BAB I
PENDAHULUAN
Carcinoma nasofaring
Lima tumor tumor ganas serviks uteri
ganas terbanyak tumor payudara,
di Indonesia tumor getah bening
tumor kulit
kepala dan leher
KNF menduduki tempat pertama (60%) dari
tumor di daerah kepala dan leher,
tumor ganas hidung dan sinus paranasal
18%, laring 16%, dan
tumor ganas rongga mulut, tonsil, hipofaring
dalam persentase rendah).
Problem
Penanggulangan
prognosis ( angka
Terlambatnya bertahan hidup 5
tahun) semakin
diagnosis buruk.3
BAB II
LAPORAN KASUS
◦ IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn.Y
Umur : 55 tahun
Jenis kelamin : Laki-Laki
Alamat : Pemayung Batanghari
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswasta
Pekerjaan orang tua :-
Pendidikan pasien : SMP
Pendidikan orang tua :-
Tanggal pemeriksaan : 27 April 2017
ANAMNESIS
Keluhan Utama
Hidung tersumbat dan sulit menelan sejak ± 8 bulan
yang lalu
Riwayat Perjalanan Penyakit
Sejak ±8 bulan yang lalupasien mengeluh hidung
tersumbat dan sulit menelan (+), nyeri menelan (+),
ada rasa mengganjal di tenggorokan (+), serta
adanya benjolan di leher kiri, terfiksasi (+), nyeri jika
ditekan dan digerakkan awalnya benjolan itu seperti
kelereng lama-lama menjadi besar..
± 2 bulan yang lalu, pasien mengeluh telinga sebelah
kkiri berdenging,keluar cairan dan bernanah, terdapat
penurunan pendengaran, serta nyeri kepala sebelah
kiri (+)
Riwayat Pengobatan
Muntah : -
PEMERIKSAAN FISIK
Fistel - -
Kista - -
Biopsi dilakukan pada tanggal 08-04-2017 di RSUD Raden
Mataher.
Hasil :
Makros :
Diterima jaringan tidak beraturan dengan volum 0,5cc,
kecoklatan kenyal.
MIKROS
Sediaan terdiri dari kelompokkan sel dengan bentuk
pleomorfik, inti memebesar, pleomorfik, hiperkromatin,
sitoplasma eosinofilik dan sedikit.
Kesimpulan
Ditemukan sel tumor ganas, sesuai untuk metastasis
undiffentiated carcinoma
Pemeriksaan penunjang
PEM.BIOPSI
Pemeriksaan CT Scan
PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS
Carcinoma Nasofaring
DIAGNOSIS BANDING
Angiofibroma nasofaring Belia
Hypertrofi Adenoid
PENATALAKSANAAN
Terapi
Untuk penatalaksanaan kasus Carcinoma
nasofaring pada pasien ini di rencanakan
akan dilakukan kemoradiasi . Dan
pengobatan simtomatis untuk
meningkatkan kualitas hidup pasien.
Monitoring
Observasi KU, TTV
PROGNOSIS
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Superior : basis kranii, diliputi oleh mukosa
dan fascia
carcinoma nasofaring
(Survei yang dilakukan oleh Departemen
Kesehatan pada tahun 1980 secara
“pathology based”).
Angka kejadian di Indonesia cukup tinggi,
yakni 4,7 kasus/tahun/100.000 penduduk
atau diperkirakan 7000 – 8000 kasus per
tahun di seluruh Indonesia
Dalam pengamatan dari pengunjung
poliklinik tumor THT RSCM, pasien karsinoma
nasofaring dari ras Cina relative sedikit lebih
banyak dari suku bangsa lainya.1
Epidemiologi
Gejala klinis dan tanda
1. Anamnesis / pemeriksaan fisik
2. Pemeriksaan nasofaring
3. Biopsi nasofaring1,2,
4. Pemeriksaan Patologi Anatomi
5. Pemeriksaan radiologi1,4,9
DIAGNOSIS
Stadium 0 : T1s N0 M0
Stadium I : T1 N0 M0
Stadium IIA : T2a N0 M0
Stadium IIB :T1 N0 M0
T2a N0 M0
T2b N0,N1 M0
Stadium III : T1/2a,2b/3 N2 M0
Stadium IVa : T4 N0/1/2 M0
Stadium IVb: Semua T N3 M0
Stadium 1Vc : Semua T semua N M1
PENATALAKSANAAN
Secara keseluruhan, angka bertahan hidup 5
tahun adalah 45 %. Prognosis diperburuk
oleh beberapa faktor, seperti :2
Stadium yang lebih lanjut.
Usia lebih dari 40 tahun
Laki-laki dari pada perempuan
Ras Cina dari pada ras kulit putih
Adanya pembesaran kelenjar leher
Adanya kelumpuhan saraf otak adanya
kerusakan tulang tengkorak
Adanya metastasis jauh
PROGNOSIS
ANALISA KASUS
Berdasarkan anamnesis yang telah dilakukan
pada Tn.Y (55 th), diketahui bahwa pasien
datang ke RSUD Raden mattaher dengan
keluhan Sejak ±8 bulan yang lalupasien
mengeluh hidung tersumbat dan sulit
menelan (+), nyeri menelan (+), ada rasa
mengganjal di tenggorokan (+), serta
adanya benjolan di leher kiri, terfiksasi (+),
nyeri jika ditekan dan digerakkan awalnya
benjolan itu seperti kelereng lama-lama
menjadi besar..± 2 bulan yang lalu, pasien
mengeluh telinga sebelah kkiri berdenging,
keluar cairan dan bernanah, terdapat
penurunan pendengaran, serta nyeri kepala
sebelah kiri (+)
Kemudian pada Tn.Y dilakukan pemeriksaan
Fisik, dan di dapatkan hasil keadaan umum
kurang baik, pemeriksaan telinga kiri
didapatkan tuli konduktif. Pada pemeriksaan
hidung didapatkan Vestibulum nasi kanan
dan kiri Hiperemis , Kavum nasi kanan dan
kiriSekret (+)Konka inferior kiri dan kanan
Hipertrofi Pemeriksaan tenggorok tidak dapat
dilakukan. Dan pemeriksaanCT scandan
biopsy ditemukan Ca nasofaring.
DAFTAR PUSTAKA
Averdi Roezin, Aninda Syafril. 2001. Karsinoma Nasofaring. Dalam: Efiaty A.
Soepardi (Ed.). Buku Ajar Ilmu Penyakit Telinga Hidung Tenggorok. Edisi
kelima. Jakarta: FKUI. Hal.182-187.
Munir , Delfitri. Karsinoma Nasofaring (Kanker tenggorok). Medan :USU
Press.2009.
Kanker Nasofaring. Diunduh dari http://kankernasofaring.org/ (diakses 27
Februari 2014).
Bambang S.S. 1992. Diagnostik dan Pengelolaan Kanker Telinga, Hidung,
Tenggorok dan Kepala Leher. Semarang : Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro.
Arif Mansjoer, et al.. 1999. Kapita Selekta Kedokteran. Ed.III. Jilid 1. Jakarta:
Media Aesculapius FKUI. Hal. 371-396
Ballenger J. Jacob.. 1994. Penyakit Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan
Leher. ed.13. Jilid 1. Jakarta: Binarupa Aksara. Hal. 371-396
Roezin, Averdi dan Syafril, Anida. 2006. “Karsinoma Nasofaring”. Disunting
oleh Efiaty Arsyad Soepardi dan Nurbaiti Iskandar. Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Telinga Hidung Tenggorokan Kepala & Leher, Edisi Keenam. Jakarta : FKUI.
Kurniawan A. N.. 1994. Nasopharynx dan Pharynx. Kumpulan kuliah Patologi.
Jakarta: FKUI. Hal.151-152
Susworo, Makes D, karsinoma Nasofaring aspek radiodiagnostik dan
radioterapi. Jakarta: FK UI, 1987.
TERIMAKASIH