Anda di halaman 1dari 2

Agen penyebab Anthrax

Agen penyebab anthrax sendiri adalah bakteri Bacillus anthracis yang memiliki bentuk
batang lurus, dengan ujung siku, membentuk rantai panjang dalam biakan. Dalam jaringan tubuh
tidak pernah terlihat rantai panjang, biasanya tersusun tunggal atau dalam rantai pendek dari 2-6
organisme, berselubung (berkapsul), kadang-kadang satu selubung melingkupi beberapa
organisme. Bakteri anthrax bersifat aerob, membe ntuk spora yang letaknya sentral bila cukup
oksigen. Bakteri ini juga bersifat gram-positif, dan mudah diwarnai dengan zat-zat warna biasa.
Spora bakteri anthrax tahan terhadap kekeringan untuk jangka waktu yang panjang,
bahkan dalam tanah dengan kondisi tertentu dapat tahan sampai berpuluh-puluh tahun, berbeda
dengan bentuk vegetative B.anthracis yang mudah mati oleh suhu pasteurisasi, desinfektan atau
oleh proses pembusukan (Inglesby,2002). Spora antraks akan mengalami germinasi menjadi
bentuk vegetatif bila masuk ke dalam lingkungan yang kaya nukleotida, asam amino dan
glukosa, seperti yang ditemukan dalam darah dan jaringan binatang atau manusia. Bentuk
vegetatif kuman antraks akan cepat bertambah banyak dalam pejamu, tetapi bila nutrien lokal
telah habis maka kuman ini kemudian akan berubah bentuk menjadi spora. Virulensi kuman
antraks bergantung pada kapsul antifagosit dan komponen tiga toksin yaitu: antigen protektif
(AP), faktor letal (FL), dan faktor edema (FE) (Prince,2003).
Dampak Bioterrorism Bacillus anthracis
Bioterrorisme merupakan ancaman berskala internasional yang mungkin harus
diantisipasi oleh setiap Negara, termasuk Indonesia. Sekalipun mungkin Indonesia tidak
dianggap sebagai negara target, tetap harus mengantisipasi dampak ikutan yang mungkin
terjadi akibat terbawanya tanpa sengaja agen biologic oleh seseorang dari tempat lain. Tanpa
kesiapan yang memadai, selain gangguan keamanan, Indonesia dapat mengalami gangguan
kesehatan masal yang serius baik pada manusia, hewan maupun lingkungan yang akan
mengakibatkan dampak ekonomi yang berat (CDC, 2001).
Penyalahgunaan peran mikroorganisme seperti bioterrorism ini berdampak sangat luas.
Dampaknya dapat mengenai sector politik maupun ekonomi, keamanan, kesehatan dan bahkan
peradaban suatu bangsa. Serangan bioterrorisme juga menyebabkan kerugian materi yang besar,
akibat lumpuhnya ekonomi karena kepanikan masyarakat, biaya vaksin atau obat-obatan
profilaksasi yang harus diberikan dan proses dekontaminasi harus dilakukan ( Bellamy, 2001).

Sebagai contoh, Negara adidaya seperti Amerika Serikat harus menjatahkan dana sebesar lebih
kurang 1.500 juta dolar untuk upaya penanggulangan dampak bioterrorisme (CDC, 2001).
Dampak yang mengenai sector kesehatan seperti terjadinya peningkatan jumlah angka
kematian dan kesakitan yang diakibatkan bioterrorisme menggunakan B. anthracis , dan
potensial berdampak terhadap kesehatan masyarakat, dan penularannya pun sangat mudah
disebar-luaskan atau ditularkan dari manusia ke manusia maupun dari hewan ke hewan, selain itu
dampak yang dapat ditimbulkan adalah terjadinya kepanikan masal dan kekacauan social pada
masyarakat (Bellamy, 2001).
Daftar Pustaka:
Bellamy RJ, Freedman AR, 2001. Bioterrorisme. QJ Med Vol 94, 227-34
CDC, 2001. Investigation of Anthrax Associated With Intentional Exposure and Interim Public
Health Guidelines. p. 2086-90
Inglesby TV, OToole T, Henderson DA, Bartlett JG, Ascher MS, Eitzen E, et al. Anthrax as a
biological weapon: updated recom- mendations for management. JAMA 2002; 287
(17):2236-52.
Prince AS. The host response to anthrax lethal toxin: unex- pected observations. J. Clin. Invest
2003;112:656-8.

Anda mungkin juga menyukai