Anda di halaman 1dari 16

Asuhan Kebidanan

Neonatus, Bayi, Balita


Dan Anak Pra Sekolah

DOSEN PENGAJAR : RINI NATALIA, SST, M.KES


Distress Respirasi KELOMPOK 2

AYU SANTIKA NOVIN PO.62.24.2.22.350


DINA CHRISTY KINDI PO.62.24.2.22.354
EMA INDAH RIYANTI PO.62.24.2.22.356
FRISKA EKATNI PO.62.24.2.22.360
INTAN WAHYU R PO.62.24.2.22.364

KEISA AGUSTIN Y PO.62.24.2.22.366


NOR ASVIANTI PO.62.24.2.22.374
NOVIA PO.62.24.2.22.375
PELLA RIANI PO.62.24.2.22.377
TRI HARTATY PO.62.24.2.22.386
PENGERTIAN
 Syndrom gangguan napas atau respiratory distress
syndrome (RDS) adalah istilah yang digunakan untuk
disfungsi pernapasan pada neonatus. Gangguan ini
merupakan penyakit yang berhubungan dengan
keterlambatan perkembangan maturitas paru. (Whaley
dan Wong)

 Sindrom Distres Pernafasan adalah perkembangan yang


imatur pada sistem pernafasan, atau tidak ade kuatnya
jumlah surfaktan dalam paru.
TANDA DAN GEJALA
Frekuensi nafas >60 x / menit

Frekuensi nafas <30 x / menit

Bayi dengan sianosis sentral

Retraksi (tarikan dada)


DIAGNOSIS Down score dapat digunakan untuk mendiagnosis cepat dari gawat nafas yang dialami oleh bayi
baru lahir dalam menilai tingkat keparahannya.
Klasifikasi gangguan nafas

Frekuensi nafas Gejala tambahan gangguan nafas Klasifikasi


>60 x/ menit Dengan Sianosis sentral dan tarikan dinding dada atau Gangguan nafas berat
merintih saat ekspirasi.
Atau >90 x/ menit Dengan Sianosis sentral atau tarikan diding dada atau
merintih saat ekspirasi.
Atau < 30x/ menit Dengan atau tanpa Gejala lain dari gangguan nafas

60 – 90 x/ menit Dengan atau tanpa Tarikan dinding dada atau merintih saat Ganguan nafas sedang
ekspirasi, sianosis sentral
Atau > 90 x / menit Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih saat
ekspirasi atau sianosis sentral
60 – 90 x/ menit Tanpa Tarikan dinding dada atau merintih saat Gangguan nafas ringan
ekspirasi atau sianosis sentral
60 – 90 x/ menit Dengan tetapi Sianosis sentral, tarikan dinding dada atau Kelainan jantung
tanpa merintih kongenital
Sumber: kosim MS, suryono A, setyowireni DS dkk.
RDS dapat bersifat fatal. Ada kemungkinan terdapat
komplikasi jangka panjang karena mendapatkan oksigen
yang terlalu banyak atau karena organ kekurangan oksigen.
Komplikasi tersebut antara lain:
• Penumpukan udara pada kantung di sekitar jantung dan
KOMPLIKASI
di sekitar paru-paru
• Disabilitas intelektual
• Kebutaan
• Penggumpalan darah
• Pendarahan pada otak atau paru-paru
• Bronchopulmonary dysplasia (gangguan pernapasan)
• Kerusakan paru-paru (pneumothorax)
• Infeksi darah
• Gagal ginjal (pada RDS yang parah)
Beberapa penanganan yang bisa dilakukan:
• Lingkungan yang Optimal
Suhu tubuh harus selalu diusahakan agar tetap dalam batas
normal (36, 5 - 37◦C). Untuk memperoleh suhu ini, anak bisa

PENANGANAN
diletakkan di dalam inkubator.
• Pemberian Oksigen
Pemberian oksigen harus hati-hati karena dapat berpengaruh
kompleks terhadap bayi yang lahir prematur.
• Pemberian Antibiotik
Pemberian antibiotik bertujuan mencegah infeksi sekunder.
Bayi dapat diberi penisilin dengan dosis 5.0000-10.0000 U/kg
BB/hari dengan atau tanpa gentamicin 3-5/kg BB/hari.
• Pemberian Surfaktan Eksogen
Kemajuan terakhir dalam pengobatan pasien PMH adalah
pemberian surfaktan eksogen melalui endoktrakbeal tube.
Obat ini terbukti sangat efektif dalam mengobati terjadinya
RDS.
PENGUMPULAN DATA S DAN O
Data subjektif
Mengumpulkan data dengan menganamnesa keluarga
pasien (Ibu) tentang:
1. Nutrisi ibu (konsumsi obat, merokok, alkohol,
kafein)
2. Riwayat penyakit terdahulu (Hipertensi, DM,
toksemia pada ibu)
3. Umur ibu, pendidikan ibu
4. Riwayat persalinan (Kehamilan kembar, SC,
Perdarahan antepartum)
5. Riwayat ANC
Data objektif
Pengkajian pernapasan
a. Observasi bentuk dada (kesimetrisan, adanya insisi, selang dada)
b. Observasi otot aksesori (Pernapasan cuping hidung, retraksi dada)
c. Frekuensi napas dan keteratutan pernasan
d. Auskultasi bunyi napas (stridor, mengi, ronchi)
e. Observasi saturasi oksigen
Data objektif
Pengkajian kardiovaskuler pada bayi RDS
a. Tentukan frekuensi, irama jantung, tekanan darah
b. Auskultasi bunyi jantung (mur-mur)
c. Observasi warna kulit bayi (sianosis, pucat)
d. Kaji warna kuku, bibir
e. Gambaran nadi perifer, pengisian kapiler (<2-3 detik)
Data objektif
 Pengkajian suhu pada bayi RDS (36,5-37,5°C
 Pengkajian kulit bayi (warna kulit, tanda iritasi,
tekstur dan turgor kulit)
PENEGAKAN DIAGNOSA

Foto Thoraks
AGD
Hitung darah lengkap
Perubahan elektrolit
Biopsi paru
ASUHUAN KEBIDANAN
Gangguan Napas Ringan
1. Observasi napas bayi
2. Berikan oksigen, jika gangguan napas membaik kurangi
pemberian oksigen secara bertahap
3. Hentikan pemberian oksigen jika napas sudah normal
4. Jika bayi bisa menghisap, tetap berikan ASI
5. Observasi napas per 2 jam selama 24 jam
6. Bila gangguan napas memburuk, persiapkan penanganan
gangguan napas sedang dan berat
ASUHUAN KEBIDANAN
Gangguan napas sedang
1. Bersihkan jalan napas
2. Pertahankan kehangatan bayi
3. Pemberian oksigen
4. Bayi jangan diberi minum
5. Periksa suhu bayi, <36,5 atau >37,5 °C
6. Periksa tanda infeksi (air ketuban bercampur meconium, ketuban
pecah dini)
ASUHUAN KEBIDANAN
Gangguan Napas Berat
1. Bersihkan jalan napas
2. Pertahankan kehangatan bayi
3. Ventilasi tekanan positif dengan menggunakan balon dan sungkup
oksigen
4. Bila perlu pijat jantung luar
5. Amati terhadap tanda-tanda kegawatan atau sakit berat, persiapan
rujukan ke faskes tingkat lanjutan
THANKS!

Anda mungkin juga menyukai