NEUROLOGY
Our Greatest Glory is not in never failing, but in rising every time we fail.
Artsolution
Gea Nathali
UJIAN dr.Oki Haryanto.,Sp.S
1. KU : Lemah badan kiri
DD dengan apa?
Stroke Tumor intrakranial Trauma capitis Meningitis
Tiba-tiba Kjd perlahan, Ada riwayat trauma Ada tnd infeksi
Mendadak kecuali tumor kepala (demam)
mendesak PD
oklusi tiba2
2. Dasar diagnosis
Stroke infark :
Defisit neurologis fokal
Tjd mendadak, >24jam
Timbul saat ist
Muntah (-)
Nyeri kepala (-)
Stroke Perdarahan :
Saat aktivitas
Nyeri kepala +
Muntah +
Kaku kuduk + pada PSA
Perbedaannya : kalau infark tjd stlh onset(perlu wktu untuk tjd oedem), kalau perdarahan tjd
saat onset
4.
1. Dasar diagnosis
Defisit neurologis fokal : Hemiparese sinistra, disartria
Mendadak, >24jam
FR : HT, Hiperkolesterolemia
Siriraj score : -6
Scoring gajah mada : hanya Babinski yg + stroke infark
2. Kenapa di DD dengan stroke cardioemboli?
Seharusnya tdk usah di DD, karena udah jelas beda antara athero sm cardioemboli
ATHEROTROMBOTIK CARDIOEMBOLI
Usia tua Usia muda
Saat ist Saat aktivitas
FR : Hiperkolesterolemia FR :
-Penyakit jtg (MI, RHD, Atrial fibrilasi)
-a.carotis interna
3. Jelasin semua PP dan alesan
CT-scan u/ Diagnosis, nentuin lokasi, nentuin penata, prognosis
EKG cari FR (kalo kardioemboli)
Profil lipid (koles total,hdl,ldl, TG) untuk mencari FR dan penatalaksanaan
GDS mencari FR dan penatalaksanaan
4. Prognosis kasus
QAF berdasarkan indeks barthel
5. Komplikasi kasus
6. Edukasi pasien
Jadi pa, ibu terkena stroke infark, dimana stroke infark adalah penyumbatan oleh kolesterol
pada pembuluh darah ibu sehingga menyebabkan gejala lumpuh sebelah tubuh pada ibu.
Kemudian dari tanda vital berupa TD,Suhu, Respirasi, Nadi dan kesadaran ibu tergolong cukup
baik. Dari fungsi tangan dan kaki ibu yang lemah kita pantau lagi ya akankah membaik setelah
pengobatan ataukah menetap lumpuhnya. Dari kekambuhan, stroke ini bisa terjadi lagi pada ibu
jika tidak dilakukan pencegahan, maka dari itu pencegahan yang perlu dilakukan :
-Kurangi makan makanan yang mengandung kolesterol tinggi
-Makan serat : oat, beras merah, gandum
-Sayur dan buah
-Kurangi konsumsi garam (1/2 sdt sehari)
-Rajin untuk fisioterapi untuk memulihkan tangan dan kaki ibu yang lumpuh
-Rajin control ke penyakit dalam untuk kencing manis dan darah tingginya
-Rajin Kontrol ke spesialis saraf untuk stroke nya
-Minum obat teratur diusahakan jangan sampai bolong
-Jika tangan dan kaki si ibu sudah pulih, ibu disarankan olahraga intensitas berat 150menit/mggu
atau intensitas ringan 75mnt/mggu (Sepeda,berenang, jalan cepat)
Kemudian komplikasi bisa saja terjadi contohnya :
-bengkak pada otak biasa tjd pd hari ke 5/7
-Penurunan kesadaran akibat tekanan yang tinggi di dlm rongga kepala ibu.
-Luka pada bokong akibat tdk mika miki
-Kaku pada otot akibat tdk digerak2kan
Area Hipodens sesuai daerah vaskularisasi otak, semakin kronis lesi semakin hipodens
Stroke ec emboli area hipodens luas dan berbentuk baji pada hemisfer sesuai dengan
distribusi a.cerebri media + midline shift
Contoh :
3. Jenis-Jenis Herniasi
Supratentorial Herniation :
Cingulate (Subfalcine)
Sentral
Uncal (Transtentorial)
Transcalvarial
Cingulate Sentral Uncal Transcalvarial
Definisi gyrus cingulate mengalami Berpindahnya Uncus lobus temporalis otak tergeser melalui
herniasi ke bawah falx diencephalon dan herniasi turun melalui fraktur/adanya
mesencephalon melalui foramen trans tentorial
foramen trans tentorial pembedahan di dalam
tengkorak atau juga biasa
disebut herniasi eksternal.
Etiologi Lesi supratentorial lateral Lesi supratentorial midline, Lesi supratentorial lateral Kraniotomi
pembengkakan cerebral (seringkali akibat
yang difus, herniasi uncal hematoma post trauma
tahap lanjut yang meluas secara cepat)
GK Asimptomatik, Deteriorasi mulai Dilatasi pupil
observasi secara dari rostral ke ipsilateral, refleks
radiologis atau caudal (kegagalan negatif,
patologis diencephalon kelumpuhan gerak
Waspadai herniasi sampai medulla bola mata
transtentorial yg oblongata secara (penekanan pada
akan berisiko berurutan) N III)
menekan a.cerebri ↓ tingkat Penurunan tingkat
anterior kesadaran kesadaran
(penekanan (penekanan
mesencephalon) mesencephalon)
gg pergerakan Hemiplegia
bola mata –> kontralateral, ±
gerakan ke atas respon telapak
(“sunset eyes“) kaki kearah atas
Perdarahan ± “Kernohan’s
batang otak notch”: kompresi
(Duret’s) akibat pedunculus
robekan vasa serebri
perforantes arteri (mesencephali)
basilaris karena pergeseran
Diabetes insipidus otak –> hemiplegia
(akibat penarikan ipsilateral
tangkai hipofisis (biasanya
dan mengakibatkan
hypothalamus) – salah dalam
> tanda stadium penentuan letak
akhir lesi)
Pupil Small Pupil anisokor
reactive
Infratentorial Herniation :
Fokal :
-Defisit fungsi motoric : Hemiparese, disartri, mata juling
-Defisit fungsi sensorik : Hemihipestesi, kesemutan, baal
-Gangguan fungsi visual : Hemianopsia
-Gangguan fungsi luhur : Afasia, agnosia
Global :
-Penurunan kesadaran
Faktor Risiko :
Insidensi :
Klasifikasi :
Sistem karotis
Vertebrobasiler
Stroke ulang sisi mana saja dg etiologi apa saja dengan insidensi > 28hari
Stroke ulang > 24jam pada beda sisi
Stroke ulang > 21 hari pada sama sisi
PSA/SAB Primer
SA isi LCS . kalo berry pecah Vol ↑ TTIK akut neken BO & ARAS ↓Kesadaran
Kalo PIS darah di parenkim otak, tidak jalan shgga ↓kesadaran terus menerus
PSA Sekunder
PP :
dilakukan kalo ada makna. Kalo stroke PIS sama infark ya gausah dilakuin
KI :
Tabung 3x
Disentrifuge
-Trauma : supernatan jernih
-PIS dg SAB sekunder : Supernatan x jernih krn darah lisis
2. CT-scan
Stroke infark : Daerah hipodens (hitam). Awal msh stad isodens (msh normal)
Kalau CT-scan msh normal cek ulang pd hari ke 5
Kalau msh normal Kemungkinan infark yg kecil/infark di batang otak
PIS : Gambar hiperdens (putih) di parenkim & daerah ventrikel
PSA : Hiperdens (putih) di rongga SA
Terapi :
PSA Primer
Non medikamentosa
1. Diet
2. Fisioterapi
3. Posisi 30 derajat spy vena lancer
4. Dirawat untuk :
Cari FR
Mengatasi FR
Cegah komplikasi
Mengatasi komplikasi neurologic : HT reaktif(<180/<120), Herniasi, Oedem otak
Kalau ada FR Hipertensi JNC VII
5. Dipulangkan jika :
FR ketemu
FR teratasi
Fase akut lewat (2minggu)
Keluarga sdh mampu merawat di rumah
Komplikasi sdh ketemu & teratasi
Stoke infark yang diobati adl daerah Pneumbra(3-6jam penumbra bertahan hidup)
Pasien saat dtg kekuatan motoric 0, saat plg 4. Ada jg yg pas dtg 0, pulang ttp 0 karena
tergantung :
Luas stroke
Lokalisasi : kl di daerah jaras padat (capsula interna) prognosis krg baik
Circulus willisi : collateral di basis otak. Pd ortu CW udah kesumbat, jd dtg 0 0
Kecepatan saat datang
Stroke yg sering kena n.VII dan XII karena inervasi dari 1 korteks unilateral
Pasien stroke tdk boleh dikasih glukosa penumpukan lactat nyumbat otak
Prognosa :
Fungtionam :
-Infark kurang baik (krn sel2 mati)
-Perdarahan >baik (kelemahan tjd krn perdarahan, perdarahan di resorbsi)
Defisit neurologis
FR
Siriraj score & Gajah mada
(2,5xkesadaran)+(2xmuntah)+(2xSakit kepala)+(0,1xdiastole)-
3xAtheroma -12
Stroke lemah tubuh kanan, patologis kiri (+) yang kiri bekas stroke yg lama
Stroke lemah tubuh kanan, infark sebelah kanan bekas yg lama, yg baru belum tampak
Lemah tubuh kanan harusnya afasia (Kena di cortical area Wernicke & broca)
Ada yg kena tubuh kanan tp tdk afasia karena mungkin kena di subkortikal
HERNIASI
↓Kesadaran
Perubahan pola nafas
Perubahan pupil
-Anisokor uncal/temporal
-Small reactive sentral/supratentorial
Reflex patologis bilateral
Ataxic hemiparesis
Disartria clumpsy hand
Pure sensorik
Pure motoric
Sensorik-motorik
Pemeriksaan Neurologik dr. Haryono, Sp.S
Untuk Keadaan Px sadar (CM-Somnolen)
1. Penampilan
a. Kepala cek ukuran, ada hematom/tidak
b. Collumna vertebra
2. Rangsangan meningen/iritasi radiks
a. Kaku kuduk
i. Sebelum periksa, tanyakan ada cedera leher atau tidak kemudian gerakkan
kepala Px ke kanan dan kiri tanyakan ada nyeri/tidak, kaku saat digerakkan
(biasanya pada Px tua da spondylitis cervicalis)
b. Tes brudzinky I
i. Positif bila saat melakukan kaku kuduk terdapat Fleksi sendi lutut
c. Tes brudzinky II
i. Positif bila saat melakukan kernig dan la seque terdapat fleksi lutut kaki yg tidak
dilakukan kernig/la seque (Kontraletral)
d. Tes brudzinky III
i. Lakukan penekanan pada suprapubic/os pubis positif terdapat fleksi lutut
e. Tes Kernig
i. Fleksi kan sendi panggul, normal > 135⁰ (cek ada tahanan, dan px mengeluh
nyeri)
f. Tes La seque
i. Fleksi kan sendi panggul 90⁰, lalu ektensikan sendiri lutut, normal > 135⁰ (cek
ada tahanan, dan px mengeluh nyeri) bila terbatas ada nyeri sepanjang n.
ischiadicus
3. Saraf otak
a. N I
i. Penciuman
Syarat pemeriksaan px tiboleh flu, tidak ada obstruksi nasal
Mata pasien ditutup, pemeriksaan salah satu hidung terlebih dahulu
(hidung satunya ditutup), Px mencium bau2 yg umum (kopi, teh,
tembakau)
Untuk tes penciuman jangan diberikan bahan yang merangsang (bensin)
karena dapat mengiritasi n. V
Interpretasi :
Normosmia kemampuan menghidu normal
Anosmia hilangnya penciuman
Hyposmia kemampuan menghidu menurun
Parosmia mencium bau tidak sesuai dengan bau yg dicium
Cacosmia parosmia yang tidak menyenangkan (bau pesing, busuk)
Hiperosmia daya pembauan meningkat
b. N II
i. Ketajaman penglihatan (visus)
Fingercounting
Hand movement
Cahaya
ii. Kampus (konfrontasi)
Pemeriksa dan px duduk berhadapan, mata px dan pemeriksa ditutup
searah (pemeriksa kanan, px kiri) jari pemeriksa digerakan dari lateral ke
medial, jarak harus sama antara px dan pemeriksa
iii. Fundus okuli
Dengan funduskopi untuk cek ada tidaknya edema papil
c. N III/IV/VI
i. Ptosis
Px melihat jauh positif bila palpebral superior menurun
ii. Pupil
Ukuran (normal 2-4 mm), bentuk, tepi rata
iii. Reflex cahaya ODS
Direk
a. Dengan pen light arahkan ke mata normal akan miosis
Indirek
a. cahaya ditujukan pada satu pupil cek mata yang tidak
disinari normal akan miosis
N. II aferen
N. III Eferen
Parese N. II kanan
a. Direk -/+
b. Indirek +/-
iv. Posisi mata
Px melihat jauh normal letak sentral
v. Gerakan bola mata
Px mengikuti gerakan jari pemeriksa mengikuti arah cardinal mata
vi. Biasanya bila ada gangguan saraf untuk pergerakan bola mata bisa diplopia
vii. Bila ada gangguan n. IV diplopia sehingga saat turun tangga susah
d. N V
i. Sensorik
Oftalmikus (V1)
Maksilaris (V2)
Mandibularis (V3)
a. Tes raba, nyeri, suhu
Raba dengan 2 kapas
Nyeri dengan tusuk gigi
Suhu dengan air dingin dan hangat
Tes satu sisi dulu baru bandingkan ki=ka
b. Pemeriksaan khusus
V1 reflex kornea (dari samping usapkan kapas ke limbus
kornea)
V2 reflex bersin (kapas dimasukin ke hidung)
V3 jaw jerk reflex (mulut px dibuka, jari pemeriksa disimpan
di dagu. Kemudian di ketuk diatas jari pemeriksa dengan palu
reflex positif bila ada elevasi rahang bawah/mengatup)
ii. Motorik
Px diminta mengatupkan mulutnya, kemudian palpasi m. temporalis
dan m. masseter
e. N VII
i. Angkat alis mata
ii. Memejamkan mata
iii. Plika nasolabialis
iv. Gerakan wajah
v. Rasa kecap 2/3 bagian muka lidah
Pasien tidak menutup mata, px julurkan lidah, lalu tetesi cairan gula,
garam, asam pada lidah, setelah itu px menunjuk rasa yang dirasakan,
setiap ganti rasa lidah dilap dengan kasa (lidah tidak boleh dimasukan
saat pemeriksaan)
f. N VIII
i. Pendengaran
Gesekkan rambut dekat telinga/gesekan jari pemeriksa, bandingkan
ki=ka
Tes rinne, weber, schwabach
ii. Keseimbangan
Romberg px berdiri dengan posisi kaki membentuk huruf V, selama
30 detik
Romberg dipertajam px berdiri dengan posisi kaki berada pada sat
ugaris, selama 30 detik
Tandem pasien berjalan di satu garis
g. N IX/X
i. Suara
Px diminta bicara KUKU BURU BUKU positif bila ada disfonia
ii. Menelan
Px diminta menelan air positif bila tersedak
iii. Arkus farinks
iv. Uvula
v. Kontraksi palatum
3 pemeriksaan diatas px diminta bicara AAA, inspeksi simetris apa tidak
dan uvula letak sentral atau tidak
vi. Reflex farinks
Dengan tongue spatel tekan bagian 1/3 lidah positif timbul rasa ingin
muntah
vii. Rasa kecap 1/3 belakang
Sama seperti pemeriksaan kecap N VII, tapi pakai rasa pahit
h. N XI
i. Angkat bahu
Berikan tekanan pada bahu pasien normal dapat mengangkat
simetris
ii. Menengok ke kanan/kiri
Pasien menoleh ke kiri, tangan kanan pemeriksa menahan pipi kiri px,
palpasi m. SCM dengan tangan satunya lagi
i. N XII
i. Gerakan lidah
Px diminta untuk menjulurkan lidah
ii. Atrofi
Positif bila papilnya licin
iii. Tremor/fasikulasi
Positif bila ada gerakan halus otot dibawah mukosa lidah
4. Motorik
Kekuatan Tonus Atrofi Fasikulasi
Anggota badan
atas
Anggota badan
bawah
Gerakan
involunter
Gerakan
berjalan/gait
Lain-lain
Kekuatan otot
o Memberikan tahanan ke tangan, kaki px, harus sesuai tangan kanan px
tgn kanan pemeriksa, kaki kanan px tangan kanan pemeriksa
o Untuk membedakan 4 dan 5, pasien diminta mengangkat kedua
lengannya dengan posisi plantar diatas, selama 10 detik, bila kekuatan
otot 4, tangan akan pronasi dan turun
Cek nystagmus cara dr oki suru liat ke sini yg diarahin ke lateral mata, ada gerakan nystagmus ga
Klo sama dr. oki itu harus PELAN2, lasegue kernig lakuin sampe 60 derajat aja jangan lebih klo kernig 135
aja jgn lebih, cek pergerakan mata juga harus pelan2 perhatiin kornea sampe ga ke canthusnya (sklera
tidak terlihat klo org normal pas digerakin maksimal)
Motoric dr oki juga harus inspeksi dl soalnya ada pas diangkat aja udh ga simetris (bagian yg parese lebih
rendah)
Rangsang meninger untuk dr sylvie itu kaku kuduk, budzinsky 1-4, klo lasegue kernig itu untuk iritasi
radix , tp klo mau liat brudzinsky 2 harus lasegue kernig makanya dilakuin
*Distatus pemeriksaan yang tidak disebutkan ditulus tidak dapat dilakukan karena pasien tidak
sadar
1. Penampilan
a. Kepala
2. Rangsangan meningen/iritasi radiks
a. Kaku kuduk
b. Tes brudzinky I
c. Tes brudzinky II
d. Tes brudzinky III
e. Tes Kernig
f. Tes La seque
3. Saraf otak
a. N II
i. Fundus okuli
b. N III/IV/VI
i. Pupil
ii. Reflex cahaya ODS
Direk
Indirek
iii. Gerakan bola mata
Doll’s eye (+) batang otak baik
Doll’s eye (-) mata mengikuti gerakan kepala (batang otak buruk)
c. N V
i. Sensorik
a. Pemeriksaan khusus
V1 reflex kornea (bila penurunan kesadaran tapi mata
terbuka)
d. N VII
i. Angkat alis mata
ii. Plika nasolabialis
iii. Gerakan wajah
4 pemeriksaan diatas dinilai dengan pemberian rangsangan nyeri
menyeringai
4. Motorik
Kekuatan Tonus Atrofi Fasikulasi
Anggota badan
atas
Anggota badan
bawah
Gerakan
involunter
Gerakan
berjalan/gait
Lain-lain
Dipemeriksa dengan memberikan rangsangan nyeri
Bila pasien dapat melokalisasi nyeri motoric 5
Interpretasi pada pasien penurunan kesadaran biasanya kesan tertinggal/tidak
bergerak/ kurang bergerak tangan ka-ki/kaki ka-ki (karena sulit untuk menilai 0-
5)
Bisa juga melihat posisi kaki saat berbaring bila terjatuh (eksorotasi) ada
parese
Px tidak sadar pemeriksaan motoric versi dr. okky, kaki px difleksi di sendi lutut,
sejajar, telapak taro di Kasur aja, nnt lepas, liat mana yg jatuh lebih duluan itu
parese
5. Sensorik
Permukaan Dalam
Anggota badan atas Tidak dapat dilakukan
Batang tubuh Tidak dapat dilakukan
Anggota badan bawah Tidak dapat dilakukan
Sensorik dalam cek propioseptik
o Nyeri dalam (tekan gastroc)
6. Reflex
a. Fisiologis
i. Biceps
ii. Triceps
iii. Radius
iv. Ulna
v. KPR
vi. APR
vii. Epigastrik
viii. Mesogastrik
ix. Hipogastrik
x. Kremaster
b. Patologis
i. Babinsky
ii. Hoffman tromer
iii. Chaddock
iv. Oppenheim
v. Gordon
vi. Schaeffer
c. Klonus
i. Klonus patella (Gambar 1)
ii. Klonus achilles (Gambar 2)
d. Reflex primitive
i. glabella
ii. Mencucu mulut
iii. Palmo mental
Tes khusus
Di status interne cek leher ada tidaknya bruit dengan stetoskop bell bila positif ada
gangguan aliran darah ke otak
LBP
o Patrick contrapatrick
o Bragat
o Laseque kernig
Cts
o Tinel
o Palen contra palen
o O sign
Bell palsy
o N. VII
Vertigo
o Tes keseimbangan
o Fukuda test
Px diminta jalan ditempat mata tertutup 50 langkah, setelah 50 langkah liat ada
px berubah posisi ga klo miring 30 derajat positif, kelainannya sesuai dgn arah
miringnya, tangan direntangkan kedepan saat melakukan
o Dix hallpike test
o Metode alternatifnya taro bantal dipinggang
Neuropati DM
o Cek sensorik
GBS
o Getar dan sensorik Glove and stoking
Hipokalsemia
Chronic tth
o Pericranial tenderness palpasi daerah pericranial
o
Lermid tes teken kepala kebawah pk 2 tangan trs arahin depn blkg ki ka
Penulisan Resume
Subakut : Tumor otak, Abses otak, Subdural hematom, Post iktal, Post LP
Kronis : TTH, Cluster, Nyeri kepala servikogenik, Migren, Sinusitis, Penyakit gigi
4. Lokasi :
Frontal
Occipital
Temporal (ada otot)
Orbita (Cluster, Glaukoma mata merah, tunnel vision)
Telinga (Otitis media, Mastoiditis)
Sinus sakit di wajah (halositosis, nyeri pd penekanan)
Gigi (Impaction M3 sakit kepala, hlg timbul, PP : panoramic)
Temporomandibular junction M3 impaction
Trigeminal neuralgia paroksismal
Unilateral Migrain, Cluster jrg di indo
TTH occipital, frontal, leher, bahu
5. Kualitas Nyeri :
Diikat
Berdenyut migraine, cluster
Paroksismal
6. Lama Serangan :
TTH lama berminggu2, berbulan2
Hilang timbul
7. Intensitas Nyeri :
Mengganggu aktivitas Migraine, Cluster
Tdk mengganggu aktivitas (Ringan-Sedang) TTH
8. Faktor pemicu :
Migraine mens, keju, coklat, fotofobia, fonofobia
9. Penyakit penyerta :
Muntah Migrain, TTIK
Demam Typhoid
PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan neurologis
Cari deficit neurologis parese n. VII
Motoric
Refleks patologis (Babinski)
2. Palpasi otot-otot pericranial
Spasme / tidak
Enakan TTH
Tambah sakit nyeri kepala servikogenik
PENATALAKSANAAN
Non Farko :
1. Fisioterapi
2. Edukasi : hindari pencetus
3. Atasi stress
Farmakologi :
NOTES : Kalau udah diasih benzo gausa dikasi muscle relaxant lg, krn ddlmnya uda
mengandung muscle relaxant.
1. Unilateral/bilateral
2. Occipital/Frontal
3. Sedang-Berat
4. Bbrp jam-hari
5. Nyeri dalam & tidak berdenyut
6. Dicetuskan oleh : batuk, bersin, nyeri dg gerakan leher
7. Nyeri pada penekanan
8. ROM aktif dan pasif terbatas
9. Nyeri tengkuk
10. Nyeri menyebar ke frontal krn C2 & anastomosis V1
11. PP : Rontgen ada spondilosis/spondilolistesis (Sekunder)
Kriteria :
Arteri cerebri media, ant, post daerah sensitive. Kalau ↓an TD tiba-tiba iskemik
HT urgency ↓in pelan-pelan
HT emergency ↓in segera (20%)
Etiologi :
Neurogenik Musculogenik
Nyeri menjalar Nyeri tdk menjalar
Fungsi sensorik ↓ baal, kesemutan Lebih enak kalau dipijat
Kronik parese, atrofi
Valsava (+) Valsava (-)
1. Laseque
2. Kernig
3. Bragard
4. Valsava (+) jika nyeri menjalar & ber>>
5. Patrick (+) nyeri di inguinal
6. Kontrapatrick (+) nyeri di sacroiliaca
7. Palpasi
Tambah sakit :- Menjalar radiculopathy
PF neurologis :
2. Motorik
3. R. Fisio KPR bs ↓
Th/ :
1. Unilateral
2. Discus tidak menyempit
PP :
MRI
Jadul : myelografi
Th/ :
Bed rest 2 minggu spy tekanan ilang nucleus pulposus masuk jar granulasi yg terbentuk
diharapkan kuat untuk beban tubuh
KESADARAN DAN GANGGUAN KESADARAN
Struktural TTIK
↓Kesadaran
Metabolik
STRUKTURAL METABOLIK
Infeksi SSP : ensefalitis plg sering Meningitis Meningen, racun dari
Trauma capitis kuman menyebabkan gg metebolik
Stroke Ekstrakranial hipo/hiperglikemia,
Tumor koma hepatikum, hiponatremia,
hipoksia(PPOK, Decomp, MI)
Intrakranial Epilepsi, PSA, Meningitis
ANAMNESIS
1. Penurunan kesadaran :
Mendadak CVD (Stroke PIS), koma hipoglikemia
Perlahan Metabolik, Tumor (structural. Krn tdk sdrnya krn TTIK, sdangkan TTIK pd
tumor itu nunggu tumornya besar)
2. Riwayat cedera kepala
3. Penyakit sebelumnya
4. Minum obat-obatan
5. Keadaan sekitar saat px ditemukan (muntah)
Contoh : Trauma capitis bekas darah
Notes orang mati krn TTIK krn prdrhn : Epidural (cepat, krn dr arteri) , Subdural (dari vena,
cedera ringan pd ortu krn ortu biasa otaknya atrofi jd jarak ke arachnoid deket (bridging vein)
PEMERIKSAAN FISIK
1. Kesadaran (GCS)
Contoh : org kclakaan dtg gcs 1412105 : brrti perdarahan makin luas
PF Neurologis :
1. Pernafasan
Kalau pasiennya gak sadar semuanya lumpuh, tdk ada gerakan apa-apa
4. Pemeriksaan Refleks
Fisiologis :
-Struktural Asimetris. ↑pd yg parese, tp blm tentu ada krn serebral
shock(baru bbrp jam). Namun pd stadium akhir 2”nya ↓
-Metabolik Simetris N/↑/↓
-False localizing sign Patologis (+) unilateral pd yg lumpuh +/+ bilateral
brrti prognosa dh jelek kalo uda stadium terminal hilang smua refleksnya
NOTES
3. Terapi
Kortikosteroid : Dexamethason perbaiki BBB, ↓TTIK
4. Lokasi
Tumor di frontal paling minim KU nya : krn paling besar lobusnya, trs ada
ventrikel
5. PP
CT-scan
MRI
VERTIGO
1. Orang pusing :
Berputar : Objektif, Subjektif
Sakit kepala
Vestibuler
Labirinitis otitis media, otalgia + vertigo
Meniere tinnitus, tuli
Vestibuler neuritis didahului tnd infeksi (batuk,demam,pilek)
BPPV
Tes Cerebellum :
Gejala cerebellum itu minim, bisa dicek kalau px sdh bs jalan (Romberg)
DIAGNOSIS
1. Durasi
Perifer : 1-2hari sembuh
Central : >3hari
2. Keluhan berat yang perifer, tp durasi > pendek
3. Observasi kasih obat
Kalo >3hari gk sembuh central CT-scan & ksh antiplatelet kalo curiga infark
cerebellum
Central keluhannya ataxia saat jalan
Cerebellum jatuh ke sisi yg ada lesi (Romberg ny)
PF
1. Nervus craniales
VIII gangguan pendengaran Meniere
2. Nystagmus
Vestibuler : Rotatory, Horizontal
Cerebellum : Vertical
3. Romberg
Buka mata tegak, tutup mata jatuh (+) tabes dorsalis, neuropati DM
Buka dan tutup jatuh cerebellum
-Orang DM sering fainting kenapa ? karena srg tjd hipotensi ortostatik, krn aliran darah kbwh
VR ↓ CO↓ aliran darah ke otak ↓
TERAPI
NOTES
Fisiologis(motion sickness) mabuk perjalanan krn impuls tidak seimbang biasanya yg tdk
seimbang :
-Mata ngeliat ke hp/buku/kepala org ddpnnya Informasi dari mata si objek diem, pdhl gerak
pusing berputar
-Vestibuler