Anda di halaman 1dari 45

KOAS SYARAF

NEUROLOGY
Our Greatest Glory is not in never failing, but in rising every time we fail.

Artsolution
Gea Nathali
UJIAN dr.Oki Haryanto.,Sp.S
1. KU : Lemah badan kiri
DD dengan apa?
Stroke Tumor intrakranial Trauma capitis Meningitis
Tiba-tiba Kjd perlahan, Ada riwayat trauma Ada tnd infeksi
Mendadak kecuali tumor kepala (demam)
mendesak PD 
oklusi tiba2

2. Dasar diagnosis
Stroke infark :
 Defisit neurologis fokal
 Tjd mendadak, >24jam
 Timbul saat ist
 Muntah (-)
 Nyeri kepala (-)

Stroke Perdarahan :
 Saat aktivitas
 Nyeri kepala +
 Muntah +
 Kaku kuduk + pada PSA

3. Stroke infark dan perdarahan k2nya bikin herniasi

Stroke infark : infark otak  oedem cerebri  herniasi

Stroke perdarahan : PIS  ↑TTIK  herniasi

Perbedaannya : kalau infark tjd stlh onset(perlu wktu untuk tjd oedem), kalau perdarahan tjd
saat onset

4.

SISTEM CAROTIS SISTEM VERTEBROBASILER


Disfungsi motorik -Hemiparese ipsilateral -Hemiparese kontralateral
(parese motoric & saraf otak) (parese motoric kontralateral
-Disartria dg saraf otak)
Disfungsi sensorik -Hemihipestesi ipsilateral -Hemihipestesi kontralateral
-Parastesia
Gangguan visual -Hemianopsia homonym -Hemianopsia homonym,
kontralateral satu/dua sisi LP
(jika TIA  amarousis fugax) -Buta kortikal (bila kena lobus
occipital)
Gangguan lain Gangguan fungsi luhur : Gangguan keseimbangan :
-Afasia -Diplopia
-Agnosia -Vertigo

5. Proses tjdnya amarouxis fugax?


-Amarouxis fugax  pengelihatan mendadak hilang pd 1 mata tp bisa sembuh lg
-Terjadi karena  oklusi pada a.centralis retina oleh white emboli. White emboli
komponennya lipid shgga mudah lisis
-White emboli berasal dari plak atheroma  dsb thromboemboli. Plak atheroma sering
berada di bifurcation a.carotis
-a.centralis retina merupakan percabangan dari a.ophtalmica

6. Bisa gak emboli dari A.cerebri media?


Tidak, karena letak pangkal a.cerebri media lebih distal dibanding pangkal a.ophtalmica

7. Emboli ada apa lagi?


-Red emboli  komponennya eritrosit  lebih sulit lisis shgga > buruk
-Sering terbentuk akibat kelainan jantung (kardioemboli: RHD,MI,AF)
8. Atrial fibrilasi  waspada tjd stroke karena terbentuk banyak sekali seperti
pancuran/shower

9. Kenapa bisa tjd diplopia pd sist VB?


 VB  daerah BO (nuclei saraf III,IV,VI)
 Stroke VB  gg nervus III,IV,VI  gg pergerakan bola mata
 Diplopia tjd krn  bayangan pd 1 mata jatuh di fovea centralis, sdgkan bayangan
pd mata yg lain tdk jatuh di fovea centralis, namun disekitar retina  shgga fusi
k2 bayangan terganggu
10. Kalau bayangan jatuhnya di dpn atau belakang retina bs ga? Bisa, namun kelainan
refraksi (miopi/hipermetropi)
11. Kenapa bisa buta kortikal pada system VB?
-a.vertebralis  a.cerebri post  a.occipitalis post yg memperdarahi lobus occipital
Shgga kalau gg di VB menyebabkan gg supply darah ke lobus occipital
12. Kenapa bisa vertigo pd sist VB?
 A.vertebralis punya cabang a.labirin yg memperdarahi labirin dlm telinga tengah
Gea Nathali
UJIAN dr. Dedeh Supantini.,Sp.S (STROKE INFARK)

1. Dasar diagnosis
 Defisit neurologis fokal : Hemiparese sinistra, disartria
 Mendadak, >24jam
 FR : HT, Hiperkolesterolemia
 Siriraj score : -6
 Scoring gajah mada : hanya Babinski yg + stroke infark
2. Kenapa di DD dengan stroke cardioemboli?
 Seharusnya tdk usah di DD, karena udah jelas beda antara athero sm cardioemboli

ATHEROTROMBOTIK CARDIOEMBOLI
Usia tua Usia muda
Saat ist Saat aktivitas
FR : Hiperkolesterolemia FR :
-Penyakit jtg (MI, RHD, Atrial fibrilasi)
-a.carotis interna
3. Jelasin semua PP dan alesan
 CT-scan  u/ Diagnosis, nentuin lokasi, nentuin penata, prognosis
 EKG  cari FR (kalo kardioemboli)
 Profil lipid (koles total,hdl,ldl, TG)  untuk mencari FR dan penatalaksanaan
 GDS  mencari FR dan penatalaksanaan
4. Prognosis kasus
QAF  berdasarkan indeks barthel

5. Komplikasi kasus
6. Edukasi pasien
Jadi pa, ibu terkena stroke infark, dimana stroke infark adalah penyumbatan oleh kolesterol
pada pembuluh darah ibu sehingga menyebabkan gejala lumpuh sebelah tubuh pada ibu.
Kemudian dari tanda vital berupa TD,Suhu, Respirasi, Nadi dan kesadaran ibu tergolong cukup
baik. Dari fungsi tangan dan kaki ibu yang lemah kita pantau lagi ya akankah membaik setelah
pengobatan ataukah menetap lumpuhnya. Dari kekambuhan, stroke ini bisa terjadi lagi pada ibu
jika tidak dilakukan pencegahan, maka dari itu pencegahan yang perlu dilakukan :
-Kurangi makan makanan yang mengandung kolesterol tinggi
-Makan serat : oat, beras merah, gandum
-Sayur dan buah
-Kurangi konsumsi garam (1/2 sdt sehari)
-Rajin untuk fisioterapi  untuk memulihkan tangan dan kaki ibu yang lumpuh
-Rajin control ke penyakit dalam untuk kencing manis dan darah tingginya
-Rajin Kontrol ke spesialis saraf untuk stroke nya
-Minum obat teratur diusahakan jangan sampai bolong
-Jika tangan dan kaki si ibu sudah pulih, ibu disarankan olahraga intensitas berat 150menit/mggu
atau intensitas ringan 75mnt/mggu (Sepeda,berenang, jalan cepat)
Kemudian komplikasi bisa saja terjadi contohnya :
-bengkak pada otak biasa tjd pd hari ke 5/7
-Penurunan kesadaran akibat tekanan yang tinggi di dlm rongga kepala ibu.
-Luka pada bokong akibat tdk mika miki
-Kaku pada otot akibat tdk digerak2kan

7. Untuk apa dipasang venflon?


-untuk masukin obat citicolin IV , psien aku hari 2 rawat inap. Jadi hrs dikasih citicolin yg IV 1 hari
lagi (krn aku gak pasang infus soalnya px nya bs makan minum)
TUGAS UJIAN
1. CT Scan (Lokasi) pada stroke infark :

Ciri CT-scan pada stroke infark :

 Area Hipodens sesuai daerah vaskularisasi otak, semakin kronis lesi semakin hipodens
 Stroke ec emboli  area hipodens luas dan berbentuk baji pada hemisfer sesuai dengan
distribusi a.cerebri media + midline shift

Contoh :

Area hipodens pada capsula interna kanan


sesuai distribusi a.cerebri media

2. CT-scan (Lokasi) pada stroke Perdarahan :

Ciri CT-scan pada stroke perdarahan :

 Terlihat sebgai area hiperdens dengan densitas 55-99 HU


 Terdapat efek massa
 Biasa terdapat pendorongan (midline shift) atau kompresi ventrikel

Yang penting untuk dilaporkan pada CT-scan stroke perdarahan :

 Lokasi  Lobar, basal ganglia, thalamus, brainstem, cerebellum, intraventricular, subarachnoid


 Volume  Rumus Broderick (P x L x Jumlah irisan yang +)/2
 Efek massa  Midline shift, Kompresi ventrikel, Hidrosefalus non komunikans, Edema serebri

3. Jenis-Jenis Herniasi

Supratentorial Herniation :

 Cingulate (Subfalcine)
 Sentral
 Uncal (Transtentorial)
 Transcalvarial
Cingulate Sentral Uncal Transcalvarial
Definisi gyrus cingulate mengalami Berpindahnya Uncus lobus temporalis otak tergeser melalui
herniasi ke bawah falx diencephalon dan herniasi turun melalui fraktur/adanya
mesencephalon melalui foramen trans tentorial
foramen trans tentorial pembedahan di dalam
tengkorak atau juga biasa
disebut herniasi eksternal.

Etiologi Lesi supratentorial lateral Lesi supratentorial midline, Lesi supratentorial lateral Kraniotomi
pembengkakan cerebral (seringkali akibat
yang difus, herniasi uncal hematoma post trauma
tahap lanjut yang meluas secara cepat)
GK  Asimptomatik,  Deteriorasi mulai  Dilatasi pupil
observasi secara dari rostral ke ipsilateral, refleks
radiologis atau caudal (kegagalan negatif,
patologis diencephalon kelumpuhan gerak
 Waspadai herniasi sampai medulla bola mata
transtentorial yg oblongata secara (penekanan pada
akan berisiko berurutan) N III)
menekan a.cerebri  ↓ tingkat  Penurunan tingkat
anterior kesadaran kesadaran
(penekanan (penekanan
mesencephalon) mesencephalon)
 gg pergerakan  Hemiplegia
bola mata –> kontralateral, ±
gerakan ke atas respon telapak
(“sunset eyes“) kaki kearah atas
 Perdarahan  ± “Kernohan’s
batang otak notch”: kompresi
(Duret’s) akibat pedunculus
robekan vasa serebri
perforantes arteri (mesencephali)
basilaris karena pergeseran
 Diabetes insipidus otak –> hemiplegia
(akibat penarikan ipsilateral
tangkai hipofisis (biasanya
dan mengakibatkan
hypothalamus) – salah dalam
> tanda stadium penentuan letak
akhir lesi)
 Pupil  Small  Pupil  anisokor
reactive
Infratentorial Herniation :

 Upward (Upward cerebellar)


 Tonsillar (downward cerebellar)

Upward Herniasi Tonsil


Definisi Vermis cerebelli herniasi melalui Tonsil cerebelli herniasi melalui
incisura tentorii, dan menekan foramen magnum (disebut juga
mesencephalon herniasi foramen magnum)
Etiologi Massa yang besar di fossa posterior Lesi infra tentorial, atau terjadi
basis cranii sehingga menyebabkan setelah adanya herniasi tentorial
herniasi serebellum ke arah rostral, central
sering kali setelah VP (ventriculo-
peritoneal) shunting
GK  Kompresi arteri cerebelli  Kompresi pusat
superior –> infark cerebelli kardiovaskuler dan respirasi
 Kompresi aqueductus di medulla oblongata (fatal)
cerebri (mesencephali)  Dapat diakibatkan oleh LP
 hydrocephalus (lumbar punction) pada
pasien dengan SOL (space
occupying lesion)
(umumnya di fossa
posterior basis cranii)

4. Tindakan masa kini PIS


 Endovascular coil embolization
Gea Nathali
BIMBINGAN STROKE dr Haryono.,Sp.S
Definisi : Gangguan fungsi serebral fokal/global yg tjd mendadak&cepat, berlangsung >24jam
dapat meninggal/sembuh sempurna/cacat akibat gangguan peredaran darah otak

 Fokal :
-Defisit fungsi motoric : Hemiparese, disartri, mata juling
-Defisit fungsi sensorik : Hemihipestesi, kesemutan, baal
-Gangguan fungsi visual : Hemianopsia
-Gangguan fungsi luhur : Afasia, agnosia

TIA  tidak masuk dlm stroke karena sembuh <24jam

 Global :
-Penurunan kesadaran

Faktor Risiko :

 Non modifiable : Umur, JK, Ras dan etnik, Herediter


 Modifiable : HT, Penyakit jtg, DM, Hiperkolesterolemia, Merokok, Alkohol, TIA/stroke
sblmnya, Riwayat penggunaan antiplatelet/antikoagulan

Insidensi :

 80%  Stroke infark


 20%  Stroke perdarahan (15% PIS, 5% PSA)
 80%-90%  Stroke system carotis
 10%  Stroke VB

Klasifikasi :

Berdasarkan gambaran klinik & profil waktu :

 Improving stroke/RIND (Reversible Ischemic Neurological Deficit)


bila deficit neurologis sembuh dalam kurun waktu >24jam s/d 3 minggu
 Worsening stroke/SIE (Stroke in Evolution)
bila deficit neurologis memberat secara progresif
Dibagi mjd 3
 Smooth worsening : berjalan gradual/bertahap
 Steplike worsening : bertambah berat diselingi periode menetap
 Fluctuating worsening : progresifitas diselingi perbaikan
 Stable stroke / complete stroke
bila deficit neurologis langsung lengkap, tdk banyak berubah lagi dlm perjalanan
wktu. GK ↓setelah 3 minggu, tp ttp ada/cacat/sequel
 Transient Ischemic Attack  dirawat untuk cari etiologi. Serangan sementara <24jam

Berdasarkan gambaran patologis intrakranial :

 Infark otak  nekrosis akibat stenosis/oklusi PD


Atherotrombotik, Kardioemboli, Infark lacunar
 Perdarahan intraserebral  perdarahan kdlm jar parenkim otak akibat ruptur vascular
 Perdarahan subarachnoid  pecahnya PD & masuknya darah ke rongga subarachnoid

Berdasarkan Lokalisasi lesi PD yang terkena :

 Sistem karotis
 Vertebrobasiler

Kriteria stroke ulang :

 Stroke ulang sisi mana saja dg etiologi apa saja dengan insidensi > 28hari
 Stroke ulang > 24jam pada beda sisi
 Stroke ulang > 21 hari pada sama sisi

SISTEM CAROTIS SISTEM VERTEBROBASILER


Disfungsi motorik -Hemiparese kontralateral -Hemiparese alternans
(parese motoric, saraf otak (parese motoric kontralat dg
kontralateral dg lesi) lesi, saraf otak ipsilateral dg
-Disartria lesi)
Disfungsi sensorik -Hemihipestesi kontralateral -Hemihipestesi alternans
-Parastesia
Gangguan visual -Hemianopsia homonym -Hemianopsia homonym,
kontralateral satu/dua sisi LP
(jika TIA  amarousis fugax) -Buta kortikal (bila kena lobus
occipital)
Gangguan lain Gangguan fungsi luhur : Gangguan keseimbangan :
-Afasia -Diplopia
-Agnosia -Vertigo

Trombus Emboli PIS PSA


Usia 50-70th Semua umur t.u 40-60th 20-30th
muda
Onset Istirahat Aktivitas Aktivitas, ↑emosi Aktivitas
Nyeri kepala - - + ++
Muntah - - + ++
↓an Ksdrn Jarang (hr ke 3-5 Jarang (hari ke 3-5 + (Sjk onset) +
sejak onset) sejak onset)
FR Hipertensi, DM, Penyakit jantung HT yg tdk -Berry aneurisma
merokok terkontrol -AVM
RPD Riwayat TIA Riwayat TIA Riwayat nyeri
sblmnya sblmnya kepala berulang
Kaku kuduk - - Jarang +
Def neuro fokal + + + -/minimal
Babinsky + + - -
Lumbal Pungsi Jernih Jernih Jernih Merah darah
CT-scan Hipodens Hipodens Hiperdens Hiperdens

Stroke Infark Stroke Emboli Stroke PIS


Usia Tua Muda Tdk se-tua athero
Onset Ist Aktivitas Aktivitas
Nyeri kepala - - +
Muntah - - +
Kejang - - +
Etio -Atherotrombotik Sumber emboli : -Gg factor
-Kardioemboli -Jantung (RHD,MI, pembekuan darah
-Infark lacunar Atrial fibrilasi, -AVM
Aritmia) -Cerebral amyloid
-Atheromatous -Obat (Cafein,
plaque  di a.carotis amfetamin)
interna(bruit)
Kesadaran -, kalo + pd hari ke - + pada awalnya akibat
5/7(oedem)  neken penekanan hematom
BO (hari 1/3 ke BO)
Tensi tinggi + - +

PSA/SAB Primer

 Pecahnya berry aneurisma  lokasi di circulus willisi


 Terjadi waktu aktivitas hebat (hubungan seksual)
 Nyeri kepala HEBAT baru dirasakan pertama kali
 Penurunan kesadaran tp sejenak  karena pecahnya berry aneurisma (karena liquor
statis, darah ikut aliran liquor jd pasien sadar lg)

SA  isi LCS . kalo berry pecah  Vol ↑  TTIK akut  neken BO & ARAS  ↓Kesadaran
Kalo PIS  darah di parenkim otak, tidak jalan shgga ↓kesadaran terus menerus

Infark  di kortikal  Kejang

PIS  subkortikal  tidak kejang

Komplikasi  Vasospasme (hari ke 3-2minggu) karena PD pecah trus Ca 2+ msk ke PD yg


sehat. Pada PF  Hemiparese

PSA Sekunder

 Asal : PIS  kalo darah banyak ngerembes ke ventrikel  PSA sekunder


 Liqour campur darah  benda asing  rx meningen  kaku kuduk (+)

PIS dengan PSA sekunder PSA primer dengan komplikasi


-Hemiparese timbul dulu -Kaku kuduk dulu
-Kaku kuduk belakangan -Vasospasme belakangan  Hemiparese

PP :

1. Lumbal Pungsi (GS PSA)

dilakukan kalo ada makna. Kalo stroke PIS sama infark ya gausah dilakuin

PIS + SAB Infark PIS PSA Traumatik


sekunder
Tercampur Jernih Jernih Darah Liquor cmpr
darah darah

KI :

 Herniasi  krn tek otak ↑, jarum masuk ke SA  tek tinggi jd rendah


 Gg pembekuan darah
 Sesak (krn posisi LP ditekuk)
 Decubitus di pinggang

Perbedaan LP Traumatik & PIS dengan SAB sekunder

 Tabung 3x
 Disentrifuge
-Trauma : supernatan jernih
-PIS dg SAB sekunder : Supernatan x jernih krn darah lisis

2. CT-scan

 Stroke infark : Daerah hipodens (hitam). Awal msh stad isodens (msh normal)
Kalau CT-scan msh normal  cek ulang pd hari ke 5
Kalau msh normal  Kemungkinan infark yg kecil/infark di batang otak
 PIS : Gambar hiperdens (putih) di parenkim & daerah ventrikel
 PSA : Hiperdens (putih) di rongga SA

Terapi :

1. Antiplatelet (Aspirin) : As asetil salisilat  Seumur hidup


-50-325mg (dosis kecil-sedang)
-Dosis kecil  Hambat TXA 2  menghambat agregasi trombosit & iritasi lambung >
ringan
Di indo  80mg
-diberi seumur hidup, kalau alergi diganti : CPG, Cistasol
2. Stroke infark krn emboli  dirawat di stroke unit
3. Antikoagulan  jrg ksh heparin, seringnya derivatny : henoksi heparin
4. u/ stroke ec atherotrombotik  rTPA (ateplase) tp JARANG

Untuk stroke PIS

1. Perdarahan kecil  di resorbsi


2. Perdarahan besar  TTIK akut  Penekanan BO  Herniasi
3. Manitol
4. Tindakan operasi jika :
 ↓an kesadaran tidak terlalu berat
 Lokasi perdarahan : di perifer
 Perdarahan > 60cc
 Sudah ada tanda-tanda midline shift
 Keluarga harus acc

PSA Primer

1. Clip aneurisma, yang terbaru endovaskuler coil


2. CCB  nimodipine (nimotrop)
Grading PSA :

Non medikamentosa

1. Diet
2. Fisioterapi
3. Posisi 30 derajat spy vena lancer
4. Dirawat untuk :
 Cari FR
 Mengatasi FR
 Cegah komplikasi
 Mengatasi komplikasi neurologic : HT reaktif(<180/<120), Herniasi, Oedem otak
Kalau ada FR Hipertensi  JNC VII
5. Dipulangkan jika :
 FR ketemu
 FR teratasi
 Fase akut lewat (2minggu)
 Keluarga sdh mampu merawat di rumah
 Komplikasi sdh ketemu & teratasi

Komplikasi stroke cardioemboli :

 Infark berdarah (ada daerah hipodens dan hiperdens)

Stoke infark yang diobati adl daerah Pneumbra(3-6jam penumbra bertahan hidup)
Pasien saat dtg kekuatan motoric 0, saat plg 4. Ada jg yg pas dtg 0, pulang ttp 0  karena
tergantung :

 Luas stroke
 Lokalisasi : kl di daerah jaras padat (capsula interna)  prognosis krg baik
 Circulus willisi : collateral di basis otak. Pd ortu CW udah kesumbat, jd dtg 0 0
 Kecepatan saat datang

Stroke yg sering kena n.VII dan XII  karena inervasi dari 1 korteks unilateral

Pasien stroke tdk boleh dikasih glukosa  penumpukan lactat  nyumbat otak

Stroke pseudobulbar  kena di kiri, kena lg di kanan, timbul gejala pseudobulbar :

 Disartria, Disfagia, Dismasesi


 Force laughing
 Force crying

PP lain (Untuk cari FR, atasi FR, cegah komplikasi) :

 EEG  kalo stroke pecah (kalo ada kejang)


 GD

Prognosa :

 Fungtionam :
-Infark  kurang baik (krn sel2 mati)
-Perdarahan  >baik (kelemahan tjd krn perdarahan, perdarahan di resorbsi)

QAF stroke infark berdasarkan indeks barthel :


Dasar diagnosis stroke infark :

 Defisit neurologis
 FR
 Siriraj score & Gajah mada

(2,5xkesadaran)+(2xmuntah)+(2xSakit kepala)+(0,1xdiastole)-
3xAtheroma -12

 Meningitis TBC  Arteritis  Hemiparese


 Meningitis purulent  Timbul abses  hemiparese
Stroke kelumpuhan tipe upper (UMN) :

 Awal-awal fisiologi belum ↑ yaitu pada cerebral syok


 Gangguan pada saraf tepi

Stroke lemah tubuh kanan, patologis kiri (+)  yang kiri bekas stroke yg lama

Stroke lemah tubuh kanan, infark sebelah kanan  bekas yg lama, yg baru belum tampak

Lemah tubuh kanan harusnya afasia (Kena di cortical  area Wernicke & broca)

Ada yg kena tubuh kanan tp tdk afasia  karena mungkin kena di subkortikal

Amarouxis fugax  emboli pd a.centralis retina  emboli lisis  kembali

Th/ untuk hydrocephalus  VP shunt

HERNIASI
 ↓Kesadaran
 Perubahan pola nafas
 Perubahan pupil
-Anisokor  uncal/temporal
-Small reactive  sentral/supratentorial
 Reflex patologis bilateral

Sindrom stroke lakuner

 Ataxic hemiparesis
 Disartria clumpsy hand
 Pure sensorik
 Pure motoric
 Sensorik-motorik
Pemeriksaan Neurologik dr. Haryono, Sp.S
Untuk Keadaan Px sadar (CM-Somnolen)

1. Penampilan
a. Kepala  cek ukuran, ada hematom/tidak
b. Collumna vertebra
2. Rangsangan meningen/iritasi radiks
a. Kaku kuduk
i. Sebelum periksa, tanyakan ada cedera leher atau tidak kemudian gerakkan
kepala Px ke kanan dan kiri  tanyakan ada nyeri/tidak, kaku saat digerakkan
(biasanya pada Px tua da spondylitis cervicalis)
b. Tes brudzinky I
i. Positif bila saat melakukan kaku kuduk terdapat Fleksi sendi lutut
c. Tes brudzinky II
i. Positif bila saat melakukan kernig dan la seque terdapat fleksi lutut kaki yg tidak
dilakukan kernig/la seque (Kontraletral)
d. Tes brudzinky III
i. Lakukan penekanan pada suprapubic/os pubis  positif terdapat fleksi lutut
e. Tes Kernig
i. Fleksi kan sendi panggul, normal > 135⁰ (cek ada tahanan, dan px mengeluh
nyeri)
f. Tes La seque
i. Fleksi kan sendi panggul 90⁰, lalu ektensikan sendiri lutut, normal > 135⁰ (cek
ada tahanan, dan px mengeluh nyeri)  bila terbatas ada nyeri sepanjang n.
ischiadicus
3. Saraf otak
a. N I
i. Penciuman
 Syarat pemeriksaan px tiboleh flu, tidak ada obstruksi nasal
 Mata pasien ditutup, pemeriksaan salah satu hidung terlebih dahulu
(hidung satunya ditutup), Px mencium bau2 yg umum (kopi, teh,
tembakau)
 Untuk tes penciuman jangan diberikan bahan yang merangsang (bensin)
karena dapat mengiritasi n. V
 Interpretasi :
 Normosmia  kemampuan menghidu normal
 Anosmia  hilangnya penciuman
 Hyposmia  kemampuan menghidu menurun
 Parosmia  mencium bau tidak sesuai dengan bau yg dicium
 Cacosmia  parosmia yang tidak menyenangkan (bau pesing, busuk)
 Hiperosmia  daya pembauan meningkat
b. N II
i. Ketajaman penglihatan (visus)
 Fingercounting
 Hand movement
 Cahaya
ii. Kampus (konfrontasi)
 Pemeriksa dan px duduk berhadapan, mata px dan pemeriksa ditutup
searah (pemeriksa kanan, px kiri) jari pemeriksa digerakan dari lateral ke
medial, jarak harus sama antara px dan pemeriksa
iii. Fundus okuli
 Dengan funduskopi untuk cek ada tidaknya edema papil
c. N III/IV/VI
i. Ptosis
 Px melihat jauh  positif bila palpebral superior menurun
ii. Pupil
 Ukuran (normal 2-4 mm), bentuk, tepi rata
iii. Reflex cahaya ODS
 Direk
a. Dengan pen light arahkan ke mata  normal akan miosis
 Indirek
a. cahaya ditujukan pada satu pupil  cek mata yang tidak
disinari  normal akan miosis
 N. II  aferen
 N. III  Eferen
 Parese N. II kanan
a. Direk -/+
b. Indirek +/-
iv. Posisi mata
 Px melihat jauh  normal letak sentral
v. Gerakan bola mata
 Px mengikuti gerakan jari pemeriksa mengikuti arah cardinal mata
vi. Biasanya bila ada gangguan saraf untuk pergerakan bola mata bisa diplopia
vii. Bila ada gangguan n. IV  diplopia sehingga saat turun tangga susah
d. N V
i. Sensorik
 Oftalmikus (V1)
 Maksilaris (V2)
 Mandibularis (V3)
a. Tes raba, nyeri, suhu
 Raba  dengan 2 kapas
 Nyeri  dengan tusuk gigi
 Suhu  dengan air dingin dan hangat
 Tes satu sisi dulu baru bandingkan ki=ka
b. Pemeriksaan khusus
 V1  reflex kornea (dari samping usapkan kapas ke limbus
kornea)
 V2  reflex bersin (kapas dimasukin ke hidung)
 V3  jaw jerk reflex (mulut px dibuka, jari pemeriksa disimpan
di dagu. Kemudian di ketuk diatas jari pemeriksa dengan palu
reflex  positif bila ada elevasi rahang bawah/mengatup)
ii. Motorik
 Px diminta mengatupkan mulutnya, kemudian palpasi m. temporalis
dan m. masseter
e. N VII
i. Angkat alis mata
ii. Memejamkan mata
iii. Plika nasolabialis
iv. Gerakan wajah
v. Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah
 Pasien tidak menutup mata, px julurkan lidah, lalu tetesi cairan gula,
garam, asam pada lidah, setelah itu px menunjuk rasa yang dirasakan,
setiap ganti rasa lidah dilap dengan kasa (lidah tidak boleh dimasukan
saat pemeriksaan)
f. N VIII
i. Pendengaran
 Gesekkan rambut dekat telinga/gesekan jari pemeriksa, bandingkan
ki=ka
 Tes rinne, weber, schwabach
ii. Keseimbangan
 Romberg  px berdiri dengan posisi kaki membentuk huruf V, selama
30 detik
 Romberg dipertajam  px berdiri dengan posisi kaki berada pada sat
ugaris, selama 30 detik
 Tandem  pasien berjalan di satu garis
g. N IX/X
i. Suara
 Px diminta bicara KUKU BURU BUKU  positif bila ada disfonia
ii. Menelan
 Px diminta menelan air  positif bila tersedak
iii. Arkus farinks
iv. Uvula
v. Kontraksi palatum
 3 pemeriksaan diatas px diminta bicara AAA, inspeksi simetris apa tidak
dan uvula letak sentral atau tidak
vi. Reflex farinks
 Dengan tongue spatel tekan bagian 1/3 lidah  positif timbul rasa ingin
muntah
vii. Rasa kecap 1/3 belakang
 Sama seperti pemeriksaan kecap N VII, tapi pakai rasa pahit
h. N XI
i. Angkat bahu
 Berikan tekanan pada bahu pasien  normal dapat mengangkat
simetris
ii. Menengok ke kanan/kiri
 Pasien menoleh ke kiri, tangan kanan pemeriksa menahan pipi kiri px,
palpasi m. SCM dengan tangan satunya lagi
i. N XII
i. Gerakan lidah
 Px diminta untuk menjulurkan lidah
ii. Atrofi
 Positif bila papilnya licin
iii. Tremor/fasikulasi
 Positif bila ada gerakan halus otot dibawah mukosa lidah
4. Motorik
Kekuatan Tonus Atrofi Fasikulasi
Anggota badan
atas
Anggota badan
bawah
Gerakan
involunter
Gerakan
berjalan/gait
Lain-lain
 Kekuatan otot
o Memberikan tahanan ke tangan, kaki px, harus sesuai tangan kanan px
tgn kanan pemeriksa, kaki kanan px tangan kanan pemeriksa
o Untuk membedakan 4 dan 5, pasien diminta mengangkat kedua
lengannya dengan posisi plantar diatas, selama 10 detik, bila kekuatan
otot 4, tangan akan pronasi dan turun

o Mono : kelemahan satu ekstremitas


o Hemi : kelemahan pada satu sisi tubuh ( dibatasi garis median)
o Tetra/quadri : kelemahan seluruh ekstremitas
o Para : kelemahan kedua tungkai (atau kedua lengan(jarang)
o Drifting Pronasi Test
 Dilakukan sebelum memberikan tahanan, tangan diangkat
dengan posisi palmar menghadap ke atas, mata tertutup,
diamkan 30 detik, cek ada yg turun atau ga, bila turun nilainya 4
 Kemudian beri tahanan untuk memastikannya
o Kasih tahanan tangan biasanya pake 3 jari aja dorongnya klo kaki baru
pake telapak
o Untuk pemeriksaan kaki, angkat dulu dua2nya klo bias lanjutin satu2
kasih tahanan
o Klo dr. dedeh maunya tahanan dl, missal motoric 5, untuk cek pastinya
pake drifting
 Tonus otot
o Pemeriksa menggerakan fleksi ekstensi lengan dan kaki px, tangan
satunya palpasi ototnya
 Atrofi otot
o Diukur dengan meteran jahit, dibilang atrofi bila perbedaan ki=ka 2-3
cm
 Fasikulus
o Dengan menggunakan palu reflek diketuk pada bagian ototnya
o Biasanya positif pada kelumpuhan tipe Nuclear
 Cara berjalan
o Spastic gait  stroke
o Langkah ayam  perineal palsy
o Langkah mabuk/terhuyung2  ggn cerebellum
o Langkah geser  parkinson
5. Sensorik
Permukaan Dalam
Anggota badan atas
Batang tubuh
Anggota badan bawah
 Untuk sensorik permukaan seperti sensorik nervus V
 Sensorik dalam  cek propioseptik
o Getar  dengan garputala tempelkan pada ujung2 tulang
o Nyeri dalam (tekan gastroc)
o Arah gerak  pasien tutup mata, gerakan sedikit jari px (pegangnya
harus dilateral), pasien diminta untuk menyebutkan ke arah mana, tidak
boleh salah >20%
6. Koordinasi (Syarat motoric harus 5)
a. Cara bicara  bila ada gangguan cerebellum bicara meletup2/staccato
b. Tremor  tangan px direntangkan kedepan, taruh kertas 1 lembar
c. Test telunjuk hidung  px menutup mata, tunjuk hidung bergantian tangan ka=ki, untuk
tes telunjuk hidung telunjuk (dibantu tangan pemeriksa px menunjuk hidung – tangan
pemeriksa)
d. Diadochokinesis  pronasi supinasi tangan kanan, lanjut tangan kiri, lanjut barengan
dengan mata tertutup
e. Heel to toe  taruh kaki pada sendi lutut kaki satunya, lalu digerakan ke bagian tumit
7. Reflex
a. Syarat pemeriksaan reflex
i. Pasien harus rileks
ii. Posisi harus benar
iii. Cara mengetuk seperti menj
b. Untuk penguatan reflex px diminta mengatup giginya (untuk reflex bagian tangan),
manuver jendrassik (untuk bagian kaki)
c. Fisiologis
i. Biceps
ii. Triceps
iii. Radius
iv. Ulna
v. KPR
vi. APR
vii. Epigastrik  dengan bagian tajam palu reflek, goreskan dari bagian atas
umbilicus ke umbilicus
viii. Mesogastrik  dari lateral umbilicus ke umbilicus
ix. Hipogastrik  dari bawah umbilicus ke umbilicus
x. Kremaster  hanya untuk laki-laki, menggoreskan bagian medial paha  Positif
bila kontraksi dinding skrotum
d. Patologis
i. Babinsky
 Goreskan dari bagian lateral telapk kaki ke ibu jari. Positif ibu jari
ekstensi, jari lainnya melebar seperti kipas
ii. Hoffman tromer
 Horffman jari tengah px dipetik ke arah bawah, sedangkan trommer
berkebalikannya. Positif bila jari lainnya fleksi
iii. Chaddock
 Goreskan bagian lateral kaki pada bagian malleolus lateralis. Positif
seperti babinsky
iv. Oppenheim
 Mengurut bagian tulang tibia dari proximal ke distal. Positif seperti
babinsky
v. Gordon
 Dengan memijat otot gastrocnemius. Positif seperti babinsky
vi. Schaeffer
 Dengan meminjat tendo achilles. Positif seperti babinsky
e. Klonus
i. Klonus patella (Gambar 1)
ii. Klonus achilles (Gambar 2)
 Positif bila timbul gerakan ritmis >8x
 Clonus tes digunakan untuk membedakan reflex fisiologis meningkat
dan sangat meningkat (Lesi UMN)
 Achilles clonus lebih mudah ditimbulkan
f.Reflex primitive
i. Glabella
 Px berbaring  ketuk2 kening px dari arah kepala (belakang px) dengan
jari pemeriksa. Positif bila px mengedip
ii. Mencucu mulut
 Sentuh bagian tengah bibir atas. Positif bila timbul gerakan mencucu
iii. Palmo mental
 Gores bagian palmar tangan. Positif bila ada kedutan di daerah dagu
8. Pemeriksaan fungsi luhur
a. Hubungan psikis
i. Pasien bias diajak bicara tidak, emosinya bagaimana. Laporannya baik atau
buruk
b. Afasia
i. Sensorik
ii. Motoric
c. Ingatan
i. Jangka pendek  tanya tadi pagi makan apa, sebutkan 5 nama benda yang tidak
saling berhubungan
ii. Jangka Panjang  nama istri, anak
d. Kemampuan berhitung
i. Dengan tes serial, px diminta menjawab pertanyaan perhitungan dari pemeriksa
ii. 100-7 berapak pak
iii. Dikurangi 7 lagi berapa pak, sampe 5 kali pengurangan
iv. Jangan menyebutkan hasilnya

Cek nystagmus cara dr oki suru liat ke sini yg diarahin ke lateral mata, ada gerakan nystagmus ga

Klo sama dr. oki itu harus PELAN2, lasegue kernig lakuin sampe 60 derajat aja jangan lebih klo kernig 135
aja jgn lebih, cek pergerakan mata juga harus pelan2 perhatiin kornea sampe ga ke canthusnya (sklera
tidak terlihat klo org normal pas digerakin maksimal)
Motoric dr oki juga harus inspeksi dl soalnya ada pas diangkat aja udh ga simetris (bagian yg parese lebih
rendah)

Klo dr.sylvia laseguq kernig kudu sampe mentok

Rangsang meninger untuk dr sylvie itu kaku kuduk, budzinsky 1-4, klo lasegue kernig itu untuk iritasi
radix , tp klo mau liat brudzinsky 2 harus lasegue kernig makanya dilakuin

Pemeriksaan untuk Pasien Penurunan kesadaran (Sopor-Koma)

*Distatus pemeriksaan yang tidak disebutkan ditulus  tidak dapat dilakukan karena pasien tidak
sadar

1. Penampilan
a. Kepala
2. Rangsangan meningen/iritasi radiks
a. Kaku kuduk
b. Tes brudzinky I
c. Tes brudzinky II
d. Tes brudzinky III
e. Tes Kernig
f. Tes La seque
3. Saraf otak
a. N II
i. Fundus okuli
b. N III/IV/VI
i. Pupil
ii. Reflex cahaya ODS
 Direk
 Indirek
iii. Gerakan bola mata
 Doll’s eye (+)  batang otak baik
 Doll’s eye (-)  mata mengikuti gerakan kepala (batang otak buruk)
c. N V
i. Sensorik
a. Pemeriksaan khusus
 V1  reflex kornea (bila penurunan kesadaran tapi mata
terbuka)
d. N VII
i. Angkat alis mata
ii. Plika nasolabialis
iii. Gerakan wajah
 4 pemeriksaan diatas dinilai dengan pemberian rangsangan nyeri 
menyeringai
4. Motorik
Kekuatan Tonus Atrofi Fasikulasi
Anggota badan
atas
Anggota badan
bawah
Gerakan
involunter
Gerakan
berjalan/gait
Lain-lain
 Dipemeriksa dengan memberikan rangsangan nyeri
 Bila pasien dapat melokalisasi nyeri  motoric 5
 Interpretasi pada pasien penurunan kesadaran biasanya kesan tertinggal/tidak
bergerak/ kurang bergerak tangan ka-ki/kaki ka-ki (karena sulit untuk menilai 0-
5)
 Bisa juga melihat posisi kaki saat berbaring  bila terjatuh (eksorotasi) ada
parese
 Px tidak sadar pemeriksaan motoric versi dr. okky, kaki px difleksi di sendi lutut,
sejajar, telapak taro di Kasur aja, nnt lepas, liat mana yg jatuh lebih duluan itu
parese
5. Sensorik
Permukaan Dalam
Anggota badan atas Tidak dapat dilakukan
Batang tubuh Tidak dapat dilakukan
Anggota badan bawah Tidak dapat dilakukan
 Sensorik dalam  cek propioseptik
o Nyeri dalam (tekan gastroc)
6. Reflex
a. Fisiologis
i. Biceps
ii. Triceps
iii. Radius
iv. Ulna
v. KPR
vi. APR
vii. Epigastrik
viii. Mesogastrik
ix. Hipogastrik
x. Kremaster
b. Patologis
i. Babinsky
ii. Hoffman tromer
iii. Chaddock
iv. Oppenheim
v. Gordon
vi. Schaeffer
c. Klonus
i. Klonus patella (Gambar 1)
ii. Klonus achilles (Gambar 2)
d. Reflex primitive
i. glabella
ii. Mencucu mulut
iii. Palmo mental

Tes khusus

 Di status interne cek leher  ada tidaknya bruit dengan stetoskop bell  bila positif ada
gangguan aliran darah ke otak
 LBP
o Patrick contrapatrick
o Bragat
o Laseque kernig
 Cts
o Tinel
o Palen contra palen
o O sign
 Bell palsy
o N. VII
 Vertigo
o Tes keseimbangan
o Fukuda test
 Px diminta jalan ditempat mata tertutup 50 langkah, setelah 50 langkah liat ada
px berubah posisi ga klo miring 30 derajat positif, kelainannya sesuai dgn arah
miringnya, tangan direntangkan kedepan saat melakukan
o Dix hallpike test
o Metode alternatifnya taro bantal dipinggang
 Neuropati DM
o Cek sensorik
 GBS
o Getar dan sensorik  Glove and stoking
 Hipokalsemia
 Chronic tth
o Pericranial tenderness  palpasi daerah pericranial

o
Lermid tes  teken kepala kebawah pk 2 tangan trs arahin depn blkg ki ka

Kelainan sensorik itu mengikuti motoric  klo hemiparese biasanya hemihipestesi

Jadi cek motoric duluan

Penulisan Resume

 Diganti Bahasa kedokteran, yang ditulis untuk dasar dx


 Refleks fisiologis +/+ (-/+/↑/↓)
o Bila ada hasil yg abnormal tulis disampingnya reflex apa yg abnormal
Gea Nathali
BIMBINGAN dr Oki Harjanto.,Sp.S
NYERI KEPALA (CEPHALGIA)
ANAMNESIS

1. Primer : TTH, Cluster, Migrain (Tdk ada kelainan organic)


Sekunder : -Post trauma capitis
-Post confussion syndrome
-Tumor otak  Nyeri progresif, muntah, diplopia ec parese n.VII krn
serabut n.VII plg panjang shgga rentan thd TTIK
PP tumor otak : CT-scan

2. Onset : Sejak kapan  Mendadak/Berangsur2 lama

3. Akut : PIS, PSA, HT ensefalopati

Subakut : Tumor otak, Abses otak, Subdural hematom, Post iktal, Post LP

Kronis : TTH, Cluster, Nyeri kepala servikogenik, Migren, Sinusitis, Penyakit gigi

4. Lokasi :
 Frontal
 Occipital
 Temporal (ada otot)
 Orbita (Cluster, Glaukoma mata merah, tunnel vision)
 Telinga (Otitis media, Mastoiditis)
 Sinus  sakit di wajah (halositosis, nyeri pd penekanan)
 Gigi (Impaction M3  sakit kepala, hlg timbul, PP : panoramic)
 Temporomandibular junction  M3 impaction
 Trigeminal neuralgia  paroksismal
 Unilateral  Migrain, Cluster  jrg di indo
 TTH  occipital, frontal, leher, bahu

5. Kualitas Nyeri :
 Diikat
 Berdenyut  migraine, cluster
 Paroksismal

6. Lama Serangan :
 TTH  lama berminggu2, berbulan2
 Hilang timbul

7. Intensitas Nyeri :
 Mengganggu aktivitas  Migraine, Cluster
 Tdk mengganggu aktivitas (Ringan-Sedang)  TTH

8. Faktor pemicu :
 Migraine  mens, keju, coklat, fotofobia, fonofobia

9. Penyakit penyerta :
 Muntah  Migrain, TTIK
 Demam  Typhoid

10. Pekerjaan (Tanya kapan sakitnya timbul?) :


 Kantoran (pegawai bank) : pake computer  monitor lbh rdh dr mata
 Ibu rumah tangga  jahit, masak
 Stress

11. Gangguan refraksi :


 Hipermetropi (+)  akomodasi terus krn gak ke dokter untuk pake kacamata

12. Gangguan tidur : Stress jd gangguan tidur

13. Frekuensi serangan  sehari berapa kali

14. Obat-obat vasodilator :


 CCB (Nifedipin)
 Nitrat/ISDN
 Antiplatelet (Dipiridamol)

PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan neurologis
 Cari deficit neurologis  parese n. VII
 Motoric
 Refleks patologis (Babinski)
2. Palpasi otot-otot pericranial
 Spasme / tidak
 Enakan  TTH
 Tambah sakit  nyeri kepala servikogenik

PENATALAKSANAAN

Non Farko :

1. Fisioterapi
2. Edukasi : hindari pencetus
3. Atasi stress

Farmakologi :

1. Analgetik : NSAID, Ibuprofen, Asam mefenamat (plg kuat)


2. Muscle relaxant : Eperisone
3. Anti-anxietas : Proneuron  metampiron + diazepam (bangun jd lemes krn dia
muscle relaxant)
4. Benzodiazepin : Alprazolam

NOTES : Kalau udah diasih benzo gausa dikasi muscle relaxant lg, krn ddlmnya uda
mengandung muscle relaxant.

 Apakah Hipertensi berhubungan dengan nyeri kepala? TIDAK!. Kecuali HT ensefalopati


(Kenaikan tekanan darah tiba2)

Nyeri Kepala Servikogenik

1. Unilateral/bilateral
2. Occipital/Frontal
3. Sedang-Berat
4. Bbrp jam-hari
5. Nyeri dalam & tidak berdenyut
6. Dicetuskan oleh : batuk, bersin, nyeri dg gerakan leher
7. Nyeri pada penekanan
8. ROM aktif dan pasif terbatas
9. Nyeri tengkuk
10. Nyeri menyebar ke frontal  krn C2 & anastomosis V1
11. PP : Rontgen  ada spondilosis/spondilolistesis (Sekunder)

Kriteria :

 Nyeri bersumber dari leher  krn servikal


Etio  lesi di vert cervicalis

 Arteri cerebri media, ant, post  daerah sensitive. Kalau ↓an TD tiba-tiba  iskemik
 HT urgency  ↓in pelan-pelan
 HT emergency  ↓in segera (20%)

LOW BACK PAIN


Definisi : Nyeri punggung bawah diantara CVA (sudut bwh kosta) s/d Lipatan gluteus

Etiologi :

 Musculosceletal (otot dan tulang)  posisi salah saat aktivitas


 Neurogenik (rangsang dr radix)
 Psikogenik

Neurogenik Musculogenik
Nyeri menjalar Nyeri tdk menjalar
Fungsi sensorik ↓  baal, kesemutan Lebih enak kalau dipijat
Kronik  parese, atrofi
Valsava (+) Valsava (-)

Faktor Presipitasi (yg menyebabkan org tsb Faktor Predisposisi (FR)


sakit)
 Mengangkat barang berat (slh  Obese
posisi/tdk siap)
 Pekerja alat-alat berat (getaran >>>)  Usia  osteoporosis
 Stamper (yg botulin jalan)  Pekerjaan  kuli, kantoran
 Banyak duduk  Ibu rumah tangga  gendong, cuci,
ngepel, nyapu, jahit
PEMERIKSAAN FISIK

1. Laseque
2. Kernig
3. Bragard
4. Valsava  (+) jika nyeri menjalar & ber>>
5. Patrick  (+) nyeri di inguinal
6. Kontrapatrick  (+) nyeri di sacroiliaca
7. Palpasi
 Tambah sakit :- Menjalar  radiculopathy

-Tdk menjalar  cedera otot

 Tambah enak : musculoskeletal


8. Tekan di fossa popliteal  (+) sakit menjalar (krn persyarafan n.ischiadicus)

PF neurologis :

1. Sensorik  seringnya HNP (cek dermatom L4  medial tungkai bawah, L5  lateral


tungkai bawah, S1  lateral dorsum pedis)

2. Motorik
3. R. Fisio  KPR bs ↓
Th/ :

MUSCULOGENIK NEUROGENIK (NEUROPATIC PAIN)


 NSAID  Antikonvulsan  hambat depol
 Muscle relaxant membrane
 Edukasi  Antidepresan  amytriptiline (serotonin
>>>  inh nyeri di cornu post)
 Edukasi

HERNIA NUCLEUS PULPOSUS


 Tekanan besar pd annulus fibrosus  annulus robek  nucleus pulposus keluar

1. Unilateral
2. Discus tidak menyempit

PP :

 MRI
 Jadul : myelografi

Th/ :

 Bed rest 2 minggu  spy tekanan ilang  nucleus pulposus masuk  jar granulasi yg terbentuk
diharapkan kuat untuk beban tubuh
KESADARAN DAN GANGGUAN KESADARAN

Struktural  TTIK
↓Kesadaran
Metabolik

Prognosis  >baik yang metabolic

STRUKTURAL METABOLIK
 Infeksi SSP : ensefalitis plg sering  Meningitis  Meningen, racun dari
 Trauma capitis kuman menyebabkan gg metebolik
 Stroke  Ekstrakranial  hipo/hiperglikemia,
 Tumor koma hepatikum, hiponatremia,
hipoksia(PPOK, Decomp, MI)
 Intrakranial  Epilepsi, PSA, Meningitis

ANAMNESIS

1. Penurunan kesadaran :
 Mendadak  CVD (Stroke PIS), koma hipoglikemia
 Perlahan  Metabolik, Tumor (structural. Krn tdk sdrnya krn TTIK, sdangkan TTIK pd
tumor itu nunggu tumornya besar)
2. Riwayat cedera kepala
3. Penyakit sebelumnya
4. Minum obat-obatan
5. Keadaan sekitar saat px ditemukan (muntah)
Contoh : Trauma capitis  bekas darah

Notes  orang mati krn TTIK krn prdrhn : Epidural (cepat, krn dr arteri) , Subdural (dari vena,
cedera ringan pd ortu krn ortu biasa otaknya atrofi jd jarak ke arachnoid deket (bridging vein)

PEMERIKSAAN FISIK

1. Kesadaran (GCS)
Contoh : org kclakaan dtg gcs 1412105 : brrti perdarahan makin luas

Epidural hematom  bisa meluas


PIS kalau perdarahan cerebellum  indikasi operasi. karena cerebellum di fossa post
 cepet TTIK krn nyumbat aqueductus

PF Neurologis :

1. Pernafasan

2. Pupil  untuk menentukan structural/metabolic


 Struktural  isokor pin point (thalamus)  Herniasi  anisokor  stad lanjut
 dilatasi
 Metabolik  isokor terus sampe mati. Diameter : pinpoint
 Mesencephalon  anisokor (krn n. III disitu)
 Pons  isokor, midriasis total
Refleks cahaya
 Negatif  kalo udah di mesencephalon
 Positif  untuk metabolic, sampe mati ttp +
Doll’s Eye
 Mata selalu keatas 2”nya
 Lesi mesencephalon : Jadinya yang 1 ke lateral, yg 1 gbs liat ke medial karena
n.III di mesencephalon rusak dan guna nya n.III itu untuk melihat ke medial
 Lesi di pons : gabisa liat ke lateral matanya (jd matanya ikutin gerak kepala)
karena n.VI ada di pons dan fungsinya untuk lihat ke lateral
 Metabolik : (+) sampai mati
3. Motorik
Kalau ada parese  cek yang normalnya
 Metabolik : simetris
 Struktural : asimetris

Kalau pasiennya gak sadar  semuanya lumpuh, tdk ada gerakan apa-apa

4. Pemeriksaan Refleks
 Fisiologis :
-Struktural  Asimetris. ↑pd yg parese, tp blm tentu ada krn serebral
shock(baru bbrp jam). Namun pd stadium akhir 2”nya ↓
-Metabolik  Simetris N/↑/↓
-False localizing sign  Patologis (+) unilateral pd yg lumpuh  +/+ bilateral
brrti prognosa dh jelek  kalo uda stadium terminal hilang smua refleksnya

5. Pemeriksaan Rangsang meningen


 Kaku kuduk +  Meningitis, PSA

NOTES

 Kalo udah koma smua hilang  jd 1”nya yg bs bantu diagnose  PUPIL


 Kalo suhu udh ↑  prognosa jelek, krn pengaturan suhu itu di thalamus & BO
 Yang paling penting nentuin brain death  cek reflek kornea & reflex muntah
 kalau hilang  brrti mati BO  scr klinis sdh dianggap mati
SOL
1. Anamnesis
 Multisistem : Anosmia, Ageusia, tinnitus, pengelihatan buram, diplopia, Gg
refraksi, Buta cortical, Papil edema (nybabin gg refraksi)
 Cephalgia
2. DD
-Multiple Sclerosis  jarang di Indo
-Meningioma  pertumbuhan lambat sblm tjd TTIK

3. Terapi
 Kortikosteroid : Dexamethason  perbaiki BBB, ↓TTIK
4. Lokasi
 Tumor di frontal paling minim KU nya : krn paling besar lobusnya, trs ada
ventrikel
5. PP
 CT-scan
 MRI

Kalau BBB tumor jelek  ekstravasasi  oedem vasogenik

VERTIGO
1. Orang pusing :
 Berputar : Objektif, Subjektif
 Sakit kepala

Kepala merasa ringan : Lightness headache

Fainting : mau pingsan Dizziness

Ataxia : gg keseimbangan  mau jatuh

Kepala terasa berat : cephalgia


2. Etiologi
Central Perifer
Lokasi Cerebrum (pusat sensorik di -Proprioseptif  sendi, otot
lob parietal), cerebellum, BO -Mata
(fx keseimbangan traktus) -Organ vestibular
Lama serangan Lama Singkat
Pemicu Perubahan posisi
Defisit neuro (+) (-)
Gejala Otonom Mual
Muntah
Kringet dingin
Palpitasi
Berat vertigo Ringan Berat
Tanda fokal otak + -

Vestibuler
 Labirinitis  otitis media, otalgia + vertigo
 Meniere  tinnitus, tuli
 Vestibuler neuritis  didahului tnd infeksi (batuk,demam,pilek)
 BPPV

Tes Cerebellum :

 Tes telunjuk hidung


 Tandem
 Disdiadokokinesis

Gejala cerebellum itu minim, bisa dicek kalau px sdh bs jalan (Romberg)

DIAGNOSIS

1. Durasi
 Perifer : 1-2hari sembuh
 Central : >3hari
2. Keluhan berat yang perifer, tp durasi > pendek
3. Observasi kasih obat
 Kalo >3hari gk sembuh  central  CT-scan & ksh antiplatelet kalo curiga infark
cerebellum
 Central  keluhannya ataxia saat jalan
 Cerebellum  jatuh ke sisi yg ada lesi (Romberg ny)
PF

1. Nervus craniales
 VIII  gangguan pendengaran  Meniere
2. Nystagmus
 Vestibuler : Rotatory, Horizontal
 Cerebellum : Vertical
3. Romberg
 Buka mata tegak, tutup mata jatuh  (+)  tabes dorsalis, neuropati DM
 Buka dan tutup jatuh  cerebellum

-Tabes  kena di medspin

-Neuropati DM  kena di proprioseptif

-Orang DM sering fainting kenapa ? karena srg tjd hipotensi ortostatik, krn aliran darah kbwh 
VR ↓  CO↓  aliran darah ke otak ↓

-Orang DM  baroreseptor (sinus aorticus,glomus caroticus  n.x) kurang sensitive

TERAPI

1. Edukasi  dari duduk ke berdiri tunggu 30 detik baru jalan


2. Betahistin
 Merison : 12mg (3x12mg untuk Meniere)
 Betaserc : 24mg
3. Flunarizin
4. Dimenhidrinat(antimo)  plg bagus untuk BPPV!
5. Ondansentron amp 4mg IV

NOTES

Fisiologis(motion sickness)  mabuk perjalanan krn impuls tidak seimbang  biasanya yg tdk
seimbang :

-Mata  ngeliat ke hp/buku/kepala org ddpnnya Informasi dari mata si objek diem, pdhl gerak 
pusing berputar
-Vestibuler

 Roller coaster (saat turun, otolit msh gerak)


 Main hp dimobil, baca buku dimobil

Anda mungkin juga menyukai