Anda di halaman 1dari 54

KEGAWATDARURATAN PADA

PASIEN DENGAN GIGITAN


SERANGGA dan Binatang berbisa

Pendahuluan
Racun adalah zat atau senyawa yang
masuk ke dalam tubuh dengan berbagai
cara yang menghambat respons pada
sistem biologis dan dapat menyebabkan
gangguan kesehatan, penyakit, bahkan
kematian

1. Gigitan serangga
Insect bites adalah gigitan yang
diakibatkan karena serangga yang
menyengat atau menggigit seseorang.
Gigitan serangga seringkali menyebabkan
bengkak, kemerahan, rasa sakit (senutsenut), dan gatal-gatal.

masalah serius yang diakibatkan oleh


gigitan atau serangan gigitan serangga
didantaranya adalah:
a. Reaksi alergi berat (anaphylaxis).
Reaksi ini tergolong tidak biasa, namun
dapat mengancam kahidupan dan
membutuhkan pertolongan darurat.

Tanda/ gejala:
Terkejut (shock).
Batuk, desahan, sesak nafas,
merasa sakit di dalam mulut
atau
kerongkongan/tenggorokan
Bengkak di bibir, lidah,
telinga, kelopak mata, telapak
tangan, tapak kaki, dan
selaput lendir (angioedema)

Pusing dan kacau


Mual, diare, dan nyeri pada perut
Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan
bengkak.

b. Reaksi racun oleh gigitan atau serangan


tunggal dari serangga.
c. Reaksi racun dari serangan lebah, tawon, atau
semut api.
Seekor lebah dengan alat penyengatnya di belakang
lalu mati setelah menyengat. Lebah madu afrika, yang
dinamakan lebah-lebah pembunuh, mereka lebih
agresif dari pada lebah madu kebanyakan dan sering
menyerang bersama-sama dengan jumlah yang
banyak

Tawon, penyengat dan si


jaket kuning (yellow
jackets), dapat
menyengat berkali-kali. Si
jaket kuning dapat
menyebabkan sangat
banyak reaksi alergi
Serangan semut api
dengan gigitan dari
rahangnya, kemudian
memutar kepalanya dan
menyengat dari perutnya
dengan alur memutar dan
berkali-kali

d. Reaksi kulit yang lebar pada bagian gigitan atau


serangan.
e. Infeksi kulit pada bagian gigitan atau serangan.
f. Penyakit serum (darah), sebuah reaksi pada
pengobatan (antiserum) digunakan untuk
mengobati gigitan atau serangan serangga.
Penyakit serum menyebabkan rasa gatal dengan
bintik-bintik merah dan bengkak serta diiringi
gejala flu tujuh sampai empat belas hari setelah
penggunaan anti serum.

g. Infeksi virus. Infeksi nyamuk dapat menyebarkan


virus West Nile kepada seseorang, menyebabkan
inflamasi pada otak (encephalitis).
h. Infeksi parasit. Infeksi nyamuk dapat
menyebabkan menyebarnya malaria.

Gigitan binatang berbisa


gigitan atau serangan yang di akibatkan
oleh gigitan hewan berbisa seperti ular,
laba-laba, kalajengking, dll.

Ular yang berbisa memiliki ciri- ciri :


a. Bentuk kepala segiempat panjang
b. Gigi taring kecil
c. Bekas gigitan: luka halus berbentuk
lengkungan

Ciri-ciri ular tidak berbisa seperti :


a. Bentuk kepala segitiga
b. Dua gigi taring besar di rahang atas
c. Bekas gigitan: dua luka gigitan utama
akibat gigi taring

Bisa ular mengandung toksin dan enzim


yang berasal dari air liur. Bisa tersebut
bersifat:
a. Neurotoksin: berakibat pada saraf perifer
atau sentral. Berakibat fatal karena
paralise otot-otot lurik.
Manifestasi klinis: kelumpuhan otot
pernafasan, kardiovaskuler yang
terganggu, derajat kesadaran menurun
sampai dengan koma.

b. Haemotoksin: bersifat hemolitik dengan


zat antara fosfolipase dan enzim lainnya
atau menyebabkan koagulasi dengan
mengaktifkan protrombin. Perdarahan itu
sendiri sebagai akibat lisisnya sel darah
merah karena toksin.
Manifestasi klinis: luka bekas gigitan yang
terus berdarah, haematom pada tiap
suntikan IM, hematuria, hemoptisis,
hematemesis, gagal ginjal.

c. Myotoksin: mengakibatkan abdomiolisis


yang sering berhubungan dengan
haemotoksin. Myoglobulinuria yang
menyebabkan kerusakan ginjal dan
hiperkalemia akibat kerusakan sel-sel otot.
d. Kardiotoksin: merusak serat-serat otot
jantung yang menimbulkan kerusakan otot
jantung.

e. Cytotoksin:

dengan melepaskan
histamin dan zat vasoaktifamin
lainnya berakibat terganggunya
kardiovaskuler.

f. Cytolitik: zat ini yang aktif


menyebabkan peradangan dan
nekrose di jaringan pada tempat
patukan
g. Enzim-enzim: termasuk
hyaluronidase sebagai zat aktif
pada penyebaran bisa.

Penyebab Gigitan Serangga Dan


Binatang Berbisa
Serangga dan binatang berbisa tidak
akan menyerang kecuali kalau mereka
digusar atau diganggu.
Kebanyakan gigitan dan sengatan
digunakan untuk pertahanan.
Gigitan serangga untuk melindungi
sarang mereka.

Sebuah gigitan atau sengatan dapat


menyuntikkan bisa(racun) yang tersusun
dari protein dan substansi lain yang
mungkin memicu reaksi alergi kepada
penderita.
Gigitan serangga juga mengakibatkan
kemerahan dan bengkak di lokasi yang
tersengat.

Lebah, tawon, penyengat, si jaket kuning,


dan semut api adalah anggota keluarga
Hymenoptera.
Gigitan atau sengatan dari mereka dapat
menyebabkan reaksi yang cukup serius
pada orang yang alergi terhadap mereka.

Kematian yang diakibatkan oleh serangga


3-4 kali lebih sering dari pada kematian
yang diakibatkan oleh gigitan ular.
Lebah, tawon dan semut api berbedabeda dalam menyengat.
Ketika lebah menyengat, dia melepaskan
seluruh alat sengatnya dan sebenarnya ia
mati ketika proses itu terjadi.

Seekor tawon dapat menyengat berkalikali karena tawon tidak melepaskan


seluruh alat sengatnya setelah ia
menyengat.
Semut api menyengatkan bisanya dengan
menggunakan rahangnya dan memutar
tubuhnya. Mereka dapat menyengat bisa
berkali-kali.

Gejala
Kebanyakan gigitan serangga
menyebabakan kemerahan, bengkak,
nyeri, dan gatal-gatal di sekitar area yang
terkena gigitan atau sengatan serangga
tersebut.
Kulit yang terkena gigitan bisa rusak dan
terinfeksi jika daerah yang terkena gigitan
tersebut terluka.
Jika luka tersebut tidak dirawat, maka
akan mengakibatkan peradangan akut.

Rasa gatal dengan bintik-bintik merah dan


bengkak, desahan, sesak napas, pingsan
dan hampir meninggal dalam 30 menit
adalah gejala anafilaksis.
Diakibatkan karena alergi pada gigitan
serangga.
Gigitan serangga juga mengakibatkan
bengkak pada tenggorokan dan kematian
karena gangguan udara

Sengatan dari serangga jenis penyengat


besar atau ratusan sengatan lebah jarang
sekali ditemukan hingga mengakibatkan
sakit pada otot dan gagal ginjal.

Tanda dan gejala dari gigitan binatang


berbisa (ular) yaitu :
Tanda umum ular berbisa adalah kepalanya
berbentuk segitiga, corak kulitnya.
Dari bekas gigitan dapat dillihat dua lubang
yang jelas akibat dua gigi taring rahang atas
bila ularnya berbisa, dan deretan bekas gigi-gigi
kecil berbentuk U bila ularnya tak berbisa.

Gejala dan tanda gigitan ular berbisa


Mayor :
Efek lokal :
ular viper atau beberapa kobra (Naja spp)
menimbulkan rasa sakit dan perlunakan di daerah
gigitan.
Luka dapat membengkak hebat dan dapat berdarah
dan melepuh.
Beberapa bisa ular kobra juga dapat mematikan
jaringan sekitar sisi gigitan luka.

Perdarahan :
Gigitan oleh famili viperidae atau beberapa elapid
Australia dapat menyebabkan perdarahan organ
internal seperti otak atau organ-organ abdomen.
Korban dapat berdarah dari luka gigitan atau
berdarah spontan dari mulut atau luka yang lama.
Perdarahan yang tak terkontrol dapat menyebabkan
syok atau bahkan kematian.

Efek sistem saraf :


bisa ular elapid dan ular laut dapat berefek langsung
pada sistem saraf.
Bisa ular kobra dan mamba dapat beraksi terutama
secara cepat menghentikan otot-otot pernafasan,
kematian sebelum mendapat perawatan.
Awalnya, korban dapat menderita masalah visual,
kesulitan bicara dan bernafas, dan kesemutan.

Kematian otot :
bisa dari Russells viper (Daboia russelli), ular laut,
dan beberapa elapid Australia dapat secara
langsung menyebabkan kematian otot di beberapa
area tubuh.
Debris dari sel otot yang mati dapat menyumbat
ginjal, yang mencoba menyaring protein gagal
ginjal.

Mata :
semburan bisa ular kobra dan ringhal dapat secara
tepat mengenai mata korban, menghasilkan sakit
dan kerusakan, bahkan kebutaan sementara pada
mata.

Penatalaksanaan Gigitan Serangga


Dan Binatang Berbisa
1. Penatalaksanaan pada gigitan serangga
Jika hanya kemerahan dan nyeri pada bagian
yang digigit, cukup menggunakan es sebagai
pengobatan.
Bersihkan area yang terkena gigitan dengan
sabun dan air untuk menghilangkan partikel
yang terkontaminasi oleh serangga (seperti
nyamuk).

Partikel-partikel dapat mengkontaminasi lebih


lanjut jika luka tidak dibersihkan.
Dapat menggunakan antihistamin seperti
diphenhidramin (Benadryl) dalam bentuk
krim/salep atau pil.
Losion Calamine juga bisa membantu mengurangi
gatal-gatal.
Jika ada infeksi atau tanda anafilaktik RS

2. Penatalaksanaan pada gigitan binatang


berbisa.
Penatalaksanaan tergantung derajat keparahan
envenomasi;
a.Perawatan di Lapangan
Tujuan utama adalah untuk mempertahankan
pasien sampai mereka tiba di instalasi gawat
darurat.
Sering penatalaksanaan dengan autentisitas yang
kurang, lebih memperburuk daripada memperbaiki
keadaan, termasuk membuat insisi pada luka
gigitan, menghisap dengan mulut, pemasangan
turniket, kompres dengan es, atau kejutan listrik.

Perawatan di lapangan yang tepat harus


sesuai dengan prinsip dasar emergency
life support.
Tenangkan pasien untuk menghindari
hysteria selama implementasi ABC
(Airway, Breathing, Circulation).

b. Pertolongan Pertama :
Cegah gigitan sekunder atau adanya korban
kedua.
Ular dapat terus mengigit dan menginjeksikan
bisa melalui gigitan berturut-turut sampai bisa
mereka habis.

Buat korban tetap tenang, yakinkan mereka


bahwa gigitan ular dapat ditangani secara
efektif di instalasi gawat darurat.
Batasi aktivitas dan imobilisasi area yang
terkena (umumnya satu ekstrimitas), dan tetap
posisikan daerah yang tergigit berada di bawah
tinggi jantung untuk mengurangi aliran bisa.

Jika terdapat alat penghisap, (seperti


Sawyer Extractor), ikuti petunjuk
penggunaan.
Alat penghisap tekanan-negatif dapat
memberi beberapa keuntungan jika
digunakan dalam beberapa menit
setelah envenomasi. ???

Buka semua cincin atau benda lain yang


menjepit / ketat yang dapat menghambat aliran
darah jika daerah gigitan membengkak. Buat
bidai longgar untuk mengurangi pergerakan dari
area yang tergigit.
Monitor tanda-tanda vital korban temperatur,
denyut nadi, frekuensi nafas, dan tekanan
darah jika mungkin. Tetap perhatikan jalan
nafas setiap waktu jika sewaktu-waktu menjadi
membutuhkan intubasi.

Jika daerah yang tergigit mulai membengkak


dan berubah warna, ular yang mengigit
kemungkinan berbisa.
Segera dapatkan pertolongan medis.
Transportasikan korban secara cepat dan aman
ke fasilitas medis darurat kecuali ular telah pasti
diidentifikasi tidak berbahaya (tidak berbisa).

Identifikasi atau upayakan mendeskripsikan jenis


ular, tapi lakukan jika tanpa resiko yang signifikan
terhadap adanya gigitan sekunder atau jatuhnya
korban lain.
Jika aman, bawa serta ular yang sudah mati. Hatihati pada kepalanya saat membawa ular ular
masih dapat mengigit hingga satu jam setelah
mati (dari reflek).
Ingat, identifikasi yang salah bisa fatal. Sebuah
gigitan tanpa gejala inisial dapat tetap berbahaya
atau bahkan fatal.

Jika berada di wilayah yang terpencil,


transportasi akan lama, pasang bidai pada
ekstremitas yang tergigit.
Jika memasang bidai, pastikan luka tidak cukup
bengkak sehingga menyebabkan bidai
menghambat aliran darah.
Periksa untuk memastikan jari atau ujung jari
tetap pink dan hangat, yang berarti ekstrimitas
tidak menjadi kesemutan, dan tidak
memperburuk rasa sakit.

Jika dipastikan digigit oleh elapid yang


berbahaya dan tidak terdapat efek mayor
dari luka lokal, dapat dipasang pembalut
dengan teknik imobilisasi dengan tekanan.
Teknik ini terutama digunakan untuk
gigitan oleh elapid Australia atau ular laut.

Balutkan perban pada luka gigitan dan


terus sampai ke bagian atas ekstremitas
dengan tekanan seperti akan membalut
pergelangan kaki yang terpeleset.
imobilisasi ekstremitas dengan bidai,
dengan tetap memperhatikan mencegah
terhambatnya aliran darah.

Manajemen di Rumah Sakit


Perawatan definitif meliputi pengecekan
kembali ABC dan mengevaluasi pasien
atas tanda-tanda syok (seperti takipneu,
takikardi, kulit kering dan pucat, perubahan
status mental, hipotensi).
Rawat dahulu keadaan yang mengancam
nyawa, mungkin membutuhkan
endotracheal tube dan ventilator untuk
menolong korban bernafas.

Korban dengan syok membutuhkan


cairan intravena dan mungkin obat-obatan
lain untuk mempertahankan aliran darah
ke organ-organ vital.

Semburan bisa ular sendok, apabila mengenai


mata, dapat mengakibatkan iritasi menengah
dan menimbulkan rasa pedih yang hebat.
Mencucinya bersih-bersih dengan air yang
mengalir sesegera mungkin dapat membilas
dan menghanyutkan bisa itu, mengurangi
iritasi dan mencegah kerusakan yang lebih
lanjut pada mata.

Penderajatan envenomasi membedakan


kebutuhan akan antivenin pada korban
gigitan ular-ular viper. Derajat dibagi
dalam ringan, sedang, atau berat.
a. Envenomasi ringan ditandai dengan
rasa sakit lokal, edema, tidak ada tandatanda toksisitas sistemik, dan hasil
laboratorium yang normal.

b. Envenomasi sedang ditandai dengan


rasa sakit lokal yang hebat; edema lebih
dari 12 inci di sekitar luka; dan toksisitas
sistemik termasuk nausea, vomitus dan
penyimpangan pada hasil laboratorium
(misalnya penurunan jumlah hematokrit
atau trombosit).

c. Envenomasi berat ditandai dengan


ptekie, ekimosis, sputum bercampur
darah, hipotensi, hipoperfusi, disfungsi
renal, perubahan pada protrombin time
dan tromboplastin time parsial teraktivasi,
dan hasil-hasil abnormal dari tes-tes lain
yang menunjukkan koagulopati konsumtif.

Penderajatan envenomasi merupakan


proses yang dinamis. Dalam beberapa
jam, sindrom ringan awal dapat
berkembang menjadi sedang bahkan
reaksi yang berat.

Beri antivenin pada korban gigitan ular


koral sebagai standar perawatan jika
korban datang dalam 12 jam setelah
gigitan, tanpa melihat adanya tanda-tanda
lokal atau sistemik. Neurotoksisitas dapat
muncul tanpa tanda-tanda sebelumnya
dan berkembang menjadi gagal nafas.

Bersihkan luka dan cari pecahan taring


ular atau kotoran lain. Suntikan tetanus
diperlukan jika korban belum pernah
mendapatkannya dalam kurun waktu 5
tahun terakhir. Beberapa luka memerlukan
antibiotik untuk mencegah infeksi.

Anda mungkin juga menyukai