• Ny. Diandra, 28 tahun dibawa ke poli mata karena merasa pandangan ganda. Pasien mengalami kecelakaan 1
hari lalu dan terbentur pada bagian mata. Pasien mengatakan menjadi pusing dan melihat ganda pada saat
melihat kearah kanan. Dari pemeriksaan fisik mata didapati visus kedua mata 6/6. Pada pemeriksaan
pergerakan bola mata ke arah lain normal tetapi pada saat pasien diminta melihat kearah kanan, didapati
hasil:
• Diagnosis pasien ini adalah...
• A. Left occulomotor nerve palsy
• B. Left trochlear nerve palsy
• C. Right abducens nerve palsy
• D. Right occulomotor nerve palsy
• E. Right trochlear nerve palsy
KEYWORDS
• Perempuan, 28 tahun
• Pandangan ganda saat melihat ke arah
kanan
• Kecelakaan 2 hari lalu dan terbentur pada
bagian mata → riwayat trauma
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
C. Right abducens
nerve palsy
PENJELASAN
6
4
JEMBATAN KELEDAI → IBARATKAN WAJAH MANUSIA (MATA-HIDUNG-TELINGA)
*ANGKA 4 → SEPERTI HIDUNG → LIHAT HIDUNG → INFEROMEDIAL
→
N.IV (SUPERIOR OBLIQUE)
*ANGKA 6 → SEPERTI TELINGA → LIHAT TELINGA → LATERAL
→ N.VI
(RECTUS LATERAL)
PENJELASAN
Analisa Soal
• Mata kanan pasien tidak dapat melihat ke arah luar
→ Gangguan M. rectus lateral → Berarti
gangguan N.VI (abducens)
• Tetapi gerakan ke arah lain → Tidak terganggu →
Berarti N. III
dan N. IV mata kanan normal
Pasien gagal
melakukan : Gerakan
mata keluar (abduksi)
→
M. Rectus lateral →
N.VI
PILIHAN JAWABAN LAIN
C. Right abducens
nerve palsy
2
• Nn. Agnes, 29 tahun datang dengan keluhan wajah sebelah kanan tidak dapat digerakan dan terasa kaku sejak
4 hari SMRS. Pasien merupakan seorang mahasiswa yang tinggal di kos dan sering tidur dibawah kipas angin
yang langsung mengarah ke wajahnya. Dari pemeriksaan neurologis didapati wajah sebelah kanan terlihat
tidak bergerak saat pasien diminta mencucu dan mengangkat alis. Pemeriksaan kekuatan motorik ekstremitas
dalam batas normal. Hasil CT-Scan kepala tanpa kontras didapati tidak ada kelainan. Komplikasi okular
lanjut dari diagnosis kasus diatas adalah…
• a. Lagophtalmos
• b. Corneal xerosis
• c. Retraksi kelopak mata atas
• d. Corneal erosion
• e. Bogorad’s syndrome
KEYWORDS
• Perempuan, 29 tahun
• Wajah seperti tidak simetris 4 hari SMRS
• Riwayat HT, DM, merokok disangkal.
• Sering tidur di lantai dan kena kipas angin
• Px neurologi tidak didapati kelemahan anggota gerak
DIAGNOSIS >> BELL’S PALSY
JAWABAN
E. Bogorad’s
syndrome
PENJELASAN
Bell’s Palsy
Kelumpuhan saraf wajah
(N.VII) akibat peradangan dan
pembengkakan saraf yang
mengontrol otot pada salah satu sisi
wajah.
Gejala:
– Dahi tidak bisa digerakkan
– Lagoftalmus (tidak bisa
menutup mata)
– Tidak bisa
menggembungkan pipi
– Tidak bisa senyum atau
bersiul
– Mulut mencong ke sisi
PENJELASAN
Komplikasi okular
Tatalaksana
• Kortikosteroid (prednison) adalah terapi utama (1
mg/kgBB/hari atau 60-80 mg/hari) selama 7 hari lalu
tappering down → efek lebih baik jika dimulai segera
setelah onset
• Tetes mata artifisial dan plester mata malam hari perlu
mengingat lagotfalmus dapat mata
menyebabkan terbuka dan kering
• Fisioterapi jika diperlukan
• Bedah dekompresi → jarang dilakukan
https://www.mayoclinic.org
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Lagophtalmos
B. Corneal xerosis
C. Retraksi kelopak mata atas
D. Corneal erosion
E. Bogorad’s syndrome
3
• By. Ny. Sulastri, usia 2 bulan, dibawa ibunya ke poliklinik karena mata kiri pasien tampak putih seperti
berkabut sejak 2 minggu setelah lahir. Pada pemeriksaan THT didapati tuli sensorineural bilateral (+). Pada
pemeriksaan oftalmologis, reflek pupil (+), kornea dan kamera okuli anterior ODS tampak jernih, bola mata
kiri tampak kecil dan berkabut seperti pada gambar dibawah:
• Pasien terdiagnosa mengalami sindrom kongenital karena Rubella. Temuan klinis lain yang mendukung
diagnosis diatas adalah…
• A. Blue sclera
• B. Patent ductus arteriosus
• C. Hutchinson’s teeth
• D. Kalsifikasi periventrikular
• E. Tetralogy of Fallot
KEYWORDS
TEMUAN
JAWABAN KLINIS LAIN ??
B. Patent ductus
arteriosus
PENJELASAN
Katara
k
• Kekeruhan yang terjadi pada lensa
• Klasifikasi
Acquired Cataract (didapat):
• Katarak senilis (age-related cataract) – seringnya katarak
nuklear
• Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata /
bintang
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca
operasi katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain,
misalnya DM sering mengakibatkan katarak subkapsular
posterior
Congenital Cataract → intrauterine infections (Rubella),
metabolic disorders, and genetically transmitted syndromes
Bradford, CA, Basic Ophthalmology, ed. 8th, AAO : San Francisco, 2004
PENJELASAN
Cataract Congenital
• Gejala bisa asimptomatik. Diagnosis dapat
tertunda hingga 1 tahun.
• Keluhan orang tua biasanya :
• Respon kurang terhadap cahaya
• Strabismus/juling
• Kegagalan untuk mengidentifikasi wajah atau
mainan
• Leukocoria / white reflex bisa jadi sign dari
katarak kongenital
• Pemeriksaan slit lamp dengan midriatikum
dapat menegakkan diagnosis
PILIHAN JAWABAN LAIN
KOMPLIKASI OKULAR ??
JAWABAN
Konjungtiviti
s
•Peradangan pada konjungtiva
• Etiologi : Infeksi (Bakteri, Viral, Jamur), Alergi,
Trauma
• MATA MERAH, VISUS NORMAL
• Jenis Eksudat → serosa (viral, iritasi), mucoid
(alergi), mukopurulen( infeksi bakteri, chlamydia),
purulent (infeksi gonococcal)
• Reaksi Konjungtiva
• Folikular → viral, chlamydia
• Papilar → bakteri (termasuk, gonococcal), alergi
PENJELASAN
Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana
Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
Streptococci, sensasi terbakar, biasanya Air mata buatan
Gonococci, bilateral, kelopak mata susah
Corynebacterium membuka, injeksi konjungtiva
strains difus, discharge mukopurulen,
papil (+)
Konjungtivitis Vernal
• Hipersensitivitas Tipe 1
• Rekuren – Bilateral
• Mata merah, gatal, dan berair →
“pink eye”
• Riw. Alergi → asma, rhinitis
alergika, eczema
• Ada 2 tipe (bisa berjalan bersamaan)
• Palpebral → Papil besar di
konjungtiva tarsalis → Cobblestone
+
sekret mucoid
• Limbal → degenerasi epitel kornea
→
Horner Trantas Dot di limbus
• Tatalaksana : Menghindari alergen,
Mast cell stabilizer, Steroid,
Antihistamin Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5, Ilyas (2013)
PENJELASAN
Konjungtiviti
s
Vernal vs Atopik
Characteristics VKC AKC
Generally presents at a younger
Age at onset Second to third decade
age than AKC' first decade
Sex Males are affected preferentially. No sex predilection
• Laki-laki, 49 tahun
• Kesulitan melihat objek pada bagian kanan
tubuhnya sejak 2 bulan SMRS
• Riwayat DM dan hipertensi tak terkontrol
DIAGNOSIS >> HEMIANOPSIA HOMONYM
DEXTRA
LETAK KELAINAN ??
JAWABAN
Hidung
L R
i
• Anopsia → Kebutaan total
• Anopsia dextra : kebutaan total mata kanan
• Hemianopsia → berarti salah satu bagian lapang pandang pada
salah satu atau kedua mata mengalami gangguan.
• Hemianopsia homonym : bagian lapang pandang yang mengalami
gangguan terjadi pada sisi yang sama. Contoh:
Refleks Pupil
• Peran dari nervus II dan III
• Nervus optikus (II) →
mentransmisikan informasi
visual (brightness, contrast, color)
dari retina ke otak.
• Nervus oculomotor (III) →
motorik dan parasimpatis
• 2 struktur mata yang
menerima
persarafan parasimpatis dari
N.III:
• Sphincter pupillae – Constricts
the pupil, reducing the amount
of light entering the eye.
• Ciliary muscles – Contracts,
causes the lens to become more
spherical, and thus more adapted
PENJELASAN
Pupillary Reflex
PENJELASAN
Analisis Soal
• Refleks langsung mata kanan (-) dan
langsung mata kiri (-) → pada pemeriksaan
n
i ,i kemungkinan kerusakan N II dan N III bilateral
masih mungkin;
• Refleks tak langsung mata kanan (-) dan
tak langsung mata kiri (+) → pada
pemeriksaan n i ,i terlihat N II kanan baik dan N III
kiri baik
• Sehingga kerusakan ada pada N II kiri dan N III
kanan
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Tractus opticus
sinistra
6
• Ny. Felicia, 36 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan kedua mata terasa mengganjal dan kering sejak 3
bulan yang lalu. Keluhan disertai sering berdebar-debar dan penurunan berat badan. Pasien juga mengeluh
tidak tahan pada udara ruangan bias tanpa AC. Pada pemeriksaan fisik didapati TD: 130/70 mmHg, HR: 92
x/menit, RR: 18 x/menit, suhu afebris. Dari hasil laboratorium didapatkan peningkatan kadar hormon Free T4
dan penurunan kadar TSH. Pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus ODS: 6/6. Diagnosis pasien diatas
adalah…
• A. Crocodile tears syndrome
• B. Buftalmos
• C. Hypothyroid related disease
• D. Ankiloblefaron
• E. Grave’s ophtalmopathy
KEYWORDS
• Perempuan, 36 tahun
• Kedua mata terasa mengganjal dan kering
→ 3 bulan yll.
• Ada berdebar-debar, penurunan berat badan,
tidak tahan panas
• Hasil lab = hormon Free T4 ↑↑↑ & TSH
menurun
• Visus ODS : 6/6
DIAGNOSIS
JAWABAN ??
E. Grave’s ophtalmopathy
PENJELASAN
Patofisiologi
Kompleks imun → proliferasi fibroblas → hipertrofi
otot ekstraokular → penekanan N. II pada
apeks orbita (retrobulbar)
PENJELASAN
Grave’s Ophthalmopathy
Thyroid Eye Disease (TED)
• Hyperthyroidism
• TSH ↓ , FT4 ↑
• Upper eyelid retraction is the
most common ocular sign of
Graves’ Disease
• Pasien datang dengan keluhan
nonspesifik misalnya
eksoftalmus (mata menonjol),
mata kering, rasa tidak enak,
pembengkakan palpebra dan
konjungtiva, dan oftalmoplegia.
• Klasifikasi
PENJELASAN
TED’s Sign
PENJELASAN
Eksoftalmometer Hertel
• Untuk mengukur penonjolan bola mata
• Pasien diminta menatap ke depan.
• Diletakkan alat Hertel yang bersandar pada tepi orbita lateral
kedau mata. Pemeriksa mengintip permukaan depan
kornea melalui cermin berskala pada alat Hertel.
• Normal 12-20 mm dan beda penonjolan kedua mata >2
mm
dianggap abnormal.
• Ringan = 21-23 mm
• Sedang = 23 – 27 mm
• Berat = >=28 mm
Tatalaksana
• Suportif : lubrikasi mata / air mata buatan, kacamata,
kompres dingin, diet rendah garam, jaga kadar hormon
tiroid agar eutiroid.
• Operasi:
• orbital surgery, eye muscle surgery, or eyelid surgery.
• orbital decompression untuk proptosis berat.
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Crocodile tears syndrome → Komplikasi okular
lanjbell’s
ut palsy
B. Buftalmos → Pada katarak kongenital
C. Hypothyroid related disease → Seharusnya hipertiroid
D.Ankiloblefaron → adhesi antara margo palpebra superior
dan inferior
TATALAKSANA
JAWABAN ??
D. Antibiotik-Kortikosteroid
Intravitreal
PENJELASAN
Endoftalmitis - Panoftalmitis
• Inflamasi purulen cairan intraokuler (vitreous and
aqueous humor) akibat infeksi.
• Endoftalmitis sering berasal dari vitritis progresif.
• Tipe
• Eksogen (post operatif, trauma, post injeksi viterus)
• Endogen.
• Akut (<6 minggu) Vs Kronik (> 6 minggu)
• Endoftalmitis post operatif akut adalah jenis
tersering.
• Penyebab tersering: Stafilokokus epidermidis
(70%)
• Pemeriksaan
• PF lokalis: PF eksternal, visus, funduskopi, slit lamp
• Lab: gram, kultur aqueous/vitreous humour, PCR,
darah lengkap, LDH
• Radiologi: CT-scan/MRI orbita, USG ocular
http://eyewiki.aao.org/Endophthalmitis ; https://www.aao.org/eyenet/article/endogenous-endophthalmitis-diagnosis-treatment
PENJELASAN
Endoftalmitis/Panoftalmitis Akut
Postoperatif
• Terjadi dalam 1-2 minggu post
operasi, seringnya 3-5 hari
post operasi.
• Gejala: sangat progresif,
mata nyeri, mata merah,
sekret, dan pandangan kabur
• Tanda: visus turun, edema
palpebra, edema
konjungtiva dan kornea,
cells + fibrin di COA,
hipopion, inflamasi vitreous,
retinitis, dan reflex fundus Hipopion
kabur.
PENJELASAN
Bedakan !
• Endoftalmitis → inflamasi
intraokular yang meliputi kavitas
okular dan struktur disekitarnya
tanpa melewati sklera
• Panoftalmitis → endoftalmitis +
keterlibatan sklera dan
kapsula tenon hingga jaringan
orbital
• Minta pasien untuk
menggerakan bola mata, bila
muncul rasa nyeri (+)
→ panoftalmitis
TATALAKSANA
Tatalaksana
• Antibiotik intravitreus (lebih
direkomendasikan) atau sistemik
(penyebab sering bakteri; terapi
empiris: Vankomisin,
Ceftazidime, atau Amikasin)
• Steroid intravitreus
• Siklopegik (istirahatkan iris)
• Surgery : Vitrektomi (pars plana Injeksi intravitreus
vitrektomi)
PILIHAN JAWABAN LAIN
D. Antibiotik-
Kortikosteroid Intravitreal
8
• Ny. Fonny, 42 tahun diantar ke klinik dokter umum dengan keluhan mata kiri nyeri mendadak sejak 1 jam
yang lalu. Pasien juga mengaku melihat lingkaran seperti pelangi bila melihat sumber cahaya. Hasil
pemeriksaan oftalmologi didapatkan visus OD 6/6 OS 3/60, mata kiri terdapat injeksi konjungtiva tanpa
sekret, edema kornea dan mid-dilatasi pupil yang tidak bereaksi terhadap cahaya. TIO OD 16 mmHg, OS 45
mmHg. Tatalaksana yang tepat pada kasus diatas adalah…
• A. Asetazolamid 500 mg/hari + Timolol 0,5 %
• B. Asetazolamid 750 mg/hari+ Timolol 0,2 %
• C. Asetazolamid 1 gram/hari+ Timolol 0,5 %
• D. Asetazolamid 2 gram/hari+ Timolol 0,2%
• E. Asetazolamid 250 mg/hari+ Timolol 0,5 %
KEYWORDS
•Perempuan, 42 tahun
•Mata kiri cekot-cekot sejak 2 jam yang lalu.
•Mata merah dan pandangan mata kabur.
•Px Oftalmologi : VOS 3/60, injeksi konjungtiva
tanpa sekret, edema kornea dan mid-dilatasi
pupil yang non-reaktif. TIO OS : 45 mmHg.
DIAGNOSIS >> GLAUKOMA AKUT (PACG)
TATALAKSANA ??
JAWABAN
Klasifikasi Glaukoma
• Congenital & Developmental Glaucomas
➢ Primary Congenital Glaucoma
➢ Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
➢ Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
➢ Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
➢ Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
➢ Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflamatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary Glaucoma,
Neovascular Glaucoma, Exfoliation Syndrome,
Trauma (tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)
Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology, ed. 18th, McGraw Hill : New York, 2011
Primary Angle Closure
PENJELASAN
• Tonometri
Px • Gonioskopi
Penunjang • Perimetri
• Oftalmoskopi direk dan indire
k
PENJELASAN
menurunkan TIO
TATALAKSANA
Regimen Terapi
KELOMPOK OBAT REGIMEN MEKANISME AKSI
Khaw, PT Shah P, & Elkington AR, ABC of Eyes, ed. 4th, BMJ Books 2004
PILIHAN JAWABAN LAIN
TATALAKSANA AWAL ??
JAWABAN
Trauma pada
medial dari
punctum
beresiko
melibatkan
system
kanalikular
https://www2.aofoundation.org
PENJELASAN
Penatalaksanaan
• Pemeriksaan Mata Umum : visus dan reflex pupil
• Identifikasi luka : luas, kedalaman, keterlibatan tepi
kelopak, kantus medial dan lateral
• Tatalaksana Awal
• Bersihkan luka apabila bola mata intak → gunakan
NaCl 0,9%
• Pertimbangkan pemberian profilaksis tetanus ika
diperlukan (luka kotor atau riwayat suntik TT tidak jelas
(resiko↑))
• Berikan antibiotik (sistemik)
• Rujuk Sp.M untuk penjahitan-rekonstruksi (dalam
proses transportasi, tutup luka dengan kassa steril yang
dibasahi NaCl 0,9%
PILIHAN JAWABAN LAIN
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
A. Proliferative diabetic
retinopathy
PENJELASAN
Diabetic Retinopathy
• Tanda dan gejala:
• Melihat titik atau floaters
• Penurunan tajam penglihatan
• Terdapat titik hitam di tengah
lapang pandang → bisa terjadi
edema makula
• Sulit melihat dalam gelap
• Pada pemeriksaan
funduskopi: cotton wool spot,
flame hemorrhages, dot-blot
hemorrhages, hard exudates
• Terdapat 2 tahap : NPDR vs
PDR
PENJELASAN
Tatalaksana
• Cegah progresivitas penyakit, terutama kontrol
diabetes dan faktor risiko lainnya
• Fotokoagulasi laser
• Injeksi intraviteral antiVEGF
• StemCell (masih dalam penelitian)
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Proliferative diabetic
retinopathy
11
• Ny. Yoshi, 39 tahun datang dengan keluhan penglihatan buram, kedua mata merah dan silau saat melihat
cahaya. Keluhan juga disertai nyeri yang dirasakan menjalar ke mata, dahi dan sekitar wajah. Riwayat trauma
disangkal. Dari pemeriksaan: VODS 6/20, edema palpebra, injeksi silier dalam serta nodul pada sklera yang
tidak dapat digerakkan. Tes fenilefrin (-). Penyakit yang paling berhubungan diagnosis adalah…
• A. Osteoarthritis
• B. Sjogren syndrome
• C. Pterigium
• D. Rheumatoid arthritis
• E. Episkleritis
KEYWORDS
• Wanita, 39 tahun
• Penglihatan buram, mata merah, silau, nyeri yang
dirasakan menjalar
• VODS 6/20, edema palpebra, injeksi silier dalam
serta nodul sklera yang tidak dapat digerakkan.
• Tes fenilefrin (-)
DIAGNOSIS >> SKLERITIS NODULAR
D. Rheumatoid arthritis
PENJELASAN
Skleritis
• Merupakan inflamasi pada sklera
• Sering berasosiasi dengan penyakit sistemik: RA,
granulomatosis, penyakit-penyakit jaringan ikat
• 95% penyebab terjadinya skleritis adalah skleritis
anterior
• Tipe:
• Non-necrotizing
• Skleritis difusa → paling sering
• Skleritis nodusa
• Necrotizing (Skleritis nekrosis) → paling berat
• Gejala: mata merah (sklera + konjungtiva), nyeri
ocular (dapat menjalar ke pelipis atau rahang),
fotofobia, penurunan visus →
unilateral/bilateral
Sumber: medscape
PENJELASAN
Skleritis
• Patofisiologi: biasanya karena penyakit
granulomatosa kronik atau pengaruh
a u t o i m u n → nekrosis fibrinoid, infiltrasi
PMN, MN, sel plasma, makrofag, sering
disertai vasculitis
• Diagnosis:
• fenilefrin eye drops test → tidak respon
(membedakan dengan episkleritis)
• CT Scan, MRI, USG
Sumber: medscape
PENJELASAN
Skleritis
• Tatalaksana
• Tx penyakit sistemik yang mendasari
• NSAID, kortikosteroid → pada non-
necrotizing
scleritis
• Imunosupresan → pada necrotizing scleritis
• Bedah → pada skleritis nekrosis
• Komplikasi: keratitis, uveitis → biasa dari
skleritis nekrosis
Sumber: medscape
PENJELASAN
WAJIB
Episkleritis
BEDAKA
Skleritis
N
Sering berkaitan dengan
Sering idiopatik penyakit sistemik
Skleritis nekrosis
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Osteoarthritis
B. Sjogren syndrome
C. Pterigium
E. Episkleritis
D. Rheumatoid arthritis
12
• Ny. Linda, 48 tahun datang ke RS dengan keluhan mata kanan merah, kabur dan cekot-cekot selama 2 hari.
Pasien sudah minum obat sakit kepala, tetapi keluhan tidak berkurang. Riwayat keluhan serupa disangkal.
Pada pemeriksaan didapatkan VOD 6/60, uji pinhole tidak maju. Palpebra spasme, konjungtiva hiperemi,
kornea keruh, dan lensa keruh. Apakah pemeriksaan yang pertama kali harus dilakukan?
• A. Funduskopi
• B. USG Ocular
• C. Perimetri
• D. Gonioskopi
• E. Tonometri
KEYWORDS
• Wanita, 48 tahun
• Mata kanan merah, kabur dan cekot-cekot
selama 2 hari
• VOD 6/60, uji pinhole tidak maju
• Palpebra spasme, konjungtiva hiperemi, kornea
keruh, dan lensa keruh
DIAGNOSIS >> GLAUKOMA SEKUNDER E.C
KATARAK >> GLAUKOMA FAKOGENIK
PEMERIKSAAN PERTAMA ??
JAWABAN
E. Tonometri
PENJELASAN
Katarak Senilis
• Katarak kongenital → infeksi TORCH (khususnya
Rubella)
• Katarak didapat / acquired :
• Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata / bintang
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca operasi
katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain, misalnya
diabetes melitus sering mengakibatkan katarak subkapsular
posterior
• Katarak senilis (age-related cataract) – katarak nuklear
• Berdasarkan tingkat maturitasnya dibagi menjadi :
Imatur Matur Hipermatur/
Morgagni
Kekeruhan Sebagian Seluruh Lensa jatuh
Shadow test Positif Negatif Pseudopositif
Visus > 6/60 < 6/60 <6/60
PENJELASAN
Glaukom
a
• Congenital & Developmental Glaucomas
Primary Congenital Glaucoma
Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflamatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary Glaucoma,
Neovascular Glaucoma, Exfoliation Syndrome,
Trauma (tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)
PENJELASAN
Glaukoma Akut
• Disebabkan oleh peninggian tekanan
intraokuler yang mendadak. Seringkali
merupakan glaukoma primer sudut tertutup /
PACG
• Pada kasus, kecurigaan katarak masih imatur
(lihat hasil Visus dan usia yang belum tua)
→ terjadi proses intumesensi lensa
sehingga menciptakan keadaan glaukoma
sekunder sudut tertutup (mendorong iris ke
anterior)
PENJELASAN
Pemeriksaan
• Tonometri: mengukur TIO
• Bisa dengan palpasi,
Schiotz Tonometer,
Applanation Tonometer,
dan Non Contact
Tonometry
• Normal (N): 10-21 mmHg
• N+1 = agak tinggi
• N+2 = tinggi
• N-1 = agak rendah
Tatalaksana
• Glaukoma Akut: kegawatan! Vision threatening!
• Segera turunkan TIO dengan Asetazolamid 500 mg,
timolol eyedrop, dan pilokarpin eyedrop. Lanjutkan
dengan rujuk ke spesialis Mata untuk terapi definitif.
• Terapi awal glaukoma akut → DOC asetazolamid
• Terapi definitif glaukoma primer akut →
iridotomi
• Glaukoma Kronik: seringkali merupakan glaukoma
sudut terbuka, visus turun perlahan, lapang
pandang sempit, tunnel vision. PF: mata tenang,
TIO normal/ agak tinggi, funduskopi tampak
meningkatnya cup/ disc ratio (“menggaung”).
PILIHAN JAWABAN LAIN
E. Tonometri
13
• Tn. Damar, 22 tahun, datang ke Klinik Mata untuk meminta surat keterangan tidak buta warna sebagai salah
satu syarat keperluan masuk ke fakultas kedokteran. Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Tetapi dalam
pemeriksaan pertama buta warna, Pasien tidak dapat melihat angka pada lingkaran dengan warna biru.
Apabila melihat angka pada lingkaran dengan kombinasi warna merah dan hijau, pasien dapat membaca
angkanya dengan baik. Dokter kemudian melakukan uji selanjutnya dengan menggunakan gulungan benang
wol dan meminta pasien untuk menyocokan warna hingga sesuai. Pemeriksaan kedua tersebut adalah…
• A. Tes Ishihara
• B. Tes Holmgren
• C. Tes anomaloskop
• D. Tes Farnsworth-Munsell
• E. Tes perimetri
KEYWORDS
B. Tes Holmgren
PENJELASAN
Buta Warna
• Kelainan genetic sex-linked pada
kromosom X
• Lebih banyak pada laki”
• Kongenital atau Acquired
• Buta warna yang diturunkan
tidak
bersifat progresif dan tidak dapat
diobati.
• Pada kelainan makula (retinitis
sentral dan degenerasi makula
sentral) → kelainan pada
penglihatan warna biru dan
kuning,
• Pada kelainan saraf optik →
gangguan penglihatan warna
merah
dan hijau.
• Buta warna sering bilateral.
PENJELASAN
Patofisiolog
i•
Sel fotoreseptor di retina: sel batang dan kerucut.
• Sel batang mendeteksi cahaya (gelap dan terang)
sangat sensitif terhadap cahaya minim.
• Sel kerucut mendeteksi warna dan terletak di sentral
retina. Ada 3 tipe sel kerucut untuk warna: merah,
hijau, dan biru.
• Buta warna terjadi ketika salah satu atau lebih sel
kerucut warna tidak ada atau tidak berfungsi baik.
• Buta warna berat: ketiga sel kerucut tidak ada.
• Buta warna ringan: ketiga sel kerucut ada, namun tidak
berfungsi normal.
PENJELASAN
Protanomali (kurang
Normal
pigmen merah, X-
warna
linked)
Deuteranomali
Anomali (kurang pigmen hijau, X-
linked)
Tritanomali (kurang
pigmen biru, jarang)
PENJELASAN
Tatalaksana
• Tidak terdapat pengobatan untuk buta warna yang
diturunkan, sedangkan buta warna didapat
diterapi sesuai penyebab.
• Beberapa cara yang dapat digunakan sebagai alat
bantu penglihatan warna :
• Lensa kontak dan kacamata specially tinted, yang dapat
membantu uji warna namun tidak memperbaiki penglihatan
warna.
• Kacamata yang memblokade glare, karena orang dengan
masalah penglihatan warna dapat membedakan sedikit warna
saat tidak terlalu terang.
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Tes Holmgren
14
• Nn. Ima, 24 tahun datang ke IGD dengan keluhan mata kanan terasa nyeri. Pasien mengaku nyeri timbul
setelah terkena kok bulu tangkis saat bermain badminton. Hasil pemeriksaan oftalmologi: VOD 1/60, VOS
6/6 OD: segmen anterior nampak edema palpebra, injeksi perikornea (+), edema kornea, nampak kemerahan
penuh pada bagian hitam mata kanan. OS: dalam batas normal. TIO OD: 42 mmHg, TIO OS: 17 mmHg.
Apakah mekanisme yang mendasari kasus diatas?
• A. Perdarahan pada camera oculi anterior
• B. Perdarahan pada camera oculi posterior
• C. Ruptur arteri konjungtiva
• D. Ruptur vena konjungtiva
• E. Dislokasi lensa
KEYWORDS
• Perempuan, 24 tahun
• Mata kanan nyeri setelah terkena kok bulu tangkis
• Mual dan muntah (+). VOD 1/60. TIO OD: 42 mmHg
• Edema palpebra, injeksi perikornea (+), edema kornea,
nampak kemerahan penuh pada COA.
DIAGNOSA >> GLAUKOMA SEKUNDER E.C HIFEMA
TRAUMATIKA
MEKANISME ??
JAWABAN
A. Perdarahan pada
camera oculi anterior
PENJELASAN
Hifema
Traumati
k
• Akumulasi darah pada COA
• Etiologi tersering : Trauma, bisa juga spontan
• Keluhan → nyeri (+), gangguan visus (darah
menutupi aksis visual), fotofobia
• Komplikasi
• Perdarahan ulang/Re-bleeding
• Glaukoma sekunder
→ cek TIO : Tonometer Schiotz
• Corneal blood staining
• Atrofi saraf optic
• Sinekia Anterior
http://eyewiki.aao.org/Hyphema
PENJELASAN
Perdami.id
TATALAKSANA
Tatalaksana
TOTAL HYPHEMA
Suportif :
• Acetaminophen → kurangi nyeri
• Antifibrinolytic / As.tranexamat → mencegah
perdarahan sekunder
• Antiglaukoma topical / oral →
menurunkan TIO
• Tirah baring total
• Posisi tidur tegak dengan sudut minimal
45◦→ cegah corneal blood staining
Terapi bedah diindikasikan pada peninggian
TIO yang tidak respon dengan obat atau
terdapat corneal blood staining →
TATALAKSANA
Intervensi bedah →
Paracentesis
• Indikasi Absolut : TIO tetap tinggi setelah diberikan
medikamentosa (tidak responsif)
• Peningkatan TIO paling sering disebabkan oleh
obstruksi pada aliran aqueous humor pada
trabecular meshwork oleh RBC atau blok pupil
akibat clot besar
• Pembedahan dapat ditunda hingga 4 hari. Indikasi
medis untuk parasentesis adalah → apabila
menemui kasus HIFEMA TOTAL dengan TIO >
25mmHg selama 5 hari atau TIO > 60mmHg
selama 2 hari
PENJELASAN
PILIHAN JAWABAN LAIN
TINDAKAN AWAL ??
JAWABAN
Tatalaksana
Gawat darurat!!
Medikamentosa
• Steroid : mengurangi inflamasi dan infiltrasi neutofil.
• menghambat penyembuhan stroma dengan menurunkan
sintesis kolagen dan menghambat migrasi fibroblast → hanya
diberikan secara inisial dan di tappering off setelah 7-10
hari.
• Dexametason 0,1% ED dan Prednisolon 0,1% ED diberikan
setiap 2 jam. Bila diperlukan dapat diberikan Prednisolon IV
50-200 mg
• Sikloplegik : untuk mengistirahatkan iris
• mencegah iritis dan sinekia posterior.
• Atropin 1% ED atau Scopolamin 0,25% diberikan 2 kali
sehari.
• Asam askorbat : meningkatkan penyembuhan luka dengan
membantu pembentukan kolagen matur oleh fibroblas kornea.
• Natrium askorbat 10% topikal diberikan setiap 2 jam.
Untuk
TATALAKSANA
• Perempuan, 68 tahun
• Riw. katarak dengan visus 1/∞ → 3 tahun.
• Mata merah dan nyeri 2 bulan
• Edema kornea, injeksi siliar, COA dalam, TIO
sedikit meningkat.
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
B. Glaukoma fakolitik
PENJELASAN
Katarak Senilis
• Katarak kongenital → infeksi TORCH (khususnya
Rubella)
• Katarak
• Katarak traumatik
didapat – bentuk:kekeruhan lensa stelata / bintang
/ acquired
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca operasi katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain, misalnya diabetes
melitus sering mengakibatkan katarak subkapsular posterior
• Katarak senilis (age-related cataract) – katarak nuklear
• Berdasarkan tingkat maturitasnya dibagi menjadi :
Glaukom
a
• Congenital & Developmental Glaucomas
Primary Congenital Glaucoma
Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflamatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary Glaucoma,
Neovascular Glaucoma, Exfoliation Syndrome, Trauma
(tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)
PENJELASAN
Lens Induced
Glaucoma (Glaukoma
Fakogenik)
→ glaukoma akibat lensa, bisa berupa sudut terbuka
maupun sudut tertutup.
• Glaukoma fakomorfik → glaukoma sekunder sudut
tertutup akibat katarak imatur/lensa intumesen,
dislokasi lensa
• Glaukoma fakolitik → glaukoma sekunder
sudut terbuka akibat partikel lensa yang
bocor pada katarak hipermatur.
• Glaukoma fakoanafilaktik → akibat reaksi kompleks
imun terhadap partikel lensa akibat operasi katarak
PENJELASAN
TATALAKSANA - MANAJEMEN
Tatalaksana awal:
turunkan TIO, DOC :
acetazolamide ; khusus
pada glaucoma
fakoanafilaktik berikan
steroid untuk mengatasi
inflamasi
Tatalaksana definitif :
ekstraksi katarak →
biasanya dengan EKEK
(Ekstraksi Katarak
Ekstrakapsular) / ECCE
atau Phacoemulsifikasi
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Glaukoma fakolitik
17
• Tn. Yusak, 37 tahun, datang dengan keluhan gatal pada mata sebelah kanan sejak 5 hari. Pasien adalah
penderita myopia ringan dan rutin menggunakan lensa kontak. Ia merupakan seorang atlet renang
PELATNAS. Pada pemeriksaan fisik mata, ditemukan tampakan ring-shaped lesion seperti gambar berikut:
• Diagnosis dan tatalaksana yang sesuai adalah…
• A. Keratitis amoeba - Chloramphenicol
• B. Keratitis bakterial - Gentamycin
• C. Keratitis bakterial - Natamycin
• D. Keratitis jamur - Sodium Cromoglycate
• E. Keratitis amoeba - PHMB
KEYWORDS
• Laki-laki, 37 tahun
• Gatal pada mata sebelah kanan → 5 hari
• Penderita myopia ringan dan rutin
menggunakan lensa kontak → faktor
resiko
• Seorang atlet renang PELATNAS → faktor
resiko
• Ditemukan tampakan ring-shaped lesion
DIAGNOSIS & TATALAKSANA ??
JAWABAN
Etiologi Keratitis
ETIOLOGI KARAKTERISTIK TATALAKSANA
Keratitis bakterial Sekret purulen , Antibiotik topical
pemakaian lensa kontak
Keratitis Protozoa
• Paling sering: acanthamoeba →
hidup
bebas di tanah, air bersih, air kotor,
saluran napas atas
• 70% kasus → terkait pengguna
lensa
kontak
• Berenang bisa menjadi resiko
• Gejala dan tanda
• Penurunan penglihatan, nyeri
• Permukaan ireguler dan kelabu,
pseudodendrit epitel, infiltrate local atau
difus, opasifikasi
• Ring Shaped lesion +
• Tatalaksana
• Debridement epitel
• Amoebisida: polyhexamethylene
biguanide (PHMB) 0,02%
PENJELASAN
TATALAKSANA AWAL ??
JAWABAN
E. Kompres hangat,
masase, NSAID
PENJELASAN
Dakrioadenitis
• Peradangan pada kelenjar lakrimal → lokasi
: supratemporal orbit
• Karakter Presentasi Klinis : nyeri unilateral,
kemerahan dan bengkak pada orbita superior
(sisi temporal) dengan ptosis berbentuk S
• Causa : Viral : Mumps Virus (tersering),
EBV, Coxsackievirus, Herpes
Bakterial : S.aureus, Streptococcus,
N.gonorrhea, C.Trachomatis
Fungal : rare
PENJELASAN
Wajib bedakan !
PENJELASAN
Berdasarkan etiologi
• Viral (most common) - Self-limiting,
supportif saja (kompres hangat, masase,
dan NSAID oral)
• Bakterial – Antibiotik broad spectrum →
lakukan kultur untuk tentukan etiologi
• Fungal : antifungal
• Protozoa : specific antiamoebic
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Laki-laki, 62 tahun
• Keluhan mata buram saat membaca koran
dan gadget tetapi penglihatan jauh tidak
mengalami gangguan.
JAWABAN
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
A. Ambliopia
PENJELASAN
AMBLIOPIA
• Kondisi visus turun pada salah satu/kedua
mata akibat gangguan perkembangan jaras
saraf visus penglihatan sejak kecil →
otak hanya ‘belajar/ mengenali’ visus
dengan tajam penglihatan yang normal.
Mata dengan visus kabur ‘terbiasa’ tidak
digunakan → istilah = MATA MALAS
Refractive Amblyopia
• Uncorrected refractive errors are considered the most
common cause of amblyopia.
• Terdapat 2 tipe amblyopia refraktif :
• Amblyopia Anisometropic → unilateral amblyopia : akibat
perbedaan kekuatan refraksi antara kedua mata yang signifikan
→ 1.0–1.5 D atau lebih pada anisohyperopia, ≥ 2.0 D pada
anisoastigmatism, dan 3.0–4.0 D atau lebih pada anisomyopia
• Amblopia Isoametropic/Bilateral amblyopia → kedua mata
amblyopia akibat kekuatan refraksi yang tinggi. Bisa muncul
pada (-) 5.0–6.0 D atau lebih pada myopia, 4.0–5.0 D atau lebih
pada hyperopia dan 2.0–3.0 D atau lebih pada astigmatisma
• Amblyopia akibat astigmatisma berat disebut meridional
amblyopia.
https://www.aao.org/disease-review/types-of-amblyopia
TATALAKSANA
Tatalaksana
• Tatalaksana amblyopia: sedini
mungkin (efektif pada usia <14 tahun)
oklusi/ patching mata yang
normal, agar mata yang mengalami
gangguan ‘belajar’ untuk
memperbaiki visusnya
→ B i s a digunakan fulltime/ parttime
(selama beberapa bulan)
• Koreksi gg. Refraktif maksimal
• Pembedahan → biasanya untuk
kasus strabismic amblyopia
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Ambliopia
21
• An. Aulia, usia 3 tahun dibawa oleh ayahnya berobat akibat keluhan tampak bintik putih berkilau pada mata
kiri bila tersorot lampu senter, seperti mata kucing. Ayah pasien menyadarinya 2 minggu belakangan.
Riwayat persalinan tidak ditemukan kelainan. Riwayat imunisasi lengkap. Pemeriksaan fisik neurologis
ditemukan esotropia OS. Diagnosis yang sesuai untuk pasien ini…
• A. Retinoblastoma
• B. Glaukoma Kongenital
• C. Katarak Kongenital
• D. Buftalmus
• E. Korioretinitis
KEYWORDS
JAWABAN
DIAGNOSIS ??
A. Retinoblastoma
PENJELASAN
Retinoblastoma
• Disebabkan oleh “gen retinoblastoma” yang
merupakan mutase di lengan Panjang
kromosom 13 → Kanker yang bermula di
retina. Bisa menyerang 1 atau kedua mata.
Stage : Intraocular - Extraocular
• Penunjang : USG Mata, CT Scan, MRI
• Tx : Laser Photocoagulation, Radioterapi,
Cryotherapy, Thermotherapy HASIL PA → Flexner-
• Komplikasi : Glaukoma, Ablasio Retina, Wintersteiner rosettes in
retinoblastoma
Pthysis Bulbi
• Clue : White eye / Cat’s Eye (Leukocoria)
http://emedicine.medscape.com/article/1222849-clinical
PENJELASAN
B.Glaukoma Kongenital
→ Primary Congenital
Glaucoma : penyakit di mana
TIO tinggi pada mata yang
merusak saraf optik.
C.Katarak Kongenital → terkait
infeksi Rubella, leukocoria juga
+ tetapi tidak ada
eso/eksotropia
D.Buftalmus → tanda klinis
kongenital glaukoma
E.Korioretinitis → terkait infeksi
Toxoplasma
KESIMPULAN
A. Retinoblastoma
22
• Tn. Yonathan, 53 tahun, datang dengan penurunan penglihatan di kedua mata sejak 1 tahun terakhir. Sejak 2
bulan yang lalu, keluhan semakin memberat. Pasien memiliki riwayat tekanan darah tinggi tidak terkontrol.
GDP terakhir pasien 80 mg/dL. Tidak terdapat riwayat trauma maupun mata merah. Tanda vital normal. Dari
pemeriksaan funduskopi, didapatkan cotton wool (+), A/V crossing (+), A/V nicking (+), papilledema (-).
Gambaran khas lain yang mungkin ditemukan adalah…
• A. Silver Wire
• B. Cherry Red Spot
• C. Haabs Striae
• D. Bussaca Nodule
• E. Drussen
KEYWORDS
• Laki-laki, 53 tahun
• Penurunan penglihatan kedua mata sejak 1 tahun
terakhir.
• Riw. tekanan darah tinggi tidak terkontrol.
• Funduskopi → cotton wool (+), A/V crossing (+),
A/V nicking (+).
DIAGNOSIS >> RETINOPATI HIPERTENSIF
A. Silver
wire
PENJELASAN
Retinopati Hipertensif
• Termasuk dalam MATA TENANG VISUS TURUN
PERLAHAN
Patologi pada retinopati HT:
• Terjadi pada penderita dengan tekanan darah tinggi
kronik (>140/90 mmHg) → pembuluh darah
retina kaku dan sempit.
• Iskemik retina → membentuk cotton wool spot dan
papiledema / edema optic disc (bila iskemik di area
optic disc)
• Nekrosis → pendarahan retina (flame shaped dan
dot blot hemorrhage) → akumulasi lipid
(eksudat)
PENJELASAN
Retinopati Hipertensif
PENJELASAN
Copper wiring means blood
Funduskopi is still passing through
Silver wiring means the
Retinopati HT vessel is obliterated
Cotton wool
exudates reflect
microinfarction
Hard exudates
reflect
protein leakage
AV nicking caused by
arterioles that cross over
veins hardening
PENJELASAN
Grading
Atherosclerosi
s
PENJELASAN
Staging
Retinopathy
Hypertensive
Keith Wagener Barker
System
PENJELASAN
BEDAKAN DENGAN
RETINOPATHY DM
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Cherry Red Spot →
CRAO
C. Haabs Striae → Glaukoma
Kongenital
D. Bussaca Nodule → Uveitis Ant
E. Drussen → AMD
KESIMPULAN
A. Silver wire
23
• Tn. Nathan, 41 tahun mengeluh sakit kepala hebat disertai nyeri pada mata 3 hari ini. Pasein tidak
mengeluhkan adanya pandangan kabur dan mual muntah. Pada pemeriksaan oftalmologis, mata tampak
tenang, COA dalam, injeksi silier (-). Pemeriksaan Tonometri ODS: 25/26. Pada pemeriksaan oftalmologis
posterior, CDR normal, Bayonet sign (-) pada kedua mata. Apa diagnosis yang paling sesuai untuk kasus
diatas?
• A. Primary Open-Angle Glaucoma
• B. Hipertensi Okuli
• C. Glaukoma akut
• D. Normotension Glaucoma
• E. Glaukoma sekunder
KEYWORDS
•Laki-laki, 41 tahun
•Sakit kepala hebat + nyeri pada mata → 3 hari
•Pandangan kabur (-) dan mual muntah (-)
•Mata tampak tenang, COA dalam, injeksi silier (-)
•Pemeriksaan Tonometri ODS : 25/26
•Px oftalmologis posterior : CDR normal, nasalisasi
(-), Bayonete sign (-) pada kedua mata.
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
B. Hipertensi Okuli
PENJELASAN
Glaukom
a
• Penyakit neuropati optik
progresif yang ditandai:
• perubahan spesifik diskus
optikus
• defek lapang pandang
ireversibel
• Seringkali namun tidak
selalu berkaitan dengan
peningkatan TIO
• Etiologi
• Teori Mekanik → TIO ↑
→
deformasi dan iskemik
neuron
• Teori Insuf. Vaskular →
aliran
darah ↓ menuju neuron
PENJELASAN
Klasifikasi Glaukoma
• Congenital & Developmental Glaucomas
Primary Congenital Glaucoma
Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflammatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary
Glaucoma, Neovascular Glaucoma, Exfoliation
Syndrome, Trauma (tergantung etiologi & mekanisme ↑
TIO)
Vaughan & Asbury’s General Ophthalmology, ed. 18th, McGraw Hill : New York, 2011
PENJELASAN
Primary Open Angle
Glaucoma
(POAG)
• TIO ↑↑↑ (> 21 mmHg) bersifat progresif lambat dengan
sudut iridocornealis terbuka (COA dalam)
• Terdapat cupping diskus optikus dan defek lapang
pandang yang progresif kronik berupa Tunnel Vision
→ pencuri penglihatan
• Pemeriksaan : Tonometri, Gonioskopi, Perimetri,
Oftalmoskopi direk dan indirek
• Tanda : perubahan fundus dan diskus optikus
→ CDR
> 0,4, Bayonet Sign, Nasalisasi
PENJELASAN
Diagram Venn
TRIAS TIO – Perubahan Diskus Tipikal – Defek
Lapang Pandang Tipikal
PENJELASAN
PENJELASAN
Message
PENJELASAN
Medikamentosa
KELOMPOK KELAS REGIMEN MEKANISME AKSI
OBAT
PROSTAGLANDIN • Latanoprost 0,005% Meningkatkan uveoscleral outflow
ANALOGUE • Bimatoprost 0,03%
B. Hipertensi Okuli
24
• Ny. Siti, 30 tahun, mengeluh penglihatan buram sejak 1 bulan belakangan. Keluhan nyeri kepala dan mual
muntah disangkal. Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan oftalmologis, pemeriksaan visus setelah
dikoreksi didapatkan S -2.00 C +3.00 X90. Kondisi apakah yang dialami oleh pasien tersebut?
• A. Astigmatisma mixtus
• B. Astigmatisma miopia kompositus
• C. Astigmatisma hipermetropia kompositus
• D. Astigmatisma miopia simpleks
• E. Astigmatisma hipermetropia simpleks
KEYWORDS
• Wanita, 30 tahun
• Penglihatan buram sejak 1 bulan belakangan.
• Setelah dikoreksi didapatkan S -2.00 C +3.00
X90.
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
A. Astigmatisme mixtus
PENJELASAN
Astigmatism
a
• Astigmatisma adalah kelainan pada kelengkungan
kornea sehingga bayangan tidak dibiaskan pada 1
titik focus yang sama pada semua meridian
• Pemeriksaan: keratometer, topografi kornea
• Terapi: kacamata lensa silinder, kontak lensa,
operasi LASIK
PENJELASAN
Tipe Astigmatisma
PENJELASAN
A. Astigmatisme mixtus
25
• Tn. Joni, 42 tahun, mengeluhkan pandangan mata kiri tiba-tiba buram, seperti tertutup tirai hitam. Pasien
sempat mengeluhkan adanya bintik-bintik hitam melayang yang ikut bergerak. Riwayat trauma disangkal.
Pasien memiliki riwayat menggunakan kacamata lensa negatif berukuran – 8.0 D. Kondisi yang dialami
oleh pasien tersebut adalah…
• A. Age-Related Macular Degeneration
• B. Ablasio Retina Rhegmatogen
• C. Ablasio Retina Eksudatif
• D. Ablasio Retina Traksional
• E. Pendarahan Vitreus
KEYWORDS
• Laki-laki, 42 tahun
• Pandangan mata kiri tiba-tiba buram → tertutup
tirai hitam
• Floaters (+)
• Riwayat menggunakan kacamata lensa negatif
berukuran – 8.0 D → FAKTOR RESIKO
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
Ablasio Retina
• Lepasnya lapisan sensoris retina (sel batang dan sel kerucut) dari
lapisan epitel pigmen retina.
• Keluhan:
• Bintik hitam pada lapangan penglihatannya (floaters)
• Sensasi kilatan kilatan cahaya (fotopsi)
• Penglihatan seperti tertutup tirai atau bahkan gelap sama sekali.
• Funduskopi: terlihat retina yang terangkat berwarna pucat. Bila bola
mata bergerak akan terlihat retina yang terlepas bergoyang.
PENJELASAN
Faktor Resiko
• Degenerasi → penyakit
degenerative (HT, DM)
• Miopia Tinggi
• Trauma
• Komplikasi dari operasi mata
• Pernah mengalami ablasio
retina sebelumnya
• Riwayat keluarga
PENJELASAN
Ablasio Retina
• Ada 3 jenis :
• Rhegmatogen : robekan/ lubang pada
retina → miopia tinggi
• Traksional : tarikan terhadap retina →
komplikasi pada kasus Retinopathy DM
• Eksudatif : ada cairan di antara lapisan
retina, sering merupakan komplikasi
penyakit lain misalnya adanya tumor,
hipertensi, peradangan.
PENJELASAN
Klasifikasi Myopia
• Low myopia: < −3.00 D
• Medium myopia: −3.00 D sampai −6.00 D
• High myopia: > −6.00 D
Tatalaksana
• Pneumatic retinopexy
→ menggunakan
gas intraocular (SF6
/C3F8) di dalam suatu
bubble untuk menambal
area patologis/ablasi.
• Scleral Buckling →
memasang sabuk silikon
→ mendorong-menekan
sklera pada area
patologis/ablasi
PENJELASAN
Tatalaksana
• Vitrektomi → removal of vitreous gel from the
eye
• Indikasi :
• Macular hole
• Vitreomacular traction
• Refractory macular edema
• Vitreous hemorrhage
• Tractional retinal detachment
• Rhegmatogenous retinal detachment
• Dislocated intraocular lens
• Refractory uveitis
• Retained lens material
• Intraocular foreign bodies
• Floaters
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Age-Related Macular Degeneration →penurunan visus berjalan perlaha
sentral scotoma, drusen (+), tes amsler grid
B. Ablasio Retina
Rhegmatogen
26
• Tn. Gunawan, 35 tahun datang ke IGD dengan keluhan pandangan mata kanan buram, dan seperti melihat
benda hitam beterbangan. Setelah dilakukan pemeriksaan visus OD 3/6 dan OS 6/6. Riwayat penyakit
sistemik sebelumnya tidak diketahui tetapi pasien ternyata merupakan seorang pengguna narkoba suntik sejak
10 tahun SMRS. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Dokter kemudian merujuk pasien ke spesialis
mata, dan terdiagnosis chorioretinitis. Apakah penyakit yang berkaitan dengan kelainan mata pasien
tersebut?
• A. Campak
• B. Influenza
• C. Glaukoma
• D. Toksoplasmosis
• E. Demam Thypoid
KEYWORDS
• Laki-laki, 35 tahun
• Pandangan mata kanan buram + floaters.
• Visus OD 3/6 dan OS 6/6
• Pengguna narkoba suntik sejak 10 tahun
D. Toksoplasmosis
PENJELASAN
Toxoplasmosis Korioretinitis /
Ocular Toxoplasmosis
• Infeksi segmen posterior mata tersering
• 25% dari kasus posterior uveitis
• Agen Causa : Toxoplasma gondii
→ protozoa obligate, parasit
intrasel → necrotizing
chorioretinitis.
• Banyak pada kasus orang
imunokompromise
• UNILATERAL !! → visus turun +
floaters
• Px Mata : kondensasi humor vitreous
→ proses inflamasi, retina pucat
kekuningan/abu-abu putih
PENJELASAN
• Pada kasus
KONGENITA
L
→ biasanya
disertai
hidrosefalus,
kalsifikasi
difus
→ ibu hamil
terpapar kista
toxo pada
kotoran kucing
PENJELASAN
DDx
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Campak → perlu ditambahkan tatalaksana Vit.A untuk mencegah
komplikasi ke mata
D. Toksoplasmosis
27
• Tn. Dani, 49 tahun, datang berobat dengan keluhan kedua mata nyeri mendadak sejak 1 jam yang lalu.
Keluhan disertai mata merah, pandangan buram, nyeri kepala dan mual. Tanda vital dalam batas normal. Pada
pemeriksaan fisik diperoleh VODS 6/60, injeksi sklera (+), COA normal, lensa keruh, shadow test (+), TIO
OD / OS : 36 / 38 mmHg. Diagnosis yang sesuai untuk kasus di atas adalah...
• A. Glaukoma Fakomorfik
• B. Glaukoma Fakolitik
• C. Glaukoma Sekunder
• D. Glaukoma Fakoanafilaktik
• E. Glaukoma Primer
KEYWORDS
• Laki-laki, 49 tahun
• Keluhan kedua mata nyeri mendadak sejak 1 jam
yang lalu.
• Keluhan disertai mata merah, pandangan buram,
nyeri kepala dan mual.
• VODS 6/60, injeksi sklera (+), COA dangkal, lensa
keruh, shadow test (+), TIO OD / OS : 36 / 38
mmHg.
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
A. Glaukoma Fakomorfik
PENJELASAN
Glaukom
a
• Congenital & Developmental Glaucomas
Primary Congenital Glaucoma
Developmental Glaucoma
• Primary Adult Glaucomas
Primary Open Angle Glaucoma (POAG)
Primary Angle Closure Glaucoma (PACG)
Primary Mixed Mechanism Glaucoma
• Secondary Glaucoma
Phacogenic Glaucoma, Steroid-induced Glaucoma,
Inflamatory Glaucoma (uveitis), Pigmentary Glaucoma,
Neovascular Glaucoma, Exfoliation Syndrome, Trauma
(tergantung etiologi & mekanisme ↑ TIO)
PENJELASAN
Katarak Senilis
• Katarak kongenital → infeksi TORCH (khususnya Rubella)
• Katarak didapat / acquired :
• Katarak traumatik – bentuk kekeruhan lensa stelata / bintang
• Katarak sekunder – kekeruhan kapsul posterior pasca operasi katarak
• Katarak komplikata – katarak akibat penyakit lain, misalnya diabetes
melitus sering mengakibatkan katarak subkapsular posterior
A. Glaukoma Fakomorfik
28
• Tn. Bima, 64 tahun mengeluhkan adanya bintik hitam pada mata terutama di bagian tengah dari penglihatan.
Pasien menjadi sulit melihat bagian wajah seseorang saat berbicara. Riwayat DM dan hipertensi disangkal.
Tanda vital dalam batas normal. Dilakukan pemeriksaan bagian belakang mata dan didapatkan di sekeliling
mata terdapat lingkaran abu-abu. Badan drusen (+). Papiledema (-). Diagnosis yang tepat adalah…
• A. Age related macular degeneration
• B. Neuritis Retrobulbar
• C. Neuropati optik
• D. Katarak
• E. Retinitis Pigmentosa
KEYWORDS
• Pria, 64 tahun
• Keluhan : bintik hitam pada mata terutama di
bagian tengah dari penglihatan.
• Px bagian belakang mata →
terdapat lingkaran abu-abu. Drusen
(+).
DIAGNOSIS
JAWABAN
??
Degenerasi Makula
• Paling sering pada orang tua (> 50 thn)
• Kerusakan macula → CENTRAL VISION → jarang
menyerang sisi perifer retina sehingga jarang buta total
• Faktor resiko : merokok, genetik, ras Caucasian
• Dibedakan menjadi tipe “kering” dan “basah”
• Timbul gejala defek lapang pandang sentral
(skotoma)
PENJELASAN
Staging
• Early AMD → adanya drusen ukuran sedang,
memiliki ukuran selebar rambut manusia
dewasa. Pada stage ini seringkali tidak disertai
gangguan penglihatan (vision loss).
• Intermediate AMD → terdapat drusen ukuran
besar, perubahan pigmen di retina, atau keduanya.
Kelainan ini hanya dapat ditemukan pada pemeriksaan
lengkap mata. Intermediate AMD dapat menyebabkan
gangguan penglihatan, tapi sebagian besar penderita
tidak memiliki keluhan gangguan penglihatan yang
signifikan
PENJELASAN
Staging
• Late AMD. Selain terdapat drusen, penderita Late AMD
mengalami gangguan penglihatan akibat lesi pada macula.
Terdapat dua tipe Late AMD:
• In geographic atrophy (disebut juga dry AMD),
terdapat kerusakan gradual dari sel-sel light-sensitive
di
macula yang berfungsi untuk meneruskan informasi
visual menuju otak dan jaringan di bawah macula.
Kerusakan pada bagian ini menyebabkan gangguan
penglihatan.
• In neovascular AMD (disebut juga wet AMD),
terdapat pertumbuhan pembuluh darah yang abnormal
dibawah retuna. Dapat terjadi leakage cairan dan
darah
dari pembuluh darah abnormal ini yang menyebabkan
pembengkakan dan kerusakan pada macula.
Kerusakan
dapat terjadi sangat berat dan cepat, tidak gradual
seperti “in geographic atrophy”
# dapat terjadi geographic atrophy dan neovascular AMD
di mata yang sama dalam waktu bersamaan
PENJELASAN
Manajemen
Observasi progresivitas penyakit
Suplemen antioksidan, vitamin C, E, zink, untuk
memperlambat progresivitas penyakit.
Untuk kasus late/advanced dari AMD terutama jenis
neovascular/wet → Injeksi anti-VEGF
intravitreus atau laser
PENJELASAN
Manajemen
Sumber : National Eye Institute
• Injections
• Pilihan terapi untuk memperlambat perkembangan
dari AMD tipe neovaskular.
• Pada AMD level vascular endothelial growth factor
(VEGF) meningkat secara abnormal. VEGF adalah
protein yang merangsang pertumbuhan pembuluh
darah baru
• Injeksi Anti-VEGF dilakukan selama beberapa bulan
(multiple)
• Photodynamic therapy → laser treatment
• Menggunakan obat bernama verteporfin yang
diinjeksikan melalui vena di lengan hingga diabsorbsi
oleh pembuluh darah baru.
• Sinar laser diarahkan ke mata (bagian retina
tertentu)
dan mengaktivasi zat tersebut untuk mematikan
pertumbuhan vasa baru (menurunkan
perkembangan
dan memperlambat gangguan penglihatan)
PILIHAN JAWABAN LAIN
• Laki-laki, 35 tahun
• Mata berair, perih dan terasa mengganjal.
• Px Oftalmologis : didapatkan pada serbuk besi
pada kornea yang melewati limbus
TATALAKSANA ??
JAWABAN
Corpus Alienum
Corneal
• Tanyakan : mekanisme trauma
• Gejala : nyeri, sensasi benda
asing, fotofobia, tearing, mata
merah, VISUS ↓↓
• Perhatikan : ada tidaknya
RUST
RING → terutama jika
korpus
alienum berupa LOGAM
(Besi)
• Tes Fluoresens dan Siedel
untuk
cek defek epitel – ulserasi hingga
fistula dan perforasi
• Komplikasi : Infeksi dan Necrosis
Okular
PENJELASAN
Corpus Alienum
Corneal
• Tes Fluoresens dan Siedel
untuk cek defek epitel –
ulserasi hingga fistula dan
perforasi
• Komplikasi : Infeksi dan
Necrosis Okular
• RUJUK ke Sp.M (bedakan
dengan benda asing pada
konjungtiva)
PILIHAN JAWABAN LAIN
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
E. Konjungtivitis vernal
PENJELASAN
PENJELASAN
Konjungtivitis
• Peradangan pada konjungtiva
• Etiologi : Infeksi (Bakteri, Viral, Jamur), Alergi,
Trauma
• MATA MERAH, VISUS NORMAL
• Jenis Eksudat → serosa (viral, iritasi), mucoid
(alergi), mukopurulen( infeksi bakteri, chlamydia),
purulent (infeksi gonococcal)
• Reaksi Konjungtiva
• Folikular → viral, chlamydia
• Papilar → bakteri (termasuk, gonococcal),
alergi
PENJELASAN
Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan gejala Tatalaksana
Bakteri Staphylococci, Mata merah, terasa berpasir, Antibiotik topikal
Streptococci, sensasi terbakar, biasanya Air mata buatan
Gonococci, bilateral, kelopak mata susah
Corynebacterium membuka, injeksi konjungtiva
strains difus, discharge mukopurulen,
papil (+)
Konjungtivitis
Patologi Etiologi Tanda dan Gejala Tatalaksana
Jamur Candida sp., Jarang, pasien Antijamur topikal
imunokompromais, pasien
Blastomyces yang mendapat terapi
dermatitidis, antibiotik
Sporothrix
Vernal schenckii
Alergi Peradangan konjungtiva Hindari alergen
kronis, riwayat keluarga Antihistamin topikal,
atopik, gatal, fotofobia, mast cell
sensasi benda asing, stabilizer
blefarospasme, cobblestone – Sodium
pappila, horner trantas dot chromolyn,
Inklusi Chlamydia Mata merah dan nyeri selama Doxycycline 100 mg
trachomatis beberapa minggu/bulan, simptomatik
bid for 21 hari atau
→ Badan sekret mukopurulen, lengket, Erythromycin 250 mg
Inklusi sensasi benda asing, mata PO qid 21 days
berair, kelopak mata Antibiotik topikal
bengkak,kemosis, Folikel
PENJELASAN
Konjungtivitis Vernal
• Hipersensitivitas Tipe 1
• Rekuren – Bilateral
• Mata merah, gatal, dan berair → “pink eye”
• Riw. Alergi → asma, rhinitis alergika,
eczema
• Ada 2 tipe (bisa berjalan bersamaan)
• Palpebral → Papil besar di konjungtiva
tarsalis → Cobblestone + sekret
mucoid
• Limbal → degenerasi epitel kornea
→
Horner Trantas Dot di limbus
• Tatalaksana : Menghindari alergen, Mast
cell stabilizer - Sodium chromolyn,
Steroid, Antihistamin
Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5, Ilyas
(2013)
PENJELASAN
Konjungtivitis
Vernal vs Atopik
Characteristics VKC AKC
Generally presents at a younger
Age at onset Second to third decade
age than AKC' first decade
Sex Males are affected preferentially. No sex predilection
E. Konjungtivitis vernal