Anda di halaman 1dari 6

Bahaya dan resiko dalam bekerja menangani hewan di tempat praktek/lapaangan

Risiko :

1. Alergen atau alergi


Tanda-tanda klinis: mata merah-gatal, bersin, mengi, ruam dan kesulitan
bernapas dapat berkembang menjadi asma yang diakibatkan petugas
membersihkan bulu-bulu dari hewan yang ada di kandang.
2. Penyakit Zoonosis
 Salmonella & Campylobacter : Tanpa gejala pada primata & reptil bukan
manusia. Tanda-tanda klinis pada orang termasuk sakit perut, demam dan diare.
Penilaian Risiko : Risiko tertinggi saat petugas bekerja dengan menangani
primata & reptil bukan manusia dan kandang atau substratnya yang kotor.
Manajemen Risiko : Jauhkan kotoran dari mulut Anda. Kenakan sarung tangan
saat menangani primata bukan manusia atau permukaan apa pun yang mereka
sentuh. Jangan membawa sepatu atau pakaian kerja ke rumah. Sanitasi semua
permukaan yang mengandung primata dan reptil bukan manusia. Kedua bakteri
dapat bertahan hidup pada permukaan yang tampak bersih.

 Herpes B- Cercopithecine herpesvirus : terdapa gejala Asimtomatik pada semua


kera yang penularannya melalui air liur, sekret mata dan saluran reproduksi.
Mungkin melihat lecet bibir NHP & mata merah. Penilaian Risiko : Risiko
tertinggi saat digigit atau digaruk bekerja dengan atau di dekat kera. Ditularkan
melalui kasus percikan mata manusia dengan sekresi saluran reproduksi atau urin.
Atau kasus lainnya dengan pasangan berbagi salep mengobati luka gigitan. Bisa
berakibat fatal pada manusia.

Manajemen Risiko : Kenakan APD saat berada di dekat kera hidup atau mati
(pelindung mata & mulut, gaun pelindung, sarung tangan, celana panjang…).
Waspadai lokasiuntuk Perawatan Darurat Gigitan, Goresan, Percikan Mata, dan
paparan teoretis seperti tusukan jarum atau goresan oleh permukaan kandang yang
kotor. mulai perawatan diri saat Anda mencari bantuan lebih lanjut termasuk
kunjungan ke Rumah sakit terdekat.
3. Bahaya ergonomis dan muskuloskeletal.

Strain, keseleo, cedera punggung dan cedera gerakan berulang lainnya


dapat terjadi saat mengangkat, menahan, dan merawat hewan yang ada di
lapangan.

4. Bahaya mata.

Masalah keamanan mata meliputi: 1. Luka penetrasi dari hewan,


peralatan, dan peralatan 24 2. Kontaminasi dengan debu atau kontaminan di udara
lainnya.

5. Bahaya pernapasan.

Masalah keamanan pada fungsi paru dapat berupa : 1. Banyak jenis debu
organik dan anorganik dan kontaminan udara lainnya hadir dalam operasi
pemberian makanan hewan terbatas dan fasilitas hewan lainnya. 2. Debu
dihasilkan dari pakan, selimut, pupuk kandang, dan banyak sumber lainnya. 3.
Debu bisa menyebabkan iritasi atau alergen.

6. Tergelincir, tersandung, dan jatuh.

Peternakan, fasilitas hewan, dan fasilitas kedokteran hewan mungkin


memiliki permukaan yang licin atau tidak rata yang membuat pekerja berisiko
cedera akibat tergelincir, tersandung, atau jatuh.

7. Keamanan kimia.

Bagi seorang Zoo keeper dalam menangani hewan sendiri beresiko


terpapar pada banyak bahaya kimia yang berbeda termasuk glutaraldehida dan
disinfektan lainnya, obat-obatan berbahaya, lateks, pestisida, dan limbah gas
anestesi. Paparan bahan kimia ini dapat terjadi melalui kontak kulit (menyentuh
kulit) dan / atau terhirup (terhirup). Percikan dapat menyebabkan kontak kimia
dengan kulit, mata, atau selaput lendir.
8. Keamanan biologis.

Dokter hewan dan pekerja perawatan hewan berisiko terpapar zoonosis,


penyakit menular yang menyebar dari hewan ke manusia. Kemungkinan rute
penularan meliputi aerosol, semprotan tetesan, konsumsi (oral), kontak langsung,
kontak tidak langsung (mis., Fomite), atau ditanggung oleh vektor. Sumber
paparan meliputi hewan, cairan tubuh, alat yang terkontaminasi, permukaan, atau
benda lain di lingkungan.

9. Gigitan atau cakaran dari hewan


 Gigitan atau cakaran hewan. Kesadaran: Hewan apa pun dapat menggigit,
mencakar, dan beberapa mungkin dapat menendang. Penilaian Risiko : Risiko
tertinggi saat menangani atau di dekat hewan.
Manajemen Risiko : Staf terlatih tentang teknik penanganan spesies khusus ,jika
digigit atau dicakar atau dilukai oleh binatang, maka harus segera mendapatkan
evaluasi medis dan perawatan karena risiko infeksi dan paparan rabies degan
pergi ke rumah sakit terdekat setelah memberi tahu staf Kantor Sumber Daya
Hewan (telepon atau secara langsung) yang akan memberi tahu supervisor Anda.
Jika cedera melibatkan kera, ikuti Protokol mengenai penanganan Gigitan /
Goresan pada monyet atau primata lainnya.

10. benda tajam di are kandang

 Benda tajam seperti Jarum, Pisau Bedah atau pecahan kaca

Kesadaran: Jarum suntik dan pisau bedah yang mungkin terdapat di area bedah
& prosedural. Pecahan kaca mungkin ada di kamar hewan,maka petugas harus
lebih berhati-hati.Penilaian Risiko : Risiko tertinggi saat bekerja di area bedah dan
prosedural dan kantong sampah , kantong karkas , kantong merah atau wadah
benda tajam yang dipakai
Manajemen Risiko : Jarum suntik tidak boleh ditutup kembali (kecuali dibenarkan
dan menggunakan teknik satu tangan). Jarum dan pisau skalpel harus ditempatkan
dalam wadah benda tajam berwarna merah yang disetujui. Pecahan kaca harus
ditempatkan dalam wadah yang disetujui EHS.

Resiko pada peternakan sapi antara lain :

Risiko adalah gambaran ukuran pada kemungkinan bahaya dapat menimbulkan


kecelakaan dan ukuran keparahan yang diakibatkan. Semakin besar hewan ternak maka
semakin besar tenaga yang dihasilkan saat melakukan perlindungan diri saat panik.
Pekerja peternakan memiliki pekerjaan yang memiliki risiko, sapi tidak dapat ditebak apa
yang akan dilakukan sapi tersebut saat pekerja berada di dekatnya. Sapi dengan
ukurannya yang besar dapat dengan mudah melukai sampai membunuh manusia dengan
mudah, tetapi sedikit sekali laporan mengenai kecelakaan di peternakan. Berbanding
terbalik dengan fakta, yakni di Peternakan “X”, salah satu pekerja mengatakan bahwa
tertendang dan tersundul oleh seekor sapi adalah hal yang biasa bagi pekerja peternakan
tersebut.

Salah satu hal yang membuat perbedaan bahaya dan risiko pada peternakan
adalah ukuran hewan ternak yang memiliki kategori yaitu kecil, sedang, dan besar.
Menurut Hutajulu (2008), pendapat dari Michael Maroney yaitu, “Dunia Industri
peternakan hampir tidak pernah memikirkan keselamatan kerja, padahal angka
kecelakaan bahkan kematian di industri tersebut sangat tinggi dibandingkan dengan
industri jenis lainnya.”

Penyakit merupakan risiko lain yang dihadapi pekerja peternakan, baik penyakit
yang diakibatkan dari singgungan langsung dengan ternak maupun tidak langsung.
Menurut artikel yang dibuat oleh Hallman dan Demmin (2007), penyakit (zoonoses)
paling sering dihadapi pekerja peternakan adalah Rabies, Brucellosis (Bang’s diseases),
Q fever, Leptospirosis, Ringworm, Salmonellosis. Menurut Puslitbangnak (Pusat
Penelitian dan Pengembangan Peternakan) penyakit yang dapat menular dari sapi pada
manusia adalah Anthrax, Rabies, Toxoplasmosis, Scabies, Influenza, dan Brucellosis.
Penyakit tersebut memiliki bahaya dan cara penularan yang berbeda, tetapi seluruh
penyakit tersebut dapat mengancam jiwa pekerja maupun orang yang bersinggungan
dengan ternak yang sakit (Anonim, 2014).

Pada pekerjaan memindahkan ternak sapi potensi bahaya yaitu tergelincir/


terpeleset, tertular penyakit, terinjak, terhimpit, tertanduk, tertendang, dan tertimpa.
Pekerjaan selanjutnya adalah mencari rumput yang memiliki 9 potensi bahaya yaitu
tersayat, tertusuk duri, alergi, cacing parasit, tergelincir/terpeleset, serangga, reptile,
radiasi matahari, dan terpotong. Pekerjaan ketiga adalah mencacah rumput, yang
memiliki 6 potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut adalah tersayat, alergi, cacing parasit,
rumput masuk mata, tersetrum, dan terpotong. Pekerjaan keempat adalah mencampur
pakan, memiliki potensi bahaya sebanyak 5. Potensi bahaya tersebut adalah tersayat,
terkilir, cacing parasit, alergi, dan terjepit.

Pekerjaan membersihkan kandang memiliki potensi bahaya. Potensi bahaya


pekerjaan kelima adalah cacing parasit, pencemaran lingkungan, keracunan metana,
tertular penyakit, tergelincir/terpeleset, dan tertendang. Pekerjaan keenam adalah
mengolah kotoran sapi dengan 4 potensi bahaya. Potensi bahaya tersebut adalah cacing
parasit, pencemaran lingkungan, keracunan metana, dan tertular penyakit. Pekerjaan
selanjutnya adalah memeriksa kesehatan sapi yang memiliki 6 potensi bahaya. Potensi
bahaya itu adalah cacing parasit, terinjak, tertanduk, terhimpit, tertular penyakit, dan
tertendang. Pekerjaan terakhir adalah maintenance kandang dengan 6 potensi bahaya.
Potensi bahaya tersebut adalah terpalu, adukan semen, tertanduk, terjatuh dari ketinggian,
tersetrum, dan tertendang.

Pekerjaan memindahkan ternak terdapat 3 potensi bahaya yang memiliki risiko


sisa. Potensi bahaya itu adalah terinjak, terhimpit, dan tertendang. Pekerjaan mencari
rumput memiliki 3 potensi bahaya yang masih terdapat risiko sisa. Potensi bahaya
tersebut adalah cacing parasit, reptile, dan radiasi matahari. Pekerjaan selanjutnya adalah
mencacah rumput yang hanya memiliki 1 potensi bahaya yang memiliki risiko sisa, yaitu
rumput masuk mata. Pekerjaan mencampur pakan juga hanya memiliki 1 potensi bahaya
yang memiliki risiko sisa, yaitu potensi bahaya cacing parasit.

Anda mungkin juga menyukai