E. 2011. The effect of some premedication and
general anathesia intraocular pressure and pupil diameter in dog’s eyes.
LLU Rakhsti 26 (321): 77-83
Plumb, D. C. 2008. Veterinary Drug Hand Book: 6th Edition. Iowa: Blackwell
Publishing