JAKARTA
2018
Pendahuluan
Hyaline Membrane Disease (HMD) atau Respiratory Distress
Syndrome (RDS)
Merupakan sindrom gawat napas yang disebabkan defisiensi surfaktan terutama pada bayi
kurang bulan (BKB)
Persentase kejadian RDS :
◦ 5-10% pada BKB
◦ 50% pada bayi dengan berat 500-1500 gram
◦ 60-80% pada bayi yang lahir usia kehamilan <28 minggu
◦ 15-30% pada bayi antara 32-36 minggu
◦ *jarang sekali ditemukan pada bayi yang cukup bulan
Pendahuluan
Sering juga terjadi pada bayi yang lahir dari ibu yang menderita gangguan
perfusi darah uterus selama kehamilan diabetes, hipertensi, hipotensi, sectio
cesarea & perdarahan antepartum
Tingginya kejadian penting untuk memahami modalitas diagnosis RDS
salah satunya radiologi diagnosis tepat tatalaksana tepat cegah
komplikasi
Hyaline Membrane Disease
Hyaline Membrane Disease (HMD) atau Respiratory Distress Syndrome (RDS) gangguan
napas pada bayi baru lahir yang terjadi segera atau beberapa saat setelah lahir dan menetap
atau menjadi progresif dalam 48-96 jam pertama kehidupan
Terjadi pada BKB (< 37 minggu), BBLR (<2500 gr)
Etiologi kurangnya surfactant (surfaktan) diproduksi sejak UK 34 minggu
Selain itu, BKB alveoli masih kecil & dinding thorax lemah kesulitan berkembang kolaps
alveoli paru-paru menjadi kaku (compliance) menurun 25% dari normal, pernafasan
menjadi berat, shunting intrapulmonal meningkat hipoksemia berat, hipoventilasi asidosis
respiratorik
Surfaktan mengandung 90% fosfolipid dan 10% protein lipoprotein menurunkan tegangan
permukaan & menjaga agar alveoli tetap mengembang
Hyaline Membrane Disease
Klasifikasi Frekuensi Nafas Gejala tambahan gangguan napas
Gangguan nafas 60 kali/menit DENGAN Sianosis sentral DAN tarikan dinding dada atau
berat merintih saat ekspirasi
ATAU > 90 DENGAN Sianosis sentral ATAU tarikan dinding dada ATAU
kali/menit merintih saat ekspirasi
ATAU < 30 DENGAN atau TANPA Gejala lain dari gangguan napas
kali/menit
Gangguan nafas 60 – 90 kali/menit DENGAN Tarikan dinding dada ATAU merintih saat ekspirasi.
sedang tetapi Sianosis sentral
TANPA
ATAU > 90 TANPA Tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi atau
kali/menit sianosis sentral
Gangguan napas 60 – 90 kali/menit TANPA Tarikan dinding dada atau merintih saat ekspirasi atau
ringan sianosis sentral
Kelainan jantung 60 – 90 kali/menit DENGAN Sianosis sentral
kongenital Tetapi
TANPA Tarikan dinding dada atau merintih
Evaluasi Gawat Napas dengan Skor Downes
Total Diagnosis
1-3 Sesak nafas ringan
4-5 Sesak nafas sedang
≥6 Sesak nafas berat
Faktor Risiko HMD
Bayi kurang bulan (BKB)
Bayi yang lahir dari ibu yang menderita demam, ketuban pecah dini
• Terjadi pneumonia bakterialis atau sepsis
DIAGNOSIS HMD
Anamnesis PF PP
• Ringan-sedang
Derajat 2
• 1 + air bronchogram. Gambaran air bronchogram
• Sedang-berat
Derajat 3
• 2 + batas jantung-paru kabur
• Berat
Derajat 4
• 3 + white lung
Radiologis HMD
Derajat 2 Ringan-sedang
◦ Gambaran retikulogranuler +
air bronchogram
Radiologis HMD
Derajat 3 Sedang-Berat
◦ Gambaran retikulogranuler +
air bronchogram + batas
jantung paru kabur
Radiologis HMD
Derajat 4 Berat
◦ Gambaran retikulogranuler +
air bronchogram + batas
jantung paru kabur + white
lung
Pemeriksaan Laboratorium HMD
Darah perifer lengkap tanda-tanda infeksi
Analisa gas darah (AGD) hipoksemia, asidemia yang berupa
metabolik, respiratorik atau kombinasi, dan saturasi oksigen yang
tidak normal (PaO2 kurang dari 50 mmHg, PaCO2 kurang dari 60
mmHg, saturasi oksigen 92% – 94%, pH 7,31 – 7,45)
TATALAKSANA HMD
Gangguan Nafas Ringan Gangguan Nafas Sedang Gangguan Nafas Berat
• Amati bayi setiap 2-6 • O2 2-3 lpm nasal, bila Siapkan rujukan ke RS
jam masih sesak O2 4-5 lpm Rujukan
• Beri ASI bila mampu sungkup Stabilisasi sebelum
menghisap • Puasa merujuk
• Hentikkan O2 bila RR • Antibiotika untuk Rujukan disertai
30-60x/m kemungkinan ebsar petugas yg mahir
• Amati tanda sepsis atau sepsis resusitasi
perburukan gangguan Perhatikan Jalan napas
nafas dan Oksigenasi selama
transportasi
TERAPI HMD
1. Ventilasi
2. Sirkulasi
3. Koreksi asidosis
4. Jaga kehangatan suhu bayi sekitar 36,5°C – 36,8°C (suhu aksiler) untuk mencegah
vasokonstriksi perifer
5. Langkah selanjutnya untuk mencari penyebab distres respirasi
6. Terapi pemberian surfaktan
7. Bila tidak tersedia fasilitas NICU segera rujuk ke rumah sakit yang tersedia NICU Pemantauan
KOMPLIKASI HMD
1. Patent Ductus Arteriosus
2. Haemorrhagic Pulmonary Edema
3. Pulmonary Interstitial Emphysema
4. Infeksi
5. Perdarahan intracranial dan leukomalasia periventrikuler
PROGNOSIS HMD
Sangat bergantung pada BBL dan usia kehamilan
◦ Berbanding terbalik dengan kemungkinan timbulnya penyulit
Prognosis baik bila gangguan napas akut dan tidak berhubungan
dengan keadaan hipoksemi yang lama
KESIMPULAN
Pemeriksaan penunjang radiologis berupa radiografi konvensional
Pada gambaran radiologis posisi AP dan lateral menunjukkan gambaran
retikulogranular yang difus bilateral atau gambaran air bronchogram dan paru
yang tidak berkembang
HMD terdiri dari derajat 1 (ringan), derajat 2 (ringan-sedang), derajat 3 (sedang-
berat) dan derajat 4 (berat)
Setelah diagnosis HMD ditegakkan maka terapi dapat segera dilakukan. Dengan
demikian, dapat mengurangi adanya perjalanan penyakit lebih lanjut menjadi
komplikasi sehingga mengurangi angka mortalitas neonatus