Anda di halaman 1dari 16

TUGAS MATA KULIAH

ILMU BEDAH KHUSUS VETERINER

(BEDAH SISTEM DIGESTI II: TEKNIK OPERASI COLOTOMY DAN COLECTOMY)

Kelas C

Ni Putu Ayu Santika D. 1409005032

Erlin Nggaba 1409005039

Martha Diana Suwaris 1409005041

Violeta Vickysagita 1409005050

LABORATORIUM BEDAH VETERINER

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN

UNIVERSITAS UDAYANA

TAHUN 2017
RINGKASAN

Summary
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
segala karunia dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan
paper yang berjudul “Bedah Sistem Digesti II: Teknik Operasi Colotomy
dan Colectomy” ini tepat pada waktunya, untuk memenuhi tugas mata
kuliah Ilmu Bedah Khusus Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan,
Universitas Udayana.
Ucapan terima kasih penulis haturkan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam proses penyelesaian tugas ini khususnya kepada para
dosen pembimbing Mata Kuliah Ilmu Bedah Khusus Veteriner Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana.
Dalam penyusunan paper ini, penulis menyadari pengetahuan dan
pengalaman penulis masih sangat terbatas. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang konstruktif dari berbagai pihak
agar paper ini lebih baik dan bermanfaat. Serta tidak lupa penulis ucapkan
banyak terima kasih.

Denpasar,24 Oktober 2017


Hormat kami

Penulis
DAFTAR ISI
COVER/ HALAMAN SAMPUL......................................................................................i
RINGKASAN/ SUMMARY...............................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................iv
DAFTAR ISI.............................................................................................................................v
DAFTAR TABEL, GAMBAR DAN LAMPIRAN...................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah..................................................................................................1
BAB II TUJUAN DAN MANFAAT PENULISAN...................................................2
2.1 Tujuan Penulisan....................................................................................................2
2.2 Manfaat Penulisan.................................................................................................2
BAB III TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................................4
4.1
BAB V SIMPULAN DAN SARAN..................................................................................12
5.1 Simpulan...................................................................................................................12
5.2 Saran..........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................13
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 ………………………………………….....................4
Gambar 2 ………………………………………..........................7
Gambar 3 ………………………………….................................10
Gambar 4 ……………………...............................................……11

DAFTAR LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hewan kesayangan ataupun hewan ternak lainnya dapat mengalami gangguan
pada saluran pencernaannya, terkhususnya colon. Gangguan yang dimaksud disini
seperti bila terjadi sumbatan (obstruksi), dan perforasi pada colon sehingga
menghambat proses keluarnya feses dari dalam usus besar. Selain itu dapat juga terjadi
kasus dekompersi usus dan colon berukuran kecil.
Selain itu, beberapa alasan dapat menyebabkan kerusakan pada kolon sehingga
mangganggu sistem pencernaan, baik akibat adanya tumor, kanker colon, kelainan
kongenital, divertikulitis, megacolon, infeksi atau peradangan yang mengakibatkan
rusaknya jaringan pada kolon.
Semua kasus diatas dapat diatasi dengan operasi bedah colotomy ataupun
colectomy, tergantung dari permasalahan atau indikasi apa yang dialami pasien.
Colotomy adalah tindakan bedah yang dilakukan untuk menginsisi bagian colon.
Colectomy adalah tindakan bedah yang dilakukan untuk memotong sebagian kolon
(colecomy subtotal) atau seluruh bagian colon (colectomy total) tergantung dari besar-
kecilnya kerusakan yang pada kolon tersebut. Diharapkan dengan tindakan bedah ini,
dapat mengatasi gangguan pada saluran pencernaan pasien. Penjelasan lebih lanjut
akan dipaparkan dalam BAB IV Pembahasan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan colotomy dan colectomy?
2. Apa indikasi dari colotomy dan colectomy?
3. Bagaimana anastesi dari colotomy dan colectomy?
4. Bagaimana teknik operasi colotomy dan colectomy ?
5. Bagaimana perlakuan post operasi colotomy dan colectomy ?
BAB 2
TUJUAN DAN MANFAAT TULISAN

Tujuan dari dibuatnya paper ini yaitu agar mahasiswa dapat mengerti
mengenai Bedah Digesti terutama Colotomy dan Colectomy, bagaimana proses dari
Bedah Digesti, Colotomy dan Colectomy serta dampak yang disebabkan dari
dilakukannya Pembedahan Colotomy dan Colectomy. Selain itu, paper ini bertujan
untuk memenuhi kewajjiban dalam mata kuliah Ilmu Bedah Khusus.
Manfaat dari dibuatnya paper ini yaitu makalah ini sangat bermanfaaat bagi
mahasiswa yang masih belajar tentang pembedahan khusus terutama di bidang bedah
Digesti yaitu Colotomy dan Colectomys.
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Pengertian Colotomy dan Colectomy


Colotomy adalah tindakan bedah yang dilakukan untuk menginsisi bagian colon.
Hal ini dilakukan untuk mengeluarkan benda asing, kotoran ataupun yang lainnya dari
dalam colon yang menyebabkan obstruksi colon sehingga mengganggu sistem pencernaan
ataupun menghambat proses keluarnya feses dari dalam usus besar.
Colectomy adalah tindakan bedah yang dilakukan untuk memotong sebagian kolon
(colecomy subtotal) atau seluruh bagian colon (colectomy total) tergantung dari besar-
kecilnya kerusakan yang pada kolon tersebut.
Colectomy subtotal adalah prosedur bedah yang diindikasikan untuk kasus-kasus
sembelit kronis non-responsif terhadap intervensi medis.  Tujuan dari colectomy subtotal
adalah untuk menghilangkan bagian colon yang mengalami kerusakan, sehingga
menghasilkan feses yang lebih lembut, kotoran yang semisolid, yang kemudian dapat
melewati pelvis yang mengalami penyempitan. 
Setelah colectomy subtotal atau total, kompensasi vili akan meningkat, begitu pula
dengan ketinggian dan density enterocyte juga meningkat, feses biasanya menjadi lebih
lembut pada 3 bulan pertama setelah operasi. Namun secara klinis, fungsi usus masih
berada dalam keadaan normal. 

4.2 Indikasi Colotomy dan Colectomy


Colostomy dilakukan bila terjadi sumbatan (obstruksi), dan perforasi pada colon
sehingga menghambat proses keluarnya feses dari dalam usus besar. Selian itu colostomy
dapat dijadikan solusi untuk menangani kasus dekompersi usus dan colon berukuran
kecil.
Sementara bila terjadi kerusakan pada kolon baik akibat adanya tumor, kanker
colon, kelainan kongenital, divertikulitis, megacolon, infeksi atau peradangan yang
mengakibatkan rusaknya jaringan pada kolon, maka dilakukan colectomy. 
 Gambar 1: colon berukuran kecil

Gambar 2: colon membesar

4.3 Anestesi Colotomy dan Colectomy


Anestesi yang dilakukan dalam operasi colotomy dan colectomy merupakan
anestesi umum. Hewan diberi premedikasi atropin sulfat  0,025 % dosis 0,04 mg/kg BB
(hewan). Apabila sudah berpengaruh, maka mukosa mulut tampak kering. Kemudian
suntikan kombinasi xylazin 2% dan ketamin HCL 10% dosis 10-15 mg/kg BB secara
intramuskuler sesuai dengan dosis. 

4.4 Teknik bedah Colotomy dan Colectomy


4.4.1 Teknik Bedah Colotomy
Colotomy merupakan incisi pada kolon. Umumnya untuk mengeluarkan
obstruksi atau enterolith pada kolon ataupun juga biasa dilakukan untuk biopsy,
mengangkat benda asing atau mengambil timbunan kotoran. Semua isi kolon harus
dibersihkan dari bagian yang perlu di insisi.
Berikut merupakan Teknik bedah colotomy untuk 2 macam tujuan, yaitu:
A. Untuk mengeluarkan obstruksi atau Eterolith
 Laparotomy di incisi pada ventral midline, dari umbilicus ke caudal
diperlukan untuk eksplorasi abdomen, serta mengidentifikasi dan
mengeluarkan enterolith. 
 Obstruksi biasanya terjadi di transverse kolon dan kolon kecil, operasi
pengeluaran enterolith di bagian proksimal kolon kecil atau transverse kolon
harus didahului sebelumnya dengan evakuasi ingesta dari kolon besar melalui
enterotomy pada pelvic flexure untuk meminimalisir kontaminasi abdomen. 
 Selang air hangat kemudian dialirkan melalui rectum dan akan menggerakan
enterolith kearah kolon dorsal, enterolith kecil dapat mengalir ke sisi
enterotomy kemudian dikeluarkan enterolith yang lebih besar memerlukan
enterotomy terpisah pada kolon dorsal kanan untuk pengeluaran enterolith
yang mempunyai sisi rata atau bentuk polyhedral biasanya lebih dari satu
pemeriksaan adanya enterolith tambahan pada kolon besar dan kecil sebelum
menutup abdomen. 
 Enterolith pada kolon kecil harus dikeluarkan melalui enterotomy pada
bagian kolon yang terkena. 
 Panjang irisan enterotomy pada pelvic flexure dan evakuasi pada kolon besar
harus dilakukan sebelum enterotomy pada kolon kecil akan meminimalisir
ingesta masuk ke sisi enterotomy segera setelah masa operasi. 
 Enterotomy kemudian ditutup dalam 2 layer menggunakan benang yang dapat
diserap dengan jarum taper. 
 Jahitan pertama dilakukan pada semua lapisan dinding usus dengan pola
jahitan sederhana tunggal atau menerus. Jahitan kedua pada sero muskuler
dengan pola jahitan lambert atau cushing.
Gambar 3: Large intestinal obstruction

Gambar 4 : Jahitan kedua pada sero muskuler (colotomy)


B. Untuk Biopsi
 Insisi dilakukan sepanjang tepian antisimetric. Untuk meminimalisir sentuhan
pada sample biopsy kolon, jahitan dengan benang 4.0 monofilament
dilakukan pada ketebalan penuh disekitar daerah yang perlu di biopsy.
 Kemudian incisi berbentuk elips di buat disekitar jahitan untuk mengambil
sample.
 Mucosa yang tersisa dari lokasi pengambilan biopsy dapat diangkat dengan
menggunakan gunting Metzenbaum yang tajam.
 Daerah sekitar luka kemudian di bersihkan dan dijahit dengan pola simple
continuous atau interrupted menggunakan 3.0 atau 4.0 polydioxanone atau
polyglyconate.
 Bekas luka diperkuat dengan menyatukan omentum dengan serosa
menggunakan benang absorbable monofilament 4.0.
4.4.2 Teknik Bedah Colectomy
Pada Teknik bedah Colectomy, terdiri dari dua jenis Bedah Colectomy, partial
dan subtotal colectomy.
A. Partial Colectomy : Teknik dari Partial Colectomy adalah untuk mengambil bagian
kolon yang menunjukan atoni dan dilatasi pada saat eksplorasi. Memisahkan bagian
colon yang normal dan tidak sangat sulit dilakukan saat prosedur colectomy sehingga
tidak disarankan untuk membiarkan bagian colon yang terlihat normal pada saat
proses colectomy. Perbaikan pada saluran intestinal terjadi setelah dilakukan
anastomosis antara ileum dan colon yang tersisa.
B. Subtotal Colectomy: Didefinisikan sebagai pengangkatan sebagian besar colon, baik
yang terkena penyakit maupun tidak. Teknik subtotal colectomy terbagi menjadi dua,
di mana perbedaannya terletak pada prosedurnya, apakah mengangkat ileocolic
spinchter atau tidak. Setelah dilakukan reseksi colon, kontinuitas usus harus di
perbaiki dengan berbagai teknik colocolostomy maupun enterocolostomy.
Berikut merupakan Teknik bedah Colectomy:

 Hewan dibaringkan secara lateral recumbency. Siapkan area yang akan


dioperasi yaitu daerah datar pada flank sebelah kiri. 
 Buatlah insisi secara dorsoventral sekitar 4cm dari arah lateral muskulus
(external abdominal obique, internal abdominal oblique, dan transversus
abdominis muscles) dan masuk ke dalam cavum abdomen. 
 Potong bagian kolon yang diinginkan melalui insisi flank secara melingkar
(longitudinal). 
 Ada 2 kemungkinan yang dapat dilakukan pada colectomy, yaitu dilakukan
penjahitan pada sisa ujung proksimal dan ujung distal usus atau dbuatkan
kantong (stoma) sebagai tempat penampungan feses.
 Jika akan dibuatkan stoma, lihat prosedur pengerjaan colostomy.
 Jika tidak, maka dilakukan penjahitan pada sisa ujung proksimal dan distal
usus kemudian luka incisi di jahit kembali.

4.5 Perawatan Post Operasi Colotomy dan Colectomy


Secara garis besar, kedua proses pembedahan ini memiliki tindakan post operasi
yang hamper sama, yaitu hewan dimonitor perkembangannya tiap 3 jam, pemberian
antibiotik spectrum luas sampai 48 jam setelah operasi, Ppemberian nonstreoidal anti-
inflamasi, emberian cairan intravena (40-60 ml/kg), diberi minum air hangat beberapa
jam setelah operasi harus diulang tiap setengah jam (maintenance : 20L/450 kg BB/hari),
jangan diberi makan 12-24 jam pasca operasi, pakan dalam jumlah sedikit dapat
diberikan sesegera mungkin jika hewan sudah mau makan dengan sendirinya, hewan
yang sudah mau makan dapat diberi tambahan suplemen lemak tinggi untuk
meningkatkan kalori, dan hewan dapat mulai exercise sedikit demi sedikit 30 hari setelah
operasi.
BAB 5
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Adrin Ma’aruf. 2016. Teknik Operasi Colotomy Dan Colectomy pada Hewan.”(Bedah Sistem
Digesti”. MyDokterhewan.blogspot.com .
https://mydokterhewan.blogspot.com/2016/05/teknik-operasi-colotomy-dan-
colectomy.html
Barnes, Daren C. 2012. Subtotal colectomy by rectal pull-through for treatment of idiopathic
megacolon in 2 cats. Canine Vet Journal. Vol 53: 780-782.

Johnston&Tobias. 2017. Veterinary Small Animal , Second Edition. Elsevier

White, R.N. 2002. Surgical management of constipation. Journal of Feline Medicine and
Surgery 4, 129–138.

Anda mungkin juga menyukai