Session
EPISTAKSIS
Diars Ramawan Audisi
Fitri Arfiatny
Maryam Hazrina
Nadia
Preceptor:
Fajar Nawawi, dr., Sp.THTKL
KETERANGAN UMUM
Nama
: An. A
Usia
: 4,5 tahun
Jenis kelamin
: Perempuan
Agama
Pendidikan
Alamat
: Islam
:: Adipura
ANAMNESIS
Keluhan Utama:
Perdarahan dari lubang hidung kiri
Anamnesis khusus:
Pasien mengaku memiliki riwayat mengorekngorek hidung. Pasien menyangkal memiliki riwayat
terbentur, kecelakaan, operasi di daerah hidung, jika
luka darah sukar berhenti.
Pasien menyangkal adanya hidung meler, bersinbersin pada pagi hari, gatal pada hidung dan hidung
tersumbat. Pasien tidak merasakan nyeri pada pipi
dan tidak ada cairan yang kental dan berbau yang
keluar dari hidung. Pasien tidak memiliki riwayat
alergi.
Menurut ibunya, tantenya memiliki keluhan yang
sama seperti pasien.
PEMERIKSAAN FISIK
: 108 x/menit
Respirasi
Suhu
: 30 x/menit
: 36,7C
Preaurikula
Aurikula
Retroaurikula
Kelainan
Kelainan
kongenital
Radang
Tumor
Trauma
Nyeri tekan
Kelainan
kongenital
Radang
Tumor
Trauma
Nyeri tarik
Edema
Hiperemis
Nyeri tekan
Radang
Tumor
Sikatriks
Auris
Dextra
Sinstra
Canalis
Acustikus
Externa
Membrana
Timpani
Kelainan
Kelainan
kongenital
Kulit
Sekret
Serumen
Edema
Jaringan
granulasi
Massa
Cholesteatoma
Warna
Intak
Reflek cahaya
Auris
Dextra
Sinstra
Putih keabuan
+
(+) Normal
Putih keabuan
+
(+) Normal
Pemeriksaan
Keadaan
Luar
Rhinoskopi
anterior
Dextra
Dalam batas
normal
Sinistra
Dalam batas
normal
Tenang
Eutrofi
Sulit dinilai
Darah segar
sedikit
Eutrofi
Deviasi tidak ada
Baik
Baik
X
Rhinoskopi
Posterior
(tidak
dilakukan)
Mukosa
Tidak
Choana
dilakukan
Sekret
Torus Tubarius
Fossa
Rosenmuler
Massa Tumor
Tidak
dilakukan
Mulut
Tonsil
Faring
Kelainan
Mukosa mulut
Lidah
Palatum molle
Gigi geligi
Uvula
Halitosis
Mukosa
Besar
Kripta
Detritus
Mukosa
Granula
Post nasal drip
Keterangan
Tenang
Dalam batas normal
Tenang
Caries (-)
Deviasi (-)
Tenang
T1/T1
-/-/-
Maksilofasial
Bentuk
: Simetris
Paresis N.Kranialis
: (-)
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS KERJA
USULAN PEMERIKSAAN
PENATALAKSANAAN
Umum
Jika ada perdarahan dari hidung, jangan tidur
terlentang
Kompresi manual dengan menekan hidung selama
kurang lebih 2-3 menit.
PROGNOSIS
Quo ad Vitam
: Ad bonam.
Quo ad Functional
: Ad bonam.
PEMBAHASAN
EPISTAKSIS
ETIOLOGI
LOKAL
Trauma : digital, fraktur
Nasal sprays
Reaksi inflamasi
Kelainan anatomi
Benda asing
Tumor
Inhalasi kimia
SISTEMIK
Kelainan pembuluh
darah
Gangguan koagulasi
Malignant hematologi
Alergi
Malnutrisi
Hipertensi
Obat-obatan
Infeksi
Sumber Perdarahan
1. Epistaksis anterior
Kebanyakan pleksus
Kisselbach di septum bagian
anterior atau dari arteri
etmoidalis anterior.
Biasanya ringan
Keadaan mukosa yang
hiperemis atau kebiasaan
mengorek hidung
Kebanyakan terjadi pada anak
Seringkali berulang dan dapat
berhenti sendiri
2. Epistaksis posterior
Berasal dari arteri etmoidalis
posterior atau arteri
sfenopalatina.
Perdarahan biasanya lebih
hebat dan jarang dapat
berhenti sendiri.
Sering ditemukan pada:
pasien hipertensi,
arteriosklerosis atau pasien
dengan penyakit
kardiovaskuler
PENATALAKSANAAN
PENANGANAN
PENANGANAN DENGAN
OPERASI
Ligasi a. Maksillaris interna
Ligasi a. Karotis eksterna
Ligasi a. Ethmoidalis anterior
Angiografi dan embolisasi
Reseksi submukosa
Kauterisasi dan ligasi secara
endoskopi
TEMPATTEMPAT
LIGASI
ALGORITMA EPISTAKSIS
EPISTAKSIS
POSTERIOR
1. TAMPON
ANT./POST.
2. LAB. DARAH
STOP
OBSERVASI
2-3 HARI
BERDARAH
STOP
TAMPON
ULANG
-ZALF
TOPIKAL
ANTERIOR
- MENEKAN
ALANASI
- VASOKONSTRIKTOR
- KAUTER
BERDARAH
STOP
-TAMPON
-ZALF
ANT.
TOPIKAL
KONTROL
-LAB.DARAH
OBSERVASI
BERDARAH
2-3 HARI
BERDARAH
KONSUL
THT-KL
TAMPON ULANG
PENCEGAHAN
PERDARAHAN HIDUNG
Mencegah manipulasi digital
Mencegah kekeringan mukosa
Pemakaian nasal spray
Teknik bedah intranasal yang baik
TERIMA
KASIH
ATAS
PERHATIAN
NYA
WASS..