Anda di halaman 1dari 3

Cystotomy

Cystotomy adalah operasi pembukaan kandung kemih/ urinary bladder. Alasan paling
umum untuk melakukan cystotomy adalah untuk menghilangkan batu kandung kemih (Cystic
Calculi). Cystotomy juga dapat dilakukan untuk untuk mendapatkan biopsi atau untuk
mengangkat tumor kandung kemih. Cystotomy juga dilakukan untuk memperbaiki kelainan
anatomi seperti ectopic ureter atau patent urachus (Edwards, 2013).
Cystotomy adalah prosedur paling umum untuk menghilangkan kalkuli vesikalis pada
hewan kecil. Operasi pengangkatan ini diindikasikan untuk cystolitiasis obstruktif, kecuali
yang meliputi oleh magnesium amonium fosfat (Waldron, 1993), yang memungkinkan
analisis uroliths (Fossum, 2002).

Cystic Calculi/ Cystolithiasis


Urolithiasis adalah penyakit yang disebabkan adanya urolit (batu) atau calculi atau
kristal yang berlebihan dalam saluran urinaria. Sama seperti batu manusia batu kristal ini bisa
berada dimanapun dalam saluran urinasi di anjing, meliputi ginjal, uretra, atau bisa
ditemukan di kandung kemih. Kejadian terbentuknya urolit pada vesica urinaria biasa terjadi
pada hewan, terutama pada hewan domestik seperti anjing dan kucing. Urolit ini terbentuk di
dalam vesica urinaria dalam berbagai bentuk dan jumlah tergantung pada infeksi, pengaruh
diet/konsumsi, dan genetik (Fossum, 2002).
Adanya urolith pada kandung kemih disebut dengan cystolithiasis atau cystic calculi.
Cystic calculi relatif umum pada anjing dan kucing. Pasien dengan urolith pada kandung
kemih sering menunjukkan peningkatan frekuensi urinasi dan urine mengalami hematuria.
Dalam beberapa kasus, batu-batu kecil menghalangi uretra dan terjadilah obstruksi uretra.
Pasien dengan obstruksi uretra dapat mengalami kebocoran urin dan / atau sering urinasi.
Pasien kehilangan nafsu makan mereka untuk makanan dan minum kemudian akan mulai
muntah. Ketika kondisi memburuk, akan mengakibatkan depresi dan lesu diikuti penurunan
suhu tubuh (Edwards, 2013).
Saat urin mengalami tigkat kejenuhan yang tinggi, yang disertai dengan kelarutan
garam, garam tersebut mengalami presipitasi dan membentuk kristal (crystalluria). Jika
kristal itu tidak dikeluarkan maka akan terbentuk agregat yang disebut dengan kalkuli.

Urolith terbentuk karena banyak kristal-kristal yang saling bergabung menjadi satu. Terdapat
beberapa jenis batu ginjal yang berbeda, di mana perawatan dan pencegahanya berbeda pula.
Kejadian ini sangat menyakitkan dan membutuhkan pertolongan medis. Diagnosis
urolithiasis dibuat berdasar hasil anamnesa (riwayat kasus), pemeriksaan fisik, radiografi,
ultrasonografi dan urinalisis (Fossum, 1992).

Kasus
Tiga anjing betina didiagnosis mengalami cystolithiasis atau terdapat bladder urolith,
pada tiga anjing tersebut dilakukan laparoskopi cystotomy dengan persetujuan dari
pemiliknya. Pasien pertama anjing poodle berumur empat tahun dengan berat 12kg. Anjing
ini telah mengalami dysuria dan hematuria selama empat bulan serta sakit perut selama
pemeriksaan fisik, tetapi tidak mengalami demam. Dalam uji radiografi, tiga kalkuli segitiga
divisualisasikan dalam kandung kemih. Ultrasonografi mengkonfirmasikan adanya kalkuli
tersebut. Nilai hematokrit (45%), protein serum (6.2g / dl), urea (60.0mg / dl), dan kreatinin
(0.85mg / dl) berada di kisaran normal. Urine dikoleksi dengan teknik cystocentesis dan
ditetapkan mengalami hematuria, proteinuria, piuria, bakteriuria, dan bilirubinuria. PH urine
dan berat jenis ,masing-masing 7,5 dan 1,015.0. Keberadaan silinder (4 / hpf) dan sel-sel
epitel (480 / hpf) terdeteksi oleh mikroskop. Mengingat ukuran kalkuli sekitar 3.0 cm, dipilih
operasi pengangkatan. Analisis kimia selanjutnya menunjukkan bahwa urolith meliputi
karbonat, oksalat, kalsium fosfat, dan magnesium amonium fosfat. Hewan tidak
menunjukkan tanda-tanda urolitiasis lanjut enam bulan setelah operasi. Tapi, delapan belas
bulan kemudian, pasien kembali mengalami hematuria. Pemilik mengatakan bahwa anjing
tersebut tidak diberi makan diet khusus. Radiografi menunjukkan adanya dua kalkuli
vesikalis. Atas permintaan pemilik, dilakukan pengulangan cystotomy videolaparoscopic,
menggunakan teknik yang, kecuali untuk pola Lembert terputus pada lapisan kandung kemih
kedua. Dalam operasi ini, omentum melekat terlihat di dinding kandung kemih ventral dan
pada otot perut melintang, di mana 10mm trocar lateral diposisikan. Operasi berlangsung 60
menit dan tidak ada komplikasi. Pada periode pasca operasi, pasien menunjukkan
cicatrisation utama dan tidak ada tanda-tanda urolitiasis selama 12 bulan (Brun, 2008).
Pasien kedua adalah anjing betina mongrel dewasa dengan berat 8 kg, mengalami
hernia kecil pada abdomen ventral dan tidak ada jahitan absorbable di garis tengah ventral.
Hematuria dan pollakiuria terdeteksi pada anjing ini. Pada ultrasonografi, diperoleh gambar

yang sama seperti pada hewan pertama; tapi, anjing ini memiliki kalkulus tunggal berbentuk
bulat (3,2 x 2.7cm). Nilai-nilai hematologi yang terdeteksi biasa saja/ normal. Leukositosis
(16,300.0 / l) tampak jelas dengan neutrophilia (12,980.0 / l), eosinopenia (1,151.0 / l),
dan limfopenia (1,315.0 / l). Alanine aminotransferase (20.0UI / l), kreatinin (0.76 mg / dl),
dan nilai-nilai urea serum (40.0mg / dl) berada di batas fisiologis. Analisis calculi
menunjukkan karbonat, oksalat, kalsium, magnesium, dan amonia. Enam belas bulan setelah
operasi, hewan tidak menunjukkan tanda-tanda atau urolitiasis baru (Brun, 2008).
Pasien ketiga adalah

anjing betinamongrel dewasa berbobot 8kg, dengan

inkontinensia dan hematuria yang tidak diketahui sejak kapan terjadinya. Pemeriksaan fisik
menunjukkan adanya massa yang solid dalam kandung kemih. Dalam uji radiografi, diamati
dua kalkuli bulat berbentuk (3 x 2 cm). Penebalan dinding kandung kemih juga terlihat. Nilai
hematokrit (39,1%), protein serum (6.0g / dl), kreatinin (0.56mg / dl), dan alanin amino
transferase-(34.0UI / l) berada di batas fisiologis. Hematologi menunjukkan anemia
makrositik (4,670,000.0 / l; VGM = 83.9fl) dan thrombocythemia (141,000.0 / l).
Leukositosis diamati (24,360.0 / l) dengan neutrophilia (21,437.0 / l) dan limfopenia
(975,0 / l). Urine dikoleksi dengan kateter. PH urin dan berat jenis masing-masing adalah
7.0 dan 1,024.0. Setelah diamati terdapat hematuria berat, proteinuria, piuria, bakteriuria, dan
bilirubinuria. Analisis kimia kalkuli menunjukkan bahwa urolith meliputi karbonat, oksalat,
kalsium, magnesium, dan amonia. Sepuluh bulan setelah operasi anjing tidak kambuh (Brun,
2008).
Daftar Pustaka
Brun M.V. et al. 2008. Laparoscopic cystotomy for urolith removal in dogs: three case
reports. Arq. Bras. Med. Vet. Zootec., v.60, n.1, p.103-108
Fossum, T.H. 2002. Cirurgia da bexiga e da uretra. Cirurgia de pequenos animais. So
Paulo: Roca, p.534-570.
Fossum. T.W. 1992. Smal Animal Surgery. 2nd ed. Mosby ST, London.
Waldron, D.R. .1993. Urinary bladder. Slatter, D. (Ed). Textbook of small animal surgery.
2.ed. Philadelphia: W.B. Saunders, p.1451-1473.
Edwards, M et al. 2014. Urinary Bladder Surgery. Veterinary Specialist of Alaska,
Anchorage.

Anda mungkin juga menyukai