Keyword:
• Seorang laki-laki berusia 30 tahun dengan keluhan nyeri telan yang hebat
sejak 7 hari yang lalu, keluhan ini semakin hari dirasa semakin berat.
• Keluhan disertai nyeri telinga kiri dan bau mulut. Pasien memiliki riwayat
sering menderita tonsilitis.
• Akhir-akhir ini pasien sering mengeluarkan banyak air liur.
• Tanda vital didapat tekanan darah 120/70 mmHg, nadi 92 x/m, RR 18 x/m,
temp 38,6oC.
• Pemeriksaan didapatkan edem palatum mole, fluktuasi (+), uvula
terdorong ke sisi kanan dan edem, tonsil T1/T2 hiperemis tampak sedikit
detritus.
• Terapi:
• Stadium infiltrasi: antibiotik golongan pensilin atau klindamisin,
dan obat simtomatik, serta kumur dengan cairan hangat,
kompres dingin pada leher.
• Abses: pungsi daerah abses, kemudian insisi drainase untuk
mengeluarkan nanah. Kemudian pasien dianjurkan
tonsilektomi, yang umumnya diakukan sesudah infeksi tenang,
yaitu sekitar 2-3 minggu setelah drenase abses.
Abses Peritonsil (Quinsy)
Komplikasi:
• Abses pecah spontan, dapat mengakibatkan
perdarahan, aspirasi paru (piema).
• Penjalaran infeksi dan abses kedaerah parafaring, sehingga
terjadi abses parafaring. Pada penjalaran selanjutnya masuk
kemediastinum sehingga menjadi mediastinitis.
• Bila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial, dapat
mengakibatkan trombus kavernosus, meningitis, dan abses
otak.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti
Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
D. TROMBUS SINUS
KAVERNOSUS
2.
SOA
L
Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan kedua telinga terasa
penuh. Keluhan ini dirasakan setelah dia naik pesawat melakukan perjalanan ke luar negeri. Pasien juga
mengeluh kedua telinganya berdenging dan merasa pendengarannya menurun. Pasien memiliki riwayat sakit
vertigo. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Kemungkinan diagnosis pasien tersebut adalah...
A. Motion sickness
B. Vertigo paroksismal postural benigna
C. Aerotitis
D. Meniere disease
E. Sudden deafness
C. AEROTITIS
Keyword:
• Seorang laki-laki berusia 25 tahun datang ke tempat praktek
dokter dengan keluhan kedua telinga terasa penuh. Keluhan ini
dirasakan setelah dia naik pesawat melakukan perjalanan ke
luar negeri.
• Pasien juga mengeluh kedua telinganya berdenging dan
merasa pendengarannya menurun.
• Pasien memiliki riwayat sakit vertigo. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal
Daftar Pustaka:
• Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny
Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
A. Motion sickness sindroma yang terjadi saat pasien terpapar
gerakan tertentu dan biasanya menghilang segera setelah
penghentiannya, gejala rasa penuh di epigastrium, mual hingga
muntah, malaise, dan iritabel.
B. Vertigo paroksismal postural benigna akibat
terlepasnya otolith dari kanalis semisirkularis
D. Meniere disease trias gejala: veritigo, tinnitus, tuli
sensorineural nada rendah
E. Sudden deafness tuli sensorineural yang terjadi tiba- tiba,
etiologi tidak langsung diketahui, terjadi kerusakan koklea
sehingga merupakan SNHL
Jadi, kemungkinan diagnosis pasien tersebut
adalah...
C.
AEROTITIS
3.
SOA
L
Seorang perempuan berusia 60 tahun datang ke rumah sakit diantar anaknya dengan keluhan keluar ingus
bercampur darah. Pasien mengalami keluhan sejak 5 bulan yang lalu. Pasien merasakan telinga kanan
berdenging dan hidung sebelah kanan buntu. Sejak 3 bulan terakhir muncul benjolan di leher yang semakin
hari semakin besar, tidak nyeri tetapi sudah untuk digerakkan. Pasien juga mengeluh pandangannya ganda.
Pemeriksaan fisik didapatkan membran timpani retraksi dan bola mata tidak dapat melirik kearah lateral.
Pemeriksaan gold standard untuk menegakkan diagnosis adalah…
A. CT-Scan
B. MRI
C. Skull x-ray
D. Serologi
E. Biopsi
E. BIOPSI
Keyword:
• Seorang perempuan berusia 60 tahun datang ke rumah sakit diantar anaknya
dengan keluhan keluar ingus bercampur darah. Pasien mengalami
keluhan sejak 5 bulan yang lalu. Pasien merasakan telinga kanan
berdenging dan hidung sebelah kanan buntu. Sejak 3 bulan terakhir
muncul benjolan di leher yang semakin hari semakin besar, tidak nyeri
tetapi sudah untuk digerakkan. Pasien juga mengeluh pandangannya
ganda.
• Pemeriksaan fisik didapatkan membran timpani retraksi dan
bola mata tidak dapat melirik kearah lateral.
• Stadium I: Radioterapi
• Stadium II dan III: Kemoradiasi
• Stadium IV dengan N < 6 cm: Kemoradiasi
• Stadium IV dengan N > 6 cm: Kemoterapi dilanjutkan dengan
kemoradiasi
Sumber: Soepardi EA, et al. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher,
Edisi ke enam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI hal 158-163
Jawaban lainnya…
E.
BIOPSI
4.
SOA
L
Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang ke tempat praktik dokter diantar oleh ibunya dengan
keluhan nyeri pada tenggorokannya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan lain berupa suara serak dan demam.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan temperatur aksila 38,7oC. Pemeriksaan fisik ditemukan anak tampak
nyeri, disfoni, tonsil T2/T2 serta pseudomembran putih dan mengalami perdarahan saat diangkat, tampak
bull neck.
Etiologi kasus tersebut adalah…
A. Corynebacterium diphteriae
B. Haemophyllus influenzae
C. Streptococcus beta haemolyticus grup A
D. Corynebacterium minutissimum
E. Staphylococcus aureus
A. CORYNEBACTERIUM DIPHTERIAE
Keyword:
• Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang diantar oleh ibunya
ke tempat praktek dokter dengan keluhan nyeri pada
tenggorokannya sejak 5 hari yang lalu.
• Keluhan lain berupa suara serak dan demam.
• Pemeriksaan tanda vital didapatkan temperatur aksila 38,7oC.
Pemeriksaan fisik ditemukan anak tampak nyeri, disfoni, tonsil
T2/T2 serta pseudomembran putih dan mengalami perdarahan
saat diangkat, tampak bull neck.
Daftar Pustaka:
• Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
A. CORYNEBACTERIUM
DIPHTERIAE
5.
SOA
L
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke Puskesmas diantar oleh ibunya dengan keluhan keluar
cairan pada lubang kecil didekat telinga kanannya. Menurut keterangan dari ibu pasien, lubang kecil yang ada
didekat telinga kanannya sudah diketahui sejak anak berusia 3 tahun. Namun akhir-akhir ini keluar cairan
kekuningan dan berbau. 1 tahun yang lalu pernah bengkak dilubang tersebut. Pemeriksaan fisik didapatkan
lubang didepan tragus diameter 1 mm, bila dipencet keluar cairan kekuningan, tidak ada tanda radang.
Diagnosis yang tepat pada pasien tersebut adalah...
A. Abses preaurikula
B. Fistula preaurikula
C. Cauliflower ear
D. Atresia liang telinga
E. Kista preaurikula terinfeksi
B. FISTULA PREAURIKULA
Keyword:
• Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke Puskesmas diantar oleh ibunya
dengan keluhan keluar cairan pada lubang kecil didekat telinga kanannya. Menurut
keterangan dari ibu pasien, lubang kecil yang ada didekat telinga kanannya sudah
diketahui sejak anak berusia 3 tahun. Namun akhir-akhir ini keluar cairan
kekuningan dan berbau.
• 1 tahun yang lalu pernah bengkak di lubang tersebut.
• Pemeriksaan fisik didapatkan lubang di depan tragus diameter 1 mm, bila dipencet
keluar cairan kekuningan, tidak ada tanda radang.
Sumber:Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti
Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
B. FISTULA
PREAURIKULA
6.
SOA
L
Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan nyeri menelan sejak 4 hari yang
lalu. Keluhan disertai dengan suara terdengar parau dan batuk kering. Pasien bekerja sebagai pembawa
acara. Vital sign didapatkan suhu 37,9oC. Pemeriksaan tenggorok dan laring ditemukan mukosa laring
hiperemis. Tonsil T1/T1serta edema daerah atas pita suara. Diagnosis yang mungkin adalah...
A. Tonsilitis akut
B. Laringitis luetika
C. Singer’s nodul
D. Faringitis akut
E. Laringitis akut
E. LARINGITIS AKUT
Keyword:
• Seorang perempuan usia 20 tahun datang dengan keluhan nyeri
menelan sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai dengan suara
terdengar parau dan batuk berdahak. Pasien bekerja sebagai
pembawa acara.
• Vital sign didapatkan suhu 37,9oC. Pemeriksaan tenggorok dan laring
ditemukan mukosa laring hiperemis. Tonsil T1/T1serta edem
daerah atas pita suara.
• Terapi:
• Istirahat berbicara dan bersuara selama 2-3 hari, menghirup udara
lembab, menghindari iritasi pada faring dan laring misalnya
rokok, makanan pedas, atau minuman dingin.
• Antibiotik diberikan apabila peradangan berasal dari paru. Bia
terdapat sumbatan laring, dilakukan pemasangan pipa
endotrakea atau trakeostomi.
Daftar Pustaka:Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti
Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
E. LARINGITIS
AKUT
7.
SOA
L
Seorang perempuan usia 20 tahun datan ke Puskesmas dengan keluhan penurunan pendengaran pada telinga
kanan. Keluhan tidak disertai keluar cairan. Pasien mengatakan bahwa 6 bulan yang lalu telinga kanan pasien
sering mengeluarkan cairan berbau busuk.
Pasien mengaku takut untuk berobat ke dokter sehingga dari awal keluhan muncul pengobatannya tidak tuntas.
Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan otoskopi telinga kanan ditemukan perforasi
marginal, kolesteatom (+), dan tampak jaringan
granulasi. Diagnosis pasien tersebut adalah...
A. Otitis Media Supuratif Kronis tipe Maligna
B. Otitis Media Akut stadium resolusi
C. Otitis Media Efusi
D. Otitis Media Supuratif Kronis tipe Benigna
E. Otitis Media Akut stadium presupurasi
A. OTITIS MEDIA SUPURATIF KRONIS TIPE
MALIGNA
Keyword:
• Seorang perempuan usia 20 tahun datang ke Puskesmas
dengan keluhan penurunan pendengaran pada telinga
kanan. Keluhan tidak disertai keluar cairan.
• Pasien mengatakan bahwa 6 bulan yang lalu telinga kanan
pasien sering mengeluarkan cairan berbau busuk. Pasien
mengaku takut untuk berobat ke dokter sehingga dari awal
keluhan muncul pengobatannya tidak tuntas.
• Pemeriksaan fisik dalam batas normal. Pemeriksaan otoskopi
telinga kanan ditemukan perforasi marginal, kolesteatom (+),
dan tampak jaringan granulasi.
• Pemeriksaan penunjang:
• Tes garpulata: menunjukkan tuli konduksi, Audiometri, dan Fotos
mastoid.
• Tatalaksana:
• OMSK tipe aman (benigna): konservatif atau dengan
medikamentosa. Pencuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari.
Obat tetes telinga mengandung antibiotik dan kortikosteroid,
oral eritromisin atau ampisilin miringoplasti/timpanoplasti
setelah 2 bulan.
• OMSK tipe bahaya (maligna): mastoidektomi
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
• Komplikasi:
• Telinga tengah: perforasi membran timpani persisten, erosi tulang
pendengaran, paralisis nervus fasialis.
• Telinga dalam: fistula labirin, labirinitis supuratif, tuli
sensorineural.
• Ekstradural: abses ekstradural, thrombosis sinus lateralis,
petrositis.
• Intrakranial: meningitis, abses otak, hidrocephalus otitis.
Daftar Pustaka:Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin,
Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
B. Otitis Media Akut stadium resolusi onset akut, membran
timpani perforasi namun sudah menutup perlahan, tidak ada
sekret liang telinga, gejala sistemik berkurang
C. Otitis Media Efusi membran timpani tampak suram, tampak
air fluid level atau bubles pada OME yang berisi cairan serus
D. Otitis Media Supuratif Kronis tipe Benigna perforasi
membrane timpani sentral, kolesteatoma tidak ada
E. Otitis Media Akut stadium presupurasi membran timpani
hiperemi dan terdapat air fluid level, disertai nyeri namun
tidak seberat fase supurasi dan gejala sistemik, belum ada
sekret keluar di telinga
Jadi, diagnosis pasien tersebut adalah...
Keyword:
• Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan
penurunan pendengaran sejak 3 bulan yang lalu. Keluhan ini
dirasakan lebih berat pada telinga kanannya. Keluhan lain berupa
telinga berdenging dan pusing.
• Bila di keramaian pasien cenderung bicara pelan dan merasa
pendengarannya membaik.
• Pemeriksaan fisik dan otoskopi ditemukan Schwartze sign.
• Adalah penyakit pada kapsul tulang labirin yang mengalami spoingiosis atau
pengapuran di daerah kaki stapes, sehingga kaku dan tidak dapat
menghantarkan getaran suara ke labirin dengan baik.
• Etiologi masih belum dapat dipastikan, diperkirakan akibat beberapa
faktor seperti keturunan dan gangguan perdarahan pada stapes.
• Gejala dan tanda klinik:
• Pendengaran berkurang secara progresif
• Tinitus
• Vertigo
Otosklerosis
• Pemeriksaan fisik dalam batas normal, tidak ditemukan kelainan. Membran timpani utuh,
tuba paten dan tidak terdapat riwayat penyakit telinga atau trauma kepala atau telinga
sebelumnya
• Pemeriksaan otoskopu didapatkan gambaran membrana timpani yang kemerahan oleh
karena terdapat pelebaran pembuluh darah (Schwartze sign)
• Pada pemeriksaan audiogram ditemukan bahwa ditemukan depresi, pada
frekuensi 2000 Hz, atau disebut dengan “Carhart Notch”.
• Diagnosis diperkuat dengan pemeriksaan audiometri nada murni dan pemeriksaan
impedance.
• Khas dari otoslerosis adalah Paracusis willisi, yaitu pendengaran membaik
dalam ruangan bising.
Terapi Otosklerosis
Sumber:
Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti
Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jeana Salima, dkk. 2016. Tuli Konduktif e.c Suspek Otosklerosis Auris Sinistra pada Pasen Laki-laki berusia
49 Tahun. JPM Ruwa Jurai; 2 (1)
Jawaban lainnya…
B.
STAPEDEKTOMI
9.
SOA
L
Seorang perempuan usia 27 tahun datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan nyeri pada telinga kiri
sejak 4 hari yang lalu. Keluhan disertai demam, badan terasa lemas, dan muncul plentingan berisi cairan yang
menggerombol awalnya di pipi kemudian menyebar sampai belakang telinga. Saat ini otot wajah kiri juga
melemah. Riwayat cacar air saat masih kecil. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70
mmHg, nadi Pada pemeriksaan status lokalis tampak multiple vesikle diatas makula eritem umur dalam satu
gerombolan sama tapi berbeda dengan gerombolan lainnya serta kulit diantara gerombolan normal. Paralisis
otot wajah kiri (+). Etiologi yang menyebabkan keluhan tersebut adalah…
A. Herpes simplek virus
B. Herpes zooster virus
C. Varicella zoster virus
D. Pox virus
E. Coxsackie virus
C. VARICELLA ZOSTER VIRUS
Keyword:
• Seorang perempuan usia 27 tahun datang dengan keluhan nyeri
pada telinga kiri sejak 4 hari yang lalu.
• Keluhan disertai demam, badan terasa lemas, dan muncul
plentingan berisi cairan yang menggerombol awalnya di pipi
kemudian menyebar sampai belakang telinga.
• Saat ini otot wajah kiri juga melemah.
• Riwayat cacar air saat masih kecil.
• Pada pemeriksaan status lokalis tampak multiple vesikle diatas
makula eritema umur dalam satu gerombolan sama tapi berbeda
dengan gerombolan lainnya serta kulit diantara gerombolan
normal. Paralisis otot wajah kiri (+).
• Terapi:
• Acyclovir 5x800 mg/hari (5-7 hari)
• Valancyclovir 3x1000 mg (10-14 hari)
• Famcyclovir 3x500 mg/hari (10 hari)
• Terapi simtomatis berupa analgetik dan antiinflamasi
Sumber: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor:
Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
E. VARICELLA ZOSTER
VIRUS
10.
SOA
L
Seorang perempuan berusia 30 tahun datang UGD rumah sakit dengan keluhan sesak napas sejak tadi malam.
Keluhan diawali dengan nyeri tenggorok dan leher, kemudian bengkak pada dasar mulut. Pasien riwayat sakit
gigi sejak 5 tahun yang lalu. Pada inspeksi dan palpasi ditemukan pembengkakan ekstraoral pada rahang bawah
bilateral simetris teraba keras dan terlihat lidah terangkat. Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
150/90 mmHg, napas 35 x/menit, suhu 38,1oC, nadi 70 x/menit, pasien tampak lemah dan terdapat trismus 2
jari. Tatalaksana paling tepat untuk pasien tersebut adalah…
A. Antibiotika oral dan insisi drainase
B. Analgetik oral dan insisi drainase
C. Kortikosteroid parenteral dan insisi drainase
D. Antibiotika parenteral dan insisi drainase
E. Kortikosteroid oral dan insisi drainase
D. ANTIBIOTIKA PARENTERAL DAN
INSISI DRAINASE
Keyword:
• Seorang perempuan berusia 30 tahun datang UGD rumah
sakit dengan keluhan sesak napas sejak tadi malam. Keluhan
diawali dengan nyeri tenggorok dan leher, kemudian bengkak
pada dasar mulut. Pasien riwayat sakit gigi sejak 5 tahun yang
lalu.
• Pada inspeksi dan palpasi ditemukan pembengkakan
ekstraoral pada rahang bawah bilateral simetris teraba keras
dan terlihat lidah terangkat.
• Pada pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah 150/90
mmHg, napas 35 x/menit, suhu 38,1oC, nadi 70 x/menit, pasien
tampak lemah dan terdapat trismus 2 jari.
• Diagnosis: riwayat sakit gigi, mengorek atau mencabut gigi, gejala dan
tanda klinik yang sesuai. Pada “Pseudo Angina Ludovici”, dapat terjadi
fluktuasi.
• Terapi:
– Antibiotik dosis tinggi untuk kuman aerob dan anaerob yang
diberikan secara parenteral.
– Evakuasi pus (drainase) atau jaringan nekrosis. Insisi dilakukan di garis
tengah secara horizontal setinggi hioid (3- 4 jari dibawah mandibula).
– Obati sumber infeksi untuk cegah kekambuhan. Pasien rawat inap
sampai infeksi reda.
Angina Ludovici (Ludwig)
• Komplikasi:
• Sumbatan jalan napas
• Penjalaran abses ke ruang leher dalan dan
mediatinum
• Sepsis
Sumber:Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna
Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
D. ANTIBIOTIKA PARENTERAL
DAN INSISI DRAINASE
11.
SOA
L
Seorang perempuan usia 60 tahun datang ke UGD RS diantar oleh anaknya dengan keluhan keluar darah dari
kedua lubang hidung. Darah merah segar dengan volume sekitar 600 cc, keluhan baru pertama kali dirasakan.
Keluhan muncul tiba-tiba. Tidak ada riwayat trauma. Pasien memiliki riwayat hipertensi tidak terkontrol.
Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dalam batas normal. Tatalaksana segera untuk pasien tersebut
yang paling tepat adalah…
A. Tampon anterior 2x24 jam
B. Menekan hidung 10-15 menit
C. Ligasi arteri sfenopalatina
D. Tampon Bellocq 48-72 jam
E. Kaustik AgNO3 25-30%
D. TAMPON BELLOCQ 48-72 JAM
Keyword:
• Seorang perempuan usia 60 tahun datang ke UGD RS diantar oleh anaknya
dengan keluhan keluar darah dari kedua lubang hidung. Darah merah segar
dengan volume sekitar 600 cc, keluhan baru pertama kali dirasakan.
Keluhan muncul
tiba-tiba. Tidak ada riwayat trauma. Pasien memiliki riwayat hipertensi
tidak terkontrol.
• Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang dalam batas normal.
• Etiologi:
• Kelainan lokal: trauma, kelainan anatomi,
kelainanpembuluh darah, infeksi lokal, benda asing, tumor,
pengaruh udara lingkungan.
• Kelainan sistemik: penyakit kardiovaskular, kelaianan darah,
infeksi sistemik, perubahan tekanan atmosfir, kelainan
hormonal dan kelainan kongenital.
• Sumber perdarahan:
• Epistaksis anterior: plexus Kisselbach diseptum bagian
anterior atau arteri etmoidalis anterior.
• Epistaksis posterior: arteri etmoidalis posterior atau arteri
sfenopalatina.
Epistaksis
• Prinsip utama:
1. Menghentikan perdarahan
2. Mencegah komplikasi
3. Mencegah berulangnya epistaksis
• Menghentikan perdarahan anterior: dapat dicoba dengan menekan
hidung dari luar selama 10-15 menit. Bila sumber perdarahan
terlihat dapat dikaustik AgNO3 25-30%. Kemudian beri antibiotik.
Bila tidak berhasil maka dapat diberi tampon yang diolesi dengan
pelumas vaselin atau salep antibiotik selama 2x24 jam.
Terapi Epistaksis
Daftar Pustaka:
• Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar,
Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
Keyword:
• Seorang laki-laki berusia 35 tahun datang dengan keluhan
nyeri telan sejak sejak 1 minggu yang lalu. Keluhan disertai
suara serak dan badan terasa lemas. Pasien bekerja sebagai
disk jockey sekaligus juga penyanyi. Tanda vital didapatkan
tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 84 x/menit, RR 20 x/menit,
suhu 37,9oC.
• Pada pemeriksaan didapatkan bercak keputihan pada lidah,
palatum mole, tonsil, dan dinding posterior. Tonsil T1/T1.
Tampak ulkus kecil pada faring.
• Pembesaran kelenjar mandibula (+). Tes serologi TPHA (+).
Sumber:Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny
Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
D. FARINGITIS
LUETIKA
13
SOA
L
Seorang laki-laki usia 27 tahun datang ke tempat prakter dokter dengan keluhan parau sejak 3 hari yang lalu,
kadang disertai dengan batuk. Pasien menyangkal adanya nyeri telan. Pasien sehari hari bekerja sebagai
dubber iklan yang ramai job sejak beberapa bulan kemarin. Riwayat merokok dan konsumsi minuman
beralkohol disangkal. Pemeriksaan vital sign tidak ditemukan kelainan. Pada pita suara didapatkan benjolan
tidak bertangkai sebesar kedelai warna putih. Diagnosis yang paling mungkin untuk pasien tersebut
adalah...
A. Laringitis kronis
B. Ca laring
C. Polip laring
D. Tonsilitis kronis
E. Vocal nodule
E. VOCAL NODULE
Keyword:
• Seorang laki-laki usia 27 tahun datang ke tempat prakter
dokter dengan keluhan parau sejak 3 hari yang lalu, kadang
disertai dengan batuk.
• Pasien menyangkal adanya nyeri telan.
• Pasien sehari hari bekerja sebagai dubber iklan yang ramai job
sejak beberapa bulan kemarin.
• Riwayat merokok dan konsumsi minuman beralkohol
disangkal.
• Pada pita suara didapatkan benjolan tidak bertangkai
sebesar kedelai warna putih.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny
Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
A. Laringitis kronis radang kronis di laring yang ditandai
adanya penebalan mukosa laring disertai hiperemi, akibat
sinusitis kronis, deviasi septum, polip hidung, bronchitis
kronis, atau vocal abuse
B. Ca laring sering terjadi pada perokok, alkoholisme, dan zat
radioaktif, gejala utama serak, penunjang dengan histopatologi
C. Polip laring ditemukan massa bertangkai yang asalnya
dari laring
D. Tonsilitis kronis rasa mengganjal di tenggorokan, tonsil
membesar, halitosis
Jadi, diagnosis yang paling mungkin untuk pasien
tersebut adalah...
E. VOCAL
NODULE
14.
SOA
L
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke Puskesmas diantar oleh ibunya dengan keluhan nyeri telinga kiri
sejak 3 hari yang lalu. Pasien menderita batuk dan pilek sejak 1 minggu yang lalu namun pasien tidak berobat.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan anak tampak gelisah, suhu mencapai 39,7oC. Pada otoskopi telinga kiri didapatkan
gambar seperti berikut.
Akut Barotrauma
Non Supurasi
Otitis Media
Otitis media akut
Supuratif
Otitis media
supuratif kronis
Patofisiologi Otitis Media Akut
Stadium Otitis Media Akut
Stadium Oklusi Stadium Stadium Supuratif Stadium Perforasi Stadium
Hiperemis/Pr
e supurasi Resolusi
Patofisi Fungsi tuba terganggu, Patogen masuk Pus yang terbentuk Tekanan semakin Fase
ologi terbentuk tekanan ke telinga tengah, di telinga tengah meningkat dan penyembuhan
negatif ditelinga terjadi respon semakin banyak menyebabkan . Penutupan
tengah, memicu inflamsi di telinga sehingga tekanan di rupturnya membran kembali MT
terjadinya efusi dan tengah telinga tengah timpani
retraksi membran meningkat
timpani
Tanda - MT retraksi, tampak MT tampak MT tampak bulging Perforasi MT, Edem mukosa
suram hiperemis dan dan hiperemis tampak discharge berkurang,
- Refleks cahaya hilang kongesti dari telinga tengah discharge
- Tuli konduktif berkurang
Stadium Oklusi Stadium Stadium Supuratif Stadium Perforasi Stadium Resolusi
Hiperemis/Presupurasi
Terapi Tetes hidung HCL Antibiotik 10-14 hari: Miringotomi - Obat cuci telinga Sekret tenang
efedrin 0,5-1% Ampisilin (dewasa (kasus rujukan) H2O2 3% observasi
selama
atau 4x500 mg/hari, anak dan pemberian 3-5 hari
oksimethazolin 4x25mg/kgBB) atau analgesi serta - Antibiotik
0,025-0,05% amoxcicillin (dewasa antibiotik adekuat yang
3x500mg/hari, anak tidak ototoksik
3x10mg/kgBB) atau seperti ofloxacin
tetes telinga
eritromisin (dewasa sampai 3 minggu
4x500mg/hari, anak
4x10mg/kgBB
Komplikasi Otitis Media Akut
• Abses sub-periosteal
• Meningtis
• Abses otak
Daftar Pustaka:
• Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna
Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
B.
MIRINGOTOMI
15.
SOA
L
Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan hidung buntu selama 3 minggu. Pada
anamnesis didapatkan data bahwa pasien sering pilek dan rutin menggunakan obat tetes hidung untuk meredakan
keluhannya dalam 2 bulan terakhir. Tanda vital tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan fisik hidung tampak
konka hipertrofi dan sekret yang menutupi rongga hidung. Tatalaksana yang tepat pada pasien tersebut
adalah...
A. Antibiotik oral
B. Vasokontriktor oral
C. Dekongestal lintranasal
D. Rujuk penanganan spesialis THT-KL
E. Hentikan obat tetes hidung
E. HENTIKAN OBAT TETES HIDUNG
Keyword:
• Seorang perempuan berusia 20 tahun datang ke Puskesmas dengan
keluhan hidung buntu selama 3 minggu. Pada anamnesis didapatkan
data bahwa pasien sering pilek dan rutin menggunakan obat tetes
hidung untuk meredakan keluhannya dalam 2 bulan terakhir.
• Tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan fisik hidung tampak
konka hipertrofi dan sekret yang menutupi rongga hidung.
• Tatalaksana:
• Hentikan pemakaian obat tetes hidung atau semprot
vasokonstriktor hidung.
• Untuk mengatasi sumbatan berulang dapat diberikan
kortikosteroid oral dosis tinggi jangka pendek.
• Dekongestan oral
• Apabila tidak ada perbaikan dalam 3 minggu, pasien dirujuk ke
spesialis THT
Sumber:Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna
Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
• Terapi:
• Menghindari faktor pencetus
• Simtomatis (dekongestan oral, cuci hidung dengan garam
fisiologis, kauterisasi konka dengan AgNO3 25%, streroid topikal
• Operasi bedah-beku, elektrokauter, atau konkotomi parsial konka
inferior
• Neurektomi nervus vidianus
Daftar Pustaka:
• Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher
Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny
Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
D. IgE TOTAL
NORMAL
17.
SOA
L
Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun datang diantar ibunya ke Puskesmas dengan keluhan telinga kiri
terasa penuh. Keluhan disertai dengan penurunan pendengaran pada telinga kiri. Keluhan dirasakan setelah
pasien berenang di sungai bersama temannya. Pada pemeriksaan tidak didapatkan nyeri tarik tragus dan tidak
didapatkan sekret. Otoskopi
didapatkan massa coklat menggumpal di liang telinga kiri dan membran timpani sulit dievaluasi. Pada
pemeriksaan garpu tala didapatkan kesan tuli konduksi. Tatalaksana yang tepat untuk pasien tersebut
adalah...
A. Tetes karbogliserin 10%
B. Antibiotika tetes telinga
C. Tetes rivanol
D. Analgesik tetes telinga
E. Nystatin ear drops
A. TETES KARBOGLISERIN 10%
Keyword:
• Seorang anak laki-laki berusia 17 tahun datang diantar ibunya ke
Puskesmas dengan keluhan telinga kiri terasa penuh. Keluhan disertai
dengan penurunan pendengaran pada telinga kiri. Keluhan dirasakan
setelah pasien berenang di sungai.
• Pada pemeriksaan tidak didapatkan nyeri tarik tragus
dan tidak didapatkan sekret. Otoskopi membran timpani sulit
dievaluasi.
• Pada pemeriksaan garpu tala didapatkan kesan tuli konduksi.
Sumber:Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny
Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
A. TETES KARBOGLISERIN
10%
18.
SOA
L
Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke tempat praktek dokter untuk melakukan tes pendengaran. Pasien
mengatakan akan mengikuti tes TOEFL minggu depan, namun takut hasilnya kurang memuaskan karena
belakangan ini merasa pendengarannya sedikit menurun. Tanda vital dalam batas normal. Hasil pemeriksaan
pendengaran dari tes rinne +/-, tes weber lateralisasi ke kiri, tes swabach telinga kanan sama dengan pemeriksa,
telinga kiri memanjang. Diagnosis yang tepat untuk pasien ini adalah...
A. Tuli hantaran telinga kiri, tuli perspektif telinga kanan
B. Tuli perspektif telinga kiri, normal telinga kanan
C. Tuli perspektif telinga kanan, normal telinga kiri
D. Tuli hantaran telinga kiri, normal telinga kanan
E. Tuli hantaran kedua telinga, telinga kiri lebih berat
D. TULI HANTARAN TELINGA KIRI,
NORMAL TELINGA KANAN
Keyword:
• Seorang laki-laki berusia 28 tahun datang ke tempat praktek dokter
untuk melakukan tes pendengaran. Pasien mengatakan akan
mengikuti tes TOEFL minggu depan, namun takut hasilnya kurang
memuaskan karena belakangan ini merasa pendengarannya sedikit
menurun.
• Hasil pemeriksaan pendengaran dari tes rinne +/-, tes weber
lateralisasi ke kiri, tes swabach telinga kanan sama dengan
pemeriksa, telinga kiri memanjang.
• Tes rinne membandingkan hantaran udara dan tulang pada telinga yang
diperiksa. Positif bila hantaran udara lebih laik dibandingkan hantaran
tulang, dan ini dapat menandakan hasil normal maupun tuli
sensorineural. Sebalikknya rinne negatif apabila hantaran tulang lebih
baik dari hantaran udara, dan ini menunjukkan adanya gangguan
konduksi.
• Tes weber untuk membandingkan hantaran tulang telinga kanan dan
kiri. Garpu tala dibunyikan dan ditaruh pada titik tengah (vertek atau
dagu) dan dibandingkan telingamana yang lebih keras mendengar.
Dikatakan normal apabila terdengar sama keras pada kedua telinga.
Tes Pendengaran
Sumber: Soepardi EA, et al. 2010. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher, Edisi ke enam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI hal 17-18
Jawaban lainnya…
Keyword:
• Seorang laki-laki berusia 37 tahun datang ke UGD Rumah Sakit
diantar anaknya dengan keluhan nyeri telan yang hebat sejak
5 hari yang lalu, keluhan ini semakin hari dirasa semakin berat.
Keluhan disertai nyeri telinga kanan dan bau mulut.
• Pasien memiliki riwayat menderita tonsilitis. Akhir-akhir ini pasien
jadi tidak jelas saat berbicara lebih sering terdengar
menggumam.
• Pemeriksaan didapatkan edem palatum mole, fluktuasi (+),
uvula terdorong ke sisi kiri dan edema, tonsil T2/T2 hiperemis
tampak sedikit detritus.
• Terapi:
• Stadium infiltrasi: antibiotik golongan pensilin atau klindamisin,
dan obat simtomatik, serta kumur dengan cairan hangat,
kompres dingin pada leher.
• Abses: pungsi daerah abses, kemudian insisi drainase untuk
mengeluarkan nanah. Kemudian pasien dianjurkan
tonsilektomi, yang umumnya diakukan sesudah infeksi tenang,
yaitu sekitar 2-3 minggu setelah drenase abses.
Abses Peritonsil (Quinsy)
• Komplikasi:
• Abses pecah spontan, dapat mengakibatkan
perdarahan, aspirasi paru (piema).
• Penjalaran infeksi dan abses kedaerah parafaring, sehingga
terjadi abses parafaring. Pada penjalaran selanjutnya masuk
kemediastinum sehingga menjadi mediastinitis.
• Bila terjadi penjalaran ke daerah intrakranial, dapat mengakibatkan
trombus kavernosus, meningtis, dan abses otak.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny
Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
A. Abses retrofaring abses leher dalam yang lebih sering terjadi
pada anak-anak, berasal dari adanya infeksi dari hidung,
adenoid, nasofaring dan sinus paranasal yang menyebar di
kelenjar limfe retrofaring
C. Abses parafaring komplikasi abses quinsy yang
menyebar ke daerah parafaring.
D. Tonsilitis septik infeksi Streptocococcus hemolitikus
dalam susu sapi
E. Angina ludovici infeksi ruang submandibular berupa
selulitis tanda khas pembengkakan seluruh ruang
submandibula, tidak membentuk
abses, sehingga keras pada perabaan submandibula
Jadi, diagnosis pasien yang tepat adalah…
B. ABSES
QUINSY
20.
SOA
L
Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke tempat praktek dokter dengan keluhan nyeri pada telinga sejak 2
hari yang lalu. Keluhan disertai rasa berdenging. Pasien juga mengeluh bersin-bersin, hidung tersumbat dan
mengeluarkan cairan bening dari hidungnya.
Sebelumnya pasien berlibur dengan teman-temannya dan melakukan aktivitas menyelam pada kedalaman
sekitar 60 meter. Ayah pasien memiliki riwayat asma, sedangkan ibu pasien memiliki riwayat alergi seafood.
Tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 92 kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 36,2oC.
Pemeriksaan lokalis telinga
didapatkan membran timpani tampak suram kebiruan. Pemeriksaan hidung didapatkan sekret berwarna
bening dari hidung, konka edema hiperemis. Terapi konservatif yang tepat diberikan pada pasien
adalah...
A. Perasat valsava
B. Antibiotik lokal
C. Dekongestan lokal
D. Pemasangan grommet
E. Selalu mengunyah
C. DEKONGESTAN LOKAL
Keyword:
• Seorang laki-laki berusia 21 tahun datang ke tempat praktek dokter
dengan keluhan nyeri pada telinga sejak 2 hari yang lalu. Keluhan
disertai rasa berdenging. Pasien juga mengeluh bersin-bersin,
hidung tersumbat dan mengeluarkan cairan bening dari
hidungnya.
• Sebelumnya pasien berlibur dengan teman-temannya dan
melakukan aktivitas menyelam pada kedalaman sekitar 60 meter.
Ayah pasien memiliki riwayat asma, sedangkan ibu pasien memiliki riwayat
alergi seafood.
• Tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 92
kali/menit, RR 20 kali/menit, suhu 36,2oC. Pemeriksaan lokalis telinga
didapatkan membran timpani tampak suram kebiruan.
Pemeriksaan hidung didapatkan sekret berwarna bening dari
hidung, konka edema hiperemis.
C. DEKONGESTAN
LOKAL
21.
SOA
L
Seorang perempuan berusia 62 tahun datang ke rumah sakit diantar anaknya dengan keluhan keluar ingus
bercampur darah. Pasien mengalami keluhan sejak 5 bulan yang lalu. Pasien merasakan telinga kanan
berdenging dan hidung sebelah kanan buntu. Sejak 3 bulan terakhir muncul benjolan dileher yang semakin
hari semakin besar, tidak nyeri tetapi sudah untuk digerakkan. Pasien juga mengeluh pandangannya ganda.
Pemeriksaan fisik didapatkan membran timpani retraksi dan bola mata tidak dapat melirik kearah lateral.
Mikroorganisme yang sering dicurigai sebagai penyebab infeksi tersebut adalah…
A. Haemophyllus influenzae
B. Moraxella catarrhalis
C. Human Immunodeficiency Virus
D. Human Papilloma Virus tipe 18
E. Epstein-Barr Virus
E. EPSTEIN-BARR VIRUS
Keyword:
• Seorang perempuan berusia 62 tahun datang ke rumah sakit
diantar anaknya dengan keluhan keluar ingus bercampur
darah. Pasien mengalami keluhan sejak 5 bulan yang lalu.
Pasien merasakan telinga kanan berdenging dan hidung
sebelah kanan buntu. Sejak 3 bulan terakhir muncul benjolan
dileher yang semakin hari semakin besar, tidak nyeri tetapi
sudah untuk digerakkan. Pasien juga mengeluh
pandangannya ganda.
• Pemeriksaan fisik didapatkan membran timpani retraksi dan
bola mata tidak dapat melirik kearah lateral.
• Stadium I: Radioterapi
• Stadium II dan III: Kemoradiasi
• Stadium IV dengan N < 6 cm: Kemoradiasi
• Stadium IV dengan N > 6 cm: Kemoterapi dilanjutkan dengan
kemoradiasi
Sumber: Soepardi EA, et al. 2012. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga, Hidung, Tenggorok, Kepala, dan Leher,
Edisi ke enam. Jakarta: Balai Penerbit FKUI hal 158-163
Jawaban lainnya…
E. EPSTEIN-BARR
VIRUS
22.
SOA
L
Seorang anak perempuan berusia 7 tahun datang ke tempat praktik dokter diantar oleh ibunya dengan
keluhan nyeri pada tenggorokannya sejak 5 hari yang lalu. Keluhan lain berupa suara serak dan demam.
Pemeriksaan tanda vital didapatkan temperatur aksila 38,7oC. Pemeriksaan fisik ditemukan anak tampak
nyeri, disfoni, tonsil T2/T2 serta pseudomembran putih dan mengalami perdarahan saat diangkat, tampak
bull neck.
Komplikasi yang paling mungkin terjadi adalah…
A. Faringitis luetika
B. Miokarditis
C. Trombus sinus kavernosus
D. Rhinosinusitis
E. Meningitis
B. MIOKARDITIS
Keyword:
• Seorang anak perempuan berusia 6 tahun datang diantar oleh ibunya
ke tempat praktek dokter dengan keluhan nyeri pada tenggorokannya
sejak 5 hari yang lalu.
• Keluhan lain berupa suara serak dan demam.
• Pemeriksaan tanda vital didapatkan temperatur aksila 38,7oC.
Pemeriksaan fisik ditemukan anak tampak nyeri, disfoni, tonsil
T2/T2 serta pseudomembran putih dan mengalami perdarahan saat
diangkat, tampak bull neck.
Daftar Pustaka:
• Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna
Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
B.
MIOKARDITIS
23.
SOA
L
Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan tenggorok terasa kering
sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan napas yang berbau. Diketahui riwayat sakit tenggorokan
disangkal. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 68 kali/menit, RR 18
kali/menit, suhu 36oC. Pemeriksaan status lokalis tampak mukosa faring tertutupi lendir kental dan bila
diangkat tampak mukosa kering. Diagnosis yang mungkin pada pasien tersebut adalah...
A. Faringitis luetika
B. Faringitis tuberkulosis
C. Faringitis gonoroe
D. Faringitis atrofi
E. Faringitis hiperplastik
D. FARINGITIS ATROFI
Keyword:
• Seorang perempuan usia 25 tahun datang ke poliklinik rumah sakit
dengan keluhan tenggorok terasa kering sejak 1 bulan yang lalu.
Keluhan disertai dengan napas yang bau. Diketahui riwayat sakit
tenggorokan disangkal. Pemeriksaan tanda vital didapatkan tekanan
darah 110/70 mmHg, nadi 68 kali/menit, RR 18 kali/menit, suhu 36oC.
• Pemeriksaan status lokalis tampak mukosa faring tertutupi lendir
kental dan bila diangkat tampak mukosa kering.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny
Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
A. Faringitis luetika infeksi Treponema palidum di
daerah faring
B. Faringitis tuberkulosis proses sekunder dari
tuberkulosis paru
C. Faringitis gonoroe terdapat pada pasien yang
melakukan kontak orogenital, terjadi akibat infeksi
Neisseria gonorrhea merupakan bakteri diplokokus gram
negatif
E. Faringitis hiperplastik terjadi perubahan mukosa dinding
posterior faring, pemeriksaan ditemukan mukosa dinding
posterior faring tidak rata bergranular.
Jadi, diagnosis yang mungkin pada pasien tersebut
adalah...
D. FARINGITIS
ATROFI
24.
SOA
L
Seorang anak laki-laki usia 15 tahun datang diantar oleh guru sekolahnya ke UGD rumah sakit dengan keluhan
bengkak pada hidung setelah terlibat perkelahian dengan temannya. Keluhan disertai rasa nyeri dan hidung
terasa tersumbat. Pemeriksaan tanda vital didapat tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 kali/menit, RR 22
x/menit, suhu 36,2oC. Pada pemeriksaan hidung didapatkan hematoma pada septum berbentuk bulat, licin dan
berwarna merah. Komplikasi yang dapat terjadi apabila tidak segera ditangani adalah…
A. Abses telinga dalam
B. Septum hematome
C. Otitis media akut
D. Rhinosinusitis
E. Saddle nose
E. SADDLE NOSE
Keyword:
• Seorang anak laki-laki usia 15 tahun datang diantar oleh guru sekolahnya
ke UGD rumah sakit dengan keluhan bengkak pada hidung setelah
terlibat perkelahian dengan temannya. Keluhan disertai rasa nyeri dan
hidung terasa tersumbat.
• Pemeriksaan tanda vital didapat tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92
kali/menit, RR 22 x/menit, suhu 36,2oC. Pada pemeriksaan hidung
didapatkan hematoma pada septum berbentuk bulat, licin dan berwarna
merah.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty
Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
E. SADDLE
NOSE
25.
SOA
L
Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan keluar cairan dari kedua telinga sejak
2 bulan yang lalu, cairan berwarna kekuningan dan berbau. Pada waktu masih kecil pasien sering mengalami
keluhan serupa dan hilang timbul, namun pasien malas berobat karena takut ke puskesmas walau sudah dibujuk
orang tuanya. Selain keluar cairan pasien juga mengeluh wajahnya mencong ke kiri. Keluhan pendengaran
menurun disangkal. Pada pemeriksaan didapatkan pasien tampak sakit sedang, vital sign dalam batas normal,
wajah asimetris mencong ke arah kiri dan lidah terdorong ke sisi kiri. Pada otoskopi telinga kiri didapatkan
liang telinga lapang, jaringan granulasi (+) membran timpani perforasi total. Komplikasi yang terjadi pada
pasien tersebut adalah...
A. Paresis nervus V
B. Abses serebri
C. OMSK tipe maligna
D. Labirinitis
E. Paresis nervus VII
E. PARESIS NERVUS VII
Keyword:
• Seorang laki-laki berusia 20 tahun datang dengan keluhan
keluar cairan dari kedua telinga sejak 2 bulan yang lalu, cairan
berwarna kekuningan dan berbau. Pada waktu masih kecil
pasien sering mengalami keluhan serupa dan hilang timbul,
dan pasien takut berobat. Selain keluar cairan pasien juga
mengeluh wajahnya mencong ke kiri.
• Pada pemeriksaan didapatkan pasien tampak sakit sedang,
vital sign dalam batas normal, wajah asimetris mencong ke
arah kiri dan lidah terdorong ke kiri.
• Pada otoskopi telinga kiri didapatkan liang telinga lapang,
jaringan granulasi (+) membran timpani perforasi total.
• Pemeriksaan penunjang:
• Tes garpulata: menunjukkan tuli konduksi, Audiometri, dan Foto
mastoid.
• Tatalaksana:
• OMSK tipe aman (benigna): konservatif atau dengan
medikamentosa. Pencuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari.
Obat tetes telinga mengandung antibiotik dan kortikosteroid,
oral eritromisin atau ampisilin miringoplasti/timpanoplasti
setelah 2 bulan.
• OMSK tipe bahaya (maligna): mastoidektomi
Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK)
• Komplikasi:
• Telinga tengah: perforasi membran timpani persisten, erosi tulang
pendengaran, paralisis nervus fasialis atau nervus VII.
• Telinga dalam: fistula labirin, labirinitis supuratif, tuli
sensorineural.
• Ekstradural: abses ekstradural, thrombosis sinus lateralis,
petrositis.
• Intrakranial: meningitis, abses otak, hidrocephalus otitis.
Daftar Pustaka:Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin,
Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
E. PARESIS NERVUS
FASIALIS
SOA
L
FUTUREDOCTORINDONESIA.CO
Seorang perempuan usia 18 tahun datang ke tempat prakek dokter dengan keluhan hidung tersumbat. Keluhan
dirasakan sejak 1 bulan yang lalu. Keluhan disertai dengan ingus yang purulen. Terkadang pasien juga merasa
pusing. Pasien sering bernafas melalui mulut untuk memperingan keluhannya. Pasien memiliki riwayat sering
kontrol ke dokter karena sering mengalami bersin dan mengeluarkan cairan bening, hilang timbul, dan pernah
bertahan hingga 2 bulan serta dikatakan juga sering mengganggu aktivitas. Ayah pasien memiliki riwayat
alergi seafood. Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior terlihat massa bertangkai
berwarna pucat yang berasal dari meatus media yang mudah digerakkan. Diagnosis yang paling mungkin
adalah...
A. Rhinitis alergi
B. Squamous cell carcinoma nasal
C. Corpus alienum nasal
D. Polip nasal
E. Angiofibroma nasofaring belia
M
© FDI2020
26.
D. POLIP NASAL
Keyword:
• Seorang perempuan usia 18 tahun datang ke tempat prakek dokter
dengan keluhan hidung tersumbat. Keluhan dirasakan sejak 1 bulan
yang lalu. Keluhan disertai dengan ingus yang purulen. Terkadang
pasien juga merasa pusing. Pasien sering bernafas melalui mulut untuk
memperingan keluhannya.
• Pasien memiliki riwayat sering kontrol ke dokter karena sering
mengalami bersin dan mengeluarkan cairan bening, hilang timbul,
dan pernah bertahan hingga 2 bulan serta dikatakan juga sering
mengganggu aktivitas. Ayah pasien memiliki riwayat alergi seafood. Tanda vital
dalam batas normal.
• Pada pemeriksaan rhinoskopi anterior terlihat massa bertangkai
berwarna pucat yang berasal dari meatus media yang mudah
digerakkan.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi,
Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
D. POLIP
NASAL
SOA
L
FUTUREDOCTORINDONESIA.CO
Seorang laki-laki usia 27 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan pilek sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan
ini disertai buntu pada hidung. Awalnya lendir berwarna putih encer kemudian 1 bulan terakhir menjadi
kental dan berbau busuk. Pasien memiliki riwayat bersin dan pilek jika terkena debu. Pemeriksaan tanda vital
dalam batas normal. Pemeriksaan didapatkan nyeri ketok pipi kiri, rinoskopi ditemukan konka edema, sekret
kekuningan, post nasal drip (+). Tidak didapatkan gigi berlubang. Pemeriksaan penunjang sederhana awal
yang mungkin dilakukan di Puskesmas adalah...
A. Darah lengkap
B. Transiluminasi
C. Lampu wood
D. Foto waters
E. Nasoendoskopi
M
© FDI2020
27.
B. TRANSILUMINASI
Keyword:
• Seorang laki-laki usia 27 tahun datang ke Puskesmas dengan keluhan pilek
sejak 6 bulan yang lalu. Keluhan ini disertai buntu pada hidung. Awalnya
lendir berwarna putih encer kemudian 1 bulan terakhir menjadi kental dan
berbau busuk.
• Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Pemeriksaan didapatkan
nyeri ketok pipi kiri, rinoskopi ditemukan konka edema, sekret
kekuningan, post nasal drip (+). Tidak didapatkan gigi berlubang.
• Diagnosis :
• Gejala yang dialami sesuai dengan kriteria menurut
American Academy of Otolaringology
Komplikasi:
• Kelainan orbita
• Kelainan intrakranial
• Osteomielitis dan abses subperiosteal
• Kelainan paru
Sumber:
• Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty
Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
• Buku Ajar Ilmu Kesehatan Teling, Hidung, Tenggorok, Kepala, Dan Leher. Edisi Ke Tujuh. Mangunkusumo,
E Soetjipto D. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. 2014
Jawaban lainnya…
B.
TRANSILUMINASI
28.
SOA
L
Seorang perempuan berusia 39 tahun datang UGD rumah sakit dengan keluhan sesak napas sejak tadi malam.
Keluhan diawali dengan nyeri tenggorok dan leher, namun dibiarkan saja karena takut berobat, kemudian
menjadi bengkak pada dasar mulut. Pasien riwayat sakit gigi sejak 5 tahun yang lalu, hilang timbul, namun
tidak berobat rutin karena takut. Pada inspeksi dan palpasi ditemukan pembengkakan ekstraoral pada rahang
bawah bilateral simetris teraba keras dan terlihat lidah terangkat. Tanda vital didapatkan tekanan darah 150/90
mmHg, napas 35 x/menit, suhu 38,1oC, nadi 70 x/menit, pasien tampak lemah dan terdapat trismus 2 jari.
Diagnosis yang tepat pada pasien tersebut adalah...
A. Abses peritonsil
B. Abses parafaring
C. Abses submandibular
D. Angina ludovici
E. Infeksi retrofaring
D. ANGINA LUDOVICI
Keyword:
• Seorang perempuan berusia 39 tahun datang UGD rumah sakit
dengan keluhan sesak napas sejak tadi malam.
• Keluhan diawali dengan nyeri tenggorok dan leher, namun dibiarkan saja
karena takut berobat, kemudian menjadi bengkak
pada dasar mulut. Pasien riwayat sakit gigi sejak 5 tahun yang lalu,
hilang timbul, namun tidak berobat rutin karena takut.
• Pada inspeksi dan palpasi ditemukan pembengkakan ekstraoral
pada rahang bawah bilateral simetris teraba keras dan terlihat lidah
terangkat. Tanda vital didapatkan tekanan darah 150/90 mmHg,
napas 35 x/menit, suhu 38,1oC, nadi 70 x/menit, pasien tampak
lemah dan terdapat trismus 2 jari.
• Komplikasi:
• Sumbatan jalan napas
• Penjalaran abses ke ruang leher dalan dan
mediatinum
• Sepsis
Sumber:Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna
Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
A.Abses peritonsil komplikasi tonsilitis akut atau infeksi
kelenjar mukus Weber di kutub atas tonsil.
B. Abses parafaring dapat terinfeksi dengan cara
langsung, supurasi kelenjar limfe leher bagian dalam,
gigi, tonsil, faring, hidung, sinus paranasal, mastoid.
Penjalaran infeksi dari peritonsil, retrofaring,
submandibula.
C.Abses submandibular infeksi bersumber dari gigi,
dasar mulut, faring, kelenjar liur, kelenjar limfa
submandibula.
E.Infeksi retrofaring adanya abses diruang retrofaring,
biasanya banyak terjadi pada anak akibat ruang
retrofaring masih terisi kelenjar limfa.
Jadi, diagnosis yang mungkin pada pasien tersebut
adalah...
D. ANGINA
LUDOVICI
29.
SOA
L
Seorang laki-laki usia 18 tahun datang ke poliklinik rumah sakit dengan keluhan perdarahan pada hidung
sebelah kanan. Keluhan disertai dengan hidung tersumbat, akhir-akhir ini pasien juga sering merasa pusing.
Keluhan tersebut dialami pasien sejak usia 10 tahun namun hilang timbul. Tanda vital dalam batas normal.
Pemeriksaan fisik hidung ditemukan massa warna keabuan di cavum nasi kanan yang mudah berdarah.
Rhinoskopi posterior ditemukan massa melekat pada nasofaring berwarna merah keabuan yang menonjol ke
kavum nasi. Tatalaksana yang paling mungkin untuk pasien adalah…
A. Polipektomi
B. Kaustik AgNO3 25-30%
C. Tampon bellocq
D. Operatif dan terapi hormonal
E. Pencet hidung dan tampon anterior
D. OPERATIF DAN TERAPI HORMONAL
Keyword:
• Seorang laki-laki usia 18 tahun datang ke poliklinik rumah sakit dengan
keluhan perdarahan pada hidung sebelah kanan. Keluhan disertai dengan
hidung tersumbat, akhir-akhir ini pasien juga sering merasa pusing.
Keluhan tersebut dialami pasien sejak usia 10 tahun namun hilang timbul.
Tanda vital dalam batas normal.
• Pemeriksaan fisik hidung ditemukan massa warna keabuan di cavum nasi
kanan yang mudah berdarah.
• Rhinoskopi posterior ditemukan massa melekat pada nasofaring
berwarna merah keabuan yang menonjol ke kavum nasi.
D. OPERATIF DAN
TERAPI HORMONAL
30.
SOA
L
Seorang anak laki-laki usia 15 tahun datang diantar oleh guru sekolahnya ke UGD rumah sakit dengan keluhan
bengkak pada hidung setelah terlibat perkelahian dengan temannya. Keluhan disertai rasa nyeri dan hidung
terasa tersumbat. Pemeriksaan tanda vital didapat tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92 kali/menit, RR 22
x/menit, suhu 36,2oC. Pada pemeriksaan hidung didapatkan hematoma pada septum berbentuk bulat, licin dan
berwarna merah. Kemudian dokter segera melakukan drainase yang didapatkan hasilnya adalah darah. Tujuan
utama segera dilakukan tindakan drainase adalah…
A. Mencegah infeksi sekunder
B. Mengeluarkan darah segera dari septum
C. Mencegah nekrosis tulang rawan hidung
D. Melakukan kultur untuk melihat adanya mikroorganisme
E. Mengurangi rasa nyeri pada hidung
C. MENCEGAH NEKROSIS TULANG
RAWAN HIDUNG
Keyword:
• Seorang anak laki-laki usia 15 tahun datang diantar oleh guru sekolahnya
ke UGD rumah sakit dengan keluhan bengkak pada hidung setelah
terlibat perkelahian dengan temannya. Keluhan disertai rasa nyeri dan
hidung terasa tersumbat.
• Pemeriksaan tanda vital didapat tekanan darah 100/70 mmHg, nadi 92
kali/menit, RR 22 x/menit, suhu 36,2oC. Pada pemeriksaan hidung
didapatkan hematoma pada septum berbentuk bulat, licin dan berwarna
merah. Kemudian dokter segera melakukan drainase yang didapatkan
hasilnya adalah darah.
Sumber: Buku Ajar Ilmu Kesehatan Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher Edisi Ke Tujuh Editor: Efiaty
Soepardi, Nurbaiti Iskandar, Jenny Bashirudin, Ratna Dwi Restuti, 2012.
Jawaban lainnya…
A. Mencegah infeksi sekunder tidak tepat, setelah
drainase barulah diberi antibiotika untuk tujuan ini
B. Mengeluarkan darah segera dari septum tidak spesifik,
pengeluaran darah dari septum bertujuan untuk mencegah
nekrosis tulang rawan
D. Melakukan kultur untuk melihat adanya mikroorganisme
tidak tepat karena tidak perlu dilakukan kultur
E. Mengurangi rasa nyeri pada hidung tidak tepat
Jadi, tujuan utama segera dilakukan tindakan
drainase adalah…
C. MENCEGAH
NEKROSIS TULANG
RAWAN HIDUNG
TERIMA KASIH