Risiko :
Manajemen Risiko : Kenakan APD saat berada di dekat kera hidup atau mati
(pelindung mata & mulut, gaun pelindung, sarung tangan, celana panjang…).
Waspadai lokasiuntuk Perawatan Darurat Gigitan, Goresan, Percikan Mata, dan
paparan teoretis seperti tusukan jarum atau goresan oleh permukaan kandang yang
kotor. mulai perawatan diri saat Anda mencari bantuan lebih lanjut termasuk
kunjungan ke Rumah sakit terdekat.
3. Bahaya ergonomis dan muskuloskeletal.
4. Bahaya mata.
5. Bahaya pernapasan.
Masalah keamanan pada fungsi paru dapat berupa : 1. Banyak jenis debu
organik dan anorganik dan kontaminan udara lainnya hadir dalam operasi
pemberian makanan hewan terbatas dan fasilitas hewan lainnya. 2. Debu
dihasilkan dari pakan, selimut, pupuk kandang, dan banyak sumber lainnya. 3.
Debu bisa menyebabkan iritasi atau alergen.
7. Keamanan kimia.
Kesadaran: Jarum suntik dan pisau bedah yang mungkin terdapat di area bedah
& prosedural. Pecahan kaca mungkin ada di kamar hewan,maka petugas harus
lebih berhati-hati.Penilaian Risiko : Risiko tertinggi saat bekerja di area bedah dan
prosedural dan kantong sampah , kantong karkas , kantong merah atau wadah
benda tajam yang dipakai
Manajemen Risiko : Jarum suntik tidak boleh ditutup kembali (kecuali dibenarkan
dan menggunakan teknik satu tangan). Jarum dan pisau skalpel harus ditempatkan
dalam wadah benda tajam berwarna merah yang disetujui. Pecahan kaca harus
ditempatkan dalam wadah yang disetujui EHS.
Salah satu hal yang membuat perbedaan bahaya dan risiko pada peternakan
adalah ukuran hewan ternak yang memiliki kategori yaitu kecil, sedang, dan besar.
Menurut Hutajulu (2008), pendapat dari Michael Maroney yaitu, “Dunia Industri
peternakan hampir tidak pernah memikirkan keselamatan kerja, padahal angka
kecelakaan bahkan kematian di industri tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan
industri jenis lainnya.”
Penyakit merupakan risiko lain yang dihadapi pekerja peternakan, baik penyakit
yang diakibatkan dari singgungan langsung dengan ternak maupun tidak langsung.
Menurut artikel yang dibuat oleh Hallman dan Demmin (2007), penyakit (zoonoses)
paling sering dihadapi pekerja peternakan adalah Rabies, Brucellosis (Bang’s diseases),
Q fever, Leptospirosis, Ringworm, Salmonellosis. Menurut Puslitbangnak (Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan) penyakit yang dapat menular dari sapi pada
manusia adalah Anthrax, Rabies, Toxoplasmosis, Scabies, Influenza, dan Brucellosis.
Penyakit tersebut memiliki bahaya dan cara penularan yang berbeda, tetapi seluruh
penyakit tersebut dapat mengancam jiwa pekerja maupun orang yang bersinggungan
dengan ternak yang sakit (Anonim, 2014).