Anda di halaman 1dari 14

PENUNTUN

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FUNGSI SENSORIK

Disusun Oleh: Dr. Indrawanti Kusadhiani Konsulen: Dr. Bertha J. Que, Sp.S.

Diberikan pa a: Mahasis!a Se"es#er III

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER UNI$ERSITAS PATTIMURA AM%ON &'('

KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FUNGSI SENSORIK )SENSI%ILITAS*


I+ Prinsip Dasar
Pemeriksaan sensorik terdiri atas: a. Pemeriksaan Eksteroseptif (Protopatik), terdiri atas: I. Pemeriksaan perasa raba, II. Pemeriksaan perasa nyeri, dan III. Pemeriksaan perasa suhu. b. Pemeriksaan Proprioseptif, terdiri atas: I. Perasaan gerak (kinesthesia), II. Perasaan sikap (statestesia), dan III. Perasaan getar (palestesia). c. Pemeriksaan Diskriminatif (Multimodalitas), terdiri atas: I. Perasaan tereognasis, II. Perasaan !ramestesis, III. Perasaan "arognosis, I#. Perasaan $opognosis, dan #. Perasaan Diskriminasi pasial. Pada pasien tanpa tanda atau ge%ala penyakit neurologis, pemeriksaan fungsi sensorik (sensibilitas) dapat dilakukann dengan cepat, dengan memeriksa adanya sensasi normal pada

u%ung %ari tangan dan kaki. Pemeriksa dapat memilih apakah ia mau memeriksa sentuhan ringan, nyeri, dan sensasi suhu atau getaran. &ika ini semuanya normal, pemeriksaan sensorik lainnya tidak diperlukan. &ika ada ge%ala atau tanda yang menun%ukkan gangguan neurologis, harus dilakukan pemeriksaan lengkap.

II+ Tu,uan
Tu,uan In#ruksional U"u" )TIU*: etelah melakukan latihan ketrampilan pemeriksaan fungsi sensorik (sensibilitas) Diharapkan mahasis'a mampu men%elaskan tu%uan pemeriksaan kepada pasien dan melakukan pemeriksaan eksteroseptif, proprioseptif dan pemeriksaan diskriminatif (multimodalitas) dengan benar.

Tu,uan In#ruksional Khusus )TIK*: etelah melakukan ketrampilan pemeriksaan fungsi sensorik, diharapkan mahasis'a mampu : Men%elaskan tu%uan dilakukannya pemeriksaan kepada pasien Melakukan pemeriksaan perasa raba dengan cara yang benar Melakukan pemeriksaan perasa nyeri dengan cara yang benar Melakukan pemeriksaan perasa suhu dengan cara yang benar Melakukan pemeriksaan perasaan gerak (kinesthesia) dengan cara yang benar Melakukan pemeriksaan perasaan sikap (statestesia) dengan cara yang benar Melakukan pemeriksaan perasaan getar (palestesia) dengan cara yang benar Melakukan pemeriksaan perasaan stereognosis dengan cara yang benar

Melakukan pemeriksaan perasaan gramestesis dengan cara yang benar Melakukan pemeriksaan perasaan barognosis dengan cara yang benar Melakukan pemeriksaan perasaan topognosis dengan cara yang benar Melakukan pemeriksaan perasaan diskriminasi spasial dengan cara yang benar

Teori Sin-ka# an .ara Pe"eriksaan


eperti pada pemeriksaan motorik, pemeriksa membandingkan sisi yang satu dengan sisi yang lain, dan proksimal dengan distal. !angguan neurologic biasanya menyebabkan gangguan sensorik yang mula(mula terlihat di bagian lebih distal dibandingkan di bagian proksimal. )lat dan "ahan yang harus dipersiapkan untuk pemeriksaan fungsi sensorik (sensibilitas) antara lain: *. &arum pentul atau peniti untuk sensasi nyeri +. ,apas untuk sensasi raba -. $abung yang berisi air hangat (./(.012) dan tabung yang berisi air dingin (*/(*012) .. Pensil 0. !arpu tala frekuensi *+3 k4 untuk sensasi getar 5. "enda(benda yang la6im diketahui orang dan bisa digenggam, misalnya kancing, uang logam, dll untuk sensasi stereognosis. $angan disuplai oleh ner7us medianus, ulnaris, dan radialis. 8er7us medianus merupakan saraf sensasi utama karena mensuplai permukaan palmar %ari tangan, bagian tangan yang paling sering dipakai untuk meraba. 8er7us ulnaris hanya mensuplai sensasi pada satu setengah %ari ulnar. 8er7us radialis mempunyai distribusi sensorik pada dorsum manus. Pada persarafan ini ter%adi tumpang tindih yang besar sekali.

(+ PEMERIKSAAN EKSTEROSEPTIF a+ Pe"eriksaan Perasa Raba 9ntuk pemeriksaan ini, kita sentuh kulit penderita dengan kapas yang u%ungnya dipilin semakin kecil. :espons yang kita harapkan adalah, %a'aban ;ya;, bila kulitnya tersentuh. e'aktu pemeriksaan kita banding(bandingkan keadaan perasa raba disisi kanan dengan yang di sisi kiri atau di bagian proksimal dengan yang di bagian distal. "ila terdapat suatu perbedaan, misalnya di suatu daerah terasa lebih baik daripada di daerah lainnya, maka pemeriksaan perasa raba di tempat itu harus dilakukan dengan lebih teliti dan lebih mengkhusus. "ila perasa raba di suatu tempat adalah terganggu, maka kita katakan bah'a telah terdapat anestesia atau hipestesi di daerah tersebut. &ika sensasinya abnormal, lakukanlah pemeriksaan di bagian proksimal sampai batas ketinggian gangguan sensorik dapat ditentukan. "atas ketinggian gangguan sensorik adalah ketinggian medula spinalis di ba'ah di mana ter%adi penurunan sensasi secara %elas. b+ Pe"eriksaan Perasa N/eri 9ntuk pemeriksaan perasa nyeri ini kita pergunakan %arum pentul. Penderita hendaknya dapat membedakan antara ;ta%am atau tumpul.; "ila perasa nyeri itu terganggu, maka kita katakan bah'a di tempat tersebut terdapat analgesia. i pemeriksa memegang %arum itu seperti memegang pensil (lihat gambar). Dengan sekali menusuk %arum itu pada kulit pasien dan sekali menusuk dengan %ari telun%uknya. :angsang tusuk ta%am dan tumpul dapat diberikan secara berselingan. Mintalah kepada pasien untuk menutup matanya, kemudian sentuhlah pasien dengan u%ung %arum. "eritahukan pasien <Ini ta%am< . ,emudian sentuhlah pasien dengan %ari telun%uk anda dan katakan <Ini tumpul<. Mulailah pemeriksaan sensasi nyeri pada %ari kaki dan tangan, dan katakanlah, <)pa rasanya, ta%am atau tumpul=< &ika pasien tidak kehilangan sensasi, lan%utkanlah dengan pemeriksaan ini ke bagian proksimal untuk menentukan batas ketinggian gangguan sensorik. etiap pasien harus diperiksa dengan %arum baru.

!ambar Pemeriksaan Perasa 8yeri

0+ Pe"eriksaan Perasa Suhu 9ntuk pemeriksaan perasa suhu ini kita pergunakan tabung yang berisi air hangat (./(.012) dan tabung yang berisi air dingin (*/(*012). Dengan tabung(tabung ini kita sentuh kulit itu secara silih(berganti. :espons yang kita harapkan dari penderia adalah : ;panas atau dingin.; "ila perasa suhu itu terganggu, maka kita katakan bah'a di tempat tersebutt, terdapat : termanestesia.

&+ PEMERIKSAAN PROPRIOSEPTIF a+ Pe"eriksaan Perasaan Gerak )Kines#hesia* Perasaan gerak adalah perasaan gerak pasif dimana gerakan anggota gerak pasien dilakukan oleh pemeriksa. ensasi posisi atau propriosepsi diperiksa dengan menggerakkan falang distal. Pemeriksa memegang falang distal pada sisi lateralnya dan menggerakkannya ke atas sementara memberitahukan pasien, >Ini atas<. Pemeriksa kemudian menggerakkan falang distal ke ba'ah dan memberitahukan pasien, >Ini ba'ah<. Dengan mata pasien tertutup, pemeriksa menggerakkan falangs

distal naik turun dan akhirnya berhenti, dan tanyakanlah, >Ini apa, atas atau ba'ah=< Pemeriksa hanya memegang bagian sisi %ari sehingga pasien tidak akan mendapat petun%uk berdasarkan tekanan yang dialami %ari tersebut. &ika tidak ada gangguan sensasi posisi, pemeriksa harus melan%utkan sisa pemeriksa berikutnya. &ika ada kehilangan sensasi, lakukanlah pemeriksaan selan%utnya untuk menentukan batas gangguan propriosepsi.

!ambar Pemeriksaan perasa gerak

b+ Perasaan sikap )s#a#es#esia* Pemeriksaan terhadap kemampuan penderita untuk melakukan dan

mempertahankan suatu posisi tertentu dari anggota geraknya. Dalam praktek sehari(

hari biasanya kita hanya memeriksa rasa gerak dan rasa sikap dari %ari(%ari. 8amun demikian, bila di%umpai gangguan, maka dilan%utkan dengan pemeriksaan pada bagian badan lainnya yang lebih besar, misalnya tangan atau kaki. ,aki kita gerakkan secara pasif dan dengan mata tertutup pasien disuruh menun%ukkan di mana letak ibu %ari atau tumitnya. )tau satu lengan kita tempatkan secara pasif pada satu posisi tertentu, kemudian dengan mata tertutup pasien disuruh menempatkan lengan yang lainnya pada sikap yang sama? atau satu tangan kita gerakkan secara pasif, kemudian dengan mata tertutup ia disuruh memegang ibu %ari tangan dengan tangan lainnya. "eberapa tes untuk memeriksa ataksia, misalnya tes tun%uk(hidung (tangan menun%uk hidung) dan tes tumit( lutut (tumit ditempatkan pada lutut yang satu lagi), bila tes tersebut dilakukan dengan mata tertutup merupakan tes rasa gerak dan sikap. :asa gerak dan rasa sikap dapat pula diperiksa dengan memperhatikan bagaimana pasien bergerak dan ber%alan. eseorang yang menderita gangguan rasa gerak dan rasa sikap pada ekstremitas ba'ah tidak mengetahui bagaimana sikap kaki atau badannya. Misalnya, pasien tabes dorsalis mampu berdiri dengan sikap tegak yang baik bila matanya terbuka (ia melihat), namun %ika matanya ditutup ia akan terhuyung dan kemudian %atuh? hal ini disebabkan oleh gangguan pada rasa sikap. Pada pemeriksaan :omberg, kita katakan bah'a tanda :omberg positif bila seseorang mampu berdiri dengan kedua kaki rapat dan mata terbuka, namun bila mata tertutup ia akan terhuyung dan %atuh. $anda :omberg positif merupakan salah satu ge%ala dini dari tabes dorsalis. 0+ Perasaan -e#ar )pales#esia* ensasi getaran diperiksa dengan menggunakan garpu tala *+3 46. Pemeriksaan dilakukan dengan cara menaruh gagang garpu tala kita yang bergetar di atas sternum penderita. "ila penderita merasa adanya getaran, maka ia akan mengatakan: ;getar.; "ila penderita tidak merasa adanya getaran, mengatakan ;tidak getar.; ,emudian kita tekankan u%ung gagang garpu tala bergetar itu pada bagian dorsal falang terakhir dari ibu %ari kaki, maleolus, pada tuberositas tibiae, pada spina anterior superior, pada falang akhir ibu %ari tangan pada prosessus stiloideus radii dan ulnae, pada kondilus humeri, pada olekranon dan pada akrcomion.

!ambar Pemeriksaan perasa getar

1+ PERASAAN DISKRIMINATIF )MULTIMODALITAS* a+ Pe"eriksaan Perasaan S#ereo-nosis tereognosis adalah fungsi integratif lobus parietalis dan oksipitalis di mana pasien berusaha mengenali benda yang diletakkan di tangannya. Pemeriksaan stereognosis dapat dilakukan pada penderita dengan meletakan suatu benda yang dipakainya sehari(hari di tangannya. Dalarn keadaan normal, penderita akan dapat mengenali benda tersebut (misalnya kancing atau uang logam rupiah) dengan mudah. "ila penderita tidak dapat mengenal benda tersebut maka kita katakan, bah'a ia memperlihatkan astereognosis. "ila penderita dapat mengenal bentuk dan ukuran benda itu, tetapi tidak dapat mengatakan nama benda tersebut, maka kita namakan keadaan itu suatu agnosi taktil. b+ Pe"eriksaan Perasaan Gra"es#esia Perasaan gramestesia merupakan kemampuan untuk mengenali stimulasi berupa angka atau huruf yang ditulis pada kulit penderita. Mintalah pasien untuk menutup mata dan men%ulurkan tangannya. Pakailah u%ung tumpul sebatang pensil untuk

>menulis< angka dari / sampai @ di telapak tangan itu. )ngkanya dibuat harus menghadap ke arah pasien. "iasanya pasien akan dapat mengenali angka(angka tersebut. "andingkanlah satu tangan dengan tangan yang lain. ,etidakmampuan mengenali angka merupakan tanda yang sensitif untuk penyakit lobus parietalis.

!ambar Pemeriksaan perasa gramestesia

0+ Pe"eriksaan Perasaan %aro-nosis Perasaan barognosis merupakan daya untuk mengenali dan mengetahui berat sesuatu. Pemeriksaan dilakukan dengan menyuruh pasien memberitahukan benda apa yang disodorkan dalam tangannya. "enda(benda tersebut bisa berupa sekrup, kancing, karet, dan sumpal gabus.

+ Pe"eriksaan Perasaan Topo-nosis Perasaan topognosis merupakan daya untuk mengenal tempat yang diraba. Pemeriksaan dilakukan dengan menyuruh pasien memberitahukan tempat pada tubuhnya yang disentuh pemeriksa.

e+ Pe"eriksaan Perasaan Diskri"inasi Spasial Perasaan diskriminasi spasial atau diskriminasi dua titik merupakan daya untuk mengenali dan mengetahui dua %enis sensibilitas hasil dua macam perangsangan pada dua tempat. Dengan hati(hati peganglah + peniti dengan %arak +A- mm dan sentuhkanlah dengan u%ung %ari pasien. Mintalah kepada pasien untuk menyebutkan %umlah peniti yang dirasakannya. "andingkanlah penemuan ini dengan daerah yang sama pada u%ung %ari tangan lainnya. ,arena daerah tubuh yang berlainan mempunyai sensiti7itas yang berbeda(beda, pemeriksa harus mengetahui perbedaan ini. Di u%ung %ari tangan, diskriminasi + titik adalah+ mm. Bidah dapat membedakan * mm? %ari kaki -(3 mm? telapak tangan 3(*+ mm? punggung ./(5/ mm. 9%ung %ari kedua tangan dibandingkan. Besi pada lobus parietalis akan menggaggu diskriminasi + titik.

!ambar Pemeriksaan Diskriminasi spasial

E$ALUASI PENILAIAN KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FUNGSI SENSORIK 8ama : CCCCCCCCCCCCCCCC 8IM : CCCCCCCCCCCCCCCC

No
*.
+. -.

Prose ur
Mempersiapkan alat dan bahan Men%elaskan kepada pasien tentang pemeriksaan apa yang akan dilakukan dan tu%uan pemeriksaan Meminta pasien rileks dengan posisi seenak mungkin dan mengikuti instruksi pemeriksa.(usahakan pasien tidak melihat lokasi pemeriksaan yang akan dilakukan) Pe"eriksaan Perasa Raba a. Memilin kapas hingga bagian u%ungnya lebih runcing b. Menyentuhkan u%ung kapas pada kulit yang akan diperiksa c. Menanyakan respon pasien d. Membandingkan sensasi raba sisi kanan dan kiri, proksimal dan distal dengan cara yang sama. e. Interpretasi hasil pemeriksaan. Pe"eriksaan Perasa N/eri a+ Meminta pasien untuk menutup matanya. b+ Menyentuh kulit pasien dengan u%ung %arum dan u%ung %ari dan memberitahukan sensasi apa yang dirasakan. 0+ Memeriksa sensasi nyeri pada %ari kaki dan tangan + Menanyakan sensasi yang di rasakan pasien e+ Membandingkan sensasi nyeri sisi kanan dan kiri, proksimal dan distal dengan cara yang sama.

'

&

..

0.

5.

D.

2+ Interpretasi hasil pemeriksaan Pe"eriksaan Perasa Suhu a. Menyentuh kulit pasien dengan tabung yang berisi air panas dan air dingin secara bergantian. b. Menanyakan sensasi yang di rasakan pasien c. Membandingkan sensasi suhu sisi kanan dan kiri, proksimal dan distal dengan cara yang sama. d. Interpretasi hasil pemeriksaan Pe"eriksaan Perasa Gerak )Kines#hesia* a+ Meminta pasien menutup matanya, kemudian memegang falang distal pada sisi lateralnya. b+ Memberi instruksi kepada pasien dengan menggerakkan falang distal ke atas sementara memberitahukan pasien, >Ini atas<, kemudian menggerakkan falang distal ke ba'ah dan memberitahukan pasien, >Ini ba'ah<. 0+ Menggerakkan falangs distal naik turun dan akhirnya berhenti, dan menanyakan, >Ini apa, atas atau ba'ah=< + &ika tidak ada gangguan sensasi posisi, pemeriksa harus melan%utkan sisa pemeriksa berikutnya. &ika ada kehilangan sensasi, lakukanlah pemeriksaan selan%utnya untuk menentukan batas gangguan propriosepsi.
e+ Interpretasi hasil pemeriksaan

3.

Pe"eriksaan Perasa Sikap a+ Memposisikan pasien dalam keadaan berbaring dengan mata yang tertutup. b+ Menggerakkan kaki pasien secara pasif. 0+ Meminta pasien menun%ukkan di mana letak ibu %ari atau tumitnya. + Interpretasi hasil pemeriksaan Pe"eriksaan Perasa Ge#ar

@.

,eterangan: /: tidak dilakukan *: dilakukan tapi tidak sempurna +: dilakukan dengan sempurna 8ilai maksimal: .3 Perolehan 8ilai: %umlah total E *// .3

Anda mungkin juga menyukai