Anda di halaman 1dari 2

PRAKTIKUM III TOKSIKOLOGI VETERINER

PENDEKATAN KLINIS DALAM MENDIAGNOSA TOKSIKOSIS DAN


PELAKSANAAN DEKONTAMINASI

A. DASAR TEORI
Diagnosa suatu kasus toksikosis atau intoksikasi atau keracunan, harus dilakukan secara
akurat dan cepat, namun meliputi investigasi dan organisasi informasi secara lengkap dan
menyeluruh, agar penanganan kasus dapat berjalan dengan baik dan korban dapat sembuh
atau dipulihkan. Sebagai dokter hewan, sangat penting untuk mengenali, mendiagnosa dan
melakukan penanganan terhadap kasus keracunan. Langkah-langkah tersebut sangat penting
bukan saja untuk pemulihan pasien, namun berhubungan juga dengan kesejahteraan hewan
dan edukasi klien. Selain itu, untuk menyelamatkan ternak atau hewan (nilai ekonomis) dan
juga mencegah efek pada manusia. Keseimbangan lingkungan dan ekosistem juga menjadi
salah satu pertimbangan, karena toksikosis pada hewan domestic dan satwa liar dapat
berimplikasi kepada manusia, misalnya dalam kasus paparan merkuri, keamanan saat
bekerja di laboratorium, dan lain sebagainya.
Secara umum, diagnosa intoksikasi dilakukan dengan mengumpulkan data lengkap meliputi
anamnesa, hasil post-mortem, pemeriksaan laboratorium, dan pengamatan di tempat
kejadian dengan seksama. Keberhasilan diagnosa akan menentukan tindakan yang akan
diambil untuk penanganan suatu kasus toksikosis dan mencegah terjadinya kasus pada
hewan yang lain.
B. TUJUAN
Untuk mengetahui strategi dalam mendiagnosa kasus toksikosis pada hewan termasuk
mengetahui sampel yang dikoleksi untuk pemeriksaan laboratorium dan tindakan
penanganan toksikosis yang tepat.
C. ALAT DAN BAHAN
Kasus - kasus
 Seekor kucing jantan, ras local, berumur 1,5 tahun, dibawa ke dokter hewan dengan
keluhan muntah-muntah selama 2 jam. Pemeriksaan klinis menunjukkan kucing
terlihat depresi, lemas, hipersalivasi, pernapasan dangkal dan cepat, mukosa anemis
dan denyut jantung sangat cepat. Kucing menunjukkan rasa sakit saat dipalpasi
bagian abdomen.
 Anda dipanggil ke sebuah peternakan sapi, dimana pemiliknya melaporkan 2 ekor
sapi mati mendadak setelah menunjukkan gejala sesak napas dan kejang-kejang.
Setelah tiba di peternakan, terdapat 1 ekor sapi yang sedang berbaring dengan gejala
pernapasan pendek dan kejang-kejang otot. Hasil pemeriksaan klinis menunjukkan
hewan terlihat depresi, dispnoe, dan lemah.

D. METODOLOGI
Berdasarkan kasus tersebut diatas, praktikan diminta untuk:
1. Merinci sistem organ yang dipengaruh oleh toksikan
2. Merinci strategi dalam mendiagnosa suatu kasus intoksikasi/toksikosis yang pada hewan
kesayangan dan ternak
3. Membuat resume sampel yang diambil baik pada pemeriksaan ante-mortem maupun
post-mortem, termasuk metode pengawetan dan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan.
4. Merinci tindakan penanganan dan jenis pengobatan toksikosis pada kasus toksikosis pada
hewan kesayangan dan ternak

E. EVALUASI
1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi toksisitas?
2. Sebutkan tindakan yang dapat dilakukan dalam menangani suatu kasus toksisitas pada
hewan individu dan ternak!

Anda mungkin juga menyukai