Tn. Scarmiglione, 21 tahun, datang ke poli umum karena merasa lemas beberapa hari terakhir, keluhan disertai
pusing, mual dan penurunan nafsu makan. Dari pemeriksaan fisik diperoleh konjungtiva pucat. Hasil
pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 8 g/dL, MCV 110 fL, MCH 45 pg, MCHC 40 g/dL, leukosit 5800,
dan trombosit 180.000. Hasil pemeriksaan darah tepi ditemukan poikilositosis makroovalosit dan
hipersegmentasi neutrofil. Apakah tatalaksana yang paling sesuai?
• A. Pemberian tablet besi
• B. Transfusi PRC
• C. Pemberian Prednison
• D. Pemberian suplemen Vitamin B12 dan Asam Folat
• E. Pemberian Eritropoietin
KEYWORDS
• Pria, 21 tahun
• Lemas beberapa hari terakhir
• Pusing, mual, dan penurunan nafsu makan
• Konjunctiva pucat
• Hb: 8 g/dL (anemia), MCV 110 fL (meningkat →
makrositik) MCH 45 pg (normal 27-33 →
meningkat)
• Apusan darah tepi → poikilositosis, makroovalosit,
dan hipersegmentasi neutrofil
Apakah tata
JAWABAN laksana yang sesuai?
Anemia
• Anemia: Kekurangan Hb
• Disebut anemia (menurut WHO) bila:
• Laki-laki Hb<13 g/dL
• Perempuan Hb<12 g/dL
• Gejala
• 4L
• Lemah
• Letih
• Lesu
• Lunglai
• Pucat
PENJELASAN
Anemia
• Pembagian Anemia
• Anemia mikrositik hipokromik
• Anemia normositik normokromik
• Anemia makrostik
• Megaloblastik
• Non megaloblastik
PENJELASAN
Anemia
Mikro Hipo Normo Normo Makro
• MCV < 80 fL • MCV 80-100 fL • MCV>100 fL
• Anemia • Anemia • Megaloblastik
defisiensi besi perdarahan • Defisiensi
• Thallasemia • Anemia B12
• Anemia hemolitik • Defisiensi
Penyakit • Anemia folat
Kronis aplastik • Non-
• Anemia megaloblastik
Siderobl • Penyakit liver
asitk • Alkohol
PENJELASAN
Anemia Makrositik
PAPDI
Toronto Notes 2015
PENJELASAN
Pemeriksaan laboratorium
• MCV>100 fL
• Kadar serum B12 rendah
• Apusan darah: oval makrosit dan
hypersegmented neutrophils.
• Schilling test (membedakan anemia
pernisiosa dan anemia defisiensi B12
karena etiologi lain)
PENJELASAN
Hypersegmented
Oval Makrosit Neutrophil
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Pemberian tablet besi → terapi
ADB
B. Transfusi PRC → diberikan bila Hb<7
g/dL
C. Pemberian Prednison → terapi AIHA
tp
i e warm
E. Pemberian Eritropoietin → terapi anemia
pada penyakit ginjal
KESIMPULAN
• Pria, 21 tahun
• Lemas beberapa hari terakhir
• Pusing, mual, dan penurunan nafsu makan
• Konjunctiva pucat
• Hb: 8 g/dL (anemia), MCV 110 fL (meningkat
→ makrositik) MCH 45 pg (normal 27-33
→ meningkat)
• Apusan darah tepi → poikilositosis, makroovalosit,
dan hipersegmentasi neutrofil
DIAGNOSIS
JAWABAN
??
D. Limfoma Hodgkin
PENJELASAN
Limfoma
• Definisi: keganasan yang menyerang
jaringan limfoid (limfonodus, timus, lien)
• Klasifikasi
– Hodgkin lymphoma
• Klasik
• Nodular lymphocyte predominant
– Non-hodgkin lymphoma
• Sel B
• Sel T
PENJELASAN
Limfoma Hodgkin vs Non-
Hodgkin Hodgkin Non-Hodgkin
Sel Sel Reed-Sternberg,
85% sel B, 15% sel T
Neoplastik sel B germinal
Usia Biasanya <40 tahun Biasanya >60 tahun
Dimana saja, sering
Upper body (leher lokasi mulai dari lokasi yang
Lokasi tidak terlihat (mis.
tersering)
Intraabdomen)
Unisentris (dimulai dari 1 Multisentris (dimulai >1
Jumlah
KGB) KGB)
Kontinu, mudah
Penyebaran Tidak ada pola yang jelas
diprediksi
Gejala
Sering Jarang
sistemik
PENJELASAN
Limfoma Hodgkin
• Faktor risiko
– Infeksi Virus Epstein-Barr (EBV)
– Obesitas
– Merokok
– Imunosupresi
– Penyakit autoimun
– Aspirin → faktor protektif
PENJELASAN
Limfoma Hodgkin
• Manifestasi klinis
– Limfadenopati
• 60-80% di servikal/supraklavikula
• Biasanya dimulai dari 1 limfonodus kemudian
menyebar secara limfogen ke limfonodi sekitarnya
– Gejala konstitusional
• Demam
• Keringat malam
• Penurunan BB
– Gejala pada massa mediastinum
• Batuk
• Sesak nafas
• Nyeri dada retrosternal
Lokasi limfonodus dimana
Limfoma Hodgkin dimulai
PENJELASAN
Limfoma Hodgkin
• Pemeriksaan Penunjang
– Laboratorium
• Peningkatan LED
– Pencitraan
• Xray paru → massa mediastinum sering
ditemukan
secara tidak sengaja pada ro. Paru rutin
• PET/CT scan → massa keganasan akan
menguptake radioisotop gula
– Biopsi Jaringan → penunjang terbaik
• Core needle
• FNAB
PENJELASAN
Biopsi
• Ditemukan sel Reed Sternberg bercampur dengan
infiltrat inflamasi lainnya (mis. Limfosit, eosinofil,
neutrofil, makrofag, dll)
Varian Sel RS
Limfoma Hodgkin
• Kemoterapi
• Radioterapi
• Pembedahan
E. Dihidroartemisinin+Piperakuin
+ Primakuin
PENJELASAN
Malaria
Definisi
• Penyakit oleh infeksi parasit plasmodium
Macam-macam plasmodium
• P. Falciparum
• P. Vivax
• P. Ovale
• P. Malariae
Vektor
• Nyamuk Anopheles sp. (betina)
PAPDI
CDC
Buku Saku Penatalaksanaan Malaria
PENJELASAN
Malaria
Manifestasi klinis
• Menggigil (1-2 j a m ) → demam tinggi →
diaforesis (berkeringat) → temperatur turun
• Lelah, malaise, nyeri sendi, nyeri otot, mual,
muntah
Pemeriksaan Penunjang
• Apusan Darah Tipis → mengetahui jenis
parasit
• Apusan Darah Tebal → Mengetahui
jumlah parasit
• RDT → Rapid Diagnostic Test
PENJELASAN
Malaria
PENJELASAN
Malaria
TATALAKSANA
ACT 3 + PQ
1st line
SD
Falciparum
Kina 7 +
2nd line
Doxy 7 +
PQ SD
ACT 3 + PQ
1st line
14
Malaria tanpa Vivax & ovale
komplikasi Kina 7 +
2nd line
PQ 14
Seperti vivax,
Relaps vivax
dosis PQ Keterangan
naik
• ACT: (artemisinain –
Malariae ACT 3 hari combination
therapy)atermisinin-
amodiakuin
• PQ: primakuin
TATALAKSANA
IV:
artesunate
Malaria Antimalaria
berat injeksi
IM:
artemether
Kina
Trimester 1
(oral/im/iv)
Hamil
Trimeste ACT atau
r 2/3 artesunate iv
Kemoprofilaksis
Sensitif Klorokuin
• Klorokuin 2 tab/minggu (1 minggu sebelum pergi,
selama pergi, dan 4 minggu setelah kembali)
• Indonesia resisten klorokuin, sehingga pilihan
pertama → doksisiklin
Resisten Klorokuin
• Doksisiklin 1x100 mg tab/hari (1-2 hari sebelum
pergi, selama, dan 4 minggu setelah kembali)
→ kontraindikasi ibu hamil
• Bila ibu hamil = klorokuin
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Dihidroartemisinin + Piperakuin
• Kurang primakuin
B. Kina + tetrasiklin + primakuin
• Bukan pilihan utama
C. Kina + klindamisin
• menurut pedoman dahulu dan pedoman buku saku
pelayanan ibu di RS → terapi malaria pada
ibu hamil trimester satu
D. Artesunat + Amodiakuin
• Kurang primakuin
KESIMPULAN
• Wanita 30 tahun
• Keluhan demam diawali menggigil diakhiri keringat
(khas malaria) sejak 3 hari
• KKN di manokwari 2 bulan (faktor risiko)
• Suhu 38 C (demam)
• Hepar 4 jari bawah arkus costae (hepatomegali)
DIAGNOSIS >> MALARIA FALCIPARUM
E. Dihidroartemisinin + Piperakuin
+ Primakuin
4
Ny. Yunakim, 46 tahun, datang dibawa anaknya untuk pemeriksaan kesehatan. Pada PF, didapatkan TD 120/70
mmHg, HR 80x/m, RR 18x/m, suhu afebris, BB 40 kg, TB 160 cm, konjungtiva tidak anemis. Pemeriksaan
darah menunjukkan hasil Hb 13 g/dl, Hematokrit 39, MCV 88 fL, MCH 32 pg. Kemudian dokter kesal karena
nilai MCHC tidak disertakan dalam hasil lab, maka dari itu dokter menghitung secara mandiri. Nilai MCHC
yang tepat adalah...
• A. 33 g/dl
• B. 30 g/dl
• C. 27 g/dl
• D. 36 g/dl
• E. 39 g/dl
KEYWORDS
• Perempuan, 46 tahun
• PF dalam batas normal
• Hb 13, Hematokrit 39
• MCV 88, MCH 32
MCHC ??
JAWABAN
A. 33 g/dl
PENJELASAN
MCV
• MCV = Mean Corpuscular Volume
• Merupakan nilai laboratorium yang
menentukan ukuran rata-rata dan volume
dari sel darah merah
• Angka ini dapat membantu menentukan
etiologi anemia
• Cara sederhana menghitung MCV :
Hematokrit (%) x 10
MCV =
RBC (dalam juta sel/mm 3 )
PENJELASAN
MCH
• MCH = Mean Corpuscular Hemoglobin
• Merupakan angka rata-rata hemoglobin
yang ditemukan di dalam sel darah merah
• Angka ini dapat membantu menentukan
etiologi anemia
• Cara sederhana menghitung MCH :
Hemoglobin (g/dl)x 10
MCH =
RBC (dalam juta sel/mm 3 )
PENJELASAN
MCHC
• MCHC = Mean Corpuscular Hemoglobin
Concentration
• Merupakan angka pengukuran konsentrasi
rata-rata hemoglobin di dalam sebuah sel
darah merah
• Dapat membantu menentukan etiologi
anemia
• Cara sederhana menghitung MCHC :
Hemoglobin (g/dl)x
MCHC =
100
Hematokrit (%)
PENJELASAN
ILUSTRAS
I
ANALISIS KASUS
• Hb = 13 g/dl
• Hematokrit = 39%
• Maka, MCHC = 13 x 100 = 1 x 100 = 33,33 g/dl
39 3
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. 30 g/dl
C. 27 g/dl
D. 36 g/dl
E. 39 g/dl
A. 33 g/dl
5
Nn. Tingting, 26 tahun, datang dengan keluhan benjolan di leher sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai
lemas, penurunan nafsu makan, penurunan berat badan, demam, dan keringat malam. Pada PF, didapatkan
pembesaran KGB servikal anterior, berjumlah 2 buah, ukuran 2x2cm, tidak nyeri, dan dapat digerakkan. Pada
pemeriksaan laboratorium didapatkan LED 42mm/detik. Kemudian dilakukan pemeriksaan fine needle
aspiration biopsy. Kemungkinan yang ditemukan adalah...
• A. Sel datia berinti satu
• B. Sel-sel akantolisis
• C. Sel Hurthle
• D. Sel datia berinti banyak dengan inti terletak di tengah dengan nekrosis perkijuan
• E. Sel datia langhans
KEYWORDS
• Perempuan, 26 tahun
• Benjolan di leher sejak 1 bulan
• Lemas, pe↓↓ nafsu makan, pe↓↓ BB, demam,
keringat malam
• PF : pembesaran KGB servikal anterior, multipel,
uk. 2x2 cm, nyeri (-), mobile
• LED 42 mm/detik
LIMFADENITIS
• Definisi: Peradangan pada kelenjar
getah bening
• Nomenklatur lainnya (hati-hati!!)
– Limfadenopati → pembengkakan kelenjar
tanpa proses peradangan
– Limfangitis → radang pada saluran getah
bening
PENJELASAN
LIMFADENITIS TUBERKULOSIS
• Terdapat 2 jenis limfadenitis
– Spesifik → disebabkan akibat Mycobacterium
tuberculosis (jika terjadi pada leher disebut
scrofula)
– Non-spesifik → disebabkan karena infeksi
lainnya
• Manifestasi Klinis
– Demam
– Malaise
– Limfadenopati
– Nyeri tekan limfonodus → sering tidak
PENJELASAN
LIMFADENITIS TUBERKULOSIS
• Pemeriksaan penunjang
– Leukositosis
– FNAB (Fine Needle Aspiration Biopsy)
• Spesifik: gambaran granuloma, nekrosis
kaseosa sentral dikelilingi sel epiteloid, sel
datia langhans (sel datia berinti
banyak, dengan inti tersusun di
pinggir)
• Non spesifik: serbukan sel radang
– Pemeriksaan BTA dari limfe
– X-ray paru → TB paru dapat
PENJELASAN
LIMFADENITIS TUBERKULOSIS
Gambaran Granuloma
PENJELASAN
LIMFADENITIS TUBERKULOSIS
Gambaran Granuloma
TATALAKSANA
LIMFADENITIS TUBERKULOSIS
• Mengikuti regimen pengobatan TB Paru
dengan lama terapi 6-9 bulan
– Regimen 6 bulan → 2 RHZE / 4 RH
– Regimen 9 bulan → 4 RHZE / 5 RH
PILIHAN JAWABAN LAIN
E. Antigen NS1
PENJELASAN
INFEKSI DENGUE
• Etiologi: Virus Dengue
– Virus dengue memiliki 4 serotipe DEN-I, DEN-
II, DEN-III, dan DEN-IV
• Imunitas yang didapat dari virus dengue
bersifat seumur hidup (yang berarti
maksimal seseorang terinfeksi virus
dengue sebanyak 4 kali)
• Manifestasi infeksi dengue dapat beragam,
berupa Dengue Fever (DF), Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF) grade I-IV
PENJELASAN
INFEKSI DENGUE
• DHF Grade III dan Grade IV disebut juga
Dengue Shock Syndrome
• Pada umumnya, DF terjadi akibat infeksi
salah satu serotipe virus dengue
• DHF terjadi akibat infeksi sekunder
virus dengue dengan serotipe
berbeda
WHO, 2011
PENJELASAN
INFEKSI DENGUE
• DF dapat memiliki manifestasi
perdarahan (Epistaksis, hipermenore,
dan perdarahan saluran cerna).
• Bedakan DF dengan DHF. Pada DF
tidak ada plasma leakage (efusi pleura,
ascites, peningkatan Ht sebesar >20%
dari baseline, serum albumin <3.5 gr%)
PENJELASAN
INFEKSI DENGUE
• Plasma leakage bisa ditegakkan dengan peningkatan
Ht ≥20% dari baseline, bukan angka Ht diatas ≥20%.
– Anggap Ht normal = 35-45% (nilai ini bisa disesuaikan
dengan tabel referensi UKMPPD)
– Jika menggunakan angka ini, Plasma Leakage bisa
ditegakkan apabila Ht pasien minimal 42%
Contoh :
Peningkatan Ht minimal = 20%*Ht Baseline = 20%*35% = 7%
Ht minimal untuk menegakkan Plasma Leakage = 35% + 7% = 42%
PENJELASAN
UJI TORNIQUET
Torniket Positif :
Uji Diaskopi
• Merupakan suatu uji blanchability pada
kulit, dengan cara menekan lesi kulit,
dapat menggunakan benda transparan,
seperti kaca objek.
• Membedakan eritema (akibat
vasodilatasi) dengan petekie/purpura
(akibat ekstravasasi eritrosit)
PENJELASAN
Uji Diaskopi
• Interpretasi :
– (+) : warna merah
menghilang
→
– eritema
(-) : warna merah
tidak menghilang Manifestasi Petekie pada Demam
→ Berdarah Dengue :
Uji diaskopi menunjukkan warna
petekie/purpura, merah tidak menghilang →
petekie
atau telangiektasis
PENJELASAN
SEROLOGI DENGUE
PENJELASAN
SEROLOGI DENGUE
PENJELASAN
SEROLOGI DENGUE
TATALAKSANA
INFEKSI DENGUE
• Indikasi cairan intravena:
– Intake cairan oral tidak adekuat
– Peningkatan hematokrit hingga 10-20%
meskipun telah diberikan rehidrasi oral
– Impending shock
– Terdapat tanda-tanda syok
TATALAKSANA
TATALAKSANA
INFEKSI DENGUE
• Prinsip umum pemberian cairan:
– Kristaloid isotonik merupakan pilihan utama, kecuali pada
bayi < 6 bulan
– Cairan koloid hiperonkotik boleh digunakan pada pasien
dengan kebocoran plasma masif, dan pada pasien
yang tidak memberikan respon yang baik terhadap
kristaloid
– Cairan diberikan dengan jumlah Maintenance + 5%
– Pada pasien dengan syok → Pemberian cairan
intravena
sebaiknya tidak melebihi 24-48 jam
– Pada pasien tanpa syok → pemberian cairan
intravena
boleh hingga 60-72 jam
– Pada pasien dengan obesitas, penghitungan cairan
PILIHAN JAWABAN LAIN
E. Antigen NS1
7
An. Top, 12 tahun, dibawa berobat oleh orangtuanya karena sudah menstruasi selama 10 hari namun belum
berhenti. Saat ini pasien merasa sangat lemas. Pasien baru menstruasi yang kedua kalinya. Saat menstruasi yang
pertama, pasien menstruasi selama 11 hari. Sejak 3 tahun yang lalu, pasien sering mengalami memar-memar
walaupun terhadap benturan ringan. Pada pemeriksaan laboratorium, didapatkan Hb 10 g/dL, leukosit 7.500,
trombosit 250.000, Bleeding time memanjang, PT normal, aPTT sedikit memanjang. Tatalaksana yang paling
tepat adalah...
• A. Desmopressin
• B. Konsentrat Faktor IX
• C. Warfarin
• D. Aspirin
• E. LMWH
KEYWORDS
• An. T, laki-laki, 12 tahun
• Baru menstruasi yang kedua kali, selama 10 hari
belum berhenti
• Menstruasi pertama → 11 hari
• Sejak 3 tahun lalu → memar-memar terhadap
benturan ringan
• Hb 10, WBC 7.500, Trombosit 250.000
• BT memanjang, PT normal, aPTT sedikit
memanjang
A. Desmporessin
PENJELASAN
Hemostasis
Hemostasis terjadi dalam 3 tahap:
1. Vasokonstriksi – Dipengaruhi oleh:
serotonin dan agen
vasokonstriktor lainnya
2. Formasi platelet plug –
dipengaruhi oleh:
– Thromboxane A2 (TXA2)
– Jumlah platelet
– Faktor von Willebrand
– ADP
3. Kaskade koagulasi – dipengaruhi oleh:
jumlah faktor koagulasi
JALUR INTRINSIK (aPTT)
8 5
12 11
9* 10* 2*
1
Pemeriksaan
Tahapan Angka Normal Penyakit
Penunjang
Vasokonstriksi Von Willebrand
Bleeding time (BT) 2-9 menit
Platelet plug disease, DIC
Hemofilia, Defisiensi
Kaskade Koagulasi Clotting time (CT) 8-15 menit
Vit. K
- Intrinsik aPTT 30-40 detik Hemofilia
11-12,5 detik (PT),
- Ekstrinsik PT / INR Defisiensi Vit. K
0,8-1,1 (INR)
PENJELASAN
Von Willebrand
Disease
• Definisi: Penyakit genetik yang menyebabkan
gangguan fungsi / sintesis vWF
• Fisiologi
– vWF bekerja dengan mengikat platelet dengan kolagen
endotel
– vWF juga merupakan karier faktor VIII, yang berfungsi untuk
kaskade koagulasi
• Klasifikasi
– Tipe I → autosomal dominan, defisiensi kuantitatif
– Tipe II parsial
– Tipe III → autosomal dominan, defisiensi kualitatif parsial
→ autrosomal resesif, defisiensi total
PENJELASAN
Von Willebrand
Disease
• Manifestasi Klinis
– Epistaxis >10 menit
– Mudah memar dengan trauma minimal
– Perdarahan menstruasi yang banyak
– Perdarahan post-partum
– Perdarahan GIT
PENJELASAN
Von Willebrand
Disease
• Pemeriksaan Penunjang
– Darah rutin dan profil koagulasi
• BT memanjang
• Secara umum PT dan aPTT normal → pada
sebagian kecil kasus aPTT dapat sedikit
memanjang akibat kekurangan faktor VIII
• Trombositopenia → ditemukan pada VWD
tipe 2
• Anemia mikrositik → akibat perdarahan
kronik
– Pemeriksaan Kuantitas dan Kualitas
vWF
•
TATALAKSANA
Von Willebrand
Disease
• Desmopressin 0,3 mcg/kg IV
• Terapi konsentrat vWF
• Obat antifibrinolisis → asam aminokaproat 25-50
mg/kg, asam traneksamat 30 mg/kg IV/hari terbagi 3
dosis
• Terapi topikal
• Terapi estrogen → pada wanita
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Desmopressin
8
By. Desung, laki-laki, 28 hari, dibawa orangtuanya ke IGD karena mimisan yang tidak kunjung berhenti sejak 3
jam yang lalu. Saat ini bayi tampak lemas. Pasien diketahui lahir di rumah dibantu oleh warga setempat saat
persalinan. Saat hamil, ibu pasien tidak pernah memeriksakan kehamilannya ke dokter maupun bidan, setelah
lahir bayi juga tidak pernah dibawa untuk pemeriksaan kesehatan. Pada PF, didapatkan kesadaran somnolen,
afebris, ubun-ubun besar menonjol. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukan nilai PT dan APTT yang
memanjang. Kemudian dokter memberikan edukasi pada pasien, bahwa pada saat lahir seharusnya
pasien mendapatkan injeksi...
• A. Vitamin B1
• B. Vitamin B12
• C. Vitamin K1
• D. Vitamin K2
• E. Vitamin K3
KEYWORDS
• By. D, laki-laki, 28 hari
• Mimisan tidak berhenti sejak 3 jam, tampak lemas
• Lahir bukan di fasilitas kesehatan
• Tidak pernah dibawa untuk pemeriksaan kesehatan
• Kesadaran somnolen, suhu afebris, ubun-ubun
besar menonjol
• PT & APTT memanjang
C. Vitamin K1
PENJELASAN
PENYAKIT PERDARAHAN
DEFISIENSI VITAMIN K
• Nama lain:
– Hemorrhagic Disease of the Newborn (HDN)
– Vitamin K Deficiency Bleeding (VKDB)
– Acquired Prothrombin Complex Deficiency
(APCD)
• Definisi:
Gangguan hemostasis neonatus dan bayi
yang disebabkan karena kurangnya faktor
koagulasi dependen Vit. K (10, 9, 7, 2)
PENJELASAN
PENYAKIT PERDARAHAN
DEFISIENSI VITAMIN K
• Fisiologi
– Vitamin K memiliki 2 bentuk:
• Vitamin K1 = didapatkan dari sayur daun hijau
• Vitamin K2 = dihasilkan oleh bakteri usus dengan
melakukan transformasi K1, biasa dimulai
sejak bayi berusia 3 bulan
– ASI memberikan vitamin K dalam kadar
sangat sangat rendah
– Bayi baru lahir diberikan profilaksis
Vitamin K1 1 mg IM single dose
PENJELASAN
APCD
• Patofisiologi
– Neonatus tidak memiliki kadar vitamin K yang tinggi →
cenderung gangguan hemostasis
– Neonatus dan bayi idealnya hanya diberikan ASI →
rendah
vit. K, tidak memiliki vit K1 yang didapat dari sayur daun hijau
– Flora usus neonatus dan bayi masih sedikit → kemampuan
mengubah K1 menjadi K2 masih rendah, K1 yang menjadi
bahan untuk membuat K2 tidak ada
APCD
Early VKDB Late VKDB
Perdarahan intrakranial
Manifestasi perdarahan GI tract, sisa umbilikus,
(ubun-ubun cembung,
tersering mukosa
kejang)
PT Memanjang Memanjang
TATALAKSANA
• Pemberian Vitamin K1 1-5mg/hari
selama 3 hari
• Tranfusi FFP 10-15ml/KgBB selama 3
hari bila terjadi perdarahan berat
• Respon diharapkan terjadi dalam 4-6
jam, ditandai dengan berhentinya
perdarahan
PILIHAN JAWABAN LAIN
C. Vitamin K1
9
An. Praseto, 12 tahun dibawa ibunya ke IGD karena sesak napas sejak 30 menit yang lalu. Pasien baru saja
berobat ke klinik dokter umum dan mendapatkan antibiotik suntik. Pada PF, didapatkan TD 80/50 mmHg, Nadi
150x/m, RR 48x/m, suhu 37,9oC, BB 30 kg, edema wajah menyeluruh, urtikaria pada ekstremitas superior dan
inferior. Pada pemeriksaan paru didapatkan wheezing. Tatalaksana yang paling tepat adalah...
• A. Epinefrin IM 1:10.000 sebanyak 0,3 cc
• B. Adrenalin IM 1:1.000 sebanyak 0,3 cc
• C. Noradrenalin IM 1:1.000 sebanyak 0,3 cc
• D. Norepinefrin IM 1:10.000 sebanyak 0,3 cc
• E. Metilrednisolon IV 30 mg
KEYWORDS
• Anak, laki-laki, 12 tahun
• Sesak napas sejak 30 menit yang lalu
• Baru saja mendapatkan antibiotik suntik
• TD 80/50, HR 150, RR 48, Suhu 37,9
• BB 30 kg
• Edema wajah menyeluruh, urtikaria seluruh
ekstremitas
• Wheezing paru (+)
B. Adrenalin IM 1:1.000
sebanyak 0,3 cc
PENJELASAN
SYOK ANAFILAKTIK
• Merupakan salah satu syok distributif
• Reaksi hipersensitivitas tipe I yang terjadi di seluruh
tubuh
– Respirasi → hiperaktivitas bronkus, edema laring
– Kardiovaskuler → vasodilatasi sistemik
– GIT → mual, muntah, diare
– Mata → angioedema
– Kulit → urtikaria, angioedema
Syok Anafilaktik
• Kriteria diagnosis → minimal 1 dari 3
– Kriteria 1
• Onset akut (menit hingga jam) melibatkan kulit,
mukosa atau keduanya dengan
– Gejala gagal nafas (dyspnea, bronkospasme, stridor)
ATAU
– Penurunan tekanan darah / tanda malperfusi
(hipotonus, pingsan, inkontinensia)
PENJELASAN
SYOK ANAFILAKTIK
– Kriteria 2 → 2 atau lebih gejala ini setelah
terekspos alergen
• Urticaria, angioedema
• Gejala gagal nafas
• Penurunan tekanan darah / malperfusi
• Gejala GIT persisten (mual muntah, keram
perut)
Angioedema
TATALAKSANA
SYOK ANAFILAKTIK
Emergensi
– Eliminasi alergen
– Epinefrin 1:1000 dengan dosis 0,3-0,5 mg IM
• Lokasi di vastus lateralis
• Dapat diulang setiap 5-15 menit
• Jika sudah diulang 3 kali tidak respon, titrasi IV dengan infusion
pump 0,1 mcg/kg/menit
– Posisikan pasien supine dengan elevasi kaki (posisi
tredelenburg)
– Suplementasi O2 8-10 L/menit dengan face mask
– Cairan IV → pada hipotensi bolus 1-2 liter
– Albuterol 2,5-5 mg dalam 3 cc NaCl 0,9% →
pada kasus
bronkospasme yang resisten epinefrin
TATALAKSANA
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Adrenalin IM 1:1.000
sebanyak 0,3 cc
10
An. Medmen, 10 tahun, dibawa ke klinik karena BAB cair sejak 3 hari yang lalu. Keluhan pilek disertai dengan
nyeri perut bagian kiri. Pada PF, didapatkan TD 100/60 mmHg, HR 100x/m, RR 20x/m, suhu 38,9oC,
didapatkan nyeri tekan abdomen regio hipokondriak-iliaka sinistra, bising usus (+) meningkat. Dilakukan
pemeriksaan kultur darah, ditemukan Salmonella typhi. Pirogen eksogen penyebab demam yang tepat
adalah...
• A. Kapsid
• B. IL-1
• C. Lipopolisakarida
• D. Interferon gamma
• E. IL-6
KEYWORDS
• Anak, 10 tahun
• BAB cair sejak 3 hari
• Pilek, nyeri perut bagian kiri
• TD 100/60, HR 100, RR 20, Suhu 38,9
• Nyeri tekan abdomen regio hipokondriak-iliaka
sinitra, bising usus (+) meningkat
• Kultur darah → ditemukan bakteri Salmonella
typhi
C. Lipopolisakarida
PENJELASAN
SUHU TUBUH
• Produksi dan pengeluaran panas harus dalam
keadaan seimbang pada tubuh yang normal
→ diatur oleh termoregulator hipotalamus
• Termoregulator hipotalamus mencetuskan respon
terhadap perubahan suhu akibat:
– Produksi panas
– Kehilangan panas (konduksi, konveksi, radiasi,
evaporasi)
– Perubahan suhu lingkungan
• Respon tersebut menyebabkan adanya
variasi suhu tubuh
Harrison's Principles of Internal Medicine, 20e
McCance’s Pathophysiology: The Biologic Basis for
Disease in Adults
PENJELASAN
SUHU TUBUH
• Peningkatan suhu tubuh (BEDAKAN!!) :
– DEMAM → peningkatan set point termoregulator
hipotalamus yang diakibatkan peningkatan
PGE2 di hipotalamus → akibat keberadaan
pirogen dalam tubuh
– HIPERPIREKSIA → Demam yang sangat tinggi
(>41,5oC), biasa terjadi pada pasien dengan
infeksi sangat berat, juga dapat terjadi pada
kasus-kasus tertentu seperti sindrom neuroleptika
maligna
SUHU TUBUH
• Peningkatan suhu tubuh (BEDAKAN!!) :
– HIPERTERMIA → tidak ada perubahan set
point (normotermik), peningkatan suhu
tubuh diakibatkan peningkatan produksi
panas yang melebihi kemampuan
pengeluaran panas tubuh (contoh: heat
stroke syndromes, aktivitas berat, penyakit
metabolik tertentu)
Harrison's Principles of Internal Medicine, 20e
McCance’s Pathophysiology: The Biologic Basis for Disease in Adults
PENJELASAN
PIROGEN
• Berasal dari kata “pyro” = api → panas
• Pirogen = substansi apapun
yang menyebabkan
peningkatan set point, dibagi
menjadi:
– Eksogen (dari luar tubuh) : mikroba
dan produk-produknya, termasuk toksin,
lipopolisakarida, komponen-
komponen virus, jamur
– Endogen (dari dalam tubuh) : hasil
produksi sel-sel imun, seperti sitokin (IL-
1, IL-6, TNF-alfa, interferon)
Harrison's Principles of Internal Medicine,
PENJELASAN
C. Lipopolisakarida
11
Tn. Tromboli, 33 tahun, datang berobat dengan keluhan demam sejak 8 hari yang lalu, naik turun tanpa pola
yang jelas. Pasien juga mengeluh nyeri kepala dan pegal-pegal pada kedua kaki. 3 minggu yang lalu, rumahnya
baru saja kebanjiran sehingga harus berenang agar dapat mengungsi ke tempat yang lebih aman. Pada PF,
didapatkan TD 130/90 mmHg, HR 108x/m, suhu 39,2oC, RR 24x/m, injeksi konjungtiva pada kedua mata dan
nyeri tekan m. gastrocnemius. Kemudian dokter melakukan pemeriksaan kultur darah pada pasien. Yang paling
mungkin ditemukan pada kultur darah adalah…
• A. C. botulinum
• B. C. tetani
• C. C. perfringens
• D. L. interrogans
• E. S. typhi
KEYWORDS
• Laki-laki, 33 tahun
• Demam naik turun sejak 8 hari
• Nyeri kepala, pegal-pegal kedua kaki
• 3 minggu lalu → rumah kebanjiran, berenang
untuk mengungsi
• TD 130/90, HR 108, RR 24, Suhu 39,2
• Injeksi konjungtiva kedua mata, nyeri tekan m.
gastrocnemius
D. L.
interrogans
PENJELASAN
LEPTOSPIROSIS
• Penyakit zoonotik yang disebabkan oleh
Leptospira interrogans
• Dicuragai pada pasien demam yang
berkontak dengan air, tanah atau lumpur
yang terkontaminasi urin binatang
• Manifestasi Klinis
– Demam
– Sakit kepala, mual, muntah, nyeri abdomen
– Nyeri otot betis (m. gastrocnemius)
– dapat muncul ikterus, hepatomegali, gagal
ginjal
Disadur dari: Haake DA, Levett PN. Leptospirosis in humans. Curr Top Microbiol. 2015;387:65–97
PENJELASAN
PENJELASAN
LEPTOSPIROSIS
• Penyakit ini terbagi atas 2 fase
– Fase I (septikemia)
• Demam tinggi, nyeri kepala, nyeri otot, nyeri sendi (4-7
hari)
• Dapat terjadi proteinuria dan peningkatan kreatinin
• Organisme dapat terdeteksi dalam darah, uji serologi
biasanya (-)
– Fase II (imun)
• Terbentuk antibodi IgM
• 1-3 hari bebas gejala, kemudian timbul gejala SSP
(penurunan kesadaran, kejang)
• Organisme terdeteksi di urin
PENJELASAN
PENJELASAN
LEPTOSPIROSIS
Weil’s disease merupakan bentuk berat
dari penyakit ini, ditandai dengan
– Ikterus
– Gagal ginjal → ditandai dengan
oliguria
– Perdarahan saluran cerna, paru
– Syok
TATALAKSANA
LEPTOSPIROSIS
• Pemeriksaan Penunjang
– Microscopic agglutination test (MAT) →
pemeriksaan penunjang gold standard
– Kultur darah (fase I)
– Kultur urin (fase II)
• Tata laksana
– Leptospirosis: Doksisiklin 2x100 mg selama 7
hari
– Weil’s disease: Penisilin G 1,5 juta unit setiap 6
jam selama 7 hari
– Ibu hamil: hindari doksisiklin, ganti ampisilin 4x500-
750 mg selama 7 hari
Haake DA, Levett PN. Leptospirosis in humans. Curr Top Microbiol.
2015;387:65–97
A. C. botulinum → biasa terdapat pada
PILIHAN JAWABAN LAIN
D. L. interrogans
12
Ny. Trumpit, 27 tahun, datang berobat dengan keluhan lemas dan penurunan berat badan sejak 2 bulan terakhir.
Pasien juga mengeluh menderita batuk berdahak sejak 2 bulan, terkadang disertai darah. Pasien juga mengalami
demam yang tidak turun sejak 1 bulan yang lalu, disertai keringat pada malam hari. Pada PF, ditemukan oral
thrush (+), ronki basah kasar di kedua paru. Dilakukan pemeriksaan laboratorium, didapatkan Anti-HIV (+),
CD4 <100, BTA (+). Diagnosis yang tepat adalah...
• A. HIV stadium 5
• B. HIV stadium 4
• C. HIV stadium 3
• D. HIV stadium 2
• E. HIV stadium 1
KEYWORDS
• Perempuan, 27 tahun
• Lemas, penurunan BB sejak 2 bulan
• Batuk berdahak sejak 2 bulan, disertai darah
• Demam sejak 1 bulan tidak turun, keringat malam
hari
• PF : oral thrush (+), ronki basah kasar kedua
paru
• Anti-HIV (+), CD4<100, BTA (+)
DIAGNOSIS
JAWABAN ??
C. HIV stadium 3
PENJELASAN
HIV-
AIDS
HIV
• Human Immunodeficiency Virus
AIDS
Stadium 2:
• BB turun <10%, herpes zoster, ulkus oral berulang, dermatitis seboroik,
infeksi jamur kuku
Stadium 3:
• BB turun >10%, diare kronik >1 bulan, demam >1 bulan, kandidiasis
oral, TB paru
Stadium 4:
• HIV wasting syndrome (BB turun >10%+diare kronik >1 bulan+demam
>1 bulan), PCP, TB ekstra paru
PENJELASAN
Strategi II
• 2 macam antigen
• Untuk surveilans
Strategi III
• 3 macam antigen
• Untuk diagnosis
PENJELASAN
A adalah
antigen
PENJELASAN
A adalah
antigen
TATALAKSANA
C. HIV stadium 3
13
Ny. Permate, 26 tahun, datang untuk memeriksakan kehamilannya. Setelah dilakukan pemeriksaan, didapatkan
pasien hamil 34 minggu berdasarkan USG, janin tunggal, DJJ 120x/m. Pemeriksaan darah menunjukkan Hb 11
g/dl, MCV 82, MCH 30. Pasien bingung karena biasanya dirinya memiliki Hb 15 g/dl. Perubahan nilai
hemoglobin pada pasien tersebut diakibatkan oleh...
• A. Hemokonsentrasi
• B. Peningkatan plasma darah selama kehamilan
• C. Anemia defisiensi besi
• D. Anemia megaloblastik e.c. defisiensi vitamin B12
• E. Peningkatan viskositas darah
KEYWORDS
• Perempuan, 26 tahun
• Datang untuk memeriksakan kehamilannya
• Hamil 34 minggu berdasarkan USG, janin
tunggal, DJJ 120x/m
• Lab : Hb 11 g/dl, MCV 82, MCH 30
• Hb biasanya 15 g/dl
PERUBAHAN HB KARENA ??
JAWABAN
VOLUME DARAH
• Secara fisiologis, kondisi kehamilan
menyebabkan hipervolemia → pe↑↑ rata-rata
volume darah, sekitar sebanyak 40-45% saat
kehamilan mencapai 32-34 minggu
• Peningkatan ini merupakan hasil
bertambahnya jumlah plasma dan eritrosit
• Hiperplasia eritroid dapat dilihat
pada pemeriksaan sumsum tulang
• Hitung retikulosit me↑↑
• Ada tidaknya janin tidak mempengaruhi kondisi
ini, karena kondisi mola hidatidosa juga
meningkatkan volume darah
William’s Hematology 9e
PENJELASAN
VOLUME DARAH
• Fungsi terjadinya Hipervolemia Gestasional :
– Memenuhi kebutuhan pembesaran uterus beserta
sistem pembuluh darahnya
– Menyediakan nutrisi dan elemen-elemen lain
untuk
pertumbuhan plasenta dan janin yang optimal
– Melindungi ibu & janin dari kurangnya aliran balik
vena pada posisi terlentang maupun berdiri, akibat
kompresi v. cava inferior oleh uterus yang membesar
– Melindungi ibu untuk mengatasi komplikasi
perdarahan peripartum
PENJELASAN
FUNGSI IMUNOLOGIS
• Peningkatan IgA dan IgG pada mukus
serviks
PENJELASAN
LEUKOSIT
• Penurunan fungsi sel leukosit PMN, biasa
mulai terjadi sejak trimester ke-2
• Trimester ke-3 → Persentase granulosit
& limfosit T me↑↑, Monosit me↓↓
• Jumlah leukosit bervariasi 5.000-
12.000/mm3
• Saat persalinan dimulai hingga masa nifas
→ Leukosit dapat meningkat hingga
25.000/mm3 atau lebih
PENJELASAN
TROMBOSIT
• Trombosit selama kehamilan dapat
mengalami sedikit penurunan, namun
tidak signifikan
• Penurunan trombosit → akibat efek
hemodilusi akibat hipervolemia
PENJELASAN
B. Pemeriksaan retikulosit
setelah 2 minggu
pengobatan
PENJELASAN
Pendekatan Anemia
Hb subnormal
• Anemia defisiensi
vitamin B12
• Anemia hemolitik
• Anemia defisiensi (cobalamin)
besi
• Anemia hemoragik
• Anemia defisiensi
• Anemia penyakit Vitamin B9 (asam
• Anemia aplastik
kronik (tahap lanjut) folat)
• Anemia penyakit
• Thalassemia • Sindroma
kronik (tahap awal)
myelodisplasti
k
PENJELASAN
Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
RBC kecil, anisositosis
(ukuran bervariasi), Serum besi , TIBC ,
Anemia Defisiensi Besi poikilositosis (bentuk Serum ferritin , Indeks
bervariasi), sel pensil Mentzer >13
Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
Profil besi normal, Cari
Anemia Penyakit Kronik
RBC normal penyakit kronik
(tahap awal)
penyebabnya (ureum,
kreatinin, OT/PT, dll)
Leukopenia,
Anemia Aplastik RBC normal Trombositopenia, sumsum
tulang hiposelular
RBC besar, ovalosit,
Anemia Defisiensi B12 Biasanya ada neuropati
anisositosis dan poikilositosis
PENYEBAB :
Uterus: menstruasi, keganasan ginekologi, dan perdarahan
pervaginam kronis lainnya
Gastrointestinal: ankilostomiasis, ulkus peptikum, varises
esofagus, keganasan lambung, keganasan kolorektal, colitis,
Perdarahan divertikulosis, hemoroid, dan lain-lain
Kronik
Renal: batu ginjal, keganasan ginjal, infeksi saluran kemih
Lain-lain: tuberculosis kronik, epitaksis berulang, good-
pasture syndrome, paroxysmal nocturnal hemoglobinuria,
anemia hemolitik, donor darah terlampau sering
GEJALAIritabilitas,
Non-spesifik : palpitasi, nyeri kepala, rasa sesak,
kelemahan
Pendaftaran kuku
Kuku Koilonikia
GEJALA :
Gangguan fungsi limfosit
Imunologis Gangguan fungsi
fagosit
Pica
Lainnya Pagofagia (kebiasaan memakan es batu)
Gangguan menstruasi
PENJELASAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Indikator Kelainan Metabolisme Besi :
TATALAKSANA
• Oral
• Suplementasi besi elemental hingga 200 mg/hari
biasanya terbagi dalam 3-4 dosis
Nama Generik Sediaan Besi Elemental
Fero-sulfat (SF) 325 mg 65 mg
Fero-glukonat 325 mg 39 mg
• Parenteral
• Digunakan pada pasien yang tidak bisa menoleransi
suplementasi besi oral
• Transfusi PRC
• Hb <7 g/dL, kehilangan darah >30%, syok
TATALAKSANA
MONITORING
• Hitung retikulosit
– meningkat dalam 5-10 hari sejak terapi dan
merupakan respon pertama tubuh
terhadap suplementasi besi
• Profil Besi
– Kembali normal dalam 4-5 bulan, dimonitor setiap
bulan
PILIHAN JAWABAN LAIN
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
Hemoglobin
• Hemoglobin terdiri atas heme dan 4 rantai
globin
• Jenis hemoglobin ditentukan dari kombinasi 4
rantai tersebut
– HbA1 → 2α + 2β (95-97% Hb pada orang
dewasa)
– HbA2 → 2α + 2δ (2-3% Hb orang dewasa)
– HbF → 2α + 2γ (1% Hb orang dewasa)
Perhatikan!!
Seluruh HbA (97-99% Hb orang dewasa) memiliki rantai alfa.
Kegagalan pembentukan rantai alfa total bersifat fatal!
PENJELASAN
Hemoglobin Manusia
PENJELASAN
Jenis-Jenis Hb Manusia
• Hb Embrio (HbE)
– Dibentuk dalam yolk sac
– Ditemukan pada embrio sampai usia 12 minggu
– Terdiri dari 2 rantai utama, yaitu rantai ζ (analog dari rantai
α) dan rantai ε (analog dari rantai γ, β serta δ)
• Hb Fetal (HbF)
– Disintesis oleh hepar sejak usia gestasi 5 minggu sampai
beberapa bulan setelah kelahiran
– Terdiri dari 2 rantai α dan 2 rantai γ
– Normalnya kadar HbF akan menghilang secara perlahan
tergantikan oleh Hb Adult/dewasa (HbA)
PENJELASAN
Hemoglobin
• Karena pentingnya rantai alfa,
pembentukan rantai alfa dikawal oleh 4
lokus gen (pada kromosom 16)
• Rantai beta dikawal oleh 2 lokus gen
(pada kromosom 11)
PENJELASAN
Thalassemia
• Gangguan genetik pembentukan rantai Hb
(prekursor eritroid tidak mampu membentuk
protein globin) → pola penurunan
autosomal resesif
• Terbagi menjadi 2 jenis secara umum
– Thalassemia α → gangguan pembentukan
rantai α
• Ada 4 subtipe
• Gangguan biasanya berupa delesi
– Thalassemia β → gangguan pembentukan
rantai β
• Ada 3 subtipe
• Gangguan dapat berupa ekspresi gen (β+)
atau tidak
ada ekspresi gen (β0)
PENJELASAN
PATOFISIOLOGI
• Thalassemia menyebabkan Hemolisis
intrakorpuskular → hemolisis yang disebabkan karena
kelainan struktur RBC
• Bedakan dengan hemolisis ekstrakorpuskular yang
disebabkan oleh faktor di luar RBC (misalnya antibodi
pada AIHA)
• Kurangnya sel darah merah menyebabkan terjadinya
hematopoiesis ekstramedulla → pembentukan
sel darah merah di luar sum sum
– Hepar → hepatomegali
– Tulang wajah → Fascies Cooley
– Tulang panjang
PENJELASAN
Thalassemia α
• Subtipe
– Silent carrier (α-/αα) → hanya kehilangan 1 lokus gen, pasien
asimptomatik karena produksi rantai α masih cukup
Thalassemia β
• Subtipe
– Thalassemia β trait (β/β+ atau β/β0)
→ disebut juga thalassemia β minor,
bisa asimptomatik, tidak ditemukan
organomegali, anemia ringan, produksi
rantai β , dikompensasi dengan HbF
(2α + 2γ) hingga 5%
• Mirip dengan anemia defisiensi besi
(dibedakan dengan indeks Mentzer)
– > 13 → ADB
– < 13 → Thalassemia
• Elektroforesis : ditemukan
peningkatan
HbA2, HBF, atau keduanya
PENJELASAN
Thalassemia β
• Thalassemia β intermedia (β+/β+) → anemia,
tidak membutuhkan transfusi, produksi rantai
β
, dikompensasi dengan HbF hingga 50%
Thalassemia β
β minor β intermedia β mayor
Usia onset gejala - 2-4 tahun 6-12 bulan
Thalassemia β
Fascies Cooley
PENJELASAN
Thalassemia β
• Pemeriksaan penunjang
– Apusan darah tepi
• Mikrositik
• Hipokrom
• Sel target (+)
– Elektroforesis Hb → untuk penegakkan
diagnosis
PENJELASAN
Thalassemia β
TATALAKSAN
A
•TATALAKSANA: TRANSFUSI •Agen kelasi besi diberikan jika:
• Hb pre-transfusi: 8 g/dl; target • Ferritin serum>1.000 ng/ml
Hb: 12-13 g/dl • Saturasi transferin>55%
•Komplikasi dari tatalaksana: • 10-20 kali transfusi PRC
• Menerima transfusi darah
• Hemokromatosis
• sebanyak 1 liter
• akibat transfusi berulang
• Komplikasi ini muncul di akhir •Jenis-jenis agen kelasi besi:
dekade 1 atau awal dekade 2
• Subkutan = Deferoksamin
• Iron overload terjadi di
• Oral = Deferipron dan
jantung, liver, organ endokrin,
dan tulang • Deferasirox
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Thalasemia alfa mayor
→
Hydrops fetalis
B. Thalasemia alfa minor →
HbA2 normal
C.Sickle cell disease → Pada
apusan darah ditemukan
gambaran sel sickle, Defek
kromosom 11, Bentuk sabit
menyebabkan risiko oklusi ->
krisis vaso-oklusi
D.Thalasemia beta minor
→ organomegali (-),
anemia ringan, menyerupai
defisiensi besi
KESIMPULAN
D.
PENJELASAN
SEPSIS
• Definisi: Disfungsi organ yang mengancam
nyawa yang disebabkan karena disregulasi
sistem inflamasi terhadap infeksi
• Komplikasi sepsis: disfungsi organ
multipel
dan kematian
• Perjalanan penyakit :
Syok sepsisMultiple Organ
(2 fase) : Dysfunction
Bakteremia Sepsis Hiperdinamik Syndrome
→ (MODS)
Hipodinamik
Sepsis
• Beberapa istilah yang tidak digunakan lagi
– SIRS → merupakan istilah yang digunakan
pada
sepsis sebelum ditemukan fokus infeksi
– Severe sepsis → sepsis dengan hipoperfusi
jaringan (peningkatan laktat, oliguria) / disfungsi
organ
SEPSIS
• Disfungsi organ pada sepsis didefinisikan
sebagai → Peningkatan SOFA score
≥2
• Quick SOFA score (qSOFA) adalah
modifikasi yang mempermudah diagnosis
bedside.
• qSOFA terdiri atas 3 kategori (masing-
masing bernilai 1 poin)
– RR ≥22 kali/menit
– Penurunan kesadaran
– Sistol ≤100 mmHg
PENJELASAN
SYOK SEPSIS
• Merupakan salah satu jenis syok
distributif
• Tidak dapat dikoreksi dengan
resusitasi cairan
• Membutuhkan vasopresor untuk
mempertahankan MAP ≥65 mmHg
• Serum laktat >2 mmol/L (18
mg/dL)
PENJELASAN
SYOK SEPSIS
WARM SHOCK → COLD
SHOCK WARM Shock COLD Shock
(Fase Hiperdinamik) (Fase Hipodinamik)
Akral Hangat, kemerahan Dingin, pucat, sianotik
CRT < 2 detik > 2 detik
Nadi Kuat Lemah, teraba jauh
Laju jantung Takikardia Takikardia atau Bradikardia
Tekanan Darah Sedikit penurunan Hipotensi
Pulse pressure Melebar Menyempit
Pada fase awal terjadi vasodilatasi sistemik → fase hiperdinamik
(warm shock) → bila gagal diagnosis dan tatalaksana yang
diberikan tidak tepat → gagal kompensasi → Fase hipodinamik
(Cold shock)
PENJELASAN
PENJELASAN
PENJELASAN
MODS
• Disfungsi organ multiple, suatu proses kontinyu,
sering terdapat pada kasus sepsis
• Merupakan diagnosis klinis berupa disfungsi 2 atau
lebih fungsi organ, tidak ada batasan jelas
Syok Sepsis
• Lakukan pemasangan :
– NGT
– Kateter urin
– IV line
• Resusitasi cairan
– IV NaCl 0,9% atau RL 30 ml/kgBB dalam 3 jam pertama
– Albumin tidak diperlukan → tidak memberikan pengaruh
– HES tidak digunakan → meningkatkan mortalitas
• HCO3 - → bila ada asidosis metabolik
• Antibiotik empiris → diberikan pada 1 jam
pertama
TATALAKSANA
Syok Sepsis
• Vasopressor →
– Pada kondisi tidak membaik dengan resusitasi
cairan, edema pulmo karena resusitasi
agresif
– Target MAP: ≥ 65 mmHg
– Norepinefrin merupakan pilihan utama
PILIHAN JAWABAN LAIN
D. Vasopressor
17
Setelah anda menentukan tatalaksana pilihan untuk Tn. Peceeks, Target MAP yang anda harapkan pada Tn.
Peceeks adalah...
• A. ≥65 mmHg
• B. ≥75 mmHg
• C. ≥85 mmHg
• D. ≥55 mmhg
• E. ≥90 mmHg
KEYWORDS
• Laki-laki, 44 tahun
• Penurunan kesadaran sejak 3 jam lalu
• Demam, sesak, batuk sejak 1 minggu → susp.
pneumonia
• PF : kesadaran letargi, TD 70/50, HR 50, RR 30, Suhu
39,8
• Hanya dapat merespon nyeri, akral dingin, kulit pucat,
CRT 5 detik
• Resusitasi cairan 1,5 L/jam → kondisi terus
memburuk
• Lab : leukosit 120.000 sel/mm3 → infeksi bakteri
A. ≥65 mmHg
TATALAKSANA
Syok Sepsis
• Vasopressor →
– Pada kondisi tidak membaik dengan resusitasi
cairan, edema pulmo karena resusitasi
agresif
– Target MAP: ≥ 65 mmHg
– Norepinefrin merupakan pilihan utama
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. ≥75 mmHg
C. ≥85 mmHg
D. ≥55 mmHg
E. ≥90 mmHg
A. ≥65 mmHg
18
Tn. Tomas, 54 tahun, dibawa keluarganya ke rumah sakit karena lemas dan tampak pucat sejak 2 hari yang lalu.
Pasien memiliki kebiasaan minum alkohol sejak usia remaja. Pada PF, didapatkan TD 110/70 mmHg, HR
80x/menit, suhu 36,5oC, RR 18x/menit, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik. Dilakukan pemeriksaan
laboratorium, didapatkan Hb 7 g/dL, MCV 55, Hematokrit 21%, dan peningkatan serum iron. Pada apusan
darah tepi, ditemukan papanheimer bodies dan sel yang dikelilingi cincin besi. Diagnosis yang paling tepat
adalah...
• A. Anemia defisiensi besi
• B. Anemia sideroblastik
• C. Anemia aplastik
• D. Thalassemia
• E. Anemia megaloblastik
KEYWORDS
• Laki-laki, 54 tahun
• Lemas dan pucat sejak 2 hari lalu
• Kebiasaan meminum alkohol sejak usia remaja
• PF : TD 110/70, HR 80, RR 18, S 36,5, konjungtiva
anemis
• Lab : Hb 7 g/dL, MCV 55, Hematokrit 21%,
peningkatan serum iron
• Apusan darah tepi : papanheimer bodies
• Pemeriksaan sumsum tulang : sel yang dikelilingi
cincin besi → ring sideroblasts
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
B. Anemia sideroblastik
PENJELASAN
Anemia Sideroblastik
• Anemia akibat defek eritropoiesis
karena kelainan jalur porfirin
– Besi mampu masuk dalam mitokondria namun
tidak bisa terikat pada heme → membentuk
cincin mengelilingi inti (ringed sideroblas)
• Anemia mikrositik
• Penyebab :
– Alkoholisme kronik
– Obat (isoniazid)
– Genetik
PENJELASAN
Gambaran Klinis
Pemeriksaan Fisik
•Pemeriksaan Laboratorium
• ↓↓ MCV dan TIBC
• Dermatitis Seboroik • ↑↑ serum iron dan ferritin
• Glossitis • Morfologi darah tepi :
• Angular chelitis Pappenheimer bodies
• Neuropati perifer • Pem. Sumsum tulang dengan
• Confusion pewarnaan prussian blue :
• Kejang ring sideroblasts
PENJELASAN
Pappenheimer bodies
• Ditemukan granula basofilik (besi) pada sel darah merah
• RBC yang mengandung pappenheimer bodies disebut
sebagai siderosit
• Sering ditemukan pada kondisi post-splenektomi, MDS,
anemia sideroblastik, anemia hemolitik, keracunan
timbal, atau penyakit anemia sel bulan sabit
PENJELASAN
Ring sideroblast
• Tampak deposit granula biru pada eritroblast
• Granula tersebut merupakan mitokondria yang
terkontaminasi besi
• Khas pada anemia sideroblastik
TATALAKSANA
TATALAKSANA
• Hentikan etiologi yang mendasari (kecuali
genetik)
• Terapi Vit.B
– B6 (Piridoksin) 50-200mg/hari
– B9 (As. Folat) dan B1 (Thiamin) → hanya
sebagai suportif
• Transfusi
– Hanya diberikan pada anemia berat saja,
karena semakin berisiko overload besi
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Anemia sideroblastik
19
Tn. Suprapto, 56 tahun, datang berobat dengan keluhan benjolan pada leher dan ketiak sejak 1 bulan yang lalu.
Benjolan dikatakan tidak nyeri, namun semakin lama semakin membesar. Pasien juga mengeluh berat badannya
semakin menurun sejak 2 bulan terakhir. Keluhan batuk lama dan keringat malam hari disangkal. Pada PF,
didapatkan benjolan pada regio colli dan axilla, berjumlah >1 buah, dengan diameter sekitar 4-9 cm, dengan
konsistensi keras, dan nyeri tekan (-). Pada pemeriksaan histopatologis, didapatkan gambaran owl’s eyes.
Kondisi yang berkaitan dengan penyakit pasien adalah...
• A. Infeksi Rhinovirus
• B. Infeksi Human Herpes Virus
• C. Infeksi Varicella Zoster Virus
• D. Infeksi Epstein-Barr Virus
• E. Infeksi Respiratory Syncytial Virus
KEYWORDS
• Laki-laki, 56 tahun
• Benjolan pada leher dan ketiak sejak 1 bulan lalu
• Benjolan tidak nyeri, semakin membesar, BB
menurun 2 bulan terakhir
• PF : benjolan pada regio colli dan axilla,
berjumlah >1 buah, dengan diameter sekitar 4-9
cm, dengan konsistensi keras, dan nyeri tekan (-)
• Histopatologis : owl’s eyes
D. Infeksi Epstein-Barr
Virus
PENJELASAN
LIMFOMA
• Definisi: keganasan yang menyerang
jaringan limfoid (limfonodus, timus, lien)
• Klasifikasi
– Hodgkin lymphoma
• Klasik
• Nodular lymphocyte predominant
– Non-hodgkin lymphoma
• Sel B
• Sel T
PENJELASAN
Limfoma Hodgkin
• Faktor risiko
– Infeksi Virus Epstein-Barr (EBV)
– Obesitas
– Merokok
– Imunosupresi
– Penyakit autoimun
– Aspirin → faktor protektif
PENJELASAN
Limfoma Hodgkin
• Manifestasi klinis
– Limfadenopati
• 60-80% di servikal/supraklavikula
• Biasanya dimulai dari 1 limfonodus kemudian
menyebar secara limfogen ke limfonodi sekitarnya
– Gejala konstitusional
• Demam
• Keringat malam
• Penurunan BB
– Gejala pada massa mediastinum
• Batuk
• Sesak nafas
• Nyeri dada retrosternal
Lokasi limfonodus dimana
Limfoma Hodgkin dimulai
PENJELASAN
Limfoma Hodgkin
• Pemeriksaan Penunjang
– Laboratorium
• Peningkatan LED
– Pencitraan
• Xray paru → massa mediastinum sering
ditemukan
secara tidak sengaja pada ro. Paru rutin
• PET/CT scan → massa keganasan akan
menguptake radioisotop gula
– Biopsi Jaringan → penunjang terbaik
• Core needle
• FNAB
PENJELASAN
Biopsi
• Ditemukan sel Reed Sternberg bercampur dengan
infiltrat inflamasi lainnya (mis. Limfosit, eosinofil,
neutrofil, makrofag, dll)
Varian Sel RS
Limfoma Hodgkin
• Kemoterapi
• Radioterapi
• Pembedahan
HIV-
AIDS
HIV
• Human Immunodeficiency Virus
AIDS
Stadium 2:
• BB turun <10%, herpes zoster, ulkus oral berulang, dermatitis seboroik,
infeksi jamur kuku
Stadium 3:
• BB turun >10%, diare kronik >1 bulan, demam >1 bulan, kandidiasis
oral, TB paru
Stadium 4:
• HIV wasting syndrome (BB turun >10%+diare kronik >1 bulan+demam
>1 bulan), PCP, TB ekstra paru
PENJELASAN
Strategi II
• 2 macam antigen
• Untuk surveilans
Strategi III
• 3 macam antigen
• Untuk diagnosis
PENJELASAN
A adalah
antigen
PENJELASAN
A adalah
antigen
TATALAKSANA
TATALAKSANA LINI 1
A. Pemeriksaan HIV strategi 1 + darah
PILIHAN JAWABAN LAIN
E. Pemeriksaan HIV
strategi 3
21
Tn. Tanjoeng, 65 tahun, dibawa oleh keluarganya ke IGD karena mengeluh lemas, nyeri sendi, nyeri tulang
dada, tidak nafsu makan, dan berat badan menurun drastis dalam 1 bulan terakhir. Pada PF, tidak ditemukan
deformitas sendi. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan hasil Hb 9, kadar kalsium meningkat, peningkatan
LED, dan ditemukan protein abnormal dalam serum. Hasil urinalisis ditemukan protein Bence Jones.
Gambaran radiologis yang mungkin ditemukan pada pasien tersebut adalah...
• A. Popcorn lesion
• B. Sunburst appearance
• C. Onion skin
• D. Punched out lesion
• E. Codman triangle
KEYWORDS
• Laki-laki, 65 tahun
• Lemas, nyeri sendi, nyeri tulang dada, tidak nafsu
makan, dan BB menurun drastis dalam 1 bulan
terakhir
• PF : tidak ditemukan deformitas sendi
• Lab : Hb 9, kadar kalsium meningkat,
peningkatan LED, dan ditemukan protein
abnormal dalam serum
• Urinalisis : protein Bence Jones (+)
D. Punched out
lesion
PENJELASAN
MULTIPEL MYELOMA
• Keganasan sel plasma yang
menyebabkan prenumpukan protein
monoklonal (terutama IgA dan IgG)
• Patogenesis → infiltrasi korteks tulang
sehingga menyebabkan lesi litik
• Curiga Myeloma multipel bila: mnemonic
“Old CRAB”, lihat slide berikutnya
PENJELASAN
Old: usia
>65 tahun
Calcium : >11
mg/dL (>2,75
mmol/L)
Multipel Myeloma
• Manifestasi Klinis
– Gejala Anemia
– Nyeri tulang
– Oliguria
– Penurunan berat badan
PENJELASAN
Multipel Myeloma
• Pemeriksaan penunjang
– Elektroforesis protein serum → Protein monoklonal
tinggi (Spike Protein M)
– Urinalysis → protein Bence Jones
– Darah tepi → Rouleaux
– Aspirasi sumsum tulang → proliferasi sel plasma
klonal (fried egg appearance), dibutuhkan untuk
diagnosis pasti
– Hiperkalsemia
– Radiografi (Ro dan CT Scan) → lesi litik tulang
(punched out lesion)
PENJELASAN
Multipel Myeloma
• Diagnosis pasti → Sel plasma klonal
sumsum tulang ≥10% DAN salah
satu dibawah ini:
– Terdapat gangguan organ/jaringan →
mnemonic CRAB
– Terdapat biomarker gangguan organ
→ sel plasma klonal sumsum tulang
≥60%
PILIHAN JAWABAN LAIN
D. Punched out
22
Nn. Sebbe, 23 tahun, mengeluh lemas, mudah letih, tidak bersemangat pergi kerja sejak 4 bulan yang lalu. Pada
PF, didapatkan TD 100/60 mmHg, HR 90x/menit, RR 20x/menit, suhu 37oC, konjungtiva anemis, lidah tampak
licin, hepatosplenomegali (-). Setelah dilakukan pemeriksaan darah rutin, didapatkan kadar Hb 7 g/dL, MCV 62
fl, MCH 20 pg. Dokter melakukan pemeriksaan lainnya lebih lanjut. Yang tidak mungkin ditemukan pada
pasien ini adalah...
• A. Plummer-Vinson dysphagia
• B. Hiperkloridia
• C. Koilonikia
• D. Ankilostomiasis
• E. Esophageal web
KEYWORDS
• Perempuan, 23 tahun
• Lemas, mudah letih, tidak semangat sejak 4 bulan
• PF : TD 100/60, HR 90, RR 20, suhu 37, konjungtiva
anemis, lidah tampak licin, hepatosplenomegali (-)
• Lab : Hb 7, MCV 62, MCH 20
• Dokter melakukan pemeriksaan lebih lanjut
B. Hiperkloridia
PENJELASAN
Pendekatan Anemia
Hb subnormal
• Anemia defisiensi
vitamin B12
• Anemia hemolitik
• Anemia defisiensi (cobalamin)
besi
• Anemia hemoragik
• Anemia defisiensi
• Anemia penyakit Vitamin B9 (asam
• Anemia aplastik
kronik (tahap lanjut) folat)
• Anemia penyakit
• Thalassemia • Sindroma
kronik (tahap awal)
myelodisplasti
k
PENJELASAN
Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
RBC kecil, anisositosis
(ukuran bervariasi), Serum besi , TIBC ,
Anemia Defisiensi Besi poikilositosis (bentuk Serum ferritin , Indeks
bervariasi), sel pensil Mentzer >13
Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
Profil besi normal, Cari
Anemia Penyakit Kronik
RBC normal penyakit kronik
(tahap awal)
penyebabnya (ureum,
kreatinin, OT/PT, dll)
Leukopenia,
Anemia Aplastik RBC normal Trombositopenia, sumsum
tulang hiposelular
RBC besar, ovalosit,
Anemia Defisiensi B12 Biasanya ada neuropati
anisositosis dan poikilositosis
Pendaftaran kuku
Kuku Koilonikia
Pica
Lainnya Pagofagia (kebiasaan memakan es batu)
Gangguan menstruasi
PENJELASAN
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Indikator Kelainan Metabolisme Besi :
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Indikator Kelainan Metabolisme Besi :
Definisi :
• Sebuah polipeptida yang mengikat besi bebas,
berfungsi sebagai alat transportasi besi
• Dapat mengikat 2 ion besi → saat terjadi
Transferin ikatan, disebut sebagai transferin tersaturasi
Pada ADB →
• Kadar transferin meningkat
• Saturasi transferin (persentase transferin
tersaturasi) menurun (<16%)
TATALAKSANA
• Oral
• Suplementasi besi elemental hingga 200 mg/hari
biasanya terbagi dalam 3-4 dosis
Nama Generik Sediaan Besi Elemental
Fero-sulfat (SF) 325 mg 65 mg
Fero-glukonat 325 mg 39 mg
• Parenteral
• Digunakan pada pasien yang tidak bisa menoleransi
suplementasi besi oral
• Transfusi PRC
• Hb <7 g/dL, kehilangan darah >30%, syok
TATALAKSANA
MONITORING
• Hitung retikulosit
– meningkat dalam 5-10 hari sejak terapi dan
merupakan respon pertama tubuh
terhadap suplementasi besi
• Profil Besi
– Kembali normal dalam 4-5 bulan, dimonitor setiap
bulan
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Plummer-Vinson dysphagia
C. Koilonikia
D. Ankilostomiasis
E. Esophageal web
B. Hiperkloridia
23
Tn. Erempat, 23 tahun, datang dengan keluhan BAK merah kehitaman sejak 3 hari yang lalu. Pasien juga
merasa mata dan kulitnya menjadi lebih kuning, nyeri seluruh lapang perut disertai dengan muntah. Pasien
merupakan penderita epilepsi, sedang dalam pengobatan Fenitoin. Pada PF didapatkan TD 110/70, HR
70x/menit, RR 20x/menit, Suhu 36,7oC, konjungtiva anemis, sklera ikterik, dan hepatosplenomegali. Pada
pemeriksaan darah didapatkan Hb 8,6 g/dl, peningkatan bilirubin indirek, peningkatan LDH, hitung retikulosit
12%, ditemukan bite cells dan heinz bodies. Diagnosis yang tepat adalah...
• A. Anemia hemolitik
• B. Anemia defisiensi besi
• C. Anemia defisiensi vitamin B9
• D. Anemia defisiensi vitamin B12
• E. Anemia penyakit kronik
KEYWORDS
• Laki-laki, 23 tahun
• BAK merah kehitaman sejak 3 hari lalu
• Mata dan kulit menjadi kuning, nyeri perut & muntah
• Menderita epilepsi, pengobatan dengan fenitoin
• PF : TD 110/70, HR 70, RR 20, Suhu 36,7, konjungtiva
anemis, sklera ikterik, hepatosplenomegali (+)
• Lab : Hb 8,6 g/dl, peningkatan bilirubin indirek,
peningkatan LDH, hitung retikulosit 12%,
ditemukan bite cells dan heinz bodies
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
A. Anemia hemolitik
PENJELASAN
Pendekatan Anemia
Hb subnormal
• Anemia defisiensi
vitamin B12
• Anemia hemolitik
• Anemia defisiensi (cobalamin)
besi
• Anemia hemoragik
• Anemia defisiensi
• Anemia penyakit Vitamin B9 (asam
• Anemia aplastik
kronik (tahap lanjut) folat)
• Anemia penyakit
• Thalassemia • Sindroma
kronik (tahap awal)
myelodisplasti
k
PENJELASAN
Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
RBC kecil, anisositosis
(ukuran bervariasi), Serum besi , TIBC ,
Anemia Defisiensi Besi poikilositosis (bentuk Serum ferritin , Indeks
bervariasi), sel pensil Mentzer >13
Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
Profil besi normal, Cari
Anemia Penyakit Kronik
RBC normal penyakit kronik
(tahap awal)
penyebabnya (ureum,
kreatinin, OT/PT, dll)
Leukopenia,
Anemia Aplastik RBC normal Trombositopenia, sumsum
tulang hiposelular
RBC besar, ovalosit,
Anemia Defisiensi B12 Biasanya ada neuropati
anisositosis dan poikilositosis
PENCETUS
Agen Contoh
Antimalaria Primakuin, pamakuin, klorokuin*, fansidar*, maloprim
Antibiotik golongan Cotrimoxazole*, sulfanilamid, dapson, salazopirin
sulfa
Antibiotik lainnya Nitrofurantoin, pyridium, kloramfenikol, isoniazid*,
streptomisin*
Antiinflamasi Paracetamol*, aspirin*, fenasetin*, pyrimidon*, kolkisin*
Antihelmintik Stibofen, b-naftol
Antineoplastik Rasburicase
Antiepileptik Fenitoin
Tumbuhan Kacang fava, henna
Lain-lain Analog vit. K*, naftalen, asetanilid, metilen biru,
probenecid*
*) boleh diberikan sesuai dosis terapeutik dengan pengawasan ketat
BLISTER CELLS
TATALAKSANA
A. Anemia hemolitik
24
Kemungkinan etiologi Tn. Erempat yang paling tepat adalah...
• A. Konsumsi obat dengan aktivitas redoks yang terlalu rendah
• B. Peningkatan elastisitas eritrosit
• C. Penurunan katabolisme eritrosit oleh makrofag RES
• D. Defisiensi Glucose 6-Phospate Deacetylase
• E. Genetik
KEYWORDS
• Laki-laki, 23 tahun
• BAK merah kehitaman sejak 3 hari lalu
• Mata dan kulit menjadi kuning, nyeri perut & muntah
• Menderita epilepsi, pengobatan dengan fenitoin
• PF : TD 110/70, HR 70, RR 20, Suhu 36,7, konjungtiva
anemis, sklera ikterik, hepatosplenomegali (+)
• Lab : Hb 8,6 g/dl, peningkatan bilirubin indirek,
peningkatan LDH, hitung retikulosit 12%, ditemukan
bite cells dan heinz bodies
E. Genetik
PENJELASAN
E. Genetik
25
Ny. Stritfaiter, 60 tahun, datang ke IGD diantar keluarganya karena lemas dan pucat. Pasien akhir-akhir ini
terlihat semakin pucat dan mudah lelah. Selama ini diketahui memiliki riwayat darah tinggi dan kencing manis,
hanya minum obat bila ada keluhan. Pada PF, didapatkan TD 160/100 mmHg, HR 88x/menit, RR 20x/menit,
suhu 36,9oC, konjungtiva anemis (+), sklera ikterik (-), tidak teraba pembesaran hepar dan lien. Pemeriksaan
penunjang didapatkan Hb 7,6, MCV 88, MCH 30, GFR 20. Kemungkinan penyebab penyakit pasien
adalah...
• A. Defisiensi Eritropoeitin
• B. Perdarahan akut
• C. Defisiensi besi
• D. Defisiensi vitamin B9
• E. Defisiensi asam askorbat
KEYWORDS
• Perempuan, 60 tahun
• Akhir-akhir ini semakin lemas, pucat dan mudah lelah
• Riwayat HT dan DM, hanya minum obat jika ada
keluhan
• PF : TD 160/100, HR 88, RR 20, suhu 36,9, konjungtiva
anemis (+), sklera ikterik (-), hepatosplenomegali (-)
• Lab : Hb 7,6, MCV 88, MCH 30
• GFR 20 → CKD stage IV
A. Defisiensi Eritropoietin
PENJELASAN
Pendekatan Anemia
Hb subnormal
• Anemia defisiensi
vitamin B12
• Anemia defisiensi • Anemia hemolitik
(cobalamin)
besi
• Anemia hemoragik
• Anemia defisiensi
• Anemia penyakit
Vitamin B9 (asam
kronik (tahap • Anemia aplastik
lanjut) folat)
• Anemia penyakit
• • Sindroma
Thalassemia kronik (tahap awal)
myelodisplasti
k
PENJELASAN
Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
RBC kecil, anisositosis
(ukuran bervariasi), Serum besi , TIBC ,
Anemia Defisiensi Besi poikilositosis (bentuk Serum ferritin , Indeks
bervariasi), sel pensil Mentzer >13
Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
Profil besi normal, Cari
Anemia Penyakit Kronik
RBC normal penyakit kronik
(tahap awal)
penyebabnya (ureum,
kreatinin, OT/PT, dll)
Leukopenia,
Anemia Aplastik RBC normal Trombositopenia, sumsum
tulang hiposelular
RBC besar, ovalosit,
Anemia Defisiensi B12 Biasanya ada neuropati
anisositosis dan poikilositosis
ETIOLOGI
Infeksi Kronik Infeksi paru: abses, emfisema, tuberkulosis,
pneumonia
Endokarditis bakterialis subakut
Pelvic inflammatory disease
Osteomielitis kronis
Infeksi saluran kencing kronik
Infeksi jamur kronik
Infeksi human
immunodeficiency virus (HIV)
ETIOLOGI
Keganasan Karsinoma
Penyakit Hogkin
Limfosarkoma
Leukemia
Mieloma multipel
Lain-lain Alcoholic liver disease
Gagal jantung
Tromboflebitis
Penyakit jantung
iskemik
Idiopatik
PENJELASAN
ETIOLOGI
• Secara fisiologis,
ginjal menghasilkan
hormon
eritropoietin (EPO)
ketika ginjal
mendeteksi
rendahnya O2 yang
dialirkan ke ginjal
• EPO akan
menstimulasi
eritropoiesis pada
sumsum tulang
PENJELASAN
• Ketika terjadi
kerusakan ginjal,
seperti pada
penyakit CKD,
maka sekresi
hormon EPO
akan terganggu
PENJELASAN
PATOFISIOLOGI
PENJELASAN
GEJALA KLINIS
Gejala klinis TIDAK KHAS, sehingga harus
memperhatikan gejala klinis penyakit yang mendasari
TEMUAN LABORATORIS
Variabel Anemia Penyakit Anemia Defisiensi
Kronik Besi
Besi (Fe) Menurun Menurun
Transferin Menurun/normal Meningkat
Saturasi Transferin Menurun Menurun
Feritin Normal/meningkat Menurun
Reseptor Transferin Normal Meningkat
Sitokin Meningkat Normal
PENJELASAN
TEMUAN LABORATORIS
• Penurunan hemoglobin → biasa sekitar 7-11
g/dl
→ umumnya pasien asimtomatik
• Hipo/normokrom normositer
• Retikulosit normal/↑↑
• Hitung leukosit dan trombosit bervariasi,
tergantung penyakit kronis yang mendasari
• Peningkatan kadar free erythrocyte
protoporhyrin
(FEP)
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Perdarahan akut → anemia hemoragik, biasa disertai syok hipovolemi
tidak terjadi perdarahan pada kasus
A. Defisiensi Eritropoietin
26
Tn. Nehwal, 61 tahun, datang berobat dengan keluhan nyeri pinggang sejak 7 bulan lalu. Pada pemeriksaan
didapatkan konjungtiva pucat, nyeri tekan pada vertebra torakal 2-4. Pada pemeriksaan penunjang didapatkan
peningkatan kreatinin dan BUN. Pada pemeriksaan foto polos vertebra didapatkan adanya fraktur kompresi
vertebra torakal 4. Pada pemeriksaan elektroforesis didapatkan M spike. Gambaran yang mungkin muncul
pada pemeriksaan aspirasi sumsum tulang adalah...
• A. Reed Stenberg Cell
• B. Orphan Annie Eyes
• C. Fried egg appearance
• D. Datia Langhans Cell
• E. Signet ring cell
KEYWORDS
• Laki-laki, 61 tahuna
• Nyeri pinggang sejak 7 bulan
• PF : konjungtiva pucat, nyeri tekan pada vertebra
torakal 2-4
• Lab : peningkatan kreatinin dan BUN
• Ro vertebra : fraktur kompresi vertebra torakal
4
• Elektroforesis : M spike
DIAGNOSIS
JAWABAN >> MYELOMA MULTIPEL
C. Fried egg
appearance
PENJELASAN
Myeloma Multipel
• Keganasan sel plasma yang
menyebabkan prenumpukan protein
monoklonal (terutama IgA dan IgG)
• Patogenesis → infiltrasi korteks tulang
sehingga menyebabkan lesi litik
• Curiga Myeloma multipel bila: mnemonic
“Old CRAB”, lihat slide berikutnya
PENJELASAN
Calcium : >11
mg/dL (>2,75
mmol/L)
Myeloma Multipel
• Manifestasi Klinis
– Gejala Anemia
– Nyeri tulang
– Oliguria
– Penurunan berat badan
PENJELASAN
Myeloma Multipel
• Pemeriksaan penunjang
– Elektroforesis protein serum → Protein monoklonal
tinggi (Spike Protein M)
– Urinalysis → protein Bence Jones
– Darah tepi → Rouleaux
– Aspirasi sumsum tulang → proliferasi sel plasma
klonal (fried egg appearance), dibutuhkan untuk
diagnosis pasti
– Hiperkalsemia
– Radiografi (Ro dan CT Scan) → lesi litik tulang
(punched out lesion)
PENJELASAN
Myeloma Multipel
• Diagnosis pasti → Sel plasma klonal
sumsum tulang ≥10% DAN salah
satu dibawah ini:
– Terdapat gangguan organ/jaringan →
mnemonic CRAB
– Terdapat biomarker gangguan organ
→ sel plasma klonal sumsum tulang
≥60%
PILIHAN JAWABAN LAIN
C. Fried egg
27
Tn. Hidayacht, 60 tahun, datang berobat dengan keluhan muncul adanya putih-putih pada rongga mulut yang
sudah dirasakan 2 minggu terakhir. Penurunan berat badan disangkal. Pasien sendiri merupakan penderita asma
yang rutin menggunakan obat. Obat asma tersebut dikatakan pasien juga dapat membuat nyeri-nyeri sendi pada
pasien membaik. Pada pemeriksaan mulut didapatkan hasil lesi putih yang jika diangkat berdarah. Penyebab
penyakit pasien yang paling tepat adalah...
• A. Infeksi oleh Corynebacterium diphteriae
• B. Imunodefisiensi akibat penggunaan steroid
• C. Infeksi oleh HIV
• D. Kebiasaan bernapas lewat mulut
• E. Efek samping penggunaan beta agonis
KEYWORDS
• Laki-laki, 60 tahun
• Muncul putih-putih pada rongga mulut sejak 2
minggu terakhir
• Penurunan BB (-)
• Riwayat asma, rutin menggunakan obat. Obat
juga membuat nyeri sendi pasien membaik
• PF Mulut : lesi putih yang berdarah jika
diangkat
DIAGNOSIS ??
JAWABAN
B. Imunodefisiensi akibat
penggunaan steroid
PENJELASAN
Kandidiasis Oral
Definisi
• Infeksi Candida albicans pada mukosa oral
Manifestasi klinis
• Rasa gatal dan perih di mukosa mulut
• Ada rasa “logam”
• Daya pengecapan berkurang
• Pada pemeriksaan fisik tampak ulkus dengan pseudomembran
(yang bila diangkat berdarah)
Faktor Risiko
• Imunodefisiensi
• Penggunaan dot yang tidak steril
Kandidiasis Oral
Imunodefisiensi
Definisi
• Penurunan fungsi imun
Klasifikasi
• Imunodefisiensi Primer
• X-linked Agammaglobulinemia
• Isolated IgA Deficiency
• Thymic Hypoplasia: DiGeorge sydnrome
• Imunodefisiensi Sekunder
• AIDS
• Penggunaan steroid
PENJELASAN
Mekanisme
• Inhibisi NF Kappa beta
• Menghambat produksi IL-2 dan limfosit T
(penting dalam imunitas selular)
Non Farmakologis
• Memperbaiki status gizi dan menjaga kebersihan
oral
• Mengontrol penyakit predisposisi
Farmakologis
• Pemberian gentian violet 1% 2-3 kali sehari
selama 3 hari
• Larutan Nistatin 100.000-200.000 IU/mL
dioleskan 2-3 kali sehari
PILIHAN JAWABAN LAIN
B. Imunodefisiensi akibat
penggunaan steroid
28
An. Santi, 10 tahun, datang dengan keluhan demam tinggi sejak 5 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan nyeri
sendi yang membuat anak tidak dapat tidur. Pada PF, didapatkan TD 100/60 mmHg, suhu 38oC, HR 120x/m,
RR 22x/m, didapatkan nodul subkutan yang tidak nyeri pada tangan kiri. Pada pemeriksaan laboratorium,
didapatkan LED 40 mm/jam. Kemudian pasien dilakukan pemeriksaan swab tenggorok. Pernyatan yang salah
adalah...
• A. Hasil swab tenggorok dapat menunjukkan pertumbuhan bakteri GABHS
• B. Mimikri molekular berperan dalam penyakit ini
• C. Hipersensitivitas tipe II berperan dalam penyakit ini
• D. Penyakit ini dapat menyebabkan kelainan katup jantung
• E. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri gram neg
KEYWORDS
• Anak perempuan, 10 tahun
• Demam tinggi sejak 5 hari
• Nyeri sendi (+), menjadi sulit tidur
• PF :
• TD 100/60, HR 120, RR 22, Suhu 38
• Nodul subkutan pada tangan kiri, nyeri (-)
• Lab : LED 40
• Kemudian dilakukan swab tenggorok
Diagnosis
Komplikasi Kronis
A. Leishmania
PENJELASAN
Kala-Azar
• Nama lain: Leishmaniasis viseral, Black
fever
• Etiologi: Leishmania donovani (Parasit)
• Vektor: sandflies (lalat Phlebotomus)
• Endemis di Asia Selatan dan Afrika
(Etiopia dan Sudan)
• Masa inkubasi → 2-6 bulan
• L. donovani bereplikasi di sistem
retikuloendotelial (limpa, hati, sumsum tulang)
PENJELASAN
Kala-Azar
• Manifestasi Klinis → gejala
berpgrogresi sangat
perlahan (hingga berbulan-
bulan)
– Lemas progresif
– Demam
– Penurunan berat badan
– Splenomegali
– Warna kulit yang menjadi
gelap
– Anemia
– Cachexia
– Ikterik → pada keadaan
PENJELASAN
Kala-Azar
• Pemeriksaan penunjang
– Kultur parasit (agar Novy-McNeal-Nicolle)
→ dari jaringan sumsum tulang/limpa, gold
standard diagnosis
– Histopatologi → Ditemukan amastigot
(badan ovoid berukuran 1-5 mikron,
biasanya di dalam makrofag)
– ELISA → pada daerah yang tidak
bsia dilakukan histopatologi maupun
kultur
PENJELASAN
Amastigot
TATALAKSANA
Kala-Azar
• Tanpa pengobatan, angka mortalitas
>90%
• Farmakologi
– Amfoterisin B Liposomal 3 mg/kg IV/hari
1-5, hari ke 14 dan hari ke 21
– Paromomycin 15 mg/kg/hari selama 21
hari
PILIHAN JAWABAN LAIN
A. Leishmania donovani
30
Ny. Piti, 30 tahun, P3A0, datang dengan keluhan penurunan kesadaran disertai perdarahan setelah melahirkan 3
jam yang lalu. Pasien melahirkan di dukun beranak, yang dikatakan warga setempat dapat melahirkan hanya
dalam sekejap saja. Pasien diketahui memiliki gizi yang baik, tidak pernah memiliki keluhan lemas sebelumnya.
Pada PF, didapatkan TD 80/60 mmHg, HR 120x/m, RR 25x/m, suhu 35,9oC, tampak massa pada liang vagina
dengan perdarahan masif. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan Hb 6,5. Diagnosis hematologi yang paling
mungkin pada kasus tersebut adalah...
• A. Anemia normokrom normositer
• B. Anemia hipokrom hipositer
• C. Anemia hiperkrom hipositer
• D. Anemia normokrom hipositer
• E. Anemia hipokrom hipersiter
KEYWORDS
• Perempuan, 30 tahun, P3A0
• Penurunan kesadaran disertai perdarahan sejak
melahirkan 3 jam lalu di dukun beranak
• Pasien memiliki gizi baik, tidak pernah lemas
• PF : TD 80/60, HR 120, RR 25, Suhu 35,9
• Tampak massa pada liang vagina dengan
perdarahan masif
• Lab : Hb 6,5
A. Anemia normokrom
normositer
PENJELASAN
Pendekatan Anemia
Hb subnormal
• Anemia defisiensi
vitamin B12
• Anemia hemolitik
• Anemia defisiensi (cobalamin)
besi
• Anemia hemoragik
• Anemia defisiensi
• Anemia penyakit Vitamin B9 (asam
• Anemia aplastik
kronik (tahap lanjut) folat)
• Anemia penyakit
• Thalassemia • Sindroma
kronik (tahap awal)
myelodisplasti
k
PENJELASAN
Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
RBC kecil, anisositosis
(ukuran bervariasi), Serum besi , TIBC ,
Anemia Defisiensi Besi poikilositosis (bentuk Serum ferritin , Indeks
bervariasi), sel pensil Mentzer >13
Klasifikasi Anemia
Jenis Anemia Hapusan Darah Tepi Ancillary Tests
Profil besi normal, Cari
Anemia Penyakit Kronik
RBC normal penyakit kronik
(tahap awal)
penyebabnya (ureum,
kreatinin, OT/PT, dll)
Leukopenia,
Anemia Aplastik RBC normal Trombositopenia, sumsum
tulang hiposelular
RBC besar, ovalosit,
Anemia Defisiensi B12 Biasanya ada neuropati
anisositosis dan poikilositosis