MEI 2020
1
SOA
L
Seorang perempuan berusia 20 tahun, G1P1A0 dengan usia kehamilan 8 minggu datang ke UGD
Rumah Sakit diantar keluarganya dengan keluhan perdarahan sedikit-sedikit dari jalan lahir. Riwayat
sebelumnya keluar gumpalan atau jaringan disangkal. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan
darah 120/70 mmHg, denyut nadi 88 x/menit, RR 19 x/menit, suhu 36,7oC. Pada pemeriksaan
inspekulo tidak ditemukan adanya darah yang keluar, portio masih tertutup. Apakah diagnosis
yang paling mungkin untuk kasus di atas?
a. Abortus insipiens
b. Abortus iminens
c. Abortus inkomplit
d. Abortus septik
e. Abortus komplit
B. Abortus Iminens
Keyword:
• Perempuan berusia 20 tahun, G1P1A0, usia kehamilan 8
minggu
• Perdarahan sedikit-sedikit dari jalan lahir
• Riwayat sebelumnya keluar gumpalan atau jaringan disangkal
• Pemeriksaan inspekulo tidak ditemukan adanya darah
yang keluar, portio masih tertutup
FUNDUS
IMMINENS FLEX TERTUTUP - SESUAI Konservatif
INSIPIENS FLUX TERBUKA - SESUAI Evakuasi isi uterus
INKOMPLIT FLUX TERBUKA + TIDAK
(SEBAGIAN) SESUAI
KOMPLIT FLUX TERBUKA/ + TIDAK Observasi
(SELURUH) SESUAI
TERTUTUP
MISSED +/- TERBUKA/ > 8 MINGGU MENGECIL Evakuasi isi uterus
ABORTION
TERTUTUP
Kemenkes RI, 2013
Abortus
ABORTUS TATALAKSANA
INSIPIENS • UK < 16 minggu: gunakan jari atau forceps cincin, bila perdarahan hebat → AVM
atau kuret
• UK > 16 minggu: infus 40 IU oksitosin dalam 1 liter NaCl 0,9% atau RL 40 tpm
B. Abortus Iminens
2
SOA
L
Wanita usia 32 tahun datang ke Praktik Dokter Umum dengan keluhan muncul benjolan di kemaluan
sejak seminggu yang lalu. Disertai dengan panas sejak 1 hari terakhir. Pemeriksaan tanda vital
tekanan darah 120/70 mmHg, denyut nadi 82 x/menit, frekuensi nafas 18 x/menit dan suhu 38,0°C.
Pemeriksaan genetalia didapatkan adanya benjolan di dalam labia mayor: ukuran 3 cm, hiperemi,
nyeri (+), fluktuatif (+), permukaan rata dan licin. Apakah diagnosis yang yang tepat pada
kasus ini?
a. Kista bartholin
b. Kista gartner
c. Kista nabothi
d. Polip cervix
e. Abses bartholin
E. Abses Bartholin
Keyword:
• Wanita usia 32 tahun
• Muncul benjolan di kemaluan sejak seminggu yang lalu
• Panas sejak 1 hari terakhir
• Suhu 38,0°C
• Pemeriksaan genetalia didapatkan adanya benjolan di dalam
labia mayor: ukuran 3 cm, hiperemi, nyeri (+), fluktuatif (+),
permukaan rata dan licin
Etiologi • Infeksi (terutama nisereria gonore, dan kadang streptokok & stafilokok)
• Trauma → sumbatan saluran eksresi kelenjar bartholin
• Bila terjadi pascamenopause → curiga keganasan
Gambaran Bila disertai infeksi: nyeri sentuh, dispareunia dan demam
klinis • Pada tahap supuratif: dinding kista berwarna kemerahan, tegang, dan nyeri.
• Tahap eksudatif: di mana sudah terjadi ABSES, maka rasa nyeri dan ketegangan
dinding kista menjadi sedikit berkurang disertai dengan penipisan dinding di area
yang lebih putih dari sekitarnya.
Terapi • Insisi dinding kista dan drainase cairan kista atau abses, yang disebut
dengan prosedur MARSUPIALISASI.
• Berikan juga antibiotika untuk mikro-organisme yang sesuai dengan hasil
pemeriksaan apus atau kultur bakteri.
Sarwono, 2011
Abses Bartholin
Kista bartholin yang mengalami infeksi:
• Pada tahap supuratif: dinding kista berwarna kemerahan, tegang, dan
nyeri.
• Pada tahap eksudatif, terbentuklah abses (fluktuatif
(+), demam (+) ) → ABSES Bartholin, nyeri dan ketegangan ↓
Kista Gartner
Definisi • Kista ini berasal dari sisa kanalis Wolfii (disebut juga Duktus Gartner) yang berjalan di
sepanjang permukaan anterior dan bagian atas vagina.
• Diameter relatif kecil (tidak ada penonjolan) hingga besar mendorong dinding vagina ke
arah tengah lumen atau malahan dapat memenuhi lumen dan mencapai introitus vagina
Tatalaksana Insisi dinding anterolateral vagina dan eksisi untuk mengeluarkan kista dari sisa kanalis
Wolfii ini
Sarwono, 2011
Kista Nabothi (Kista Retensi)
Definisi • Epitel kelenjar endoserviks tersusun dari jenis kolumner tinggi yang sangat rentan
terhadap infeksi atau epidermidisasi skuamosa
• Infeksi/restrukturisasi endoserviks → metaplasia skuamosa → muara kelnajr
endoserviks akan tertutup → terbentuk kantong kista
• Ukuran: mikro hingga makro
Gambaran • Tidak menimbulkan gangguan sehingga penderita juga tidak pernah mengeluhkan
klinis sesuatu terkait dengan adanya kista ini.
• Inspekulo: kista nabothi terlihat sebagai penonjolan kistik di area endoserviks
dengan batas yang relatif tegas dan berwarna lebih muda dari jaringan di
sekitarnya
• Pembuluh darah di mukosa endoserviks (di atas kista) meniadi terlihat lebih nyata
karena pembuluh darah berwarna merah menjadi kontras di atas dasar yang
berwarna putih kekuningan
• Yang berada pada pars vaginalis endoserviks menunjukkan adanya epitel kolumner
yang ektopik dan kemudian mengalami metaplasia skuamosa
Sarwono, 2011
Polip Serviks
Definisi Lesi atau tumor padat serviks yang paling sering dijumpai. Tumor ini merupakan
penjuluran dari bagian endoserviks atau intramukosal serviks dengan variasi eksternal atau
regio vaginal serviks.
Gambaran klinis • Polip serviks bervariasi dari tunggal hingga multipel, berwarna merah terang, rapuh,
dan strukturnya menyerupai spons
• Penjuluran berwarna merah terang yang teriepit atau keluar dari ostium serviks
• Panjang tangkai polip juga bervariasi dari ukuran di bawah 1 cm (protrusi melalui
ostium serviks) hingga mencapai beberapa sentimeter sehingga memungkinkan ujung
distal polip mencapai atau keluar dari introitus vagina
• Bila polip serviks berasal dari ektoserviks maka warna polip menjadi lebih pucat dan
strukturnya lebih kenyal dari polip endoserviks
• Tidak jarang, ujung polip mengalami nekrotik atau ulserasi sehingga dapat
menimbuikan perdarahan terutama sekali pascasanggama
• Bertangkai, dengan panjang tangkai < 1 cm hingga beberapa cm
Sarwono, 2011
Polip Serviks
Histopatologi • Sama dengan jaringan asalnya, permukaan polip tersusun dari selapis epitel kolumner
yang tinggi (seperti halnya endoserviks), epitel kelenjar serviks, dan stroma jaringan
ikat longgar yang diinfiltrasi oleh sel bulat dan edema
• Epitel endoserviks pada polip seringkali mengalami metaplasia skuamosa dan serbukan
sel radang sehingga menyerupai degenerasi ganas
Tatalaksana • Ekstirpasi
Sarwono, 2011
Jawaban lainnya…
a. Kista bartholin → terletak pada 1/3
setiap darilabium
posterior mayus dan muara dari duktus
sekretorius dari kelenjar ini, berada tepat di depan
(eksternal) himen pada posisi jam 4 dan 8
b. Kista gartner → kista yang berlokasi di
anterolateral
bagian puncak vagina
c. Kista nabothi → penonjolan kistik di area endoserviks
dengan batas yang relatif tegas dan berwarna
lebih muda dari jaringan di sekitarnya; epitel
kolumnar → metaplasi skuamosa
d. Polip cervix → penjuluran dari bagian
atau intramukosal serviks dengan
endoserviks variasi eksternal
atau regio vaginal serviks; bertangkai
Jadi, diagnosis yang yang tepat pada kasus ini adalah ....
E. Abses Bartholin
3
SOA
L
Perempuan usia 22 tahun P1A0 datang ke Praktik Dokter Umum dengan keluhan payudara sebelah
kanan bengkak sejak 3 hari yang lalu. Selain itu payudara juga terasa nyeri. Pasien sedang menyusui.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 88 x/menit, frekuensi nafas
18 x/menit, dan suhu 38,0oC. Pemeriksaan payudara kiri tampak eritema, edema, teraba hangat, nyeri
tekan (+), fluktuasi (+). Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus ini?
a. Mastitis
b. Abses mammae
c. Bendungan air susu
d. Galaktokel
e. Tumor payudara
B. Abses Mammae
Keyword:
• Perempuan usia 22 tahun P1A0
• Payudara sebelah kanan bengkak sejak 3 hari yang lalu
• Payudara juga terasa nyeri
• Pasien sedang menyusui
• Suhu 38,0oc
• Pemeriksaan payudara kiri tampak eritema, edema, teraba hangat,
nyeri tekan (+), fluktuasi (+)
Sarwono, 2008
Bendungan Air Susu
(zogstuwing, breast engorgetment)
Definisi Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika payudara telah memproduksi air susu.
Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering
menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik,
dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui
Sarwono, 2008
Mastitis
Definisi Infeksi dan peradangan parenkim kelenjar payudara
Gejala • Demam yang disertai menggigil, mialgia, nyeri, dan takikardia.
• Payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas,
dan disertai rasa sangat nyeri.
• Dapat berkembang menjadi ABSES (fluktuasi +, nyeri dan eritema).
Sarwono, 2008
Galaktokel
Sarwono, 2008
Jawaban lainnya…
a. Mastitis → Infeksi dan parenkim
peradangan kelenjar payudara
c. Bendungan air susu → oleh pengeluaran air us yang
tidak lancar
d. Galaktokel → sumbatan saluran
oleh air susu yang membeku
e. Tumor payudara → tidak tepat
Jadi, diagnosis yang tepat untuk kasus ini adalah....
B. Abses Mammae
4
SOA
L
Wanita usia 45 tahun datang ke RS dengan keluhan nyeri perut bawah. Pasien mengatakan sedang
menstruasi, jumlah darah menstruasi 3 kali lebih banyak dibandingkan biasanya. Pemeriksaan tanda
vital dalam batas normal. Pemeriksaan tes kehamilan (-). Pemeriksaan USG ditemukan adanya
pembesaran pada uterus. Pemeriksaan PA ditemukan bentukan swiss-cheese hyperplasia pada
endometrium. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. Endometriosis
b. Adenomiosis
c. Hiperplasia endometrium
d. Hipertrofi endometrioum
e. Mioma uteri
B. Adenomiosis
Keyword:
• Wanita usia 45 tahun
• Nyeri bawah, sedang menstruasi, jumlah darah
menstruasi
perut 3 kali lebih banyak dibandingkan biasanya
• Tes kehamilan (-)
• Pemeriksaan USG: pembesaran pada uterus
• Pemeriksaan PA: bentukan swiss-cheese hyperplasia pada
endometrium
Klinis Menoragia dan dismenorea yang semakin lama akan semakin berat, terutama pada
perempuan berusia 40 tahunan. Dismenorea yang terjadi, bersifat seperti kolik
sebagai akibat kontraksi yang kuat dan pembengkakan intramural oleh timbunan
darah di dalam pulau-pulau jaringan endometrium.
Sarwono, 2011
Adenomiosis
USG Dengan melakukan USG kita dapat melihat adanya
utems yang membesar secara difus dan gambaran
penebalan dinding rahim terutama pada bagian
posterior dengan fokus-fokus ekogenik, rongga
endometriosis eksentrik, adanya penyebaran dengan
gambaran hiperekoik, kantung-kantung kistik 5 - 7
mm yang menyebar menyerupai gambaran sarang
lebah.
Sarwono, 2011
Adenomiosis
Histopatologi • Gambaran epitel endometrium dalam miometrium.
• Pembesaran oleh adenomiosis bersifat difus (tidak
nodular seperti mioma).
• Terjadi penebalan yang sangat nyata pada dinding
endometrium dan umumnya tidak simetris.
• Adanya pulau-pulau epitel endometrium yang
menyusup jauh dari membrana basalis jaringan asal
dan kadang-kadang dapat mencapai lapisan serosa
uterus.
• Pulau-pulau endometrium di dalam otot berfungsi
seperti yang ada di kavum uteri sehingga di bagian
tengahnya terdapat cairan merah kecokelatan seperti
darah menstruasi.
• Sebagian besar epitel endometrium adenomiosis
bukan termasuk yang matur atau dewasa, non-
fungsional, dan tersusun seperti keju swiss (swiss-
cheese hyperplasia)
Sarwono, 2011
Adenomiosis
Tatalaksana • Histerektomi.
• Konservatif (hormonal) hanya akan menunda penyembuhan dan upaya untuk mengatasi
keluhan penderita, termasuk gangguan kesehatan akibat perdarahan atau stres psikis
yang berkepanjangan.
• Tindakan tambahan (salpingo-ooforektomi) sangat tergantung dari faktor usia, status
fisik, tenggang waktu dari saat operasi hingga menopause, dan ada tidaknya gangguan
lain pada ovarium (termasuk endometriosis) pada saat laparotomi dilakukan.
• Pada pasien-pasien yang terdapat kontra indikasi untuk operasi atau jika takut operasi
dapat dilakukan pemberian penghambat aromatase (aromatase inhibitor).
Sarwono, 2011
Jawaban lainnya…
a. Endometriosis → jaringan endomueirtm yang masih
berfungsi terdapat di luar kavum uteri
c. Hiperplasia endometrium → tidak tepat
d. Hipertrofi endometrioum → tidak tepat
e. Mioma uteri → tumor jinak yang
struktur utamanya adalah otot polos rahim
Jadi, diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah....
B. Adenomiosis
5
SOA
L
Seorang wanita usia 34 tahun datang ke Praktik Dokter ingin berkonsultasi mengenai KB. Pasien menikah saat
usia 30 tahun, saat ini memiliki dua orang anak masing-masing berusia 3 dan 1 tahun. Riwayat hipertensi dan
merokok. Pasien berencana untuk memiliki anak lagi dalam waktu 2-3 tahun ke depan. Apakah metode
kontrasepsi yang dianjurkan pada pasien ini?
a. Tubektomi
b. Implan
c. KB suntik
d. Pil kombinasi
e. Alat kontrasepsi dalam rahim
E. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
Keyword:
• Wanita usia 34 tahun
• Menikah saat usia 30 tahun, saat ini memiliki dua orang anak masing-
masing berusia 3 dan 1 tahun.
• Riwayat hipertensi dan merokok
• Berencana untuk memiliki anak lagi dalam waktu 2-3 tahun ke depan
Efektivitas Pada umumnya, risiko kehamilan kurang dari 1 di antara 100 ibu dalam 1 tahun. Efektivitas dapat bertahan
lama, hingga 12 tahun.
Keuntungan khusus Mengurangi risiko kanker endometrium.
bagi kesehatan
Risiko bagi kesehatan Dapat menyebabkan anemia bila cadangan besi ibu rendah sebelum pemasangan dan AKDR menyebabkan
haid yang lebih banyak. Dapat menyebabkan penyakit radang panggul bila ibu sudah terinfeksi klamidia atau
gonorea sebelum pemasangan.
Efek samping Perubahan pola haid, terutama dalam 3-6 bulan pertama (haid memanjang dan banyak, tidak teratur, dan
nyeri haid).
Mengapa beberapa orang Efektif mencegah kehamilan, dapat digunakan untuk waktu yang lama, tidak ada biaya tambahan setelah
menyukainya pemasangan, tidak memengaruhi menyusui,, dan dapat langsung dipasang setelah persalinan atau keguguran.
Mengapa beberapa orang Perlu prosedur pemasangan yang harus dilakukan tenaga kesehatan terlatih.
tidak menyukainya
Diagnosis Bila setelah bayi dan plasenta lahir ternyata perdarahan masih aktif dan banyak,
bergumpal dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi pusat atau lebih
dengan kontraksi yang lembek
Sarwono, 2008
Atonia Uteri
Tatalaksana
• Sikap Trendelenburg, memasang venous line, dan memberikan oksigen
• Sekaligus merangsang kontraksi uterus dengan cara:
Masase fundus uteri dan merangsang puting susu.
Pemberian oksitosin dan turunan ergot secara IM, IV atau SC
Memberikan derivat prostaglandin F2α (carboprost trometbamine), ES: diare, hipertensi, mual munrah,
febris, dan takikardia
Pemberian misoprostol 800 - 1.000 ug per-rektal
Kompresi bimanual eksternal dan/atau internal
Kompresi aorta abdominalis
Pemasangan "tampon kondom", kondom dalam kalum uteri disambung dengan kateter, difiksasi dengan
karet gelang dan diisi cairan infus 200 ml yang akan mengurangi perdarahan dan menghindari tindakan
operatif (tindakan memasang tampon kasa utero-vaginal tidak dianjurkan dan hanya bersifat temporer
sebelum tindakan bedah ke rumah sakit rujukan)
Sarwono, 2008
Atonia Uteri
Tatalaksana
• Bila semua tindakan itu gagal, maka dipersiapkan untuk dilakukan tindakan operarif laparotomi dengan
pilihan bedah konservatif (mempertahankan uterus) atau melakukan histerektomi. Alternatifnya berupa:
Ligasi aneria uterina atau arteria ovarika
Operasi ransel B lynch
Histerektomi supravaginal
Histerektomi total abdominal
Sarwono, 2008
Jawaban lainnya…
a. Retensio plasenta → tertahannya atau beulm lahirnya
plasenta hingga atau melebihi 30 menit setelah bayi lahir
b. Sisa plasenta → tertinggalnya bagian plasenta dalam
rongga rahim yang dapat menimbulkan perdarahan post-
partum
c. Laserasi vagina → robekan di daerah vagina
pascasalin
d. Ruptur uteri → robeknya dinding rahim terjadi akibat
terlampauinya daya regang miometrium
Jadi, penyebab perdarahan masif tersebut adalah ....
E. Atonia Uteri
7
SOA
L
Perempuan usia 21 tahun P1A0 datang ke Puskemas dengan keluhan sulit menyusui anaknya. Selain
itu disertai juga dengan rasa nyeri pada payudara. Pasien post melahirkan 3 hari yang lalu.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi nafas
17 x/menit, dan suhu 36,9oC. Pemeriksaan payudara didapatkan payudara edema, teraba keras,
warna seperti kulit sekitar, dan nyeri tekan (+). Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus
ini?
a. Mastitis
b. Abses mammae
c. Bendungan air susu
d. Galaktokel
e. Tumor payudara
C. Bendungan Air Susu
Keyword:
• Perempuan usia 21 tahun P1A0 datang ke puskemas
• Sulit menyusui anaknya, disertai rasa nyeri pada payudara
• Post melahirkan 3 hari yang lalu
• Payudara edema, teraba keras, warna seperti kulit sekitar, dan nyeri
tekan (+)
Sarwono, 2008
Bendungan Air Susu
(zogstuwing, breast engorgetment)
Definisi Bendungan air susu dapat terjadi pada hari ke-2 atau ke-3 ketika payudara telah memproduksi air susu.
Bendungan disebabkan oleh pengeluaran air susu yang tidak lancar, karena bayi tidak cukup sering
menyusu, produksi meningkat, terlambat menyusukan, hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik,
dan dapat pula karena adanya pembatasan waktu menyusui
Sarwono, 2008
Mastitis
Definisi Infeksi dan peradangan parenkim kelenjar payudara
Gejala • Demam yang disertai menggigil, mialgia, nyeri, dan takikardia.
• Payudara membengkak, mengeras, lebih hangat, kemerahan dengan batas tegas, dan
disertai rasa sangat nyeri.
• Dapat berkembang menjadi ABSES (fluktuasi +, nyeri dan eritema).
Sarwono, 2008
Galaktokel
Sarwono, 2008
Jawaban lainnya…
a. Mastitis → infeksi dan parenkim
peradangan kelenjar payudara
b. Abses mammae → komplikasi dari mastitis
dengan tanda fluktuasi (+)
d. Galaktokel → sumbatansaluran oleh air susu
yang membeku
e. Tumor payudara → tidak tepat
Jadi, diagnosis yang tepat untuk kasus ini adalah....
C. Bendungan Air Susu
8
SOA
L
Wanita usia 45 tahun P5A1 datang ke RS dengan keluhan post coital bleeding. Pasien mengatakan terdapat
perdarahan di antara masa haid sejak 6 bulan yang lalu. Riwayat menarche usia 11 tahun. Menikah pada usia 19
tahun. Pemeriksaan tanda vital tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 80 x/menit, frekuensi nafas 16 x/menit, suhu
36,2oC. Pemeriksaan inspekulo ditemukan massa berdungkul-dungkul, mudah berdarah, berada di daerah potio
serviks. Massa telah berinfiltrasi pada 1/3 distal vagina. Apakah diagnosis yang tepat untuk kasus di
atas?
a. Ca cervix stadium I
b. Ca cervix stadium II A
c. Ca cervix stadium II B
d. Ca cervix stadium III A
e. Ca cervix stadium III B
D. Ca Cervix Stadium III A
• Wanita usia 45 tahun P5A1
• Post coital bleeding
• Perdarahan di antara masa haid sejak 6 bulan yang lalu
• Menarche usia 11 tahun, menikah pada usia 19 tahun
• Pemeriksaan inspekulo ditemukan massa berdungkul-dungkul, mudah
berdarah, berada di daerah potio serviks
• Massa telah berinfiltrasi pada 1/3 distal vagina
Sarwono, 2011
Ca Servix
Gejala • Gejala dini: sekret vagina yang agak berlebihan dan kadang-kadang disertai dengan
bercak perdarahan
• Gejala umum: perdarahan pervaginam (pascasanggama, perdarahan di luar haid)
• Keputihan
• Gejala lanjut: keluar cairan pervaginam yang berbau busuk, nyeri panggul, nyeri
pinggang dan pinggul, sering berkemih, buang air kecil atau buang air besar yang sakit.
• Gejala penyakit yang residif: berupa nyeri pinggang, edema kaki
unilateral, dan obstruksi ureter.
Depresi post partum • Termasuk sindroma depresi nonpsikotik yang dapat terjadi selama kehamilan
dan persalinan. Umumnya keadaan ini terjadi dalam beberapa minggu atau
bulan setelah persalinan.
• Gejala: perubahan mood, pola tidur, makan, konsentrasi atau libido dan
mungkin gangguan somatik, fobia, dan ketakutan.
• Terapi: dukungan lingkungan terhadap ibu tersebut, psikoterapi, dan obat-
obat antidepresi (diberikan dengan sangat hati-hati mengingat pengaruhnya
pada kehamilan dan menyusui.
Sarwono, 2011
Gangguan Psikiatrik pada Masa Nifas
Psikosis: Gejala timbul umumnya dari beberapa hari sampai 4 - 6 minggu pascapersalinan. Gejalanya dapat
berupa tidak dapat tidur, mudah tersinggung, dan sebagainya di mana adanya gangguan organik sudah
disingkirkan. Dikenal berbagai macam kelainan psikiatrik pada ibu hamil antara lain sebagai berikut:
Anxietas Gejala:
• Rasa takut, mudah marah, mudah tersinggung
• Keringat berlebihan, dyspnea, insomnia, dan/atau trembling
Psikosis post partum • Gejala: Depressive, Maniac, Schizophrenic, atau Schizoaffective
• Pengobatan: Psikoterapi, Antidepresan, Antipsikotik, dan/atau ECT
Skizofrenia • Tipe: Catatonic, Disorganized, Paranoid, Undifferentiated
• Perhatikan faktor genetik
• Penyembuhan (recovery) setelah 5 tahun dapat mencapai 60 %
• Kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya cukup besar dan biasanya akan
memberikan gejala lebih berat
Sarwono, 2011
Jawaban lainnya…
b. Post partum blues → terjadi dalam waktu 3 hari
dan 10 hari post partum
c. Psikosis post partum → adanya
gejala psikosis post partum
d. Anxietas post partum → adanya gejala anxietas post
partum
e. Skizofrenia → memenuhu
kriteria diagnosis skizofrenia
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah...
A. Depresi Post Partum
10
SOA
L
Seorang perempuan berusia 34 tahun G2P1A0 usia kehamilan 32 minggu datang ke UGD RS
dengan keluhan nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu. Disertai juga dengan mual, muntah, dan
pandangan kabur. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 170/120 mmHg, nadi 112
x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36,5 oC. Ditemukan adanya edema pretibial. Pemeriksaan
urin diperoleh Proteinuria +3. Kemudian dokter memberikan tatalaksana awal MgSO4.
Bagaimana cara pemberian dosis rumatan?
a. MgSO4 4 g iv dalam waktu 20 menit (MgSO4 40% 10 cc dalam 10 cc aquadest)
b. MgSO4 5 g IM (MgSO4 40%12,5 cc) masing-masing bokong kanan dan kiri
c. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 1000 cc NaCl 0,9% selama 6
jam dengan kecepatan 28 tpm
d. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9% selama 6 jam dengan
kecepatan 20 tpm
e. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 500 cc NaCl 0,9% selama 6 jam
dengan kecepatan 28 tpm
E. MgSO4 6 g (MgSO4 40% 15 cc) dilarutkan dalam 500 cc NaCl
0,9% selama 6 jam sengan kecepatan 28 tpm
Keyword:
• Perempuan berusia 34 tahun G2P1A0 UK 32 minggu
• Nyeri kepala sejak 1 hari yang lalu, disertai mual, muntah, dan pandangan
kabur
• Tekanan darah 170/120 mmhg, edema pretibial
• Proteinuria +3
• Dokter memberikan tatalaksana awal mgso4
USG • USG hanya dapat digunakan untuk mendiagnosis endometriosis (kista endometriosis) > 1 cm, tidak
dapat digunakan untuk melihat bintik-bintik endometriosis ataupun pelengketan.
• Dengan menggunakan USG transvaginal kita dapat melihat gambaran karakteristik
kista
endometriosis dengan bentuk kistik dan adanya interval eko di dalam kista.
Sarwono, 2011
Endometriosis
Tatalaksana
Simtomatik : Analgetik, NSAID
Kontrasepsi oral
Progestin
Danazol
Gestrinon
Gonadotropin Releasing Hormone Agonist (GnRHa)
Aromatase Inhibitor
Pembedahan
Sarwono, 2011
Jawaban lainnya…
a. Hiperplasia endometrium → tidak tepat
b. Hipertrofi endometrioum → tidak tepat
c. Mioma uteri → tumor jinak yang
struktur utamanya adalah otot polos rahim
d. Adenomiosis → jaringan
endometrium terdapat di dalam miometrium
Jadi, diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah....
E. Endometriosis
13
SOA
L
Wanita usia 22 tahun G1P0A0 usia kehamilan 12 minggu datang ke Praktik Dokter Umum untuk
memeriksakan kandungannya. Pasien memiliki riwayat epilepsi dan telah menghentikan
pengobatannya sendiri karena takut nanti anaknya menjadi cacat akibat obat. Riwayat kejang selama
hamil disangkal. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 85 x/menit,
frekuensi nafas 18 x/menit, suhu 36,5oC. Kemudian dokter memberikan edukasi dan obat anti
epilepsi yang aman untuk ibu hamil. Apakah komplikasi pada kehamilan yang dapat
terjadi akibat penyakit yang diderita pasien?
a. Hipotensi
b. Bayi besar
c. Persalinan postterm
d. Persalinan preterm
e. Makrosomia
D. Persalinan Preterm
Keyword:
• Wanita usia 22 tahun G1P0A0
• Usia kehamilan 12 minggu
• Riwayat epilepsi
Sarwono, 2008
Kala I Fase Aktif
Fase akselerasi
• Sekitar 2 jam, pembukaan 3 cm sampai 4 cm
Fase deselerasi
• Sekitar 2 jam, pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm)
Sarwono, 2008
Jawaban lainnya…
a. Kala I fase laten → pembukaan serviks 1 hingga3 cm,
sekitar 8 jam
b. Kala II → Pembukaan lengkap sampai bayi lahir
c. Fase Akselerasi → Sekitar 2
ajm, pembukaan 3 cm sampai 4 cm
d. Fase deselerasi → Sekitar 2
ajm, pembukaan 9 cm sampai lengkap (+ 10 cm)
Jadi, diagnosis pada pasien ini adalah...
Tatalaksana
• SC bila janin hidup
• Bila janin mati, lakukan kraniotomi bila memungkinkan
atau SC bila syarat dan sarana kraniotomi tidak terpenuhi
Diagnosis
• Mual muntah hebat
• BB ↓ 5% dar BB sebelum hamil
• Ketonuria
• Dehidrasi
• Ketidakseimbangan elektrolit
Bila dengan obat di atas belum teratasi (tapi tidak dehidrasi), berikan salah satu obat di bawah ini:
o Klorpromazin 10-25 mg PO atau 50-100 mg IM setiap 4-6 jam
o Proklorperazin 5-10 mg PO atau IM atau supositoria tiap 6-8 jam
o Prometazin 12,5-25 mg PO atau IM tiap 4-6 jam
o Metokloperamid 5-10 mg PO atau IM tiap 8 jam
o Ondansetron 8 mg PO tiap 12 jam
Sarwono, 2008
Pemeriksaan KALA
I
Parameter Frekuensi pada fase Frekuensi pada fase
Laten Aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Pembukaan Serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan kepala Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Warna cairan amnion Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit
DJJ Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Produksi urin, protein, Setiap 2-4 jam
aseton
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Normal: 1-2 x/jam, 20’’ Normal: 3-4x/10’/30-40”
A. 4 jam
18
SOA
L
Wanita usia 32 tahun, P3A1 dibawa ke UGD RS oleh keluarganya karena penurunan kesadaran sejak setengah
jam yang lalu. Pasien post melahirkan 3 jam yang lalu dibantu oleh bidan dengan persalinan spontan, bayi BBL
3400 gram, plasenta lahir lengkap. Kemudian terjadi perdarahan yang banyak dari jalan lahir. Pemeriksaan tanda
vital didapatkan tekanan darah 90/60 mmHg, nadi 110 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36,2oC. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan benjolan keluar dari kemaluan, dengan permukaan tidak rata, dan berdarah.
Kontraksi uterus tidak dapat dievaluasi. Apakah diagnosis yang tepat pada kasus ini?
a. Atonia uteri
b. Ruptur uteri
c. Inversio uteri
d. Retensio plasenta
e. Sisa plasenta
C. Inversio Uteri
Keyword:
• Wanita usia 32 tahun, P3A1 dibawa ke UGD RS
• Penurunan kesadaran sejak setengah jam yang lalu
• Post melahirkan 3 jam yang lalu dibantu oleh bidan: persalinan spontan, bayi BBL
3400 gram, plasenta lahir lengkap
• Perdarahan yang banyak dari jalan lahir
• Tekanan darah 90/60 mmhg, nadi 110 x/menit
• Benjolan keluar dari kemaluan, dengan permukaan tidak rata, dan berdarah
• Kontraksi uterus tidak dapat dievaluasi
Sarwono, 2008
Inversio Uteri
Tatalaksana
• Memanggil banruan anestesi dan memasang infus untuk cairan/darah pengganti dan pemberian obat.
• Beberapa senter memberikan tokolitik/MgSO4 untuk melemaskan uterus yang terbalik sebelum dilakukan
reposisi manual yaitu mendorong endometrium ke aras masuk ke dalam vagina dan terus melewati serviks
sampai tangan masuk ke dalam uterus pada posisi normalnya. Hal itu dapat dilakukan sewaktu plasenta
sudah terlepas atau tidak.
• Di dalam uterus plasenta dilepaskan secara manual dan bila berhasil dikeluarkan dari rahim dan sambil
memberikan uterotonika lewat infus atau i.m. tangan tetap dipertahankan agar konfigurasi uterus kembali
normal dan tangan operator baru dilepaskan.
• Pemberian antibiotika dan transfusi darah sesuai dengan keperluannya.
• Intervensi bedah dilakukan bila karena jepitan serviks yang keras menyebabkan manuver di atas tidak bisa
dikerjakan, maka dilakukan laparotomi untuk reposisi dan kalau terpaksa dilakukan histerektomi bila uterus
sudah mengalami infeksi dan nekrosis.
Sarwono, 2008
Jawaban lainnya…
a. Atonia uteri → Keadaan lemahnya tonus/kontraksi rahim yang
menyebabkan uterus tidak mampu menutup perdarahan terbuka
dari tempat implantasi plasenta setelah bayi dan plasenta lahir
b. Ruptur uteri → robeknya dinding rahim terjadi akibat
terlampauinya daya regang miometrium
d. Retensio plasenta → tertahannya atau beulm lahirnya
plasenta hingga atau melebihi 30 menit setelah bayi lahir
e. Sisa plasenta → tertinggalnya bagian plasenta dalam rongga
rahim yang dapat menimbulkan perdarahan post-partum
Jadi, diagnosis yang tepat pada kasus ini adalah ....
C. Inversio Uteri
19
SOAL
Sarwono, 2008
Kala III
TATALAKSANA
Injeksi Oksitosin Peregangan tali pusat terkendali Masase Uterus
Dalam waktu 1 menit setelah bayi Ketika uterus berkontraksi setelah inj. Cek tonus uterus
lahir, berikan Inj. Oksitosisn 10 Oksitosin,
unit IM di 1/3 paha atas bagian tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang
distal lateral (lakukan aspirasi lain mendorong uterus ke arah dorso-kranial secara hati-
sebelum menyuntikan). hati.
Inj. dapat diulang 15 menit Bila uterus tidak berkontraksi segera
setelah suntikan pertama. lakukan
Bila tidak ada oksitosin, lakukan rangsangan puting payudara.
rangsangan puting payudara ibu Bila 15 menit kemudian, plasenta tak kunjung lahir,
atau minta ibu menyusui → inj. Oksitosin ulangan dan lakukan peregangan
menghasilkan oksitosin alami tali pusat terkendali.
Dan bila setelah 30 menit, plasenta tak kunjung lahir →
RUJUK (manual plasenta)
Seorang wanita usia 25 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 14 minggu, datang ke UGD
RS diantar suaminya dengan keluhan perdarahan dari jalan lahir, disertai nyeri
perut bagian bawah. Badan terasa lemah. Riwayat penggunaan kontrasepsi IUD.
Pemeriksaan tanda vital ditemukan tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 100
x/menit, frekuensi nafas 18 x/menit, Suhu 36,5oC. Pemeriksaan dalam didapatkan
kavum douglas menonjol, nyeri goyang portio (+). Apakah faktor predisposisi
terjadinya kasus di atas?
a. Riwayat trauma
b. Riwayat Pelvic Inflammatory Disease
c. Riwayat abortus
d. Infertilitas
e. Riwayat penggunaan AKDR
E. Riwayat penggunaan AKDR
Keyword:
• Wanita usia 25 tahun, G1P0A0 usia kehamilan 14 minggu
• Perdarahan dari jalan lahir, disertai nyeri perut bagian
bawah
• Badan terasa lemah
• Riwayat penggunaan kontrasepsi IUD
• Kavum douglas menonjol, nyeri goyang portio (+)
d. Infertilitas
Jadi, faktor predisposisi terjadinya kasus di atas
adalah .... penggunaan AKDR
E. Riwayat
21
SOAL
Faktor Predisposisi
Riwayat KPD pada kehamilan
sebelumnya
Infeksi traktus genital
Perdarahan antepartum
Merokok
Ketuban Pecah Dini
Diagnosis
Anamnesis:
Penderita merasa keluar cairan yang banyak secara tiba-tiba
Inspekulo:
Adanya cairan yang keluar dari servix atau menggenang di fornix posterior. Jika tidak ada, gerakkan
sedikit bagian bawah janin atau minta ibu untuk mengedan atau batuk.
Pemeriksaan dalam sebaiknya tidak dilakukan kecuali akan dilakukan penanganan aktif (melahirkan bayi)
karena dapat mengurangi latensi dan meningkatkan kemungkinan infeksi.
Bau cairan ketuban khas
Tes Nitrazin (+):
Kertas lakmus berubah dari merah menjadi biru. Ingat !!! Darah, semen dan infeksi dapat menyebabkan
hasil positif palsu
Gambaran pakis yang terlihat di mikroskop ketika mengamati sekret servikovaginal yang mengering
• < 24 minggu
Bila terjadi infeksi (korioamnionitis) →
lakukantatalaksana Korioamnionitis
Etiologi • Infeksi (terutama nisereria gonore, dan kadang streptokok & stafilokok)
• Trauma → sumbatan saluran eksresi kelenjar bartholin
• Bila terjadi pascamenopause → curiga keganasan
Gambaran Bila disertai infeksi: nyeri sentuh, dispareunia dan demam
klinis • Pada tahap supuratif: dinding kista berwarna kemerahan, tegang, dan nyeri.
• Tahap eksudatif: di mana sudah terjadi ABSES, maka rasa nyeri dan ketegangan
dinding kista menjadi sedikit berkurang disertai dengan penipisan dinding di area
yang lebih putih dari sekitarnya.
Terapi • Insisi dinding kista dan drainase cairan kista atau abses, yang disebut
dengan prosedur MARSUPIALISASI.
• Berikan juga antibiotika untuk mikro-organisme yang sesuai dengan hasil
pemeriksaan apus atau kultur bakteri.
Sarwono, 2011
Kista Gartner
Definisi • Kista ini berasal dari sisa kanalis Wolfii (disebut juga Duktus Gartner) yang berjalan di
sepanjang permukaan anterior dan bagian atas vagina.
• Diameter relatif kecil (tidak ada penonjolan) hingga besar mendorong dinding vagina ke
arah tengah lumen atau malahan dapat memenuhi lumen dan mencapai introitus vagina
Tatalaksana Insisi dinding anterolateral vagina dan eksisi untuk mengeluarkan kista dari sisa kanalis
Wolfii ini
Sarwono, 2011
Kista Nabothi (Kista Retensi)
Definisi • Epitel kelenjar endoserviks tersusun dari jenis kolumner tinggi yang sangat rentan
terhadap infeksi atau epidermidisasi skuamosa
• Infeksi/restrukturisasi endoserviks → metaplasia skuamosa → muara kelnajr
endoserviks akan tertutup → terbentuk kantong kista
• Ukuran: mikro hingga makro
Gambaran • Tidak menimbulkan gangguan sehingga penderita juga tidak pernah mengeluhkan
klinis sesuatu terkait dengan adanya kista ini.
• Inspekulo: kista nabothi terlihat sebagai penonjolan kistik di area endoserviks
dengan batas yang relatif tegas dan berwarna lebih muda dari jaringan di
sekitarnya
• Pembuluh darah di mukosa endoserviks (di atas kista) meniadi terlihat lebih nyata
karena pembuluh darah berwarna merah menjadi kontras di atas dasar yang
berwarna putih kekuningan
• Yang berada pada pars vaginalis endoserviks menunjukkan adanya epitel
kolumner yang ektopik dan kemudian mengalami metaplasia skuamosa
Sarwono, 2011
Polip Serviks
Definisi Lesi atau tumor padat serviks yang paling sering dijumpai. Tumor ini merupakan
penjuluran dari bagian endoserviks atau intramukosal serviks dengan variasi eksternal atau
regio vaginal serviks.
Gambaran klinis • Polip serviks bervariasi dari tunggal hingga multipel, berwarna merah terang, rapuh,
dan strukturnya menyerupai spons
• Penjuluran berwarna merah terang yang teriepit atau keluar dari ostium serviks
• Panjang tangkai polip juga bervariasi dari ukuran di bawah 1 cm (protrusi melalui
ostium serviks) hingga mencapai beberapa sentimeter sehingga memungkinkan ujung
distal polip mencapai atau keluar dari introitus vagina
• Bila polip serviks berasal dari ektoserviks maka warna polip menjadi lebih pucat dan
strukturnya lebih kenyal dari polip endoserviks
• Tidak jarang, ujung polip mengalami nekrotik atau ulserasi sehingga dapat
menimbuikan perdarahan terutama sekali pascasanggama
• Bertangkai, dengan panjang tangkai < 1 cm hingga beberapa cm
Sarwono, 2011
Polip Serviks
Histopatologi • Sama dengan jaringan asalnya, permukaan polip tersusun dari selapis epitel kolumner
yang tinggi (seperti halnya endoserviks), epitel kelenjar serviks, dan stroma jaringan
ikat longgar yang diinfiltrasi oleh sel bulat dan edema
• Epitel endoserviks pada polip seringkali mengalami metaplasia skuamosa dan serbukan
sel radang sehingga menyerupai degenerasi ganas
Tatalaksana • Ekstirpasi
Sarwono, 2011
Jawaban lainnya…
a. Ekstirpasi → tatalaksana polip
servx
b. i Insisi → kurang tepat, dindin
harusngya anterolateral
insisi vagina dan eksisi kista
mengeluarkan kista dari sisa kanalis Wolfii
untuk
c. Insisi dan drainase → tatalaksana kista
atau abses bartholin
d. Marsupialisasi → tatalaksana kista atau
abses bartholin
Jadi, tatalaksana yang tepat pada kasus
ini adalah
E. Insisi .... Eksisi
kemudian
23
SOAL
Seorang wanita usia 30 tahun datang ke Praktik Dokter Umum karena post coitus
dengan suaminya 2 hari yang lalu. Pasien sedang menggunakan kontrasepsi
suntikan 1 bulan, pasien lupa suntik sudah seminggu ini. Pasien tidak ingin hamil
karena anak masih berusia 1 tahun. Apakah tatalaksana yang tepat untuk kasus
ini?
a. 0,5 mg etinil-estradiol
b. 15 mg levo-norgestrel
c. 0,05 mg etinil-estradiol + 0,25 mg levo-norgestrel
d. 0,03 mg etinil-estradiol + 0,25 mg levo-norgestrel
e. 0,05 mg etinil-estradiol + 0,15 mg levo-norgestrel
C. 0,05 mgetinil-estradiol + 0,25
mg levo-norgestrel
Keyword:
• Wanita usia 30 tahun
• Post coitus dengan suaminya 2 hari yang lalu
• Sedang menggunakan kontrasepsi suntikan 1 bulan,
pasien lupa suntik sudah seminggu ini
• Pasien tidak ingin hamil karena anak masih berusia 1 tahun
Indikasi penggunaan:
1. Perkosaan
2. Senggama tanpa menggunakan kontrasepsi
3. Pemakaian kontrasepsi tidak benar atau tidak konsisten:
• Kondom bocor, lepas atau salah digunakan
• Diafragma pecah, robek, atau diangkat terlalu cepat
• Senggama terputus gagal ilakukan sehingga ejakulasi terjadi di vagina atau genetalia
eksterna
• Salah hitung masa subur
• AKDR ekspulsi
• Lupa minum pil KB lebih dari 2 tablet
• Terlambat suntik progestin lebih dari 2 minggu atau terlambat suntik kombinasi lebih dari 7 hari
Kemenkes RI, 2013
Kontrasepsi Darurat
Cara Komposisi Merk Dagang Dosis Waktu Pemberian
AKDR-Cu - Cooper T 1 x pemasangan Dalam waktu 5
Multiload hari pascasenggama
Nova T
Pil Kombinasi dosis 0,03 mg etinil-estradiol Microgynon 30 2 x 4 tablet Dalam waktu 3 hari
rendah + Mikrodiol pascasenggama, dosis
0,15 mg levo-norgestrel Nordette kedua 12 jam kemudian
Perempuan 22 tahun G1P1A0 usia kehamilan 38 minggu dibawa ke UGD RS oleh suaminya
karena keluar cairan dari jalan lahir sejak 1 hari yang lalu. Awalnya cairan berwarna
bening, kemudian berwarna keruh dan berbau. Keluhan disertai dengan nyeri perut
tembus punggung. Riwayat infeksi genetalia disangkal. Pemeriksaan vital sign didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, denyut nadi 100 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit dan
suhu 38,9°C. Pemeriksaan fisik didapatkan TFU setinggi Xyphoid, letak kepala, his
4x/10’/35”, DJJ 165x/menit. Pemeriksaan dalam didapatkan pembukaan servix 6 cm,
ketuban (-), lendir darah (+). Apakah faktor predisposisi terjadinya kasus di atas?
a. Persalinan prematur
b. Persalinan lama
c. Infeksi traktus genitalia
d. Ketuban pecah lama
e. Merokok
D. Ketuban Pecah Lama
Keyword:
• Perempuan 22 tahun G1P1A0 usia kehamilan 38 minggu
• Keluar cairan dari jalan lahir sejak 1 hari yang lalu. Awalnya cairan
berwarna bening, kemudian berwarna keruh dan berbau
• Riwayat infeksi genetalia disangkal
• Suhu 38,9°C
• TFU setinggi xyphoid, letak kepala, his 4x/10’/35”, DJJ 165x/menit
• Pembukaan servix 6 cm, ketuban (-), lendir darah (+)
Diagnosis Diagnosis klinis yang ditegakkan bila ditemukan demam > 38oC dengan 2 atau lebih
tanda berikut ini:
• Leukositosis > 15000 sel/mm3
• DJJ > 160 x/menit
• Nadi ibu > 100 x/menit
• Nyeri tekan fundus saat tidak berkontraksi
• Cairan amnion berbau
Persalinan SC
o Lamanya proses persalinan dan ketuban pecah
o Pemeriksaan dalam berulang
o Pemakaian alat monitoring janin internal
Sarwono, 2008
Metritis (dikenal sebagai Endometritis,
Endomiometritis, dan Endoparametritis)
Gejala klinis • Demam > 38 derajat celcius
• Nyeri abdomen yang pada pemeriksaan bimanual teraba agak membesar, nyeri, dan
lembek
• Lokhia bau menyengat
Sarwono, 2008
Jawaban lainnya…
a. Antibiotik → kurang tepat
b. Antipiretik → kurang tepat
c. Analgetik → tidak tepat
e. Antibiotik + antipiretik + analgetik → tidak
perlu analgetik
Jadi, tatalaksana yang tepat pada kasus
ini adalah....
D. Antibiotik + Antipiretik
26
SOAL
Sarwono, 2011
Ovarium Poli Kistik
(Stein-Leventhal Syndrome)
Diagnosis • Riwayat menarke dan haid yang
normal kemudian berubah menjadi
episode amenorea yang semakin
lama.
• Pembesaran ovarium (USG atau
laparotomi).
• Peningkatan l7-ketosteroid dan LH
tetapi tidak ditemukan fase lonjakan
FH (LH surge).
Sarwono, 2011
Jawaban lainnya…
a. Kista ovarium → tidak tepat
c. Hiperplasia ovarium → tidak
tepat
d. Hipertrofi ovarium → tidak
tepat
e. Tumor ovarium → tidak tepat
Jadi, diagnosis pada kasus ini
adalah....
B. Ovarium Poli Kistik
28
SOAL
Seorang perempuan 22 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu dibawa ke IGD RS oleh
suaminya karena nyeri perut seperti akan melahirkan. Pemeriksaan tanda vital didapatkan
tekanan darah 130/90 mmHg, Nadi 94 x/menit, RR 20 x/menit, dan suhu 36,6oC.
Pemeriksaan fisik ditemukan His 4x 10’ 40”, DJJ 145 x/menit. Pemeriksaan dalam diperoleh
pembukaan 5 cm, lendir darah (+). Kemudian dokter memutuskan untuk dilakukan
observasi. Kapan dilakukan pemeriksaan dalam selanjutnya untuk mengetahui pembukaan
serviks?
a. 30 menit
b. 1 jam
c. 2 jam
d. 3 jam
e. 4 jam
E. 4 jam
Keyword:
• Perempuan 22 tahun, G2P1A0 usia kehamilan 39 minggu
• Nyeri perut seperti akan melahirkan
• His 4x 10’ 40”, DJJ 145 x/menit
• Pemeriksaan dalam diperoleh pembukaan 5 cm, lendir
darah (+)
Sarwono, 2008
Pemeriksaan KALA
I
Parameter Frekuensi pada fase Frekuensi pada fase
Laten Aktif
Tekanan darah Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Suhu Setiap 4 jam Setiap 2 jam
Pembukaan Serviks Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Penurunan kepala Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Warna cairan amnion Setiap 4 jam Setiap 4 jam
Nadi Setiap 30-60 menit Setiap 30-60 menit
DJJ Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Produksi urin, protein, Setiap 2-4 jam
aseton
Kontraksi Setiap 1 jam Setiap 30 menit
Normal: 1-2 x/jam, 20’’ Normal: 3-4x/10’/30-40”
Di soal:
Pembukaan 5 cm → Kala I Fase aktif
Jadi, pemeriksaan dalam selanjutnya → 4 jam
kemudian
Jawaban lainnya…
a. 30 menit → tidak
tepat
b. 1 jam → tidak
tepat
c. 2 jam → tidak
tepat
d. 3 jam → tidak
tepat
Jadi, pemeriksaan dalam selanjutnya untuk
mengetahui pembukaan serviks adalah...
E. 4 jam
29
SOAL
Perempuan usia 28 tahun G2P1A0 usia kehamilan 32 minggu datang ke IGD RS dengan
keluhan nyeri perut seperti akan melahirkan sejak semalam. Keluar cairan, lendir, dan
darah dari jalan lahir disangkal. Tidak ada demam. Pemeriksaan tanda vital tensi 120/80
mmHg, nadi 92 x/menit, frekuensi nafas 20 x/menit, suhu 36,6oC. Pemeriksaan fisik
didapatkan his 1- 2x/10 menit/20-25 detik. Pemeriksaan dalam tidak didapatkan adanya
pembukaan serviks. Hasil USG didapatkan janin tunggal, ketuban cukup, tidak didapatkan
tanda kegawatan janin. Apakah tatalaksana yang sesuai pada kasus ini?
a. Tirah baring, tokolitik nifedipin, injeksi betamethasone 12 mg/12 jam IM
b. Tirah baring, tokolitik nifedipin, injeksi betamethasone 12 mg/6 jam IV
c. Tirah baring, tokolitik nifedipin, injeksi dexamethasone 6 mg/12 jam IM
d. Tirah baring, tokolitik nifedipin, injeksi dexamethasone 6 mg/24 jam IM
e. Tirah baring, tokolitik nifedipin, injeksi dexamethasone 12 mg/12 jam IM
C. Tirah baring, tokolitik nifedipin,
injeksi dexamethasone 6 mg/12 jam
IM
Keyword:
• Perempuan usia 28 tahun G2P1A0 usia kehamilan 32 minggu
• Nyeri perut seperti akan melahirkan sejak semalam. Keluar cairan,
lendir, dan darah dari jalan lahir disangkal
• His 1-2x/10 menit/20-25 detik
• Pemeriksaan dalam tidak didapatkan adanya pembukaan serviks
• Hasil USG didapatkan janin tunggal, ketuban cukup,
tidak
didapatkan tanda kegawatan janin
Note: TIDAK dianjurkan melakukan PEMERIKSAAN DALAM sebelum tersedia kesiapan untuk SC. Pemeriksaan
inspekulo dilakukan secara hati-hati, untuk menentukan sumber perdarahan.
E. VT